income Loss after income Tax
The Bank has no other signiicant commitments and contingencies apart from the ones stated above.
CHanGes in ReGULaTions WiTH siGniFiCanT iMPaCT on THe BanK
In 2015 there were no changes in regulations with signiicant impact on Bank Victoria.
CHanGes in aCCoUnTinG PoLiCY
Bank Victoria has implemented its accounting policy consistently in the Consolidated Financial Statements for the
years ended 31 December 2015 and 2014 in accordance with the prevailing Financial Accounting Standards in Indonesia.
In these inancial statements, the Bank has implemented the signiicant changes in accounting policy owing to the issuance
of new standards, amendments and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of Indonesian
Institute of Accountants DSAK-IAI efective on or after 1 January 2015.
New standards, amendments and interpretations which were relevant to the Bank and resulted in changes to Bank’s
Consolidated inancial statements are as follows.
a. SFAS 1 revised 2013 “Presentation of inancial statements”.
SFAS 1 revised 2013 requires the entity to bank items presented in other comprehensive income on the basis
of whether those items may potentially be reclassiied to proit or loss subsequently. The statement of other
comprehensive income in these inancial statements has been revised to relect the SFAS 1 revised 2013.
b. SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits”. The implementation of SFAS 24 revised 2013 “Employee
beneits” resulted in the change of the Group’s accounting policy, as follows.
1 All services expenses in the past are directly
recognized on the statements of income. Prior to this, past service expenses were recognized based on the
direct line method throughout the vesting period, if the change was conditional to the remainder of the
services of the employees for the vesting period.
2 Interest expenses and expected returns from the program assets are replaced with the net interest
Uraian 2015
2014 Description
Liabilitas Kontijensi Contingent Liabilities
Penerbitan Jaminan Dalam Bentuk Bank Garansi Issued Bank Guarantees
Pihak Ketiga 177,763
182,822 Third Parties
Pihak Berelasi 158
158 Related Parties
Tagihan Kontijensi - neto 45,487
110,831 Contingent Receivables – Net
Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontijensi - neto 1,400,539
1,449,922 Total Commitment and Contingencies
Liabilities – net
Bank tidak memiliki komitmen dan kontijensi signiikan lainnya selain komitmen dan kontijensi yang telah
diungkapkan di atas.
PeRUBaHan PeRaTURan PeRUnDanG-UnDanGan YanG
BeRPenGaRUH siGniFiKan TeRHaDaP BanK
Pada tahun 2015, tidak ada perubahan peraturan perundang- undangan yang berpengaruh signiikan terhadap Bank
Victoria.
PeRUBaHan KeBiJaKan aKUnTansi
Bank Victoria telah menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk
tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di
Indonesia. Pada laporan keuangan tersebut, Bank telah menerapkan perubahan kebijakan akuntansi yang signiikan
yang disebabkan penerbitan standar baru, revisi dan ineterpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI yang berlaku efektif padaatau setelah tanggal 1 Januari 2015.
Adapun standar baru, revisi dan interpretasi yang relevan terhadap Bank dan menghasilkan perubahan kebijakan
akuntansi Bank, serta memberikan dampak pada laporan keuangan konsolidasian diuraikan sebagai berikut.
a. PSAK 1 revisi 2013 “Penyajian Laporan Keuangan”
PSAK 1 revisi 2013 mengharuskan Bank untuk mengelompokkan item-item yang disajikan dalam
penghasilan komprehensif lain atas dasar apakah item- item tersebut berpotensi direklasiikasi ke laporan laba
rugi selanjutnya. Laporan penghasilan komprehensif lain pada laporan keuangan Bank telah direvisi untuk
mencerminkan PSAK 1 revisi 2013 tersebut.
b. PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan Kerja” Penerapan PSAK 24 Revisi 2013 “Imbalan Kerja”
mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi Grup sebagai berikut.
1 Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan
laba rugi. Sebelumnya, biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode
vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk periode waktu tertentu
periode vesting.
2 Biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti dengan nilai bunga bersih yang
income calculated based on the discount rate on the liabilities assets of the net employee beneits.
3 Actuarial gains and losses arising from the settlement and adjustments in the actuarial
assumptions are directly recognized in full through other comprehensive income at the time they take
place.
4 This revision to the standard also requires a more extensive disclosure.
The Bank considers that there are no signiicant impacts from the implementation of SFAS 24 revised
2013 “Employee beneits” on the beginning balance of the consolidated inancial statements. The Group
acknowledges the impact of the implementation of SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits” in its current year
consolidated inancial statements.
c. SFAS 68 “Fair value measurement”. SFAS 68 deines fair value as the price that would be
received to sell an asset, or paid to transfer a liability, in an orderly transaction between market participants
at the measurement date exit price or, in its absence, the most advantageous market at that date. The fair
value of liability relects its non-performance risk. SFAS 68 requires that the fair value of a non-inancial asset
is determined based on the highest and best use of the asset. SFAS 68 also requires entity to disclose
information on the valuation technique and inputs used in the fair value measurement for asset and liability in
level 2, and asset or liabilities in level 3, the entity should disclose impact of the measurement to proit or loss or
other comprehensive income for the current period. The change had no signiicant impact on the measurements
of the Bank’s assets and liabilities.
d. SFAS 110 2015 revision “Accounting for sukuk”. SFAS 110 2015 revision has introduced an additional
classiication for investment in sukuk, i.e. fair value through other comprehensive income; therefore, the
classiication of investment in sukuk consist of amortised cost, fair value through proit or loss and fair value
through other comprehensive income. Furthermore, SFAS 110 2015 revision also deined the fair value
hierarchy for investment sukuk. This SFAS is efective on or after 1 January 2016 and to be implemented
prospectively, however an early adoption is allowed. The Bank has early adopted the SFAS 110 2015 revision. In
accordance with transition requirements, the Bank has re-determined the classiication for its investment in
sukuk.
The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to
Bank’s accounting policies and had no material efect on the amounts reported for the current or prior inancial
periods. 1 SFAS 4 revised 2013 “Separate inancial statements”;
2 SFAS 15 revised 2013 “Investment in associates and
joint ventures”; 3 SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits”;
4 SFAS 46 revised 2014 “Income Taxes”; 5 SFAS 48 revised 2014 “Impairment of the assets”;
dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap kewajiban aset imbalan pasti bersih.
3 Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyelesaian dan perubahan dalam asumsi-
asumsi actuarial langsung diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain pada saat terjadi.
4 Revisi standar ini juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif.
Bank menilai bahwa tidak terdapat dampak yang signiikan dari penerapan PSAK 24 revisi 2013 –
Imbalan Kerja terhadap saldo awal laporan keuangan konsolidasian. Grup membukukan dampak atas
penerapan PSAK 24 revisi 2013 – Imbalan Kerja ke dalam laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan.
c. PSAK 68 “Pengukuran Nilai Wajar” PSAK 68 mendeinisikan nilai wajar sebagai harga yang
akan diterima untuk menjual suatu aset, atau dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas, dalam transaksi
teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran exit price atau, dalam ketiadaan, pasar yang paling
menguntungkan pada tanggal tersebut. Nilai wajar suatu liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi
non performance risk. PSAK 68 mensyaratkan bahwa nilai wajar aset non-keuangan ditentukan berdasarkan
penggunaan tertinggi dan terbaik dari aset. PSAK 68 juga mensyaratkan untuk mengungkapkan informasi teknik
penilaian dan input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar untuk aset dan liabilitas di level 2, dan untuk
pengukuran aset atau liabilitas keuangan di level 3, harus diungkapkan dampak dari pengukuran terhadap
laba rugi atau penghasilan laba komprehensif lain untuk periode tersebut. Perubahan ini tidak memiliki dampak
signiikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Bank.
d. PSAK 110 revisi 2015 “Akuntansi Sukuk” PSAK 110 revisi 2015 telah menambahkan klasiikasi
tambahan untuk investasi pada sukuk, yaitu diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif
lain sehingga klasiikasi investasi pada sukuk diukur nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dan
diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lebih lanjut, PSAK 110 revisi 2015 juga mengatur urutan nilai wajar
invetasi untuk investasi pada sukuk. PSAK ini berlaku efektif padaatau setelah tanggal 1 Januari 2016 dan
diterapkan secara prospektif. Namun, penerapan dini diperkenankan. Bank telah melakukan penerapan dini
atas PSAK 110 revisi 2015. Sesuai dengan ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, Bank menentukan kembali
klasiikasi investasi pada sukuk yang dimilikinya.
