income Loss after income Tax

The Bank has no other signiicant commitments and contingencies apart from the ones stated above. CHanGes in ReGULaTions WiTH siGniFiCanT iMPaCT on THe BanK In 2015 there were no changes in regulations with signiicant impact on Bank Victoria. CHanGes in aCCoUnTinG PoLiCY Bank Victoria has implemented its accounting policy consistently in the Consolidated Financial Statements for the years ended 31 December 2015 and 2014 in accordance with the prevailing Financial Accounting Standards in Indonesia. In these inancial statements, the Bank has implemented the signiicant changes in accounting policy owing to the issuance of new standards, amendments and interpretations issued by the Financial Accounting Standard Board of Indonesian Institute of Accountants DSAK-IAI efective on or after 1 January 2015. New standards, amendments and interpretations which were relevant to the Bank and resulted in changes to Bank’s Consolidated inancial statements are as follows. a. SFAS 1 revised 2013 “Presentation of inancial statements”. SFAS 1 revised 2013 requires the entity to bank items presented in other comprehensive income on the basis of whether those items may potentially be reclassiied to proit or loss subsequently. The statement of other comprehensive income in these inancial statements has been revised to relect the SFAS 1 revised 2013. b. SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits”. The implementation of SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits” resulted in the change of the Group’s accounting policy, as follows. 1 All services expenses in the past are directly recognized on the statements of income. Prior to this, past service expenses were recognized based on the direct line method throughout the vesting period, if the change was conditional to the remainder of the services of the employees for the vesting period. 2 Interest expenses and expected returns from the program assets are replaced with the net interest Uraian 2015 2014 Description Liabilitas Kontijensi Contingent Liabilities Penerbitan Jaminan Dalam Bentuk Bank Garansi Issued Bank Guarantees Pihak Ketiga 177,763 182,822 Third Parties Pihak Berelasi 158 158 Related Parties Tagihan Kontijensi - neto 45,487 110,831 Contingent Receivables – Net Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontijensi - neto 1,400,539 1,449,922 Total Commitment and Contingencies Liabilities – net Bank tidak memiliki komitmen dan kontijensi signiikan lainnya selain komitmen dan kontijensi yang telah diungkapkan di atas. PeRUBaHan PeRaTURan PeRUnDanG-UnDanGan YanG BeRPenGaRUH siGniFiKan TeRHaDaP BanK Pada tahun 2015, tidak ada perubahan peraturan perundang- undangan yang berpengaruh signiikan terhadap Bank Victoria. PeRUBaHan KeBiJaKan aKUnTansi Bank Victoria telah menerapkan kebijakan akuntansi secara konsisten pada Laporan Keuangan Konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2015 dan 2014 sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Pada laporan keuangan tersebut, Bank telah menerapkan perubahan kebijakan akuntansi yang signiikan yang disebabkan penerbitan standar baru, revisi dan ineterpretasi yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia DSAK-IAI yang berlaku efektif padaatau setelah tanggal 1 Januari 2015. Adapun standar baru, revisi dan interpretasi yang relevan terhadap Bank dan menghasilkan perubahan kebijakan akuntansi Bank, serta memberikan dampak pada laporan keuangan konsolidasian diuraikan sebagai berikut. a. PSAK 1 revisi 2013 “Penyajian Laporan Keuangan” PSAK 1 revisi 2013 mengharuskan Bank untuk mengelompokkan item-item yang disajikan dalam penghasilan komprehensif lain atas dasar apakah item- item tersebut berpotensi direklasiikasi ke laporan laba rugi selanjutnya. Laporan penghasilan komprehensif lain pada laporan keuangan Bank telah direvisi untuk mencerminkan PSAK 1 revisi 2013 tersebut. b. PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan Kerja” Penerapan PSAK 24 Revisi 2013 “Imbalan Kerja” mengakibatkan perubahan kebijakan akuntansi Grup sebagai berikut. 1 Seluruh biaya jasa lalu diakui langsung di laporan laba rugi. Sebelumnya, biaya jasa lalu diakui berdasarkan metode garis lurus sepanjang periode vesting jika perubahan bersifat kondisional terhadap sisa jasa pekerja untuk periode waktu tertentu periode vesting. 2 Biaya bunga dan imbal hasil yang diharapkan dari aset program diganti dengan nilai bunga bersih yang income calculated based on the discount rate on the liabilities assets of the net employee beneits. 3 Actuarial gains and losses arising from the settlement and adjustments in the actuarial assumptions are directly recognized in full through other comprehensive income at the time they take place. 4 This revision to the standard also requires a more extensive disclosure. The Bank considers that there are no signiicant impacts from the implementation of SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits” on the beginning balance of the consolidated inancial statements. The Group acknowledges the impact of the implementation of SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits” in its current year consolidated inancial statements. c. SFAS 68 “Fair value measurement”. SFAS 68 deines fair value as the price that would be received to sell an asset, or paid to transfer a liability, in an orderly transaction between market participants at the measurement date exit price or, in its absence, the most advantageous market at that date. The fair value of liability relects its non-performance risk. SFAS 68 requires that the fair value of a non-inancial asset is determined based on the highest and best use of the asset. SFAS 68 also requires entity to disclose information