Contoh Peta Ibu Hamil, Puskesmas Tebas, Kabupaten Sambas

127 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman Pokok Bahasan 1. Relasi SOP dengan program KINERJA 2. Pentingnya SOP 3. Penyusunan SOP Teknis 4. Penyusunan SOP Layanan 5. Monitoring Penerapan SOP melalui Kartu Kontrol. Metode Sesi Pelatihan: 1. Pemaparan materi 2. Diskusi dan tanya jawab 3. Kerja kelompok 4. Pemaparan hasil kerja kelompok. Sesi Pendampingan: 1. Sosialisasi materi 2. Pembentukan kelompok kerja yang melibatkan pemberi dan MSF 3. Menyusun SOP bersama pemberi layanan dan MSF 4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan SOP. sebagai cerminan dari akuntabilitas, tranparansi dan kualitas pelayanan. Tujuan Khusus Tujuan bagi peserta dalam Training of Trainers TOT: Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan mampu menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan. Setelah mengikuti TOT, peserta akan: 1. Mampu menjelaskan konsep Standard Operating Procedure SOP dan relasinya dengan Program KINERJA-USAID 2. Mampu menjelaskan peran penting SOP dalam menjaga kualitas pelayanan 3. Mampu mendampingi Puskesmas dalam menyusun Standard Operating Procedure SOP 4. Mampu mendampingi Puskesmas dalam monitoring dan evaluasi penerapan SOP. Tujuan bagi peserta dalam pelatihan instansi pemerintah dan unit pelayanan kesehatan: Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta akan: 1. Memahami konsep SOP dan realisasinya dengan program KINERJA-USAID 2. Memahami peran SOP dalam menjaga akuntabilitas dan kualitas pelayanan 3. Mampu menyusun SOP 4. Mampu menerapkan SOP 5. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi SOP. Lampiran A - Uraian Substansi 128 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman Alat dan bahan 1. LCD Projector 2. Laptop 3. FlipchartKertas PlanoMetaplanwhite board 4. Alat tulis 5. Materi Presentasi Waktu Sesi pelatihan: Dua hari a Hari I: Waktu Pokok Bahasan 1 x 45 menit Pembukaan Penjelasan singkat tentang Fokus Program KINERJA Bina Suasana 1 x 45 menit Standar Operating Procedure SOP dan relasinya dengan Program USAID-KINERJA Diskusi dan tanya jawab 1 x 45 menit Pentingnya SOP Diskusi dan tanya jawab materi 3 x 45 menit Proses Penyusunan SOP SOP Teknis dan SOP Alur Layanan Diskusi dan tanya jawab 2 x 45 menit Diskusi: Review SOP yang ada di puskesmas saat ini b Hari II: Waktu Pokok Bahasan 1 x 45 menit Review materi hari I 2 x 45 menit Praktek: Desain SOP Teknis Pemaparan hasil latihan 2 x 45 menit Praktek: Desain SOP Layanan Pemaparan hasil latihan 2 x 45 menit Penerapan SOP dan Pemantauan kepatuhan menjalankan SOP Diskusi dan tanya jawab Latihan menyusun instrumen dan rencana pemantauan kepatuhan menjalankan SOP 1 x 45 menit Penyusunan rencana tindak lanjut Penutupan Proses Fasilitasi Kegiatan Pelatihan

1. Pengantar

1. Fasilitator membuka sesi dengan menyampaikan pentingnya manajemen pelayanan puskesmas yang partisipatif, akuntabel, responsif, transparan dan inovatif. Penyusunan dan penerapan SOP merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin terselenggaranya manajemen pelayanan yang baik dan memenuhi aspek good governance tersebut. 2. Fasilitator menjelaskan desain kegiatan secara umum, yaitu akan diselenggarakan selama 2 hari, dengan alokasi waktu 8 x 45 menit per hari. Pada hari pertama dilakukan penyampaian materi tentang pentingnya 129 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman Standard Operating Procedure SOP dan proses penyusunannya. Hari kedua peserta diminta untuk berlatih menyusun SOP Teknis dan SOP Layanan, serta rencana pemantauan kepatuhan menjalankan SOP.

