sTRUKTUR PeRMoDaLan employee Turnover Rate
Tagihan yang Jatuh Tempo dan Tagihan yang mengalami Penurunan nilaiImpairment
• Tagihan yang telah jatuh tempo merupakan tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90
sembilan puluh hari, baik atas pembayaran pokok danatau pembayaran bunga.
• Tagihan yang mengalami penurunan nilai adalah adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti
obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa
yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut
berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset
keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan nilai CKPn
individual dan kolektif, serta metode statistic yang digunakan dalam perhitungan CKPn
• CKPN Individual adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara individual CKPN dihitung dari selisih antara nilai wajar kini dan nilai wajar
sebelum impair.
• CKPN Kolektif adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya
dievaluasi secara kolektif, yaitu aset keuangan yang penurunan nilainya tidak dievaluasi secara
individual atau dievaluasi secara individual namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan
nilai CKPN dihitung dari POD BIC.
• Penentuan CKPN secara individualkolektif akan ditentukan jenis evaluasi yang akan digunakan
berdasarkan parameter nilai signiikansi = atau , tetapi jika yang dievaluasi secara individual
tidak dievaluasi secara kolektif namun jika tidak ada bukti obyektif dalam hal ini tunggakan
perubahan kolektibilitas ke NPL, maka akan dievaluasi secara kolektif.
Tabel 2.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah – Bank secara individual
Table 2.1.a. net Receivables by area - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 469 See attachment page 469
Tabel 2.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.1.b. net Receivables by area - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 470 See attachment page 470
Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank secara individual
Table 2.2.a. net Receivables by Remaining Contract Period - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 471 See attachment page 471
Tabel 2.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.2.b. net Receivables by Remaining Contract Period - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 472 See attachment page 472
Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sektor ekonomi – Bank secara individual
Table 2.3.a. net Receivables by economic sector - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 473 See attachment page 473
Matured Payments and impairment Payments
• A matured payment is a payment which has been due more than 90 ninety days, either for
its principal payment andor interest payment. • An impairment payment is a condition in which
the objective evidence showed an adverse event as a result of one or more events occurring after
the initial recognition of credit, and such adverse event afects the estimation of the future cash
low on inancial assets or inancial asset groups which can be estimated reliably.
approach applied in allocating an allowance for impairment Losses CKPn, individually and
collectively, as well as the statistical method applied in CKPn calculation
• Individual CKPN is an allowance allocated for a inancial asset in which its impairment is
evaluated individually. CKPN is calculated from the diference between the current reasonable
value and the pre-impairment reasonable value.
• Collective CKPN is an allowance allocated for a inancial asset in which its impairment is
evaluated collectively; the inancial asset in which its impairment is not evaluated individually or is
evaluated individually but there is no objective evidence of impairment. CKPN is calculated
from POD BIC.
• The individuallycollectively allocated CKPN will determine the type of evaluation to be applied
according to a parameter of signiicance level = or when it is individually not collectively
evaluated, but if there is no objective evidence, in this regard, arrears or changes in collectability
to NPL, then it will be collectively evaluated.
Tabel 2.3.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sektor ekonomi – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.3.b. net Receivables by economic sector - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 475 See attachment page 475
Tabel 2.4.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah – Bank secara individual
Table 2.4.a. Receivables and allowances by area - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 477 See attachment page 477
Tabel 2.4.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan Wilayah – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.4.b. Receivables and allowances by area - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 478 See attachment page 478
Tabel 2.5.a. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan sektor ekonomi – Bank secara individual
Table 2.5.a. Receivables and allowances by economic sector - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 479 See attachment page 479
Tabel 2.5.b. Pengungkapan Tagihan dan Pencadangan Berdasarkan sektor ekonomi – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.5.b. Receivables and allowances by economic sector - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 481 See attachment page 481
Tabel 2.6.a. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan nilai – Bank secara individual
Table 2.6.a. Detailed Changes in allowances for impairment Losses - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 483 See attachment page 483
Tabel 2.6.b. Pengungkapan Rincian Mutasi Cadangan Kerugian Penurunan nilai – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 2.6.b. Detailed Changes in allowances for impairment Losses - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 483 See attachment page 483
Risiko Kredit dengan Pendekatan standar
Bank dalam menghitung aset tertimbang menurut risiko ATMR khusus risiko kredit menggunakan
metode perhitungan pendekatan standar standardized approach sesuai dengan SEBI
No. 136DPNP2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR untuk Risiko
Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar.
Kategori Portofolio Yang Menggunakan Peringkat
Pengungkapan tagihan bersih berdasarkan kategori portofolio secara Individual dan Konsolidasi
berdasarkan bobot risiko setelah memperhitungkan dampak mitigasi risiko kredit dan skala peringkat
bank secara konsolidasi dimuat dalam Tabel 3.1.a dan 3.1.b.
