4
Tata Kelola Persalinan Aman
www.kinerja.or.id
keberlanjutan program, pelaksanaan dukungan dilakukan melalui pihak Organisasi Mitra Pelaksana OMP serta Multi-Stakeholder Forum MSF dengan mengutamakan kapasitas lokal; 5 Sejalan dengan RPJMN,
RPJMD, dan Rencana Strategis Sektor Daerah.
2. Hasil Capaian KINERJA
Keberhasilan KINERJA pada tingkat pemberi layanan kesehatan telah dilakukan pendampingan di 4 provinsi, melalui 19 Dinas Kesehatan kabupatenkota dengan 61 puskesmas mitra. Sekitar 20 kabupaten
dan kota sudah mempunyai peraturan bupatiwalikota tentang Persalinan Aman, IMD dan ASI Eksklusif yang dibuat mengikuti aspek governance. 11 daerah sudah membiayai kegiatan forum para pemangku
kepentingan Multi-Stakeholder Forum, MSF dengan 61 MSF tingkat kecamatan. 61 puskesmas telah memasang SOP Alur Layanan sehingga terlihat oleh pengguna layanan, dan telah
membuat dan menempel di dinding puskesmas Janji Perbaikan Layanan sebagai respon terhadap Survei Pengaduan Pengguna Layanan. 33 puskesmas telah melakukan Kemitraan Bidan dan Dukun model
KINERJA yang sesuai kaidah governance, dan 45 puskesmas melakukan revitalisasi Kantong Persalinan. Rata-rata daerah mitra telah menambah jumlah konselor IMD dan ASI Eksklusif dan jumlah kelas ibu
hamil, dan telah membuat ruang ASI atau pojok laktasi di fasilitas umum yang sesuai standar dan SOP nasional. Terbangunnya kemitraan dengan lintas sektor seperti dinas pendikan dan departemen agama
sangat mempercepat gerakan perubahan perilaku masyarakat. Ada juga 3 Dinas Kesehatan, dan puluhan Puskesmas telah menolak bekerjasama dengan susu formula bayi karena mendukung IMD dan ASI
Eksklusif, sehingga angka cakupan IMD dan ASI Eksklusif meningkat nyata. Pada sisi demand, MSF termasuk media lokal sudah berperan aktif sebagai pengawas, motivator, dan
advokator dalam melakukan perubahan dan perbaikan layanan kesehatan pada tingkat dinas kesehatan dan puskesmas. MSF telah melakukan pengelolaan managemen pengaduan, dan terlibat dalam
perencanaan, penentuan prioritas, dan monitoring Jaminan Persalinan Aman JAMPERSAL, Biaya Operasional Kesehatan BOK, serta sumber pendanaan lain yang tersedia di puskesmas. MSF melakukan
pengawasan terhadap implementasi SOP, janji perbaikan layanan dan lainnya. MSF turut melakukan advokasi kepada pemerintahan desa untuk mengalokasikan anggaran dana desa untuk kemitraan bidan
dan dukun. MSF terlibat dalam audit maternal tingkat kecamatan, menggerakkan masyarakat basis secara
berkelompok dan individu untuk menjadi promotor dan motivator ANC dan persalinan di fasilitas
5
www.kinerja.or.id
Tata Kelola Persalinan Aman
kesehatan dengan inovasi sumberdaya dan bahasa lokal sehingga mempercepat perubahan prilaku dan berkelanjutan. Partisipasi publik, transparansi dan akuntabilitas pemberi layanan jelas menjadi roh
kegiatan KINERJA.
3. Keberlanjutan Program
Inisiatif yang sudah dilakukan oleh KINERJA di daerah dan puskesmas mitra perlu keberlanjutan dan perbaikan yang berkesinambungan dengan dukungan penuh pemerintah daerah. Perubahan melalui
pendekatan governance KINERJA yang telah dicapai saat ini, adalah awal dari penguatan tiga pilar governance yang dapat dijadikan sebagai stimulan dan menjadi tempat pembelajaran bagi puskesmas lain
baik yang berada di wilayah mitra maupun di luar daerah dampingan KINERJA.
4. Lingkup Dokumen ini
Seri Pembelajaran ini terdiri atas 4 bab dengan ringkasan eksekutif memuat tentang tujuan dan keberhasilan KINERJA selama 2 tahun pendampingan. Bab 1 menampilkan pendekatan umum proyek,
bentuk dukungan inisiatif di sektor kesehatan, dan prinsip KINERJA dalam tata kelola Persalinan Aman. Bab 2 menjelaskan pengalaman KINERJA dalam mendukung Tatakelola Persalinan Aman, tahapan
dalam memulai inisiatif di daerah, pengaturan pekerjaan, sampai pada proses kerja dan perubahan yang dihasilkan. Bab 3 berisikan tantangan yang dihadapi serta strategi untuk mencapai sukses. Bab 4 memuat
rekomendasi kepada berbagai pihak untuk replikasi dan scaling up baik dalam daerah mitra maupun di luar daerah mitra.
5. Rekomendasi
a Kepada Pimpinan Daerah
Pendekatan governance KINERJA dengan memperkuat supply dan demand side terbukti meningkatkan
perbaikan layanan publik dalam waktu 1 – 2 tahun pendampingan. Pendekatan ini dapat direplikasi kedalam program lainnya di dinas kesehatan secara bertahap sesuai ketersediaan anggaran daerah, juga
dapat di scaling up di semua layanan publik lainnya dengan memperjelas peran unit layanan, MSF, dan OMP, sedangkan fungsi LPSS dapat juga digantikan oleh manajemen tingkat 3 atau 4 dari sektor teknis
bila pendanaan daerah terbatas.