Adapun penerapan standar, interprestasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan substansial
terhadap kebijakan akuntansi Bank dan tidak berdampak signiikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada
periode berjalan atau periode sebelumnya. 1 PSAK 4 revisi 2013 “Laporan Keuangan Tersendiri”;
2 PSAK 15 revisi 2013 “Investasi Pada Entitas Asosiasi
dan Ventura Bersama”; 3 PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan Kerja”;
4 PSAK 46 revisi 2014 “Pajak Penghasilan”; 5 PSAK 48 revisi 2014 “Penurunan Nilai Aset”;
6 PSAK 50 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Penyajian”;
7 PSAK 55 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”;
8 PSAK 60 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”;
9 PSAK 65 revisi 2013 “Laporan Keuangan Konsolidasian”;
10 PSAK 66 revisi 2013 “Pengaturan Bersama”; 11 PSAK 67 revisi 2013 “Pengungkapan Kepentingan
Dalam Entitas Lain”; 12 ISAK 26 revisi 2014 “Penilaian Ulang Derivatif
Melekat”; dan 13 ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti revisi 2015.
Pada tahun 2015, Grup Bank Victoria juga melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas aset tetap dari
model biaya menjadi model nilai wajar.
inFoRMasi KeLanGsUnGan UsaHa
HaL YanG BeRPoTensi BeRPenGaRUH siGniFiKan TeRHaDaP KeLanGsUnGan
UsaHa
Berdasarkan hasil penilaian manajemen atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa
yang akan datang, diketahui bahwa Bank tidak memiliki hal-hal yang berpotensi berpengaruh signiikan terhadap
kelangsungan usaha Bank.
ASSESSMENT ManaJeMen aTas HaL YanG BeRPoTensi BeRPenGaRUH siGniFiKan
TeRHaDaP KeLanGsUnGan UsaHa
Manajemen Bank Victoria senantiasa melaksanakan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan
kelangsungan usaha di masa yang akan datang. Penilaian tersebut dilakukan sejalan dengan penyusunan Rencana
Bisnis Bank RBB jangka pendek dan jangka menengah, serta berdasarkan realisasi dari RBB dan laporan keuangan Bank.
Berdasarkan hasil penilaian, manajemen Bank berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan
kegiatan usaha di masa yang akan datang. Bank tidak memiliki ketidakpastian material yang dapat menimbulkan
keraguan yang signiikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan usaha.
asUMsi YanG DiGUnaKan DaLaM MeLaKUKan ASSESSMENT
Dalam melaksanakan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa yang akan
datang, digunakan beberapa asumsi dan pertimbangan. Asumsi dan pertimbangan tersebut, antara lain kinerja
keuangan, tingkat kecukupan modal, likuiditas, solvabilitas, proitabilitas, dan eisiensi Bank, permasalahan internal dan
perkara hukum yang dihadapi Bank, serta kondisi ekonomi mikro dan makro pada saat ini dan masa yang akan datang.
6 SAFS 50 revised 2014 “Financial instrument: presentation”;
7 SFAS 55 revised 2014 “Financial instrument: recognition and measurement”;
8 SFAS 60 revised 2014 “Financial instrument: disclosures”;
9 SFAS 65 revised 2013 “Consolidated inancial statements”;
10 SFAS 66 revised 2013 “Joint arrangements”; 11 SFAS 67 revised 2013 “Disclosure of interests in
other entities”; 12 IFAS 26 revised 2014 “Reassessment of embedded
derivatives”; and 13 IFAS 15 – The Limit on a Deined Beneit Asset Asset
Revised 2015. In 2015, the Bank Victoria Group also changed its accounting
policy on ixed assets, from the cost model to the fair value model.
inFoRMaTion on BUsiness ConTinUiTY
issUes THaT MaY siGniFiCanTLY aFFeCT BUsiness ConTinUiTY
Based on the assessment of the management on the Bank’s capability to continue its business in the future, it is known
that the Bank has no issues that may signiicantly afect its business continuity.
ManaGeMenT assessMenT on issUes THaT MaY siGniFiCanTLY aFFeCT BUsiness
ConTinUiTY
The Management of Bank Victoria regularly conducts assessment on the Bank’s capability to continue its business
in the future. This assessment is conducted in line with the preparation of the Bank’s Business Plan RBB for the short
term and medium term, as well as based on the actual achievements of the RBB and the Bank’s inancial statements.
Based on the assessment result, the Management of the Bank is of the view that the Bank has suicient resources to
continue its business in the future. The Bank has no material uncertainty that may result in signiicant doubt over the
Bank’s capability to continue its business in the future.
assUMPTions UseD in assessMenT
In assessing the Bank’s capability to continue its business in the future, certain assumptions and considerations were
used. These assumptions and considerations are among others inancial performance, capital adequacy ratio,
liquidity, solvency, proitability, and eiciency of the Bank, internal issues and litigations faced by the Bank, as well as
the macroeconomic and microeconomic conditions of the present and the future.
Subsidiaries Performance
Kinerja Anak Perusahaan
PT BanK viCToRiaH sYaRiaH
PRoFiL
Bank Victoria Syariah merupakan Entitas Anak Bank Victoria yang menjalankan usaha perbankan dengan prinsip syariah.
Bank Victoria Syariah memiliki lokasi kantor pusat di Gedung The Victoria Lantai 2 dan 3, Jl. Tomang Raya No. 33-37,
Jakarta Barat, 11440. Beberapa produk yang disediakan Bank Victoria Syariah sebagai berikut.
1. Produk Simpanan, meliputi:, Tabungan Visya iB,
Tabungan V-Plan iB, dan Tabungan V-Bisnis iB, Tabungan Vis Berhadiah X-Tra iB, Giro Vis iB, Giro Vis Prima iB, dan
Deposito Vis iB. 2.
Produk Pembiayaan: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Murabahah
Pemilikan Mobil, Pembiayaan Murabahah Pemilikan Rumah, Pembiayaan Murabahah Mikro, Pembiayaan
Murabahah Usaha Kecil Menengah, Pembiayaan Multiguna, Pembiayaan V-Kop iB.
Adapun pengurus Bank Victoria Syariah adalah sebagai berikut.
Komisaris Utama : Sugiharto, SE
Komisaris Independen Komisaris Komisaris Independen : Pangulu Oloan
Simorangkir Komisaris
: R Soehanda Djajakoesoema
Direktur Utama : Ir. Sugiharto
Direktur Operasional : Sari Idayanti
Direktur Kepatuhan : Djoko Nugroho
Direktur Bisnis : Andy Sundoro
Ketua Dewan Pengawas Syariah : Prof. DR H
Hasanuddin AF, MA Anggota Dewan Pengawas Syariah : Prof. DR Huzaemah
Tahido Yanggo, MA
Mengundurkan diri pada Desember 2015.