2. Proses pelatihan

1. Fasilitator atau nara sumber menyajikan materi sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Gunakan media pembelajaran yang sesuai untuk memudahkan penangkapan peserta. Bahan presentasi dapat menggunakan bahan yang tersedia dalam modul ini. Gunakan metode interaktif, dengan mengutamakan peran aktif dari seluruh peserta. Minta peserta untuk menyampaikan pendapatnya terkait dengan topik yang tengah dibahas. 2. Beri kesempatan kepada setiap peserta khususnya perempuan untuk mengajukan pertanyaan. Tawarkan dulu komentar atas pertanyaan peserta kepada peserta yang lain, agar suasana diskusi tidak hanya berjalan 1 arah. Tugas fasilitator adalah memfasilitasi proses diskusi dan mengarahkan jika ada proses diskusi yang menyimpang.

3. Sesi-sesi Hari I:

1. Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar 2. Sesi II: Nara sumber menyajikan materi tentang relasi SOP dengan program KINERJA. Aspek penting yang harus dijelaskan adalah keterkaitan antara SOP dengan undang-undang pelayanan publik sebagai dasar hukum yang mengatur bagaimana sebaiknya organisasi pelayanan publik dijalankan. Hal inilah yang menjadi fokus KINERJA yaitu mewujudkan tata kelola organisasi yang baik good corporate governance. 3. Sesi III: Nara sumber menyajikan materi tentang Pentingnya SOP. Hal-halyang perlu mendapat penekanan khusus adalah: pengertian SOP, manfaat SOP, dan macam- macam SOP. 4. Sesi IV: Nara sumber menyajikan materi tentang penyusunan SOP, baik SOP teknik maupun SOP layanan, yang meliputi langkah penyusunan, format, dan teknik penulisan SOP. Uraikan secara jelas kemungkinan adanya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan SOP. 5. Sesi V: Minta peserta untuk membentuk kelompok dan mendiskusikan kondisi daerah terkait dengan SOP program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif saat ini. Beberapa hal yang bisa disoroti diantaranya: kelengkapan SOP teknis dan SOP layanan dan kesesuaian SOP yang ada dengan kaidah penyusunan SOP.

3. Sesi-sesi Hari II:

1. Sesi I: Secara acak, minta perwakilan peserta untuk mereview materi yang telah dibahas di hari I. Lakukan review dalam Lampiran A - Uraian Substansi 130 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman suasana santai dengan menggunakan teknik permainan. 2. Sesi II: Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP teknis. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi hari sebelumnya, yaitu kegiatan penting yang belum ada SOP dari Kementerian Kesehatan, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP. Temuan yang belum sesuai dengan kaidah SOP akan menjadi masukan kepada Kementerian Kesehatan RI. 3. Sesi III: Sama seperti aktivitas pada sesi II, tetapi di sesi III ini adalah untuk SOP Layanan. Minta peserta untuk membentuk kelompok dan berlatih menyusun SOP Layanan. SOP yang hendak disusun sebaiknya ditentukan berdasarkan hasil diskusi hari sebelumnya, yaitu layanan penting yang belum ada SOP, atau sudah ada SOP tetapi belum sesuai dengan kaidah SOP. 4. Sesi IV: Nara sumber menyajikan materi tentang penerapan dan pemantauan SOP. Hal yang dijelaskan adalah langkah dalam menerapkan SOP mulai dari sosialisasi sampai dengan evaluasi dan revisi SOP. Aspek penting dalam fase penerapan SOP adalah pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Sehingga dalamsesi IV ini juga dibicarakan tentang instrumen pemantauan kepatuhan menjalankan SOP. Minta peserta untuk berlatih menyusun instrumen tersebut.

