mengevaluasi posisi yang dilaporkan di Surat Pemberitahuan Tahunan SPT sehubungan dengan situasi yang berbeda
dalam aturan pajak yang membutuhkan interpretasi. Jika diperlukan, manajemen menentukan provisi berdasarkan
jumlah yang diharapkan akan dibayar kepada otoritas pajak.
Beban pajak Bank terdiri dari pajak kini dan pajak tangguhan. Pajak diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian, kecuali
jika pajak tersebut terkait dengan transaksi atau kejadian yang langsung diakui di pendapatan komprehensif lain atau
langsung diakui ke ekuitas. Dalam hal ini, pajak tersebut masing-masing diakui dalam pendapatan komprehensif lain
atau ekuitas.
Adapun kontribusi Bank kepada Negara melalui pembayaran pajak penghasilan adalah sebagai berikut.
Tabel Beban Pajak Penghasilan Table of income Tax expenses
dalam juta Rp in million Rp
Uraian 2015
2014 Pertumbuhan
Growth Description
1 2
3 4=2-3
5=2-33 1
Bank 7,908
22,132 14,224
64.27 Bank
Pajak Kini 39,494
32,875 6,618
20.13 Current Tax
Manfaat Beban Pajak Tangguhan
31,586 10,743
20,843 194.01
Deferred Tax Beneit Expense
entitas anak 7,984
6,299 1,685
26.75 subsidiary
Pajak Kini -
- -
- Current Tax
Manfaat Beban Pajak Tangguhan
7,984 6,299
1,685 26.75
Deferred Tax Beneit Expense
Konsolidasian 76
15,833 15,909
100.48 Consolidated
Pajak Kini 39,494
32,875 6,618
20.13 Current Tax
Manfaat Beban Pajak Tangguhan
39,570 17,042
22,528 132.19
Deferred Tax Beneit Expense
ToTaL 76
15,833 15,909
100.48 ToTaL
Pada tahun 2015, Bank menerima manfaat pajak penghasilan yang mencapai Rp0,08 miliar. Sedangkan,
pada tahun 2014, Bank melakukan pembayaran pajak penghasilan yang mencapai Rp15,84 miliar. Hal tersebut
khususnya disebabkan manfaat pajak penghasilan yang diterima Entitas Anak lebih besar dari pembayaran pajak
penghasilan yang dilakukan oleh Bank. Pada tahun 2015, Entitas Anak menerima manfaat pajak penghasilan yang
mencapai Rp7,98 miliar yang berasal dari manfaat pajak tangguhan. Sedangkan, Bank melakukan pembayaran pajak
penghasilan yang mencapai Rp7,91 miliar yang khususnya berasal dari peningkatan pajak kini.
DaMPaK PeRUBaHan TinGKaT sUKU BUnGa TeRHaDaP KineRJa BanK
Selama tahun 2015, Bank Indonesia berhasil menjaga tingkat suku bunga pada tingkat 7,50, walaupun di awal tahun
dapat diturunkan sebesar 25 basis poin. Hal ini terlaksana dengan mempertimbangkan tingginya ketidakpastian di
pasar keuangan global, terutama disebabkan kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral AS Fed Fund Rate dan
evaluates its positions, which are reported in its Annual Tax Return Form SPT, in relation with the diferent situations in
the tax rules that require further interpretation. If necessary, the management determines a provision based on the
amount expected to be paid to the tax authorities.
The Bank’s tax expenses consist of current tax and deferred tax expenses. Taxes are recognized in the consolidated
statements of income, unless the tax is related to the transactions or events directly recognized in other
comprehensive income or directly recognized in equity. In this case, the respective tax is recognized in either other
comprehensive income or equity.
The Bank’s contribution to the State through the payment of income tax is as follows.
In 2015, the Bank received tax beneit of Rp0.08 billion, while in 2014 the Bank incurred income tax expense of Rp15.84
billion. This was owing to the income tax beneit of Subsidiary being larger in amount than the payment of income tax
expense made by the Bank. In 2015, the Subsidiary of the Bank received income tax beneit of Rp7.98 billion arising
from deferred tax beneits, while the Bank paid income tax expense of Rp7.91 billion owing to the increase in current
tax.