on the valuation technique and inputs used in the fair value measurement for asset and liability in level 2, and asset or liabilities in level 3, the entity should disclose impact of the measurement to proit or loss or other comprehensive income for the current period. The change had no signiicant impact on the measurements of the Bank’s assets and liabilities. d. SFAS 110 2015 revision “Accounting for sukuk”. SFAS 110 2015 revision has introduced an additional classiication for investment in sukuk, i.e. fair value through other comprehensive income; therefore, the classiication of investment in sukuk consist of amortised cost, fair value through proit or loss and fair value through other comprehensive income. Furthermore, SFAS 110 2015 revision also deined the fair value hierarchy for investment sukuk. This SFAS is efective on or after 1 January 2016 and to be implemented prospectively, however an early adoption is allowed. The Bank has early adopted the SFAS 110 2015 revision. In accordance with transition requirements, the Bank has re-determined the classiication for its investment in sukuk. The adoption of these new and revised standards and interpretations did not result in substantial changes to Bank’s accounting policies and had no material efect on the amounts reported for the current or prior inancial periods. 1 SFAS 4 revised 2013 “Separate inancial statements”; 2 SFAS 15 revised 2013 “Investment in associates and joint ventures”; 3 SFAS 24 revised 2013 “Employee beneits”; 4 SFAS 46 revised 2014 “Income Taxes”; 5 SFAS 48 revised 2014 “Impairment of the assets”; dihitung berdasarkan tingkat diskonto terhadap kewajiban aset imbalan pasti bersih. 3 Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyelesaian dan perubahan dalam asumsi- asumsi actuarial langsung diakui seluruhnya melalui penghasilan komprehensif lain pada saat terjadi. 4 Revisi standar ini juga mensyaratkan pengungkapan yang lebih ekstensif. Bank menilai bahwa tidak terdapat dampak yang signiikan dari penerapan PSAK 24 revisi 2013 – Imbalan Kerja terhadap saldo awal laporan keuangan konsolidasian. Grup membukukan dampak atas penerapan PSAK 24 revisi 2013 – Imbalan Kerja ke dalam laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan. c. PSAK 68 “Pengukuran Nilai Wajar” PSAK 68 mendeinisikan nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset, atau dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas, dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran exit price atau, dalam ketiadaan, pasar yang paling menguntungkan pada tanggal tersebut. Nilai wajar suatu liabilitas mencerminkan dampak risiko wanprestasi non performance risk. PSAK 68 mensyaratkan bahwa nilai wajar aset non-keuangan ditentukan berdasarkan penggunaan tertinggi dan terbaik dari aset. PSAK 68 juga mensyaratkan untuk mengungkapkan informasi teknik penilaian dan input yang digunakan dalam pengukuran nilai wajar untuk aset dan liabilitas di level 2, dan untuk pengukuran aset atau liabilitas keuangan di level 3, harus diungkapkan dampak dari pengukuran terhadap laba rugi atau penghasilan laba komprehensif lain untuk periode tersebut. Perubahan ini tidak memiliki dampak signiikan terhadap pengukuran aset dan liabilitas Bank. d. PSAK 110 revisi 2015 “Akuntansi Sukuk” PSAK 110 revisi 2015 telah menambahkan klasiikasi tambahan untuk investasi pada sukuk, yaitu diukur pada nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain sehingga klasiikasi investasi pada sukuk diukur nilai wajar melalui penghasilan komprehensif lain dan diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Lebih lanjut, PSAK 110 revisi 2015 juga mengatur urutan nilai wajar invetasi untuk investasi pada sukuk. PSAK ini berlaku efektif padaatau setelah tanggal 1 Januari 2016 dan diterapkan secara prospektif. Namun, penerapan dini diperkenankan. Bank telah melakukan penerapan dini atas PSAK 110 revisi 2015. Sesuai dengan ketentuan transisi dalam PSAK tersebut, Bank menentukan kembali klasiikasi investasi pada sukuk yang dimilikinya. Adapun penerapan standar, interprestasi baru dan revisi berikut tidak menimbulkan perubahan substansial terhadap kebijakan akuntansi Bank dan tidak berdampak signiikan terhadap jumlah yang dilaporkan pada periode berjalan atau periode sebelumnya. 1 PSAK 4 revisi 2013 “Laporan Keuangan Tersendiri”; 2 PSAK 15 revisi 2013 “Investasi Pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama”; 3 PSAK 24 revisi 2013 “Imbalan Kerja”; 4 PSAK 46 revisi 2014 “Pajak Penghasilan”; 5 PSAK 48 revisi 2014 “Penurunan Nilai Aset”; 6 PSAK 50 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Penyajian”; 7 PSAK 55 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”; 8 PSAK 60 revisi 2014 “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”; 9 PSAK 65 revisi 2013 “Laporan Keuangan Konsolidasian”; 10 PSAK 66 revisi 2013 “Pengaturan Bersama”; 11 PSAK 67 revisi 2013 “Pengungkapan Kepentingan Dalam Entitas Lain”; 12 ISAK 26 revisi 2014 “Penilaian Ulang Derivatif Melekat”; dan 13 ISAK 15 – Batas Aset Imbalan Pasti revisi 2015. Pada tahun 2015, Grup Bank Victoria juga melakukan perubahan kebijakan akuntansi atas aset tetap dari model biaya menjadi model nilai wajar. inFoRMasi KeLanGsUnGan UsaHa HaL YanG BeRPoTensi BeRPenGaRUH siGniFiKan TeRHaDaP KeLanGsUnGan UsaHa Berdasarkan hasil penilaian manajemen atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa yang akan datang, diketahui bahwa Bank tidak memiliki hal-hal yang berpotensi berpengaruh signiikan terhadap kelangsungan usaha Bank. ASSESSMENT ManaJeMen aTas HaL YanG BeRPoTensi BeRPenGaRUH siGniFiKan TeRHaDaP KeLanGsUnGan UsaHa Manajemen Bank Victoria senantiasa melaksanakan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa yang akan