KineRJa
Kinerja Bank Victoria Syariah pada tahun 2015, menunjukkan penurunan, baik dari sisi posisi keuangan maupun dari laba
rugi komprehensif. Dari sisi posisi keuangan, jumlah aset mengalami penurunan Rp60,37 miliar atau sebesar 4,19,
liabilitas meningkat Rp28,37 miliar atau sebesar 34,25, dan dana syirkah temporer menurun Rp65,02 miliar atau sebesar
5,56. Demikian pula dengan ekuitas yang mengalami penurunan Rp23,72 miliar atau sebesar 12,73. Penurunan
kinerja posisi keuangan tersebut disebabkan menurunnya perolehan dana masyarakat, terutama penghimpunan
PT BanK viCToRiaH sYaRiaH
PRoFiLe
Bank Victoria Syariah is a subsidiary of Bank Victoria that is engaged in the sharia banking industry. Bank Victoria
Syariah is headquartered at The Victoria Building, 2nd and 3rd loors, Jl. Tomang Raya No. 33-37, West Jakarta 11440.
The range of products ofered by Bank Victoria Syariah is as follows.
1. Savings products, including: Visya iB, V-Plan iB, V-Bisnis
iB, Vis Berhadiah X-Tra iB, Giro Vis iB, Giro Vis Prima iB, and Deposito Vis iB.
2. Financing products: Murabahah Financing, Mudharabah Financing, Murabahah Vehicle Financing, Murabahah
Housing Financing, Murabahah Micro Financing, Murabahah Small Medium Enterprise Financing,
Multipurpose Financing, and V-Kop iB Financing.
The management of Bank Victoria Syariah is as follows. President Commissioner
: Sugiharto, SE Independent Commissioner
Commissioner : Pangulu Oloan
Independent Commissioner Simorangkir
Commissioner : R Soehanda
Djajakoesoema President Director
: Ir. Sugiharto Operations Director
: Sari Idayanti Compliance Director
: Djoko Nugroho Business Director
: Andy Sundoro Chairman of the Sharia
: Prof. DR H Supervisory Board
Hasanuddin AF, MA Member of the Sharia
: Prof. DR Huzaemah Supervisory Board
Tahido Yanggo, MA
Resigned in December 2015.
PeRFoRManCe
Performance of Bank Victoria Syariah in 2015 showed a decline, both in terms of inancial position and comprehensive
income. In terms of inancial position, total assets decreased by Rp60.37 billion or 4.19, liabilities increased by Rp28.37
billion or 34.25, and temporary syirkah funds decreased by Rp65.02 billion, or 5.56, from 2014 igures. Likewise,
equity decreased by Rp23.72 billion or 12.73. The decline in performance of the inancial position was due to the
reduced acquisition of public funds, particularly in deposits. In addition, Bank Victoria Syariah is still in a consolidation
dana deposito. Selain itu, Bank Victoria Syariah masih dalam tahap konsolidasi untuk menyelesaikan persoalan
pembiayaan bermasalah yang masih cukup tinggi di tahun 2015 sehingga Bank Victoria Syariah mengambil langkah
yang lebih konservatif dalam mengembangkan usahanya.
Tabel Kinerja Keuangan Utama Bank victoria syariah Table of Bank victoria syariah’s Core Financial Performance
dalam Juta Rp in million Rp
Uraian 2015
2014 Pertumbuhan
Growth Description
1 2
3 4=2-3
5=2-33 1
Aset 1,379,266
1,439,632 60,366
4.19 Assets
Liabilitas 111,208
82,834 28,374
34.25 Liabilities
Dana Syirkah Temporer 1,105,406
1,170,430 65,024
5.56 Temporary Syirkah Funds
Ekuitas 162,652
186,368 23,716
12.73 Equity
Piutang dan Pembiayaan 1,074,047
1,076,761 2,714
0.25 Receivables and Financing
Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib
144,366 148,876
4,510 3.03
Income from the Bank’s Fund Management as Mudharib
Hak Bagi Hasil Milik Bank 39,985
44,537 4,552
10.22 Proit Sharing Right of the Bank
Beban Operasional Lainnya 73,740
71,586 2,154
3.01 Other Operating Expenses
Laba Operasional 32,524
25,275 7,249
28.68 Income from Operations
Laba Tahun Berjalan 24,001
19,385 4,616
23.81 Income for the Year
Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan
285 336
51 15.18
Comprehensive Income for the Year
Sumber: Laporan Keuangan Audited Bank Victoria Syariah Source: Audited Financial Statements of Bank Victoria Syariah
Dari sisi laba rugi komprehensif, pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib mengalami penurunan
Rp4,51 miliar atau sebesar 3,03. Hal ini disebabkan menurunnya pendapatan dari pembiayaan yang sejalan
dengan meningkatnya rasio Non Performing Financing gross di tahun 2015 menjadi sebesar 9,80 dari sebesar 7,10
di tahun 2014. Penurunan tersebut menyebabkan hak bagi hasil milik Bank menurun Rp4,55 miliar atau sebesar 10,22
dan laba operasional menurun Rp7,25 miliar atau sebesar 28,68. Hal ini pada akhirnya menyebabkan laba tahun
berjalan menurun Rp4,62 miliar atau sebesar 23,81 dan laba komprehensif selama tahun berjalan menurun Rp0,05
miliar atau sebesar 15,18.
Tabel Rasio Keuangan Utama Bank victoria syariah Table of Bank victoria syariah’ Financial Ratios
dalam juta Rp in million Rp
Uraian 2015
2014 Description
CAR 16.14
15.27 CAR
FDR 95.29
95.19 FDR
ROA 2.36
1.87 ROA
ROE 15.06
17.61 ROE
NIM 2.80
3.34 NIM
NPF Net 4.82
4.75 NPF Net
phase to resolve the issue of relatively high non-performing loans in 2015, which rendered Bank Victoria Syariah to be
more conservative in developing its business.
In terms of comprehensive loss income, income from fund management by the Bank as mudharib decreased by Rp4.51
billion or 3.03. This was due to the decrease in income from inancing in line with the increase in gross Non-Performing
Loans ratio in 2015, which amounted to 9.80, up from 7.10 in 2014. The decline caused the proit sharing right
of the Bank to slide by Rp4.55 billion or 10.22 and income from operations to decrease by Rp7.25 billion or 28.68.
This ultimately made income for the year to decrease by Rp4.62 billion or 23.81 and comprehensive income for the
year to decrease by Rp0.05 billion or 15.18.
Meskipun kinerja keuangan mengalami penurunan, namun beberapa rasio keuangan utama Bank Victoria Syariah
mengalami peningkatan. Rasio tingkat kecukupan modal yang ditunjukkan dengan CAR meningkat menjadi 16,14
dari 15,27 di 2014. Rasio tingkat likuiditas menurut FDR meningkat menjadi 95,29 dari 95,19 di 2014. Demikian
pula dengan rasio tingkat proitabilitas yang ditunjukkan oleh NIM meningkat menjadi 3,34 dari 2,80 di 2014.
RenCana KeRJa Dan sTRaTeGi BanK viCToRia sYaRiaH 2016
Pada tahun 2016, Bank Victoria Syariah telah menetapkan rencana kerja untuk meningkatkan kinerja Bank Victoria
Syariah dan untuk mendukung pertumbuhan kinerja Bank sebagai entitas usaha yang terintegrasi. Rencana kerja yang
telah ditetapkan manajemen berfokus kepada: a. Pertumbuhan bisnis;
b. Kualitas aset yang terjaga dan sehat; serta c. Peningkatan efektivitas proses bisnis dan operasional.
Berdasarkan fokus rencana kerja tersebut, Bank Victoria Syariah telah menetapkan target pertumbuhan total aset
sebesar 17,55, pertumbuhan total pembiayaan sebesar 18,21, dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar
18,68. Selain itu, Bank Victoria Syariah juga menargetkan pertumbuhan ekuitas sebesar 36,15 dan pertumbuhan
laba tahun berjalan sebelum pajak sebesar 236,93. Dalam mencapai rencana dan target kerja yang telah
ditetapkan, Bank Victoria Syariah telah menyusun strategi usaha. Strategi usaha tersebut adalah dengan meningkatkan
kuantitas dan kualitas bisnis Bank Victoria Syariah. Melalui peningkatan kuantitas dan kualitas tersebut, diharapkan
Bank Victoria Syariah dapat mencapai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan.