3. Penutup

Fasilitator menutup sesi dengan menarik kesimpulan dari hasil presentasi dan tanya jawab, serta penjelasan rencana tidak lanjut, termasuk memberikan masukan kepada dinas kesehatan berkaitan dengan perbaikan SOP kedepan bila diperlukan. Uraian Substansi

1. Program KINERJA dalam Standar Layanan

USAID-KINERJA memfokuskan dukungannya untuk optimalisasi kinerja lembaga pelayanan publik melalui intervensi pada sisi pengguna layanan demand dan sisi penyedia layanan supply. Pada sisi demand, yang dilakukan adalah meningkatkan kepedulian dan partisipasi aktifketerlibatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan yang disediakan oleh pemerintah daerah, yang disebut sebagai insentif. Pada sisi supply, yang dilakukan adalah meningkatkan kemampuan pemberi layanan dalam mengelola pelayanan melalui praktik yang baik yang disebut sebagai inovatif. Pada kedua sisi tersebut diterapkan proses tatakelola pemerintahan yang baik dengan memfokuskan pada partisipasi, tranparansi, akuntabilitas dan responsiveness. Berdasarkan empat unsur governance yang menjadi fokus KINERJA, maka penerapan standar 131 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman acuan yang dipakai sebagai patokan dalam penyelenggaraan kegiatantindakan merupakan bagian dari akuntabilitas. Pemberi layanan akan memberikan pelayanan yang mencapai standar yang ditentukan. Pelayanan publik harus dapat dipertanggung- gugatkan akuntabilitas kualitas pelayanan baik oleh pemberi layanan maupun penerima layanan. Salah satu bentuk pelayanan publik yang akuntabilitas adalah pelayanan yang berdasarkan standar operasional prosedur SOP. Kualitas dalam pelayanan kesehatan dipersepsikan menurut input, proses dan ouput. Pelayanan kesehatan dengan tempat yang mewah dan alat canggih merupakan faktor input yang sering dipersepsikan kualitas mutu oleh pengguna layanan terutama masyarakat kelompok menengah ke atas. Sedangkan SOP merupakan aspek kualitas dari sisi proses dimana seluruh pelayanan dilakukan sesuai dengan standar yang diterjemahkan dalam SOP. Kepuasan, tingkat kesembuhan, dan rendahnya kematian ibu merupakan indikator kualitas dari sisi output. USAID-KINERJA memfokuskan penguatan kualitas pelayanan kesehatan pada aspek proses dimana SOP sebagai pendorong dari kualitas pelayanan program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif. Pendekatan yang inovatif dari KINERJA terhadap SOP adalah mengembangkan pendekatan sedemikian rupa sehingga pengguna pelayanan mengetahui hak pelayanan sesuai dengan SOP. KINERJA membantu daerah dampingan terutama pengembangan SOP non tehnis meskipun KINERJA turut membantu daerah mengembangkan SOP tehnis karena permintaan dari dinas kesehatan kabupatenkota.