datang. Penilaian tersebut dilakukan sejalan dengan penyusunan Rencana Bisnis Bank RBB jangka pendek dan jangka menengah, serta berdasarkan realisasi dari RBB dan laporan keuangan Bank. Berdasarkan hasil penilaian, manajemen Bank berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan kegiatan usaha di masa yang akan datang. Bank tidak memiliki ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signiikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan usaha. asUMsi YanG DiGUnaKan DaLaM MeLaKUKan ASSESSMENT Dalam melaksanakan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usaha di masa yang akan datang, digunakan beberapa asumsi dan pertimbangan. Asumsi dan pertimbangan tersebut, antara lain kinerja keuangan, tingkat kecukupan modal, likuiditas, solvabilitas, proitabilitas, dan eisiensi Bank, permasalahan internal dan perkara hukum yang dihadapi Bank, serta kondisi ekonomi mikro dan makro pada saat ini dan masa yang akan datang. 6 SAFS 50 revised 2014 “Financial instrument: presentation”; 7 SFAS 55 revised 2014 “Financial instrument: recognition and measurement”; 8 SFAS 60 revised 2014 “Financial instrument: disclosures”; 9 SFAS 65 revised 2013 “Consolidated inancial statements”; 10 SFAS 66 revised 2013 “Joint arrangements”; 11 SFAS 67 revised 2013 “Disclosure of interests in other entities”; 12 IFAS 26 revised 2014 “Reassessment of embedded derivatives”; and 13 IFAS 15 – The Limit on a Deined Beneit Asset Asset Revised 2015. In 2015, the Bank Victoria Group also changed its accounting policy on ixed assets, from the cost model to the fair value model. inFoRMaTion on BUsiness ConTinUiTY issUes THaT MaY siGniFiCanTLY aFFeCT BUsiness ConTinUiTY Based on the assessment of the management on the Bank’s capability to continue its business in the future, it is known that the Bank has no issues that may signiicantly afect its business continuity. ManaGeMenT assessMenT on issUes THaT MaY siGniFiCanTLY aFFeCT BUsiness ConTinUiTY The Management of Bank Victoria regularly conducts assessment on the Bank’s capability to continue its business in the future. This assessment is conducted in line with the preparation of the Bank’s Business Plan RBB for the short term and medium term, as well as based on the actual achievements of the RBB and the Bank’s inancial statements. Based on the assessment result, the Management of the Bank is of the view that the Bank has suicient resources to continue its business in the future. The Bank has no material uncertainty that may result in signiicant doubt over the Bank’s capability to continue its business in the future. assUMPTions UseD in assessMenT In assessing the Bank’s capability to continue its business in the future, certain assumptions and considerations were used. These assumptions and considerations are among others inancial performance, capital adequacy ratio, liquidity, solvency, proitability, and eiciency of the Bank, internal issues and litigations faced by the Bank, as well as the macroeconomic and microeconomic conditions of the present and the future. Subsidiaries Performance Kinerja Anak Perusahaan PT BanK viCToRiaH sYaRiaH PRoFiL Bank Victoria Syariah merupakan Entitas Anak Bank Victoria yang menjalankan usaha perbankan dengan prinsip syariah. Bank Victoria Syariah memiliki lokasi kantor pusat di Gedung The Victoria Lantai 2 dan 3, Jl. Tomang Raya No. 33-37, Jakarta Barat, 11440. Beberapa produk yang disediakan Bank Victoria Syariah sebagai berikut. 1. Produk Simpanan, meliputi:, Tabungan Visya iB, Tabungan V-Plan iB, dan Tabungan V-Bisnis iB, Tabungan Vis Berhadiah X-Tra iB, Giro Vis iB, Giro Vis Prima iB, dan Deposito Vis iB. 2. Produk Pembiayaan: Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, Pembiayaan Murabahah Pemilikan Mobil, Pembiayaan Murabahah Pemilikan Rumah, Pembiayaan Murabahah Mikro, Pembiayaan Murabahah Usaha Kecil Menengah, Pembiayaan Multiguna, Pembiayaan V-Kop iB. Adapun pengurus Bank Victoria Syariah adalah sebagai berikut. Komisaris Utama : Sugiharto, SE Komisaris Independen Komisaris Komisaris Independen : Pangulu Oloan Simorangkir Komisaris : R Soehanda Djajakoesoema Direktur Utama : Ir. Sugiharto Direktur Operasional : Sari Idayanti Direktur Kepatuhan : Djoko Nugroho Direktur Bisnis : Andy Sundoro Ketua Dewan Pengawas Syariah : Prof. DR H Hasanuddin AF, MA Anggota Dewan Pengawas Syariah : Prof. DR Huzaemah Tahido Yanggo, MA Mengundurkan diri pada Desember 2015. KineRJa Kinerja Bank Victoria Syariah pada tahun 2015, menunjukkan penurunan, baik dari sisi posisi keuangan maupun dari laba rugi komprehensif. Dari sisi posisi keuangan, jumlah aset mengalami penurunan Rp60,37 miliar atau sebesar 4,19, liabilitas meningkat Rp28,37 miliar atau sebesar 34,25, dan dana syirkah temporer menurun Rp65,02 miliar atau sebesar 5,56. Demikian pula dengan ekuitas yang mengalami penurunan Rp23,72 miliar atau sebesar 12,73. Penurunan kinerja posisi keuangan tersebut disebabkan menurunnya perolehan dana masyarakat, terutama penghimpunan PT BanK viCToRiaH sYaRiaH PRoFiLe Bank Victoria Syariah is a subsidiary of Bank Victoria that is engaged in the sharia banking industry. Bank Victoria Syariah is headquartered at The Victoria Building, 2nd and 3rd loors, Jl. Tomang Raya No. 33-37, West Jakarta 11440. The range of products ofered by Bank Victoria Syariah is as follows. 