Although there was a decline in inancial performance, certain key inancial ratios of Bank Victoria Syariah notably
increased. The capital adequacy ratio or CAR increased to 16.14 from 15.27 in 2014. Liquidity ratio as indicated by
inancing to deposit ratio FDR increased to 95.29 from 95.19 in 2014. Similarly, the proitability ratio as indicated
by Net Interest Margin NIM improved to 3.34 from 2.80 in 2014.
BanK viCToRia sYaRiaH’s PLans anD sTRaTeGies FoR 2016
In 2016, Bank Victoria Syariah sets a plan to improve its performance and to support its growth as an integrated
business entity. The plan that has been established by the management focuses on:
a. Business growth; b. Asset quality to be maintained and sound; and
c. Increasing the efectiveness of business processes and operations.
Based on the focus of such work plan, Bank Victoria Syariah has set a growth targets as follows: total assets up by 17.55,
total inancing up by 18.21, and total third party funds up by 18.68. In addition, Bank Victoria Syariah is also targeting
growth in equity of 36.15 and growth in income before tax of 236.93.
In achieving the above work plans and targets that have been set, Bank Victoria Syariah has developed a business
strategy aimed at increasing the quantity and improving the quality of Bank Victoria Syariah’s businesses. Through this,
Bank Victoria Syariah is expected to achieve a healthy and sustainable growth.
tata kelola perusahaan
corporate governance
Corporate Governance
Tata Kelola Perusahaan
Di dalam menghadapi tantangan perekonomian di 2015, Bank Victoria sangat merasakan manfaat dari implementasi good corporate governance. Sebagai suatu
lembaga kepercayaan, Bank harus mampu menjalankan aktivitas operasional maupun kepengurusan perusahaan dengan baik. Di samping itu, sebagai suatu lembaga
pelayanan publik Bank juga harus memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabahnya, merupakan suatu keharusan bagi Bank. Dampak dari penerapan good
corporate governance telah mampu membuat Bank bertahan dalam menghadapi kondisi yang sulit. Di 2015, pertumbuhan aset, kredit maupun DPK Bank Victoria lebih tinggi
dibandingkan pertumbuhan aset, kredit maupun DPK di industri perbankan tingkat BUKU II.
In the face of economic challenges in 2015, Bank Victoria has enjoyed many beneit from the implementation of good corporate governance. As an institution of trust, the Bank should be able to carry out its operational
activities and management appropriately. In addition, as a public service institution, the Bank must also provide the best service to its customers, which is a necessity for the Bank. The implementation of good
corporate governance has made the Bank able to survive in the face of diicult conditions. In 2015, Bank Victoria’s assets, loans and DPK growth were higher than the assets, loans and deposits growth in the BUKU II
level banking industry.
MoTivasi PeneRaPan GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Bagi Bank Victoria, penerapan praktik Good Corporate Govenance GCG bukan hanya sekedar bentuk kepatuhan
Bank terhadap peraturan, namun merupakan suatu upaya dalam melakukan perbaikan dan peningkatan
kualitas pengelolaan Bank secara berkelanjutan. Corporate Governance berperan sebagai landasan dalam peningkatan
kinerja serta pengembangan usaha jangka panjang yang dapat memberikan manfaat seoptimal mungkin kepada
seluruh stakeholders.
Bank Victoria sangat menyadari arti penting GCG dalam kegiatan operasionalnya. Beberapa pertimbangan strategis
Bank Victoria dalam menerapkan GCG adalah bahwa:
BanK seBaGai LeMBaGa KePeRCaYaan
Untuk mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah dan masyarakat, sebuah bank harus memiliki kinerja keuangan
dan tingkat kesehatan yang baik, memiliki kecukupan modal di atas ketentuan minimum dan memiliki proil risiko
secara komposit berada di level rendah. Sebagai lembaga kepercayaan, Bank juga harus menjaga kerahasiaan nasabah
penyimpan dan simpanannya serta rahasia perusahaan. Bank juga harus mengedepankan asas keterbukaan dalam
penyampaian informasi kepada publik berkaitan dengan produk dan aktivitas baru Bank serta menjaga kepentingan
shareholders dan stakeholders.
Terkait dengan persaingan usaha, maka Bank harus selalu bersaing secara sehat dalam menetapkan harga price
atau suku bunga dana dan kreditpembiayaan dan mampu melaksanakan etika bisnis industri perbankan dengan baik.
Bank juga harus mampu mengendalikan risiko reputasi yang dihadapi, agar dapat mencegah persepsi negatif kepada
Bank, sekaligus menjaga pencitraan bagi Bank.
Sebagai suatu lembaga kepercayaan, Bank pun harus mampu menjalankan aktivitas operasional maupun
kepengurusan perusahaan dengan baik. Hal tersebut diwujudkan Bank Victoria melalui ketersediaan sumber
daya manusia yang handal, profesional, berintegritas tinggi, serta memiliki akhlak dan moral yang baik. Bank juga selalu
menerapkan Tata Kelola Perusahaan secara konsisten dan berkelanjutan serta berupaya untuk selalu meningkatkan
atau mempertahankan kualitas mutu pelayanan secara konsisten dan berkelanjutan.
BanK MeRUPaKan PeLaYanan PUBLiK
Memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabahnya, merupakan suatu keharusan bagi Bank sebagai suatu
lembaga pelayanan publik. Selain itu, Bank juga harus selalu dapat menjaga kepuasan nasabah customer satisfaction
atau dengan kata lain, Bank harus mampu memberikan
MoTivaTion in iMPLeMenTinG GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe
For Bank of Victoria, the implementation of Good Corporate Governance GCG practices is not just a form of the
Bank’s compliance with regulations, but it is an attempt to make enchancement and improvement to the quality
of the Bank’s management in a sustainable manner. Corporate Governance serves as a cornerstone in improving
performance and developing long-term business that can provide optimum beneits to all stakeholders.
Bank Victoria is very aware of the importance of GCG in its operations. The following are several Bank Victoria’s strategic
considerations in implementing GCG:
BanK is an aGenCY oF TRUsT
To gain the trust of the Government and the public, a bank must have a inancial performance and good health level,
have capital adequacy above the minimum requirement and have composite risk proile at the lower level. As an agency
of trust, a Bank must maintain the clients conidentiality and their savings as well as corporate secrets. A Bank also have
to prioritize openness principle in conveying information to the public relating to Bank’s new products and activities and
safeguard the shareholders and stakeholders’ interests.
Associated with business competition, the Bank must always compete fairly in setting its price or interest rate
deposit and loaninancing as well as able to carry out the banking industry business ethics. A Bank should also be able
to control the reputation risk it faced, in order to prevent negative perception of the Bank, while keeping its image.
As an agen of trust, a Bank must be able to carry out its operational activities and management. Bank Victoria
manifests it through the availability of human resources that are reliable, professional, has high integrity, and good
character and morals. The Bank also always apply the Corporate Governance in a consistent and sustainable way
as well as striving to improve or maintain a consistent and continuous service quality.
BanK is a PUBLiC seRviCe
Providing the best service to its customers, is a necessity for a Bank as a public service institution. In addition, a Bank
also must always maintain its customer satisfaction or in other words, a Bank should be able to provide services
exceeding its customers expectations. Comfort for its
pelayanan melebihi harapan para pelanggannya. Kenyamanan bagi nasabahnya dalam bentuk penyediaan
sarana dan prasarana, ketepatan waktu transaksi, on- line system, non stop service transaksi penarikan tunai dan
transfer serta fasilitas lainnya merupakan fasilitas yang sudah seharusnya diberikan Bank.