eFFeCTs oF CHanGes in inTeResT RaTe on THe BanK’s PeRFoRManCe
In 2015, Bank Indonesia maintained its interest rate at 7.50, although at the beginning of the year it was reduced
by 25 basis points. This was accomplished by considering the great uncertainty in global inancial markets, particularly
due to the possibility of higher interest rate of the US Central Bank Fed Fund Rate and the diversity of monetary policies
keberagaman kebijakan moneter yang ditempuh oleh Bank Sentral Eropa, Jepang, dan Tiongkok. Hasil dari terjaganya
tingkat suku bunga tersebut berdampak positif terhadap perubahan tingkat suku bunga di industri perbankan selama
tahun 2015, yakni terhadap tingkat suku bunga tabungan, deposito, dan kredit. Dampak dari perubahan tingkat suku
bunga perbankan tersebut adalah penurunan beban bunga Bank sebesar 2,15 di tengah pertumbuhan dana pihak
ketiga sebesar 6,15. Selain itu, pertumbuhan kredit yang diberikan mengalami peningkatan sebesar 4,73.
aKseLeRasi PeRTUMBUHan FEE BASED INCOME
Dalam meningkatkan fee based income, Bank Victoria meningkatkan jumlah nasabah dari segmentasi yang
menjadi target Bank. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan aktivitas baru. Selama tahun 2015, Bank Victoria bekerja
sama dalam memasarkan produk asuransi bancassurance, yaitu VIP Pro, VIP Super Plan, VIP Maxima Link, VIP Family
Plan, dan VIP Lifestyle Protector. Melalui strategi tersebut, Bank telah berhasil meningkatkan fee based income
bancassurance product sebesar Rp2,29 miliar atau menjadi Rp4,45 miliar dari Rp2,16 miliar di 2014.
sTRUKTUR MoDaL
KeBiJaKan sTRUKTUR MoDaL
Pada tahun 2015, manajemen Bank Victoria dan Entitas Anak telah menyusun rencana permodalan berdasarkan penilaian
dari penelaahan atas kebutuhan kecukupan permodalan yang dipersyaratkan dan mengkombinasikannya dengan
tinjauan perkembangan ekonomi terkini. Bank senantiasa menghubungkan tujuan keuangan dan kecukupan modal
terhadap risiko melalui proses perencanaan modal.
Demikian pula dengan bisnis yang didasarkan pada permodalan dan persyaratan likuiditas Bank. Kebutuhan
permodalan tersebut direncanakan dan didiskusikan secara rutin dengan didukung data-data analisis. Rencana
permodalan tersebut disusun oleh Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank dan disetujui oleh Dewan
Komisaris.
Dalam menyusun rencana permodalan, manajemen menerapkan kebijakan tersebut untuk memastikan bahwa
Bank memiliki modal yang kuat dan untuk menciptakan struktur permodalan yang kuat sehingga dapat mendukung
strategi pengembangan ekspansi usaha saat ini dan mempertahankan kesinambungan pengembangan usaha
di masa mendatang. Selain itu, kebijakan permodalan ditetapkan untuk memenuhi ketentuan kecukupan
permodalan yang ditetapkan oleh regulator serta memastikan agar struktur permodalan Bank telah eisien.
pursued by the central banks of Europe, Japan, and China. The results of the maintained interest rate had a positive
impact on the changes in the interest rates in the banking industry throughout 2015, namely the interest rates for
saving deposits, demand deposits, and loans. The impact of changes in interest rates was that the Bank’s interest
expense decreased by 2.15 as third party funds grew by 6.15. In addition, the growth in lending was 4.73.
GRoWTH aCCeLeRaTion oF Fee-BaseD inCoMe
In increasing fee-based income, Bank Victoria increased the number of customers from the segments that are targeted by
the Bank. This was carried out through the implementation of new activities. In 2015, Bank Victoria cooperated in the
marketing of insurance products bancassurance, namely VIP Pro, VIP Super Plan, VIP Maxima Link, VIP Family Plan,
and VIP Lifestyle Protector. Thanks to this strategy, the Bank managed to increase its fee-based income by Rp2.29 billion
from its bancassurance products, reaching Rp4.45 billion, up from Rp2.16 billion in 2014.
CaPiTaL sTRUCTURe
CaPiTaL sTRUCTURe PoLiCY
In 2015, the management and subsidiaries of Bnak Victoria developed a capital planning based on an assessment of the
review of the capital adequacy requirements combined with a review of the latest economic developments. The Bank
always relates its inancial objectives with capital adequacy against risk through the capital planning process, as are
businesses that are based on the Bank’s capital and liquidity requirements. The capital requirements are planned and
discussed on a regular basis with the support of data analysis. The capital planning is prepared by the Board of
Directors as part of the Bank’s business plan and approved by the Board of Commissioners.
In preparing the capital planning, the management applies the policy to ensure that the Bank has a strong capital and
to create a strong capital structure so as to support the development strategy of the current business expansion
and maintain continuity of future business developments. In addition, the capital policy is set to comply with the capital
adequacy requirements set by the regulator and to ensure that the capital structure of the Bank is eicient.