Kantung persalinan belum rutin

Lampiran A - Uraian Substansi 118 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman 1.2 Analisis masalah mengacu kepada hasil identiikasi potensi masalah. Dari jawaban tidak pada tabel di atas, maka dicari akar masalahnya dengan pertanyaan mengapa.

1.3 Alternatif Pemecahan masalah

a Alternatif pemecahan masalah dilakukan berdasarkan temuan akar masalah. b Alternatif pemecahan masalah yang diselesaikan dapat diterima oleh masyarakat dan Puskesmas; c Alternatif pemecahan masalah yang memiliki dampak lebih efektif dan eisien dalam penggunaan kantung persalinan. d Beberapa alternatif pemecahan yang ada, dibahas untuk memperoleh upaya yang paling tepat untuk mengatasi masalah dengan melibatkan sumber daya yang ada baik lintas programlintas sektor dan masyarakat multi actor.

1.4 Penyusunan rencana kerja POA=Plan of Action

- Tentukan prioritas pemecahan masalah dalam kantung persalinan. - Susun rencana kerja sesuai dengan alternative pemecahan masalah. - Menggali sumber dana yang diperlukan seperti pembuatan peta, kantung dan kartu. - Memulai revitalisasi kantung persalinan - Dalam penyusunan rencana penggunaan kantung persalinan harus melibatkan seluruh staf di KIA dan bidan desa.

2. Tahap Pelaksanaan

2.1 Sosialisasi kepada bidan desa dan masyarakat

a Sosialisasi kepada bidan desa bertujuan untuk menyamakan persepsi dalam pengisian dan pengiriman kartu persalinan ke Puskesmas. Bidan desa pada awal bulan mengirimkan kartu persalinan ke Puskesmas sekaligus ketika mengirimkan dokumen laporan ibu. Bidan desa diharuskan memiliki juga kantung persalinan di desanya. Bidan desa hanya membuat dua kartu bagi satu ibu hamil. b Sosialisasi ke camat, kepala desa dan kader bertujuan untuk mendiseminasi rencana Puskesmas untuk menyampaikan secara regular hasil pemantauan kantung persalinan sesuai dengan PWS KIA dan dukungan dari setiap pemangku kepentingan tersebut dalam keberhasilan persalinan yang aman di desa masing-masing. c Sasarannya peserta adalah pemangku kepentingan di Kecamatan multi stakeholder forum jika ada maupun Desa dari unsur pemerintahan kecamatan dan desa serta masyarakat sipil toga, toma, LSM, kader kesehatan, PKK, organisasi perempuan, anggota DPRD dapil bersangkutan, dan pemerhati kesehatan lainnya.