Sesuai dengan fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi, yakni menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya
kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit pembiayaan, Bank senantiasa harus dapat membantu
dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai
salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank juga harus mampu
menjadi agent of development dalam segala sektor usaha dan bisnis dengan menerapkan prinsip kehati-hatian prudential
banking.
Objek pelayanan publik yang bergerak di sektor jasa keuangan seperti perbankan, selalu mendapat perhatian
lebih dari masyarakat dalam bentuk pengendalian sosial di sektor keuangan social control of environment, Pemerintah
eksekutif dan DPRDPRD legislatif serta otoritas regulator. Oleh karena itu Bank senantiasa berupaya menjalankan
fungsinya sebagai lembaga pelayanan publik dengan baik.
DasaR PeneRaPan GOOD CORPORATE GOVERNANCE
Berkaca pada pengalaman perbankan di masa lalu, sudah menjadi suatu keharusan bagi Bank Umum baik
Konvensional maupun Syariah untuk menerapkan GCG sebagaimana yang tertuang dalam beberapa ketentuan
yang berlaku, yakni: 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998
tentang perubahan atas Undang-undang No 7 tahun 1992 tentang Perbankan.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas;
3. Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006
tanggal 05 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum;
4. Peraturan Bank Indonesia No. 1133PBI2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
5. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1213DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah;
6. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate
Governance bagi Bank Umum; 7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18POJK.032014
tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan;
customers in the form of facilities and infrastructure, timeliness of transactions, on-line system, non stop service
cash withdrawal and transfer as well as other facilities are facilities that should be provided by a Bank.
According to its function as an intermediary institution, responsible for collecting public funds and re-distributing
such funds to the public in the form of creditinancing, a Bank must consistently support and boost economic
growth and regional development in all sectors as one of the sources of regional income for community living
standard improvement. A Bank also functions as an agent of development in various business sectors by applying
prudent banking principles.
Public service in the inancial sector such as banks always gains more attention from the public in the form of social
control of environment, the Government executive, and legislative body as well as Regulatory Authorities. Therefore,
the Bank strives to always perform its function as a public service institution.
LeGaL GRoUnDs FoR GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe
Considering the banking industry’s past experiences, it is imperative for Commercial Banks either Conventional
or Sharia to implement GCG as speciied in the following applicable provisions:
1. Law of the Republic of Indonesia No. 10 year 1998 concerning the amendment on Law No. 7 year 1992 on
Banking. 2. Law of the Republic of Indonesia No. 40 year 2007 on
Limited Liability Company PT; 3.
Bank Indonesia Regulation No. 84PBI2006 dated 30 January 2006 on Implementation of Good Corporate
Governance for Commercial Banks, as having been amended by Bank Indonesia Regulation No. 814
PBI2006 dated 05 October 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks.;
4. Bank Indonesia Regulation No. 1133PBI2009 dated 7 December 2009 on Implementation of Good Corporate
Governance for Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units;
5. Bank Indonesia Circular Letter No. 1213DPbS dated 30 April 2010 on Implementation of Good Corporate
Governance for Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units;
6. Bank Indonesia Circular Letter No. 1515DPNP dated 29 April 2013 on Implementation of Good Corporate
Governance for Commercial Banks. 7. Financial Services Authority Regulation No. 18
POJK.032014 on the Integrated Governance Implementation For Financial Conglomerate.
8. Financial Services Authority Regulation No. 18 POJK.032014 on the Integrated Governance
Implementation For Financial Conglomerate. 9. Financial Services Authority Circular Letter No. 32
SEOJK.042015 of the Good Corporate Governance Guidance on Public Company.
In addition to the required provisions of various laws and regulations aforementioned above, Bank Victoria also
applies guidelines for the implementation of GCG as follows.
1. Corporate Governance Principles developed by the Organization for Economic Cooperation and
Development OECD; 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard developed by
the Asian Capital Market Forum; 3. Indonesian GCG Guidelines developed by the National
Committee on Governance KNKG; 4. Indonesian Banking Sector GCG Guidelines developed
by the National Committee on Governance KNKG; 5. Principles for Enhancing Corporate Governance issued
by the Basel Committee on Banking Supervision. It is the commitment of the Boards of Commissioners and
Board of Directors as well as all employees to internalize various aforementioned regulations and guidelines into
the Bank’s internal policy. The Bank’s commitment to the implementation of GCG is shown in the igure below.
The Bank’s commitment in implementing GCG is evident from its vision, mission as well as corporate culture values.
The vision of Bank Victoria is to become a reliable, healthy and eicient, a bank of choice. This is embodied in the
8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17POJK.032014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi
Konglomerasi Keuangan; 9. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32
SEOJK.042015 Tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka.
Selain ketentuan yang diharuskan dari berbagai aturan perundang-undangan di atas, Bank juga mendasarkan pada
pedoman-pedoman implementasi GCG sebagai berikut.
1. Prinsip-prinsip Corporate Governance yang dikembangkan
oleh the Organization for Economic Cooperation and Development OECD;
2. ASEAN Corporate Governance Scorecard yang
dikembangkan oleh Asian Capital Market Forum; 3. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh
Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG; 4. Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikembangkan
oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG; 5. Principles for Enhancing Corporate Governance yang
diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision. Internalisasi dari berbagai peraturan perundang-undangan
dan pedoman di atas ke dalam kebijakan internal Bank merupakan komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi
dan seluruh karyawan. Komitmen Bank terhadap penerapan GCG ditunjukkan dalam gambar di bawah ini.
Risk Management
GCG MECHANISM
GCG PRINCIPLE GCG COMMITMENT
Transparency | Accountability | Responsibility | Independency | Fairness
ORGAN INFRASTRUCTURE
GOOD CORPORATE
SUSTAINABILITY
GCG STRUCTURE
• RUPS General Meeting of
Shareholders • Dewan Komisaris
Board of Commisioners
• Direksi Board of Directors
• Organ Pendukung Supporting Organs
• Hak Pemegang Saham Rights of shareholders
• Perlakuan yang sama bagi seluruh Pemegang Saham Equal treatment
to all share holders • Peran Stakeholders
Stakeholders’ roles • Transparansi Informasi
Information transparency • Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
Responsibilities of the Board of Commisioners and Directors
• Pedoman GCG The GCG
Guidelines • Tata Tertib Dekom
The Rule of The Board of Commissioners
• Pedoman Anti Fraud The Anti
Fraud Guidelines • Pedoman Etika Karyawan
The Employee Ethics Guidelines • SOP
Standard Operating Procedures
Nilai Budaya Perusahaan
Corporate Culture Value
Misi
Mission
Visi
Vision
Komitmen Bank dalam menerapkan GCG terlihat dari visi, misi dan nilai-nilai budaya Bank. Visi Bank Victoria untuk
menjadi bank pilihan nasabah yang terpercaya, sehat dan eisien diwujudkan dalam misinya dan didasarkan pada nilai-
mission and is based on its corporate culture. In order to realize the vision and mission, Bank Victoria always complies
to the principles of Good Corporate Governance which are Transparency, Accountability, Responsibility, Independency
and Fairness.
Bank’s commitment in implementing the transparency principle is shown by providing not only information
required by the regulator but also voluntary information required by the stakeholders. Thus, information asymmetry
gap between the Bank and the stakeholders can be reduced. This is because the stakeholders can access information
required for decision making in an easy and cheapest way possible.
In applying the principle of accountability, the achievement of performance targets at all management levels, including
individually is very important for the Bank. Therefore, the Bank continues to evaluate key performance indicator KPI
measurement and its achievement so it will always create a continuous improvement and will further enhance the
competitiveness in the banking industry.
Associated with the principle of responsibility, the Bank always ensure compliance with the rules of law and perform
its responsibilities towards society and the environment, the Bank has a strong commitment to both. Thus, long-term
sustainability will be maintained.