Lembaga Pemeringkat Yang Digunakan
Bank Victoria menggunakan peringkat yang diterbitkan oleh lembaga pemeringkat yang
diakui sesuai dengan peraturan Bank Indonesia seperti diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia
No. 1331DPNP tanggal 22 Desember 2011 perihal Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui
Bank Indonesia, antara lain: Moody’s, Standard Poor’s, Fitch, Peindo, Moody’s Indonesia dan Fitch
Indonesia.
Tabel 3.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan skala Peringkat – Bank secara individual
Table 3.1.a. net Receivables by Portfolio Category and Rating scale - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 484 See attachment page 484
Credit Risks with standardized approach
In calculating risk-weighted assets ATMR, especially of credit risks, the Bank applies a standardized
approach pursuant to Bank Indonesia’s Circular SEBI No. 136DPNP on Guideline for Calculating
Risk-Weighted Assets ATMR of Credit Risks by Applying a Standardized Approach.
Portfolio Category applying Rating
Net receivables by portfolio category, individually and consolidated, and by risk weight, after considering
the credit risk mitigation impacts and bank’s rating scale in consolidated are shown in Tables 3.1.a and
3.1.b.
Rating agency Used
Bank Victoria used ratings as published by recognized rating agencies pursuant to Bank Indonesia’s
regulation as stipulated in Bank Indonesia’s Circular No. 1331DPNP dated December 22, 2011 on Rating
Agencies and Ratings Recognized by Bank Indonesia, including: Moody’s, standard Poor’s, Fitch, Peindo,
Moody’s Indonesia, and Fitch Indonesia.
Tabel 3.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Kategori Portofolio dan skala Peringkat – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 3.1.b. net Receivables by Portfolio Category and Rating scale - Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 486 See attachment page 486
Pengungkapan Risiko Kredit pihak lawan counterparty credit risk, termasuk jenis
instrumen mitigasi yang lazim diterima atau diserahkan oleh Bank
Counterparty Credit Risk timbul dari jenis transaksi derivatif Over The Counter OTC dan transaksi repo
reverse repo baik pada posisi trading book maupun banking book.
Bank tidak memiliki eksposur transaksi derivatif Over The Counter OTC dan transaksi repo. Sementara
itu, pengungkapan risiko kredit pihak lawan dari transaksi reverse repo dimuat dalam Tabel 3.2.c.1
dan 3.2.c.2..
Tabel 3.2.c.1. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara individual
Table 3.2.c.1. Counterparty Credit Risks: Reverse Repo Transactions – Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 488 See attachment page 488
Tabel 3.2.c.2. Pengungkapan Risiko Kredit Pihak Lawan: Transaksi Reverse Repo - Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 3.2.c.2. Counterparty Credit Risks: Reverse Repo Transactions – Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 489 See attachment page 489
Mitigasi Risiko Kredit dengan menggunakan Pendekatan standar
Pada prinsipnya setiap pemberian kredit harus disertai dengan jaminan. Jaminan yang dimaksud
adalah keyakinan dari Bank bahwa Debitur akan mampu mengembalikan semua kewajibannya.
Dalam prakteknya diperlukan agunan sebagai second way out, dalam hal Debitur tidak mampu
mengembalikan kewajibannya. a. Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai
dan mengelola agunan. Kebijakan, prosedur, dan proses untuk menilai
dan mengelola agunan Bank sesuai dengan ketentuanPeraturan Otoritas yang berlaku
dan telah dituangkan kedalam kebijakan dan prosedur penilaian appraisal internal Bank.
b. Pihak-pihak utama pemberi jaminangaransi dan kelayakan kredit credit worthiness dari pihak-
pihak tersebut. Kelayakan kredit credit worthiness adalah
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban kreditnya. Fokus utama analisis kredit
terletak pada risiko, diantaranya meliputi analisis likuiditas maupun solvabilitas. Alat analisis
kredit dan kriterianya untuk penilaian beragam ketentuan tanggal jatuh tempo, jenis, dan
tujuan kontrak utangnya.
Counterparty credit risks, including types of mitigating instruments of normally accepted or
submitted by the Bank.
Counterparty credit risks are caused by types of derivative transactions of Over the Counter OTC
and reporeverse repo transactions, both in positions of trading book and banking book.
The Bank does not have any exposures of derivative transactions of Over the Counter OTC and repo
transactions. Exposures of counterparty credit risks from reverse repo transactions are shown in the
following Table 3.2.c.1 and 3.2.c.2..
Credit Risk Mitigation applying a standardized approach
Basically, each credit granted shall include guarantee. Such guarantee means the Bank’s conidence that the
Debtor will be able to pay back all of its obligations. As a matter of fact, the Bank requires collateral as a
second way out in the event that the Debtor fails to meet its obligation.
a. The policy, procedure, and process of valuing and managing collateral.