1. Savings products, including: Visya iB, V-Plan iB, V-Bisnis iB, Vis Berhadiah X-Tra iB, Giro Vis iB, Giro Vis Prima iB, and Deposito Vis iB. 2. Financing products: Murabahah Financing, Mudharabah Financing, Murabahah Vehicle Financing, Murabahah Housing Financing, Murabahah Micro Financing, Murabahah Small Medium Enterprise Financing, Multipurpose Financing, and V-Kop iB Financing. The management of Bank Victoria Syariah is as follows. President Commissioner : Sugiharto, SE Independent Commissioner Commissioner : Pangulu Oloan Independent Commissioner Simorangkir Commissioner : R Soehanda Djajakoesoema President Director : Ir. Sugiharto Operations Director : Sari Idayanti Compliance Director : Djoko Nugroho Business Director : Andy Sundoro Chairman of the Sharia : Prof. DR H Supervisory Board Hasanuddin AF, MA Member of the Sharia : Prof. DR Huzaemah Supervisory Board Tahido Yanggo, MA Resigned in December 2015. PeRFoRManCe Performance of Bank Victoria Syariah in 2015 showed a decline, both in terms of inancial position and comprehensive income. In terms of inancial position, total assets decreased by Rp60.37 billion or 4.19, liabilities increased by Rp28.37 billion or 34.25, and temporary syirkah funds decreased by Rp65.02 billion, or 5.56, from 2014 igures. Likewise, equity decreased by Rp23.72 billion or 12.73. The decline in performance of the inancial position was due to the reduced acquisition of public funds, particularly in deposits. In addition, Bank Victoria Syariah is still in a consolidation dana deposito. Selain itu, Bank Victoria Syariah masih dalam tahap konsolidasi untuk menyelesaikan persoalan pembiayaan bermasalah yang masih cukup tinggi di tahun 2015 sehingga Bank Victoria Syariah mengambil langkah yang lebih konservatif dalam mengembangkan usahanya. Tabel Kinerja Keuangan Utama Bank victoria syariah Table of Bank victoria syariah’s Core Financial Performance dalam Juta Rp in million Rp Uraian 2015 2014 Pertumbuhan Growth Description 1 2 3 4=2-3 5=2-33 1 Aset 1,379,266 1,439,632 60,366 4.19 Assets Liabilitas 111,208 82,834 28,374 34.25 Liabilities Dana Syirkah Temporer 1,105,406 1,170,430 65,024 5.56 Temporary Syirkah Funds Ekuitas 162,652 186,368 23,716 12.73 Equity Piutang dan Pembiayaan 1,074,047 1,076,761 2,714 0.25 Receivables and Financing Pendapatan Pengelolaan Dana oleh Bank sebagai Mudharib 144,366 148,876 4,510 3.03 Income from the Bank’s Fund Management as Mudharib Hak Bagi Hasil Milik Bank 39,985 44,537 4,552 10.22 Proit Sharing Right of the Bank Beban Operasional Lainnya 73,740 71,586 2,154 3.01 Other Operating Expenses Laba Operasional 32,524 25,275 7,249 28.68 Income from Operations Laba Tahun Berjalan 24,001 19,385 4,616 23.81 Income for the Year Laba Komprehensif Selama Tahun Berjalan 285 336 51 15.18 Comprehensive Income for the Year Sumber: Laporan Keuangan Audited Bank Victoria Syariah Source: Audited Financial Statements of Bank Victoria Syariah Dari sisi laba rugi komprehensif, pendapatan pengelolaan dana oleh Bank sebagai mudharib mengalami penurunan Rp4,51 miliar atau sebesar 3,03. Hal ini disebabkan menurunnya pendapatan dari pembiayaan yang sejalan dengan meningkatnya rasio Non Performing Financing gross di tahun 2015 menjadi sebesar 9,80 dari sebesar 7,10 di tahun 2014. Penurunan tersebut menyebabkan hak bagi hasil milik Bank menurun Rp4,55 miliar atau sebesar 10,22 dan laba operasional menurun Rp7,25 miliar atau sebesar 28,68. Hal ini pada akhirnya menyebabkan laba tahun berjalan menurun Rp4,62 miliar atau sebesar 23,81 dan laba komprehensif selama tahun berjalan menurun Rp0,05 miliar atau sebesar 15,18. Tabel Rasio Keuangan Utama Bank victoria syariah Table of Bank victoria syariah’ Financial Ratios dalam juta Rp in million Rp Uraian 2015 2014 Description CAR 16.14 15.27 CAR FDR 95.29 95.19 FDR ROA 2.36 1.87 ROA ROE 15.06 17.61 ROE NIM 2.80 3.34 NIM NPF Net 4.82 4.75 NPF Net phase to resolve the issue of relatively high non-performing loans in 2015, which rendered Bank Victoria Syariah to be more conservative in developing its business. In terms of comprehensive loss income, income from fund management by the Bank as mudharib decreased by Rp4.51 billion or 3.03. This was due to the decrease in income from inancing in line with the increase in gross Non-Performing Loans ratio in 2015, which amounted to 9.80, up from 7.10 in 2014. The decline caused the proit sharing right of the Bank to slide by Rp4.55 billion or 10.22 and income from operations to decrease by Rp7.25 billion or 28.68. This ultimately made income for the year to decrease by Rp4.62 billion or 23.81 and comprehensive income for the year to decrease by Rp0.05 billion or 15.18. Meskipun kinerja keuangan mengalami penurunan, namun beberapa rasio keuangan utama Bank Victoria Syariah mengalami peningkatan. Rasio tingkat kecukupan modal yang ditunjukkan dengan CAR meningkat menjadi 16,14 dari 15,27 di 2014. Rasio tingkat likuiditas menurut FDR meningkat menjadi 95,29 dari 95,19 di 2014. Demikian pula dengan rasio tingkat proitabilitas yang ditunjukkan oleh NIM meningkat menjadi 3,34 dari 2,80 di 2014. RenCana KeRJa Dan sTRaTeGi BanK viCToRia sYaRiaH 2016 Pada tahun 2016, Bank Victoria Syariah telah menetapkan rencana kerja untuk meningkatkan kinerja Bank Victoria Syariah dan untuk mendukung pertumbuhan kinerja Bank sebagai entitas usaha yang terintegrasi. Rencana kerja yang telah ditetapkan manajemen berfokus kepada: a. Pertumbuhan bisnis; b. Kualitas aset yang terjaga dan sehat; serta c. Peningkatan efektivitas proses bisnis dan operasional. Berdasarkan fokus rencana kerja tersebut, Bank Victoria Syariah telah menetapkan target pertumbuhan total aset sebesar 17,55, pertumbuhan total pembiayaan sebesar 18,21, dan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 18,68. Selain itu, Bank Victoria Syariah juga menargetkan pertumbuhan ekuitas sebesar 36,15 dan pertumbuhan laba tahun berjalan sebelum pajak sebesar 236,93. Dalam mencapai rencana dan target kerja yang telah ditetapkan, Bank Victoria Syariah telah menyusun strategi usaha. Strategi usaha tersebut adalah dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas bisnis