The principle of independence highly enforced by the Bank in the management of its business. The Bankstrives to
avoid any dominance and intervention from other parties in decision-making. The Bank strictly avoid any conlict of
interest in running its operations.
In order to implement the principles of fairness, the Bank is committed to always take into consideration the interests of
shareholders and other stakeholders based on the principles of fairness and equality. All stakeholders receive the same
treatment in the fulillment of their rights.
With its commitment and adherence to GCG implementation, the Bank has beneited increased conidence of the
shareholders and other stakeholders, including employees, customers, suppliers, the community and others to create
sustainable long-term growth.
Based on these GCG principles, the Bank has developed a GCG structure that includes Main Organ as well as GCG
infrastructure and softstructure to execute the appropriate GCG mechanism in accordance with the prevailing laws
and best practices. By underlying its business activities on the GCG principles, the Bank expects to create long term in
business sustainability. nilai budaya Bank. Dalam mewujudkan visi dan menjalankan
misinya, Bank senantiasa berpegang pada asas-asas GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas,
Independensi dan Fairness.
Komitmen Bank dalam menjalankan asas transparansi ditunjukkan dengan memberikan informasi tidak hanya yang
diharuskan oleh regulator akan tetapi juga informasi yang bersifat sukarela yang diperlukan oleh para stakeholders.
Dengan demikian, gap asimetri informasi antara Bank dengan para stakeholdersnya menjadi berkurang. Hal ini
dikarenakan para stakeholders dapat secara mudah dan murah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dalam
pengambilan keputusan.
Dalam menerapkan asas akuntabilitas, pencapaian target kinerja di semua level manajemen termasuk individu
merupakan hal yang sangat penting bagi Bank. Oleh karena itu Bank senantiasa melakukan evaluasi pengukuran
key performance indicator KPI beserta ketercapaiannya sehingga akan selalu tercipta perbaikan yang berkelanjutan
dan selanjutnya akan meningkatkan daya saing dalam industri perbankan.
Terkait dengan asas tanggungjawab responsibilitas, Bank senantiasa memastikan pemenuhan aturan perundang-
undangan dan melakukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya, Bank memiliki komitmen
yang tinggi terhadap kedua hal tersebut. Dengan demikian akan terpelihara kesinambungan dalam jangka panjang.
Asas independensi sangat ditegakkan oleh Bank dalam pengelolaan usahanya. Bank sangat berupaya untuk tidak
adanya saling mendominasi dan intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan. Bank sangat menghindari
terjadinya konlik kepentingan dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam rangka menerapkan asas keadilan, Bank berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan stakeholders lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Semua stakeholders mendapatkan
perlakuan yang sama dalam pemenuhan hak-haknya.
Dengan komitmen dan kepatuhan pada penerapan GCG, Bank telah merasakan manfaatnya dengan adanya peningkatan
kepercayaan pemegang saham dan stakeholders lainnya, antara lain karyawan, nasabah, pemasok, masyarakat dan
lainnya sehingga tercipta pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan.
Berdasarkan asas-asas GCG, Bank mengembangkan struktur GCG yang meliputi Organ Utama dan pendukung
serta infrastruktur GCG guna menjalankan mekanisme GCG sesuai peraturan perundang-undangan serta best
practices yang ada. Dengan mendasarkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip GCG, diharapkan akan tercipta
kesinambungan usaha dalam jangka panjang.
PeninGKaTan KUaLiTas iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE
GOVERNANCE BeRKeLanJUTan
Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di Bank Victoria berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh Dewan
Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan pada setiap kegiatan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan
Bank, shareholders dan stakeholders. Bank Victoria senantiasa melakukan evaluasi penerapan GCG secara berkelanjutan,
sehingga penerapan GCG akan selalu mengalami peningkatan.
Mekanisme pelaksanaan implementasi GCG digambarkan dalam siklus implementasi di bawah ini.
standar
Standard
Assessment Peningkatan Kualitas termasuk Benchmarking
Quality Improvements include Benchmarking
Pelaksanaan
Aplication
Tindakan Koreksi
Correction Measures
Monitoring
PeneTaPan sTanDaR KUaLiTas iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
Dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, Bank membutuhkan suatu standar implementasi GCG yang
dapat dijadikan sebagai acuan dasar. Acuan dasar tersebut meliputi kriteria yang akan dicapai dari berbagai aspek yang
terkait dengan implementasi GCG. Selain itu, penetapan standar implementasi juga bertujuan agar Bank mampu
meningkatkan kualitas implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan peraturan terkait, masukan dari
stakeholders, hasil assessment dan benchmarking.
Lingkup standar implementasi GCG Bank Victoria mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal
30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate
Governance Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 perihal
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum.
Standar penilaian pelaksanaan GCG meliputi 11 sebelas aspek yaitu:
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris;
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi;
QUaLiTY iMPRoveMenT oF GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe
sUsTainaBiLiTY iMPLeMenTaTion
In principle, the implementation of GCG in Bank Victoria went very well and implemented by the Board of
Commissioners, Board of Directors, and all employees in every activity with the aim to protect the interests of the
Bank, shareholders and stakeholders. Bank Victoria always evaluate GCG implementation on an ongoing basis, so that
the implementation of GCG will always improve.
GCG implementation mechanism depicted in the implementation cycle below.
seTTinG oUT QUaLiTY sTanDaRD on GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe
iMPLeMenTaTion
In order to realize its Vision and running its Mission, the Bank requires a GCG implementation standards that can serve as
a basic reference. Baseline includes criteria that would be achieved on various aspects related to the implementation
of GCG. In addition, the setting out of quality standard also aims to enable the Bank to improve the quality of GCG
implementation. These standards formulated by relevant regulations, feedback from the stakeholders, assessment
and benchmarking.
The scope of the GCG implementation at Bank Victoria refers to Bank Indonesia’s Regulation No. 84PBI2006 dated 30
January 2006 on the implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks as amended by Bank
Indonesia’s Regulation No. 814PBI2006 dated 5 October 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance
for Commercial Banks and Bank Indonesia Circular Letter No. 1515DPNPdated 29 April 2013 on the implementation
of Good Corporate Governance for Banks.
GCG implementation assessment standards consist of 11 eleven aspects, which are:
1. The execution of the Board of Commissioners’ Duties and Responsibilities;
2. The execution of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities;
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite; 4. Penanganan Benturan Kepentingan;
5. Penerapan Fungsi Kepatuhan; 6. Penerapan Fungsi Audit Intern;
7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern; 8. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem
Pengendalian Intern; 9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Related Party
dan Penyediaan Dana Besar Large Exposure; 10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal; 11. Rencana Strategis Bank.
Selain peraturan Bank Indonesia tersebut, Bank Victoria juga mengacu pada standar internasional yang berdasarkan
pada prinsip OECD dan ASEAN CG Scorecard sebagaimana yang telah dituangkan oleh OJK dalam Surat Edaran OJK
Nomor 32SEOJK.042015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang meliputi 5 lima aspek yang diturunkan
ke dalam 8 delapan prinsip dan 25 dua puluh lima rekomendasi sebagai berikut.
aspek aspects
Prinsip Principles
Aspek 1: Hubungan Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham dalam
Menjamin Hak-hak Pemegang Saham.
First Aspect: Public Company Relationship with the Shareholders in Ensuring the
Rights of the Shareholders. Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut.
1. Meningkatkan Nilai Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS.
2. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham atau Investor.
Includes the following principles: 1. Increase the Value of the General Meeting of Shareholders GMS.
2. Improve the Communication Quality of a Public Company with the Shareholders or Investors.
Aspek 2: Fungsi dan Peran Dewan Komisaris
Second Aspect: The Function and Role of the Board of Commissioners
Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut. 3. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan Komisaris.