2. Persyaratan

Standar pelayanan yang didukung oleh KINERJA sesuai dengan amanat UU No. 252009 tentang Pelayanan Publik bahwa “Penyelenggara berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan dengan memperhatikan kemampuan penyelenggara, kebutuhan masyarakat, dan kondisi lingkungan” pasal 20 ayat 1. UU tersebut juga mengamanatkan penyusunan Standar Pelayanan Publik SPP ini dilakukan dengan melibatkan partisipasi masyarakat seperti tersurat dalam pasal 20 ayat 2, dengan tidak diskriminatif, terkait langsung dengan pelayanan, memiliki kompetensi dan mengutamakan musyawarah, dan memperhatikan keberagaman. KINERJA USAID juga membentuk suatu forum pada tingkat pelayanan yang disebut dengan Multi Stakeholder Forum MSF. Kelompok masyarakat yang non pemerintah akan mewakili pihak masyarakat dalam penyusunannya. Sehubungan kapasitas masyarakat terhadap SOP teknis sangat rendah, maka KINERJA memfokuskan keterlibatan masyarakat pada SOP Alur Layanan. Penyusunan standar pelayanan publik SPP harus memiliki beberapa komponen pasal 21 yaitu: a Dasar hukum b Persyaratan Lampiran A - Uraian Substansi 132 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman c Sistem, mekanisme, dan prosedur d Jangka waktu penyelesaian e Biaya tarif f Produk pelayanan g Sarana, prasarana, danatau fasilitas h Kompetensi pelaksana i Pengawasan internal j Penanganan pengaduan, saran, dan masukan k Jumlah pelaksana l Jaminan pelayanan yang memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan m Jaminan keamanan dan keselamatan pelayanan dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan resiko keragu- raguan n Evaluasi kinerja pelaksana. Sebagian dari SPP menentukan standar layanan, yaitu patokan dalam penyelenggaraan layanan, dan sebagiannya adalah SOP, yaitu metode atau tata cara untuk pelakukan kegiatan tertentu dalam proses pemberian layanan. Demi transparansi dalam pemberian layanan, KINERJA mendorong fasilitas publik seperti puskesmas untuk mempublikasikan Standar Layanan dan SOP layanan sebagaimana diamanatkan oleh UU Pelayanan Publik pasal 18, agar masyarakat: a Mengetahui kebenaran isi standar pelayanan b Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan c Mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan d Mendapat perlindungan, danatau pemenuhan pelayanan e Mampu melakukan advokasi dengan memberitahukan kepada pimpinan dan penyelenggara pelayanan untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan f Mengadukan pelaksana yang melakukan penyimpangan standar pelayanan danatau tidak memperbaiki pelayanan kepada penyelenggara, pembina penyelenggara, dan ombudsman g Mendapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan azas dan tujuan pelayanan.

3. Tujuan Standar Layanan dan SOP

Standar Layanan adalah standar yang menetukan kepada pemberi layanan tentang jenis pelayanan, persyaratan pelayanan, alur layanan, waktu pelayanan, waktu menyelesaikan pelayanan, petugas pemberi layanan, dan biaya yang mesti dibebankan, dan juga memberi informasi kepada masyarakat sehingga masyarakat mengetahui hak-haknya terhadap layanan tersebut. Bila Standar Layanan ditetapkan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah wajib memberi layanan yang mencapai atau melebihi standar yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Pemerintah daerah atau puskesmas dapat menetapkan Standar Layanan lokal bila tidak diatur oleh pemerintah pusat atau untuk melebihi standar yang ditetapkan pemerintah pusat. 133 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman Standard Operating Procedures SOP adalah dokumen yang berisi serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara melakukan kegiatan, waktu pelaksanaan, tempat penyelenggaraan dan aktor yang berperan dalam kegiatan. Dengan adanya prosedur tetap yang bersifat standar ini diharapkan siapapun, kapanpun dan dimanapun kegiatan tersebut dilakukan maka langkah-langkahnya tidak berubah sehingga akan memberikan kualitas hasil yang sama. SOP menjadi penuntun petugas kesehatan dalam memberi pelayanan teknis yang menjadi inti pelayanan kesehatan, yaitu menyangkut pengobatan dan tindakan medis pada pasien, dirancang berdasarkan ilmu kesehatan, dan ditetapkan sebagai standar nasional bahkan standar internasional, dan wajib dilaksanakan. Pemerintah daerah juga dapat menetapkan SOP lokal sebagai instruksi tertulis yang dibakukan mengenai cara mencapai Standar Layanan dimana tidak ada SOP nasional. SOP dan Standar Layanan yang dimaksudkan disini berbeda dengan SPP dan SPM. SPP adalah standar yang ditetapkan oleh pemerintah daerah sebagai standar yang harus dicapai dalam waktu tiga tahun. SPM adalah standar minimal nasional yang ditetapkan pemerintah pusat dan yang harus dicapai dalam waktu tertentu. Dua-duanya adalah standar yang akan tercapai sedangkan SOP dan Standar Layanan yang dibahas disini adalah standar yang wajib dilaksanakan sekarang.