Bank Victoria Syariah. Melalui peningkatan kuantitas dan kualitas tersebut, diharapkan Bank Victoria Syariah dapat mencapai pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Although there was a decline in inancial performance, certain key inancial ratios of Bank Victoria Syariah notably increased. The capital adequacy ratio or CAR increased to 16.14 from 15.27 in 2014. Liquidity ratio as indicated by inancing to deposit ratio FDR increased to 95.29 from 95.19 in 2014. Similarly, the proitability ratio as indicated by Net Interest Margin NIM improved to 3.34 from 2.80 in 2014. BanK viCToRia sYaRiaH’s PLans anD sTRaTeGies FoR 2016 In 2016, Bank Victoria Syariah sets a plan to improve its performance and to support its growth as an integrated business entity. The plan that has been established by the management focuses on: a. Business growth; b. Asset quality to be maintained and sound; and c. Increasing the efectiveness of business processes and operations. Based on the focus of such work plan, Bank Victoria Syariah has set a growth targets as follows: total assets up by 17.55, total inancing up by 18.21, and total third party funds up by 18.68. In addition, Bank Victoria Syariah is also targeting growth in equity of 36.15 and growth in income before tax of 236.93. In achieving the above work plans and targets that have been set, Bank Victoria Syariah has developed a business strategy aimed at increasing the quantity and improving the quality of Bank Victoria Syariah’s businesses. Through this, Bank Victoria Syariah is expected to achieve a healthy and sustainable growth. tata kelola perusahaan corporate governance Corporate Governance Tata Kelola Perusahaan Di dalam menghadapi tantangan perekonomian di 2015, Bank Victoria sangat merasakan manfaat dari implementasi good corporate governance. Sebagai suatu lembaga kepercayaan, Bank harus mampu menjalankan aktivitas operasional maupun kepengurusan perusahaan dengan baik. Di samping itu, sebagai suatu lembaga pelayanan publik Bank juga harus memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabahnya, merupakan suatu keharusan bagi Bank. Dampak dari penerapan good corporate governance telah mampu membuat Bank bertahan dalam menghadapi kondisi yang sulit. Di 2015, pertumbuhan aset, kredit maupun DPK Bank Victoria lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan aset, kredit maupun DPK di industri perbankan tingkat BUKU II. In the face of economic challenges in 2015, Bank Victoria has enjoyed many beneit from the implementation of good corporate governance. As an institution of trust, the Bank should be able to carry out its operational activities and management appropriately. In addition, as a public service institution, the Bank must also provide the best service to its customers, which is a necessity for the Bank. The implementation of good corporate governance has made the Bank able to survive in the face of diicult conditions. In 2015, Bank Victoria’s assets, loans and DPK growth were higher than the assets, loans and deposits growth in the BUKU II level banking industry. MoTivasi PeneRaPan GOOD CORPORATE GOVERNANCE Bagi Bank Victoria, penerapan praktik Good Corporate Govenance GCG bukan hanya sekedar bentuk kepatuhan Bank terhadap peraturan, namun merupakan suatu upaya dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas pengelolaan Bank secara berkelanjutan. Corporate Governance berperan sebagai landasan dalam peningkatan kinerja serta pengembangan usaha jangka panjang yang dapat memberikan manfaat seoptimal mungkin kepada seluruh stakeholders. Bank Victoria sangat menyadari arti penting GCG dalam kegiatan operasionalnya. Beberapa pertimbangan strategis Bank Victoria dalam menerapkan GCG adalah bahwa: BanK seBaGai LeMBaGa KePeRCaYaan Untuk mendapatkan kepercayaan dari Pemerintah dan masyarakat, sebuah bank harus memiliki kinerja keuangan dan tingkat kesehatan yang baik, memiliki kecukupan modal di atas ketentuan minimum dan memiliki proil risiko secara komposit berada di level rendah. Sebagai lembaga kepercayaan, Bank juga harus menjaga kerahasiaan nasabah penyimpan dan simpanannya serta rahasia perusahaan. Bank juga harus mengedepankan asas keterbukaan dalam penyampaian informasi kepada publik berkaitan dengan produk dan aktivitas baru Bank serta menjaga kepentingan shareholders dan stakeholders. Terkait dengan persaingan usaha, maka Bank harus selalu bersaing secara sehat dalam menetapkan harga price atau suku bunga dana dan kreditpembiayaan dan mampu melaksanakan etika bisnis industri perbankan dengan baik. Bank juga harus mampu mengendalikan risiko reputasi yang dihadapi, agar dapat mencegah persepsi negatif kepada Bank, sekaligus menjaga pencitraan bagi Bank. Sebagai suatu lembaga kepercayaan, Bank pun harus mampu menjalankan aktivitas operasional maupun kepengurusan perusahaan dengan baik. Hal tersebut diwujudkan Bank Victoria melalui ketersediaan sumber daya manusia yang handal, profesional, berintegritas tinggi, serta memiliki akhlak dan moral yang baik. Bank juga selalu menerapkan Tata Kelola Perusahaan secara konsisten dan berkelanjutan serta berupaya untuk selalu meningkatkan atau mempertahankan kualitas mutu pelayanan secara konsisten dan berkelanjutan. BanK MeRUPaKan PeLaYanan PUBLiK Memberikan pelayanan terbaik kepada para nasabahnya, merupakan suatu keharusan bagi Bank sebagai suatu lembaga pelayanan publik. Selain itu, Bank juga harus selalu dapat menjaga kepuasan nasabah customer satisfaction atau dengan kata lain, Bank harus mampu memberikan MoTivaTion in iMPLeMenTinG GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe For Bank of Victoria, the implementation of Good Corporate Governance GCG practices is not just a form of the Bank’s compliance