6
Tata Kelola Persalinan Aman
www.kinerja.or.id
Seri pembelajaran ini membutuhkan hal-hal mendasar yaitu 1 komitmen yang tinggi dari BupatiWalikota, DPRD dan Dinas Kesehatansektor teknis, 2 waktu pendampingan untuk pembentukan dan pendampingan
MSF sebaiknya 2 – 3 tahun, dan 3 untuk meningkatkan dinamika tata kelola pelayanan publik dibutuhkan inovasi kreatif untuk insentif dan sanksi bagi pemberi dan penerima layanan.
b Kepada Calon Organisasi Mitra Pelaksana
Kepada OMP yang melakukan advokasi terhadap layanan publik yang berpihak kepada masyarakat marjinal dan rentan, perubahan pelayanan publik dengan penguatan tiga pilar governance melalui inovasi kebijakan
lokal, pemberi layanan, dan penerima layanan terbukti cost effective. Adopsi dan adaptasi materi, alat, dan bahan yang sudah dikembangkan KINERJA sebagai pendekatan program dibidang lain menjadi pilihan yang
terbukti “membuat perubahan positif” dalam waktu 1 – 2 tahun pendampingan. Salah satu kunci keberhasilan dari 2 tahun pendampingan tersebut terjadi karena dilakukannya penguatan personil OMP dengan pendekatan
governance KINERJA diawal dan berkesinambungan selama proses pendampingan, yang dapat diperkuat oleh pihak universitas, lembaga diklat, dan Local ChampionSTTA.
c Kepada Lembaga Diklat
Lembaga yang melakukan pelatihan Diklat serta universitas direkomendasikan untuk memasukkan pendekatan governance KINERJA ke dalam kurikulum Diklat dan atau materi pelatihan dengan perspektif
jender yang kuat. Adopsi dan adaptasi materi, alat, dan bahan yang sudah dikembangkan KINERJA ke dalam bahan ajar Diklat yang sudah ada sebagai inovasi Diklat. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
petugas kesehatan yang sesuai standar dan SOP nasional menjadi kebutuhan yang bersifat segera dan menyeluruh.
7
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
BAB 1 PENDEKATAN KINERJA
Pendekatan Umum Program KINERJA
USAID-KINERJA adalah program bantuan teknis kepada 24 kabupatenkota di 5 provinsi di Indonesia. Dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014, terdapat 5 provinsi yang menjadi wilayah kerja USAID-KINERJA
yaitu Aceh, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Jawa Timur, dan pada tahun 2012 mencakup Papua. Program USAID-KINERJA difokuskan pada pengembangan tata kelola pemerintahan khususnya di aspek pelayanan
publik pada bidang kesehatan, pendidikan, dan pengembangan iklim usaha yang kondusif. KINERJA menawarkan beberapa paket untuk ketiga sektor tersebut dengan pendekatan yang komprehensif untuk
penguatan kapasitas dari sisi penyedia layanan dan pengguna layanan. Harapan KINERJA, pengalaman pemerintah daerah dalam reformasi komprehensif dalam satu-dua layanan
publik akan menjadi contoh yang baik agar pemerintah daerah secara mandiri dapat melakukan reformasi komprehensif dalam layanan publik pada program dan sektor lain.
KINERJA mendorong perbaikan layanan publik dari dua sisi, yaitu dari sisi pemberi layanan supply side dan sisi pengguna layanan demand side. Dengan adanya intervensi di kedua sisi tersebut, diharapkan upaya
untuk mencapai good governance menjadi lebih cepat, berkelanjutan dan dapat direplikasi. Penguatan pada sisi pemberi layanan dilakukan melalui pembangunan kapasitas internal terkait dengan
kebijakan, manajemen program, dan pemberian layanan. Penguatan pada sisi pemberi layanan dilakukan dengan menggunakan STTA short term technical assistanttenaga tehnik spesialis jangka pendek yaitu
konsultan lokal yang dikontrak berdasarkan kebutuhan, berpengalaman dan mempunyai keahlian untuk melakukan pelatihan, pendampingan, on the job training bagi petugas kesehatan di level dinas kesehatan dan
puskesmas, bahkan sampai pada pendampingan petugas di level masyarakat. Penguatan pada sisi penerima layanan dengan membangun kesadaran masyarakat baik secara individu,
berkelompok, maupun kelembagaanforum tentang haknya dan memberdayakan mereka agar turut berpartisipasi aktif dalam berbagai aktivitas yang dilakukan oleh pemberi layanan mulai dari perumusan
kebijakan, penyusunan rencana, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi programkegiatan.
8
Tata Kelola Persalinan Aman
www.kinerja.or.id
KINERJA bekerjasama dengan organisasi yang mempunyai pengalaman, keahlian dan keterampilan melaksanakan bantuan teknis di kabupatenkota, yang disebut Organisasi Mitra Pelaksana OMP. KINERJA
mengembangkan sistem dan menyusun program, kemudian OMP mendesain strategi untuk menterjemahkan program KINERJA sesuai kondisi lokal seperti bahan yang dipresentasikan disini. Para fasilitator OMP dilatih
sebelum bekerjasama dengan pemerintah daerah agar mempunyai kemampuan yang memadai dalam memberikan bantuan teknis bagi daerah mitra KINERJA. Di masa mendatang OMP-KINERJA diharapkan akan
menjadi mitra daerah setelah program KINERJA berakhir dan mampu memberikan bantuan teknis kepada daerah sebagai bagian dari strategi keberlanjutan dan replikasi.
Seri Pembelajaran ini dan bahan lain terlampir dapat dipakai, diadopsi, dan diadaptasi oleh pemda dan OMP menjadi lebih berdaya guna.
Bagi stakeholder lain, keberadaan modul ini akan memberi gambaran yang jelas tentang berbagai tahapan programkegiatan yang membutuhkan keterlibatan dan dukungan para pihak sehingga dapat berperan aktif
membantu unit pemberi layanan baik sebagai mediator, advokator, maupun motivator.
Inisiatif di Sektor Kesehatan
Dalam bidang kesehatan, USAID-KINERJA mendukung Kesehatan Ibu dan Anak sebagai prioritas utama kesehatan nasional jangka panjang dan jangka menengah melalui dua program yaitu 1 Persalinan Aman,
dan 2 Inisiasi Menyusui Dini IMD dan ASI Eksklusif. Kinerja melakukan penguatan terhadap Manajemen Puskesmas melalui pendampingan perencanaan puskesmas dengan sumber-sumber pendanaan yang
tersedia seperti Biaya Operasional Kesehatan BOK dengan keterlibatan aktif MSF, sehingga menjadi perencanaan layanan kesehatan dasar yang partisipatif, akuntabel, responsif, dan transparan. Inovasi ini
menjadi dasar bagi terselenggaranya program Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif yang efektif dan eisien sesuai dengan Standard Pelayanan Minimal SPM.
MSF bidang kesehatan yang beranggotakan unsur-unsur jurnalis warga, media lokal, akademisi, dinas kesehatan kabupatenkota, puskesmas, lintas sektor, DPRD, tokoh masyarakatagamaadat, dan masyarakat,
dengan keberpihakan kuat terhadap suara perempuan dan kaum muda pada level kabupaten dan kecamatan puskesmas menjadi penyeimbang supply dan demand side dengan berperan aktif sebagai mediator,
advokator, dan motivator.