Sesi I: Sudah dijelaskan dalam pengantar 2. Sesi II: Melaksanakan self-asessment untuk

115 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman 6. Monitoring keberadaan bidan di desa pada saat yang tepat. 7. Mempercepat berfungsinya desa siaga; 8. Meningkatkan cakupan pelayanan antenatal care sesuai standard; 9. Meningkatnya cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan terampil; 10. Meningkatnya kemitraan bidan dan dukun; 11. Dapat ditanganinya kejadian komplikasi secara dini; 12. Terpantaunya kesakitan dan kematian ibu dan bayi.

4. Penggunaan Kantung Persalinan

Kartu Kantung Persalinan mulai dibuat pada saat ibu memeriksakan kehamilan pada kunjungan pertama K1. Pada kunjungan selanjutnya K2, K3 dan K4, bidan harus tetap melakukan komunikasi baik dengan ibu hamil yang kehamilan normal tidak bermasalah maupun ibu hamil yang mengalami komplikasi selama masa kehamilan. Beberapa hal, informasi dan temuan dari hasil pemeriksaan seharusnya dituliskan atau dicatat pada kartu persalinan dan disimpan dalam Kantung Persalinan sesuai dengan bulan Taksiran Persalinan, seperti: • Identitas ibu nama, umur, alamat • Hari pertama haid terakhir HPHT • Taksiran persalinan • Riwayat pemeriksaan kehamilan antenatal care ANC • Faktor resiko pada ibu • Rencana penolong persalinan. Data ibu hamil harus dicatat pada kartu hamil yang di katagorikan dalam 3 kartu berwarna yaitu: • KARTU HIJAU adalah untuk data ibu hamil dengan resiko rendah • KARTU KUNING adalah untuk data ibu hamil dengan resiko sedang • KARTU MERAH adalah untuk data ibu hamil dengan resiko tinggi. Dari kartu di dalam Kantung Persalinan, yang berwarna kuning dan merah akan menjadi fokus perhatian yang lebih dari petugas kesehatan DokterBidan. Di atas Kantung Persalinan seharusnya digambarkan peta desa wilayah kerja puskesmas. Data ibu seperti nama, taksiran persalinan dan jenis resiko ditulis di atas peta tersebut. Sebaran dukun bersalin juga digambarkan di atas peta itu termasuk dukun yang bermitra dan tidak bermitra dengan bidan. Agar peta tersebut tidak harus diganti- ganti maka peta itu dilapisi plastik atau dibuat dari styrofoam agar mudah ditusuk dengan jarum pentul. Bidan atau staf yang bertugas di Ruang KIA melakukan tata tertib adminstrasi secara keseluruhan, bidan diwajibkan untuk mengumpulkan data seluruh ibu hamil di wilayah kerjanya.Setiap bulan, bidan koordinator dan kepala Puskesmas menganalisis kondisi ibu hamil. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah desa mana saja yang akan melahirkan pada bulan bersangkutan, siapa yang berisiko tinggi, bagaimana rencana persalinan, bagaimana riwayat pemeriksaan kehamilan, berapa Lampiran A - Uraian Substansi 116 www.kinerja.or.id Tata Kelola Persalinan Aman orang yang diperkirakan melahirkan kepada dukun, dan seterusnya. Bidan desa yang bertugas di desa tersebut diwajibkan berada di desa 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal taksiran persalinan. Jika bidan desa ingin mengambil cuti maka cutinya sebelum tanggal tersebut. Jika dalam kondisi mendesak dan bidan desa terpaksa tidak bisa berada di desa dalam waktu +2 minggu dari hari taksiran melahirkan, maka bidan koordinator akan memberi tanggung jawab pematauan dan pertolongan persalinan kepada bidan di desa lain yang terdekat. Kepala Puskesmas menyampaikan hasil analisis tentang kondisi persalinan kepada kepala desa dan kader secara rutin, tiap dua atau 3 bulan sekali. Beberapa hal yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah jumlah ibu yang melakukan pemeriksaan secara teratur, ibu yang bersalin pada bidan dan dukun, serta rencana persalinan bagi ibu yang risiko tinggi di desa masing-masing. Pada pertemuan ini, kepala Puskesmas meminta bantuan kepala desa dan kader untuk menyiapkan transportasi pada ibu yang diduga risiko tinggi jika terjadi hal-hal seperti perdarahan dan lainnya. Jika ada dukun yang sudah bermitra dan masih menolong persalinan dimohon bantuan kepala desa dan kader untuk menggali sebab dukun masih menolong persalinan.

5. Peran dan Tanggung Jawab Para Pihak

a Bidan Koordinator dan Bidan di Puskesmas Bidan atau staf yang bertugas di ruang KIA melakukan tata tertib adminstrasi secara keseluruhan, bidan diwajibkan untuk mengumpulkan seluruh data ibu hamil di wilayah kerjanya. Setiap bulan, bidan koordinator dan kepala puskesmas menganalisis kondisi ibu hamil. Hal-hal yang perlu dianalisis adalah desa mana saja yang akan melahirkan pada bulan bersangkutan, siapa yang beresiko tinggi, bagaimana rencana persalinan, bagaimana riwayat pemeriksaan kehamilan, berapa orang yang diperkirakan melahirkan kepada dukun, dan seterusnya. b Bidan desa Bidan desa yang bertugas di desa tersebut diwajibkan berada di desa 2 minggu sebelum dan sesudah tanggal taksiran persalinan. Jika bidan desa ingin mengambil cuti maka cutinya sebelum tanggal tersebut. Jika dalam kondisi mendesak dan bidan desa terpaksa tidak bisa berada di desa dalam waktu + 2 minggu dari hari taksiran melahirkan, maka bidan koordinator akan memberi tanggung jawab pemantauan dan pertolongan persalinan kepada bidan di desa lain yang terdekat. c Kepala Puskesmas Kepala puskesmas menyampaikan hasil analisis tentang kondisi persalinan kepada kepala desa dan