with regulations, but it is an attempt to make enchancement and improvement to the quality of the Bank’s management in a sustainable manner. Corporate Governance serves as a cornerstone in improving performance and developing long-term business that can provide optimum beneits to all stakeholders. Bank Victoria is very aware of the importance of GCG in its operations. The following are several Bank Victoria’s strategic considerations in implementing GCG: BanK is an aGenCY oF TRUsT To gain the trust of the Government and the public, a bank must have a inancial performance and good health level, have capital adequacy above the minimum requirement and have composite risk proile at the lower level. As an agency of trust, a Bank must maintain the clients conidentiality and their savings as well as corporate secrets. A Bank also have to prioritize openness principle in conveying information to the public relating to Bank’s new products and activities and safeguard the shareholders and stakeholders’ interests. Associated with business competition, the Bank must always compete fairly in setting its price or interest rate deposit and loaninancing as well as able to carry out the banking industry business ethics. A Bank should also be able to control the reputation risk it faced, in order to prevent negative perception of the Bank, while keeping its image. As an agen of trust, a Bank must be able to carry out its operational activities and management. Bank Victoria manifests it through the availability of human resources that are reliable, professional, has high integrity, and good character and morals. The Bank also always apply the Corporate Governance in a consistent and sustainable way as well as striving to improve or maintain a consistent and continuous service quality. BanK is a PUBLiC seRviCe Providing the best service to its customers, is a necessity for a Bank as a public service institution. In addition, a Bank also must always maintain its customer satisfaction or in other words, a Bank should be able to provide services exceeding its customers expectations. Comfort for its pelayanan melebihi harapan para pelanggannya. Kenyamanan bagi nasabahnya dalam bentuk penyediaan sarana dan prasarana, ketepatan waktu transaksi, on- line system, non stop service transaksi penarikan tunai dan transfer serta fasilitas lainnya merupakan fasilitas yang sudah seharusnya diberikan Bank. Sesuai dengan fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi, yakni menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit pembiayaan, Bank senantiasa harus dapat membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Bank juga harus mampu menjadi agent of development dalam segala sektor usaha dan bisnis dengan menerapkan prinsip kehati-hatian prudential banking. Objek pelayanan publik yang bergerak di sektor jasa keuangan seperti perbankan, selalu mendapat perhatian lebih dari masyarakat dalam bentuk pengendalian sosial di sektor keuangan social control of environment, Pemerintah eksekutif dan DPRDPRD legislatif serta otoritas regulator. Oleh karena itu Bank senantiasa berupaya menjalankan fungsinya sebagai lembaga pelayanan publik dengan baik. DasaR PeneRaPan GOOD CORPORATE GOVERNANCE Berkaca pada pengalaman perbankan di masa lalu, sudah menjadi suatu keharusan bagi Bank Umum baik Konvensional maupun Syariah untuk menerapkan GCG sebagaimana yang tertuang dalam beberapa ketentuan yang berlaku, yakni: 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas Undang-undang No 7 tahun 1992 tentang Perbankan. 2. Undang-undang Republik Indonesia No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas; 3. Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum; 4. Peraturan Bank Indonesia No. 1133PBI2009 tanggal 7 Desember 2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; 5. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1213DPbS tanggal 30 April 2010 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah; 6. Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum; 7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 18POJK.032014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; customers in the form of facilities and infrastructure, timeliness of transactions, on-line system, non stop service cash withdrawal and transfer as well as other facilities are facilities that should be provided by a Bank. According to its function as an intermediary institution, responsible for collecting public funds and re-distributing such funds to the public in the form of creditinancing, a Bank must consistently support and boost economic growth and regional development in all sectors as one of the sources of regional income for community living standard improvement. A Bank also functions as an agent of development in various business sectors by applying prudent banking principles. Public service in the inancial sector such as banks always gains more attention from the public in the form of social control of environment, the Government executive, and legislative body as well as Regulatory Authorities. Therefore, the Bank strives to always perform its function as a public service institution. LeGaL GRoUnDs FoR GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe Considering the banking industry’s past experiences, it is imperative for Commercial Banks either Conventional or Sharia to implement GCG as speciied in the following applicable provisions: 1. Law of the Republic of Indonesia No. 10 year 1998 concerning the amendment on Law No. 7 year 1992 on Banking. 