4. Meningkatkan kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris.
Includes the following principles: 3. Strengthen the Board of Commissioners’ Membership and
Composition 4. Improve the Quality the Board of Commissioners’s Duties and
Responsibilities Execution. Aspek 3:
Fungsi dan Peran Direksi
Third Aspect: The Functions and Roles of the Board of Directors
Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut. 5. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi.
6. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi.
Includes the following principles: 5. Strengthen the Board of Directors’ Membership and Composition.
6. Improve the Quality of Board of Director’s Duties and Responsibilities Execution.
Aspek 4: Partisipasi Pemangku Kepentingan
Fourth Aspect: The Stakeholder’s Participation
Meliputi prinsip: 7. Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan melalui Partisipasi
Pemangku Kepentingan. Includes the principle:
7. Improve the Corporate Governance Aspects through the Stakeholder’s Participation.
Aspek 5: Keterbukaan Informasi
Fifth Aspect: Information Disclosure
Meliputi prinsip: 8. Meningkatkan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi.
Includes the principle: 8. Improve the Implementation of Information Disclosure
3. The Completeness and Execution of the Committee’s Duties;
4. The Handling of Conlict of Interest; 5. The Implementation of Compliance Function;
6. The Implementation of Internal Audit Function; 7. The Implementation of External Audit Function;
8. The Implementation of Risk Management including the
Internal Control System; 9. The Provision of Funds to Related Parties and Large
Exposure; 10. The Transparency of the Bank’s Financial and Non-
Financial Condition, GCG Implementation Report and Internal Reporting;
11. The Bank’s Strategic Plan. In addition to Bank Indonesia’s regulations, Bank Victoria
also refers to the international standards based on the principles of the OECD and ASEAN CG Scorecard as set forth
by the FSA in the FSA Circular Letter No. 32SEOJK.042015 of the Corporate Governance Guidance which includes 5
ive aspects which lowered into 8 eight principles and 25 twenty ive recommendations as follows.
PeLaKsanaan Dan PeMoniToRan iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE
GOVERNANCE
Pembentukan dan penguatan atas Organ GCG maupun infrastruktur GCG sangat diperlukan dalam proses
pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG. Organ GCG terkait dengan bagaimana aktivitas organisasi dibagi,
diorganisir dan dikoordinasikan. Melalui pembentukan dan penguatan tersebut, maka peran dan fungsi masing-
masing organ akan menjadi jelas dan tegas. Sedangkan infrastruktur GCG adalah seperangkat aturan dan kebijakan
yang dimiliki Bank Victoria dalam menjalankan aktivitas Bank. Untuk menjamin bahwa standar yang telah ditetapkan
dilaksanakan, dipenuhi, dievaluasi, dan ditingkatkan maka diperlukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan.
Fungsi monitoring dari pelaksanaan implementasi GCG dilakukan oleh Komite Pemantau GCG melalui penetapan
tugas dan tanggung jawab yang telah disusun sebagai berikut.
• Memantau dan menganalis setiap kebijakan terbaru
maupun best practice terkait penerapan GCG; • Melakukan
pengkinianpenyempurnaan kebijakan
internal existing terhadap setiap perubahan kebijakan GCG;
• Memantau secara berkala atas rencana dan realisasi pecapaian bisnis Bank melalui rapat-rapat Komite;
• Menentukan aspek dan Person In Charge dalam penyusunan GCG sesuai dengan bidang yang tercermin
dari aspek-aspek GCG; • Mengkoordinir penyusunan laporan pelaksanaan GCG;
• Menyusun pelaporan pelaksanaan GCG Bank dan melakukan self assessment sesuai ketentuan yang
berlaku.
ASSESSMENT
Assessment terhadap penerapan GCG dilakukan secara rutin dalam bentuk self assessment. Self assessment merupakan
upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data fakta dan informasi yang handal dan sahih sehingga dapat
disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat
dilakukan secara efektif. Self assessment menjadi bagian dari mekanisme check and balances. Dengan evaluasi maka
capaian kegiatan dapat diketahui dengan pasti dan tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja suatu kegiatan dapat
ditetapkan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 jo. Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 dan Surat
Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNPtanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
Bank Umum, Bank wajib melakukan penilaian sendiri self assessment atas pelaksanaan GCG. Berkaitan dengan hal
tersebut, Bank Victoria telah melakukan self assessment GCG yang terdiri dari 3 aspek yaitu structure, process dan outcome,
adapun hasil untuk periode 2012 hingga 2015 yang disajikan pada tabel berikut.
GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe iMPLeMenTaTion eXeCUTion anD
MoniToRinG
The GCG Organ and infrastructure formation and strengthening is needed in the process of implementing and
monitoring the GCG implementation. GCG Organ is related to how the organization’s activities are divided, organized
and coordinated. Through the creation and strengthening of the Organs, the role and functions of each organ will
be clear and unequivocal. While infrastructure is a set of corporate governance rules and policies established by
Bank Victoria in running the Bank activities. To ensure that established standards are implemented, met, evaluated,
and improved, the Bank need monitoring and evaluation of the implementation.
The monitoring function of the implementation of GCG application is done by the GCG Monitoring Committee
through the determination of its duties and responsibilities that have been set as follows.
• Monitors and analyzes the latest policy and best practice
related to the implementation of GCG; • Updatesmakes improvement of existed internal policies
against any changes in the GCG policy; • Monitors regularly on the Bank’s business planning
and realizationachievement through the Committee meetings;
• Determines the aspects and Person In Charge in the preparation of GCG in accordance with the ields of GCG
aspects; • Coordinates the preparation of the GCG implementation
report; • Develops the reporting on the Bank’s GCG
implementation and performs self-assessment in accordance with prevailing regulations.
assessMenT
Assessment to the GCG implementation is conducted routinely in form of self assessment. Self assessment is a
systematic measure to collect and process reliable and valid data facts and information so that facts can be concluded
and used as the basis the Management’s actions to ensure that GCG implementation is efectively conducted. Self
assessment has become the part of check and balance mechanisms. By having such evaluation, the activity
outcomes can be clearly determined and further measures to improve the activity performance can be established.
Under Bank Indonesia Regulation No. 84PBI2006 also Bank Indonesia Regulation No. 814PBI2006 and Bank Indonesia
Circular Letter No. 1515DPNP dated 29 April 2013 on GCG Implementation by Commercial Banks, Banks must carry out
self assessment of GCG implementation. In relation thereto, Bank Victoria has carried out a self assessment of GCG which
consists of three aspects: structure, process and outcome, while the results for 2012 until 2015 were served in the
following table.
Tabel skor assessment GCG Table of GCG assessment score
asPeK niLai
sCoRe asPeCT
2015 2014
2013 2012
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
1 1
1 1
The Execution of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
2 1
1 1
The Completeness and Execution of the Committee’s Duties
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
2 2
2 2
The Handling Conlicts of Interests Penanganan Benturan Kepentingan
1 1
1 2
The Implementation of Compliance Function
Penerapan Fungsi Kepatuhan 1
1 1
1 The Implementation of Internal Audit
Function Penerapan Fungsi Audit Intern
2 1
2 2
The Implementation of External Audit Function
Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1
1 2
1 The Implementation of Risk Management
including the Internal Control System Penerapan Manajemen Risiko termasuk
Sistem Pengendalian Intern 2
1 1
2 The Provision of Funds To Related Parties
and Large Exposure Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait
Related Party dan Penyediaan Dana Besar LargeExposure
2 1
2 2
The Transparency of The Bank’s Financial and Non-Financial Condition, GCG
Implementation Report and Internal Reporting
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG
dan Pelaporan Internal 1
1 1
1 The Transparency of The Bank’s Financial
and Non-Financial Condition, GCG Implementation Report and Internal
Reporting Rencana Strategis Bank
2 2
1 1
The Bank’s Strategic Plan
skor Self Assessment GCG Bank victoria 2
2 2
2 GCG Self Assessment Score of Bank Victoria
KaTeGoRi
Baik Good
Baik Good
Baik Good
Baik Good
CATEGORIES
skor Self Assessment GCG Bank victoria syariah
2,28 1,93
1,66 2,07
GCG Self Assessment Score of Bank Victoria Sharia
KaTeGoRi
Baik Good
Baik Good
Baik Good
Baik Good
CATEGORIES
Hasil Self Assessment pelaksanaan penerapan GCG Bank Victoria sejak 2012 hingga 2015, selalu memperoleh nilai
komposit sebesar 2 atau masuk dalam kategori BaiK. Hal ini menunjukkan bahwa, selama 4 tahun terakhir Bank
Victoria melalui tim manajemen telah berupaya semaksimal mungkin menjalankan bisnis Bank dengan berlandaskan
pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik.
