Secara umum PENDEKATAN KINERJA
11
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
sampai pada pencabutan izin praktek bagi petugas kesehatan yang sudah tidak mau berubah dan terus melakukan pelanggaran peraturan.
• Menggunakan dan mengadopsi pola yang sudah teruji oleh pemerintah pusat, kabupatenkota, universitas,
serta mitra pembangunandonor lain.
• Program dilaksanakan melalui peningkatan kapasitas melalui pelatihan, pendampingan dan berbagi serta
penyebarluasan informasi kepada unit layanan di daerah mitra.
• Dalam mendorong keberlanjutan program, maka dilaksanakan melalui pihak ketiga yaitu OMP dengan
mengutamakan sumberdayakapasitas lokal, supaya daerah mitra dapat bantuan fasilitasi setelah masa USAID-KINERJA selesai.
• Pentingnya kesetaraan gender, dan tindakan khusus positif bagi kelompok marjinal termasuk perempuan
dan pemuda untuk terlibat aktif dari proses perencanaan, pelaksanaan, sampai proses monitoring dan evaluasi. Kinerja mendukung program yang sejalan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
RPJMN, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD, dan Rencana Strategis Sektor Daerah, serta mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimal SPM Kesehatan. Pada level nasional,
KINERJA berkoordinasi dengan kementerian yang terkait: beberapa institusi seperti BAPPENAS, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah, dan Direktorat Jenderal PUM. Tim KoordinasiAdvisori dibentuk berdasarkan
kebutuhan, dengan melibatkan: Badan Perencanaan Nasional Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri Direktorat Jenderal PUM sebagai mitra utama untuk pengawasan pelaksanaan di
daerah, DJ Otonomi Daerah sebagai mitra utama untuk monitoring dan evaluasi dampak, DJ Pembangunan Daerah, BAKD, Kementerian Pendidikan, Kementerian PANRB, UP4K, serta lainnya.
Pengalaman Kabupaten Bulukumba tahun 2011 – 2013 dalam perbaikan Management Puskesmas: • Dimulai dengan identiikasi tanggapan pengguna layanan puskesmas atau Survei Pengaduan.
• Kemudian dibuat dan disepakati Janji Perbaikan Layanan Puskesmas • Janji Layanan ditandatangani oleh wakil pengguna MSF dan kepala puskesmas dengan disaksikan
oleh DPRD. • Puskesmas mulai melakukan pembenahan-pembenahan, seperti layanan loket yang kurang
memuaskan pasien, kemitraan bidan-dukun, kebersihan puskesmas dan toilet, serta tidak adanya ruang tunggu untuk pengantar.
• MSF membantu puskesmas untuk mencari jalan keluar dalam memenuhi Janji Perbaikan Layanan. • Puskesmas Bonto Bangun bersedia melakukan 32 jenis perbaikan dari harapan masyarakat.
Puskesmas Ujung Loe 18 jenis. • MSF kemudian melakukan monitoring terhadap Janji Perbaikan Layanan tersebut.
• Perbaikan yang sudah dilakukan termasuk: klinik layanan, ketersediaan SOP layanan, pembenahan ruang loket, sudah membedakan antara pasien balita, orang tua jompo, dan darurat diare diutamakan
dalam mendapatkan layanan pengobatan.
12
Tata Kelola Persalinan Aman
www.kinerja.or.id