2. Law of the Republic of Indonesia No. 40 year 2007 on Limited Liability Company PT; 3. Bank Indonesia Regulation No. 84PBI2006 dated 30 January 2006 on Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks, as having been amended by Bank Indonesia Regulation No. 814 PBI2006 dated 05 October 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks.; 4. Bank Indonesia Regulation No. 1133PBI2009 dated 7 December 2009 on Implementation of Good Corporate Governance for Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units; 5. Bank Indonesia Circular Letter No. 1213DPbS dated 30 April 2010 on Implementation of Good Corporate Governance for Sharia Commercial Banks and Sharia Business Units; 6. Bank Indonesia Circular Letter No. 1515DPNP dated 29 April 2013 on Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks. 7. Financial Services Authority Regulation No. 18 POJK.032014 on the Integrated Governance Implementation For Financial Conglomerate. 8. Financial Services Authority Regulation No. 18 POJK.032014 on the Integrated Governance Implementation For Financial Conglomerate. 9. Financial Services Authority Circular Letter No. 32 SEOJK.042015 of the Good Corporate Governance Guidance on Public Company. In addition to the required provisions of various laws and regulations aforementioned above, Bank Victoria also applies guidelines for the implementation of GCG as follows. 1. Corporate Governance Principles developed by the Organization for Economic Cooperation and Development OECD; 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard developed by the Asian Capital Market Forum; 3. Indonesian GCG Guidelines developed by the National Committee on Governance KNKG; 4. Indonesian Banking Sector GCG Guidelines developed by the National Committee on Governance KNKG; 5. Principles for Enhancing Corporate Governance issued by the Basel Committee on Banking Supervision. It is the commitment of the Boards of Commissioners and Board of Directors as well as all employees to internalize various aforementioned regulations and guidelines into the Bank’s internal policy. The Bank’s commitment to the implementation of GCG is shown in the igure below. The Bank’s commitment in implementing GCG is evident from its vision, mission as well as corporate culture values. The vision of Bank Victoria is to become a reliable, healthy and eicient, a bank of choice. This is embodied in the 8. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17POJK.032014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan; 9. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32 SEOJK.042015 Tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan Terbuka. Selain ketentuan yang diharuskan dari berbagai aturan perundang-undangan di atas, Bank juga mendasarkan pada pedoman-pedoman implementasi GCG sebagai berikut. 1. Prinsip-prinsip Corporate Governance yang dikembangkan oleh the Organization for Economic Cooperation and Development OECD; 2. ASEAN Corporate Governance Scorecard yang dikembangkan oleh Asian Capital Market Forum; 3. Pedoman GCG Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG; 4. Pedoman GCG Perbankan Indonesia yang dikembangkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG; 5. Principles for Enhancing Corporate Governance yang diterbitkan oleh Basel Committee on Banking Supervision. Internalisasi dari berbagai peraturan perundang-undangan dan pedoman di atas ke dalam kebijakan internal Bank merupakan komitmen dari Dewan Komisaris dan Direksi dan seluruh karyawan. Komitmen Bank terhadap penerapan GCG ditunjukkan dalam gambar di bawah ini. Risk Management GCG MECHANISM GCG PRINCIPLE GCG COMMITMENT Transparency | Accountability | Responsibility | Independency | Fairness ORGAN INFRASTRUCTURE GOOD CORPORATE SUSTAINABILITY GCG STRUCTURE • RUPS General Meeting of Shareholders • Dewan Komisaris Board of Commisioners • Direksi Board of Directors • Organ Pendukung Supporting Organs • Hak Pemegang Saham Rights of shareholders • Perlakuan yang sama bagi seluruh Pemegang Saham Equal treatment to all share holders • Peran Stakeholders Stakeholders’ roles • Transparansi Informasi Information transparency • Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi Responsibilities of the Board of Commisioners and Directors • Pedoman GCG The GCG Guidelines • Tata Tertib Dekom The Rule of The Board of Commissioners • Pedoman Anti Fraud The Anti Fraud Guidelines • Pedoman Etika Karyawan The Employee Ethics Guidelines • SOP Standard Operating Procedures Nilai Budaya Perusahaan Corporate Culture Value Misi Mission Visi Vision Komitmen Bank dalam menerapkan GCG terlihat dari visi, misi dan nilai-nilai budaya Bank. Visi Bank Victoria untuk menjadi bank pilihan nasabah yang terpercaya, sehat dan eisien diwujudkan dalam misinya dan didasarkan pada nilai- mission and is based on its corporate culture. In order to realize the vision and mission, Bank Victoria always complies to the principles of Good Corporate Governance which are Transparency, Accountability, Responsibility, Independency and Fairness. Bank’s commitment in implementing the transparency principle is shown by providing not only information required by the regulator but also voluntary information required by the stakeholders. Thus, information asymmetry gap between the Bank and the stakeholders can be reduced. This is because the stakeholders can access information required for decision making in an easy and cheapest way possible. In applying the principle of accountability, the achievement of performance targets at all management levels, including individually is very important for the Bank. Therefore, the Bank continues to evaluate key performance indicator KPI measurement and its achievement so it will always create a continuous improvement and will further enhance the competitiveness in the banking industry. Associated with the principle of responsibility, the Bank always ensure compliance with the