PeninGKaTan KUaLiTas Dan BENCHMARKING
Hasil dari assessment serta ditambah dengan masukan dari seluruh stakeholders digunakan sebagai pertimbangan di
dalam melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG. Ada dua macam peningkatan kualitas yaitu peningkatan
kualitas untuk mencapai standar kualitas yang ditetapkan dan peningkatan kualitas dalam konteks peningkatan
standar kualitas yang telah dicapai melalui benchmarking.
Bank melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG dengan menindaklanjuti hasil self assessment, temuan audit
dan rekomendasi auditor internal, auditor eksternal serta hasil pengawasan regulator BIOJK. Adapun bentuk tindak
lanjut tersebut dilakukan melalui rapat pembahasan antara Direksi, Divisi Kepatuhan dan UKPNTerintegrasi dan Divisi
serta Komite terkait yang dilaksanakan secara rutin setiap bulannya.
The results of Self Assessment of the implementation of GCG in Bank Victoria since 2012 to 2015, the Bank always obtain
a composite score of 2 or fall into the category GooD. This showed that, over the last 4 years, Bank Victoria through its
management team has try its best to run the Bank business based on the principles of good corporate governance.
QUaLiTY iMPRoveMenT anD BenCHMaRKinG
The assessment results along with the input from all stakeholders may be utilised as considerations in upgrading
the quality of GCG implementation. There are two kinds of quality improvements: improvement in quality to achieve
the deined quality standards and quality improvement within the context of improving the quality standards that
have been achieved through benchmarking.
The Bank improves the quality of the GCG implementation by follow up the results of self-assessment, audit indings and
recommendations from internal auditors, external auditors and the examination results of the regulator supervision BI
FSA. The follow up is done through a discussion meeting between the Board of Directors, Division of and other
relevant Divisions as well as Committees that held regularly every month.
Selanjutnya akan segera dilakukan tindakan koreksi yang dituangkan dalam program kerja. Pelaksanaan program
kerja senantiasa dipantau kesesuaiannya sehingga akan meningkatkan kualitas implementasi GCG. Disamping
itu, Bank juga melakukan benchmarking dalam rangka peningkatan kualitas GCG dengan mengikuti perkembangkan
best practices yang ada.
iMPLeMenTasi PeneRaPan TaTa KeLoLa TeRinTeGRasi
Pada 18 November 2014, Otoritas Jasa Keuangan OJK telah menerbitkan POJK No. 18POJK.032014 tentang Penerapan
Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, serta telah mengeluarkan Surat Edaran OJK No. 15SEOJK.032015
pada tanggal 25 Mei 2015.
Latar belakang diterbitkannya peraturan mengenai Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi
Keuangan diantaranya adalah untuk 1. Menciptakan sektor jasa keuangan yang tumbuh
berkelanjutan, stabil dan berdaya saing tinggi; 2. Adanya hubungan kepemilikan danatau pengendalian
antar Lembaga Jasa Keuangan yang meningkatkan kompleksitas transaksi dan interaksi; serta
3. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik dalam konglomerasi keuangan.
Tata kelola terintergrasi adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsip-pinsip keterbukaan transparency,
akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban
responsibility, independensi independency atau profesional professional dan kewajaran fairness secara terintegrasi
dalam Konglomerasi Keuangan. Adapun yang dimaksud dengan Konglomerasi Keuangan adalah Lembaga Jasa
Keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan danatau pengendalian.
Mengacu pada pasal 2 dan pasal 3 POJK No. 18 POJK.022014, suatu Konglomerasi Keuangan wajib
menerapkan Tata Kelola Terintegrasi secara komprehensif dan efektif serta memiliki struktur yang terdiri dari Entitas
Utama dan Perusahaan Anak danatau Perusahaan Berelasi beserta perusahaan anaknya. Konglomerasi Keuangan yang
dimaksud meliputi jenis Lembaga Jasa Keuangan seperti; Bank, Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, Perusahan Efek
danatau Perusahaan Pembiayaan.
Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham Pengendali, melalui Surat Penunjukan tertanggal 25 Maret 2015 yanag
ditandatangani oleh Pemegang Saham Pengendali, maka Bank Victoria telah ditunjuk sebagai Entitas Utama EU dalam
Konglomerasi Keuangan Grup Victoria. Mengacu pada Pasal 7 Peraturan OJK No. 18POJK.022014, maka Bank Victoria
selaku Entitas Utama diwajibkan untuk menerapkan Tata Kelola Terintegrasi. Terkait dengan penunjukan tersebut,
Bank Victoria telah melaporkan kepada OJK melalui Surat Direksi No. 052DIR-EKS0315 perihal Laporan LJK Entitas
Utama dan LJK yang menjadi Anggota Konglomerasi Further corrective actions will be carried out in the work
program. The implementation of the work program constantly monitored to improve the quality of the GCG
implementation. In addition, the Bank also conducts benchmarking in order to improve the quality of GCG by
following existed best practices development.
THe iMPLeMenTaTion oF an inTeGRaTeD GoveRnanCe
aPPLiCaTion
In November 18, 2014, the Financial Services Authority FSA has published POJK No. 18POJK.032014 on the
Implementation of an Integrated Governance for Financial Conglomerate. The FSA also has issued Circular Letter
No. 15SEOJK.032015 on 25 May 2015.
The background of the issuance of the regulation on The Implementation on Integrated Governance for Financial
Conglomeration was to 1. Create a inancal services sector that grow sustainably,
stable and highly competitive; 2. The existence of a relationship of ownership and
or control between Financial Services Institutions which increases the complexity of transactions and
interactions; and 3. Improve the quality of good governance within inancial
conglomerates. An integrated governance is a governance that apply an
integrated transparency, accountability, responsibility, independency or professional and fairness principles in
the Financial Conglomerate. Financial Conglomeration is Financial Services Institutions that are within one group or
groups due to the ownership andor control relationship.
Referring to Article 2 and Article 3 POJK No. 18POJK.022014, a Financial Conglomeration is obliged to apply Integrated
Governance comprehensively and efectively, and has a structure consisting of Main Entity and Subsidiary Entity
andor Ailiated Company with its subsidiaries. Financial Conglomerate includes Institute of Financial Services such
as Banks, Insurance and Reinsurance Companies, Securities andor Financing Companies.
By virtue of the Controlling Shareholder Decision, through Appointment Letter dated March 25, 2015 signed by
Controlling Shareholders, then Bank Victoria has been appointed as the Main Entity in the Victoria Group Financial
Conglomerate. Referring to Article 7 of the FSA Regulation No. 18POJK.022014, Bank Victoria as Main Entity was
required to implement the Integrated Governance. In regards with the appointment, Bank Victoria has reported to
the OJK by Board of Director Letter No. 052DIR-EKS0315 on Main Entity LJK Report and LJK that shape the Financial
Conglomerate Members on March 26, 2015. Some measures
Keuangan pada tanggal 26 Maret 2015. Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Bank Victoria terkait POJK No. 18
POJK.022014 tersebut adalah sebagai berikut.