The Bank’s policy, procedure, and process of valuing and managing collateral are pursuant
to applicable regulations of the Authority and have been elaborated into the Bank’s policy and
procedure of internal appraisal.
b. Main parties providing a guarantee and creditworthiness of the parties.
The creditworthiness is the corporation’s capability to fulill its credit obligation. The main
focus of credit analysis lies on risks, including among others the liquidity and solvability
analysis. The credit analysis tool and valuation criteria vary in terms of provisions on due date,
types, and purpose of credit agreement.
c. Informasi tingkat konsentrasi yang ditimbulkan dari penggunaan teknik mitigasi risiko kredit.
Pengungkapan konsentrasi berdasarkan penggunaan teknik mitigasi risiko kredit adalah
Bank memiliki konsentrasi pada tagihan kepada korporasi. Bank melakukan pengelolaan risiko
konsentrasi kredit dengan menentukan limit untuk sektor industri untuk mengoptimalisasi
alokasi modal Bank pada suatu tingkat risikorisk appetite dan risk tolerance yang bisa diterima.
Tabel 4.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit – Bank secara
individual
Table 4.1.a. net Receivables by Risk Weight after Considering Credit Risk Mitigation impacts – Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 490 See attachment page 490
Tabel 4.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Bobot Risiko setelah Memperhitungkan Dampak Mitigasi Risiko Kredit – Bank secara
Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 4.1.b. net Receivables by Risk Weight after Considering Credit Risk Mitigation impacts – Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 493 See attachment page 493
Tabel 4.2.a. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit – Bank secara individual
Table 4.2.a. net Receivables and Credit Risk Mitigation impacts – Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 496 See attachment page 496
Tabel 4.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih dan Teknik Mitigasi Risiko Kredit – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak
Table 4.2.b. net Receivables and Credit Risk Mitigation impacts – Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 499 See attachment page 499
Tabel 6.1.1. Pengungkapan eksposur aset di neraca Perhitungan aTMR Risiko Kredit Pendekatan standar – Bank secara individual
Table 6.1.1. assets in the Balance sheet Calculation of RWa of Credit Risks by applying a standardized approach – Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 504 See attachment page 504
Tabel 6.1.2. Pengungkapan eksposur Kewajiban Komitemen Kontinjensi pada Transaksi Rekening administrasi
Tabel 6.1.2.. CommitmentContingency Liabilities in administrative account Transactions
Lihat Lampiran halaman 505 See attachment page 505
Pengungkapan Transaksi sekuritisasi
Bank menyajikan pengungkapan-pengungkapan yang cukup mengenai informasi-informasi yang
dihadapi. Sehingga informasi mengenai eskposur risiko tersedia bagi pengguna laporan keuangan.
Selain dapat menilai risiko saat ini dan mendatang, juga mengevaluasi informasi yang diungkapkan
dalam membangun tingkatan risiko yang dihadapi.
Sedangkan pengungkapan kualitatif meliputi eksposur timbulnya risiko, tujuan, kebijakan dan
proses pengelolaan risiko yang diterapkan pada bank. Bank tidak memiliki eksposur transaksi
sekuritisasi dimana bank bertindak sebagai kreditur asal, namun memiliki eskposur pada Efek Beragun
Aset EBA yaitu Bank bertindak sebagai pemodal.
Tabel 5.1.a. Pengungkapan Transaksi sekuritisasi - Bank secara individual Table 5.1.a. securitization Transaction - Bank, individually
Lihat Lampiran halaman 502 See attachment page 502
Tabel. 5.1.b. Pengungkapan Transaksi sekuritisasi - Bank secara Konsolidasi Dengan Perusahaan anak
Table 5.1.b. securitization Transaction – Bank, Consolidated with subsidiaries
Lihat Lampiran halaman 503 See attachment page 503
c. Information on the extent of concentrated credit as resulted from the use of credit risk mitigating
techniques. The exposure of the concentrated credit by using
of credit risk mitigating techniques means that the Bank concentrates on receivables from the
corporation. The Bank conducts concentrated credit risk management by determining limits
for the industrial sector to optimize the Bank’s capital allocation at a certain risk level risk
appetite and acceptable risk tolerance.
Exposure of Securitization Transaction
The Bank presents adequate exposures on relevant information in order the information on risk
exposures to be available for users of inancial statements. In addition to assess current and future
risks, it also evaluates information revealed to set the extent of risks encountered.
Qualitative exposures include exposed risks, goal, policy, and process of risk management prevailing in
the Bank. The Bank does not have any exposure of securitization transaction where it acts as an original
creditor, but has an exposure of Asset-backed Securities where it acts as an investor.