4. Manfaat Standar Layanan dan SOP

Standard Operating Procedures sangat tepat diterapkan pada aktivitas organisasi yang cenderung bersifat rutin, berulang, serta menghendaki adanya keputusan yang terprogram guna melayani pelanggannya, misalnya proses pendaftaran pasien, proses pemeriksaan laboratorium, proses pelayanan obat, dan sebagainya. Dengan penerapan SOP secara konsisten maka semua kegiatan organisasi memiliki pedoman penyelenggaraan kegiatan yang merupakan suatu kebijakan yang komprehensif dalam peningkatan pelayanan dan kinerja organisasi. Di sisi lain, pelaksanaan SOP dan standar pelayanan jugasekaligusmemberi umpan balik feedback guna penyesuaian antara kondisi yang dipersyaratkan dengan kondisi riil yang ada guna mencapai kinerja individu dan kinerja organisasi yang lebih baik. Umpan balik tersebut diberikan kepada instansi yang menetapkan standar tersebut, agar dijadikan sebagai langkah perbaikan kinerja pelayanan dan kinerja organisasi berdasarkan konsep manajemen kinerja. Berbagai manfaat Standar Layanan dan SOP yang digunakan dalam organisasi diantaranya adalah sebagai berikut: 1. Sebagai standarisasi cara atau tindakan sehingga kapanpun kegiatan tersebut Lampiran A - Uraian Substansi 134 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman dilaksanakan dan oleh siapapun, akan memperoleh hasil yang sama 2. Mengurangi tingkat kesalahan dan kelalaian 3. Meningkatkan eisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas 4. Memberikan informasi mengenai beban tugas yang dipikul oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya. 5. Sebagai instrumen yang dapat melindungi pegawai dari kemungkinan tuntutan hukum karena tuduhan penyimpangan 6. Membantu pegawai menjadi lebih mandiri dan tidak tergantung pada intervensi manajemen, sehingga akan mengurangi keterlibatan pimpinan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari 7. Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan tugas 8. Menjamin konsistensi pelayanan kepada masyarakat, baik dari sisi mutu, waktu dan prosedur 9. Memberikan informasi mengenai kualiikasi kompetensi yang harus dikuasai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya 10. Menghindari tumpang tindih pelaksanaan tugas.

5. Penyusunan SOP

SOP masih dapat dibuat bila Kementerian Kesehatan atau Dinas Kesehatan belum membuatkan SOP terhadap suatu jenis kegiatan atau tindakan, sehingga daerah dapat melakukan penyeragaman terhadap sebuah tindakan kesehatan.

5.1 Langkah Penyusunan SOP

Pada umumnya langkah langkah yang dipergunakan dalam penyusunan SOP pada tingkat lokal adalah sebagai berikut: a Penetapan TopikJudul Judul hendaknya merepresentasikan tujuan dari pada kegiatan. Penulisan judul jangan terlalu panjang. Misalnya: • SOP penerimaan pasien di loket Puskesmas • SOP penanganan pengaduan • SOP pemeriksaan kehamilan • SOP inisiasi menyusu dini • SOP persalinan normal. b Penetapan Tujuan Tentukan tujuan topik untuk tiap SOP. Dalam penulisan tujuan, dapat menggunakan istilah SMART speciic, measurable, achievable, relevant dan timely , yaitu spesiik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan tepat waktu. c Menentukan Kegiatan Inti Dalam Mencapai Tujuan Identiikasi kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan di atas. Kegiatan tersebut haruslah sedetail mungkin, karena yang kita laksanakan bersifat tindakan operasional. d Menentukan Waktu Masing-masing Kegiatan Inti Perhitungkan waktu yang dipergunakan untuk melaksanakan setiap langkah kegiatan.