rules of law and perform its responsibilities towards society and the environment, the Bank has a strong commitment to both. Thus, long-term sustainability will be maintained. The principle of independence highly enforced by the Bank in the management of its business. The Bankstrives to avoid any dominance and intervention from other parties in decision-making. The Bank strictly avoid any conlict of interest in running its operations. In order to implement the principles of fairness, the Bank is committed to always take into consideration the interests of shareholders and other stakeholders based on the principles of fairness and equality. All stakeholders receive the same treatment in the fulillment of their rights. With its commitment and adherence to GCG implementation, the Bank has beneited increased conidence of the shareholders and other stakeholders, including employees, customers, suppliers, the community and others to create sustainable long-term growth. Based on these GCG principles, the Bank has developed a GCG structure that includes Main Organ as well as GCG infrastructure and softstructure to execute the appropriate GCG mechanism in accordance with the prevailing laws and best practices. By underlying its business activities on the GCG principles, the Bank expects to create long term in business sustainability. nilai budaya Bank. Dalam mewujudkan visi dan menjalankan misinya, Bank senantiasa berpegang pada asas-asas GCG yaitu Transparansi, Akuntabilitas, Responsibilitas, Independensi dan Fairness. Komitmen Bank dalam menjalankan asas transparansi ditunjukkan dengan memberikan informasi tidak hanya yang diharuskan oleh regulator akan tetapi juga informasi yang bersifat sukarela yang diperlukan oleh para stakeholders. Dengan demikian, gap asimetri informasi antara Bank dengan para stakeholdersnya menjadi berkurang. Hal ini dikarenakan para stakeholders dapat secara mudah dan murah dalam mengakses informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Dalam menerapkan asas akuntabilitas, pencapaian target kinerja di semua level manajemen termasuk individu merupakan hal yang sangat penting bagi Bank. Oleh karena itu Bank senantiasa melakukan evaluasi pengukuran key performance indicator KPI beserta ketercapaiannya sehingga akan selalu tercipta perbaikan yang berkelanjutan dan selanjutnya akan meningkatkan daya saing dalam industri perbankan. Terkait dengan asas tanggungjawab responsibilitas, Bank senantiasa memastikan pemenuhan aturan perundang- undangan dan melakukan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungannya, Bank memiliki komitmen yang tinggi terhadap kedua hal tersebut. Dengan demikian akan terpelihara kesinambungan dalam jangka panjang. Asas independensi sangat ditegakkan oleh Bank dalam pengelolaan usahanya. Bank sangat berupaya untuk tidak adanya saling mendominasi dan intervensi dari pihak lain dalam pengambilan keputusan. Bank sangat menghindari terjadinya konlik kepentingan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dalam rangka menerapkan asas keadilan, Bank berkomitmen untuk senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan stakeholders lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan. Semua stakeholders mendapatkan perlakuan yang sama dalam pemenuhan hak-haknya. Dengan komitmen dan kepatuhan pada penerapan GCG, Bank telah merasakan manfaatnya dengan adanya peningkatan kepercayaan pemegang saham dan stakeholders lainnya, antara lain karyawan, nasabah, pemasok, masyarakat dan lainnya sehingga tercipta pertumbuhan jangka panjang yang berkesinambungan. Berdasarkan asas-asas GCG, Bank mengembangkan struktur GCG yang meliputi Organ Utama dan pendukung serta infrastruktur GCG guna menjalankan mekanisme GCG sesuai peraturan perundang-undangan serta best practices yang ada. Dengan mendasarkan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip GCG, diharapkan akan tercipta kesinambungan usaha dalam jangka panjang. PeninGKaTan KUaLiTas iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE GOVERNANCE BeRKeLanJUTan Pada prinsipnya pelaksanaan penerapan GCG di Bank Victoria berjalan dengan baik dan dilaksanakan oleh Dewan Komisaris, Direksi, dan seluruh karyawan pada setiap kegiatan dengan tujuan untuk melindungi kepentingan Bank, shareholders dan stakeholders. Bank Victoria senantiasa melakukan evaluasi penerapan GCG secara berkelanjutan, sehingga penerapan GCG akan selalu mengalami peningkatan. Mekanisme pelaksanaan implementasi GCG digambarkan dalam siklus implementasi di bawah ini. standar Standard Assessment Peningkatan Kualitas termasuk Benchmarking Quality Improvements include Benchmarking Pelaksanaan Aplication Tindakan Koreksi Correction Measures Monitoring PeneTaPan sTanDaR KUaLiTas iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE GOVERNANCE Dalam rangka mewujudkan Visi dan menjalankan Misinya, Bank membutuhkan suatu standar implementasi GCG yang dapat dijadikan sebagai acuan dasar. Acuan dasar tersebut meliputi kriteria yang akan dicapai dari berbagai aspek yang terkait dengan implementasi GCG. Selain itu, penetapan standar implementasi juga bertujuan agar Bank mampu meningkatkan kualitas implementasi GCG. Standar tersebut dirumuskan berdasarkan peraturan terkait, masukan dari stakeholders, hasil assessment dan benchmarking. Lingkup standar implementasi GCG Bank Victoria mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 tanggal 30 Januari 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 tanggal 05 Oktober 2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNP tanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum. Standar penilaian pelaksanaan GCG meliputi 11 sebelas aspek yaitu: 1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris; 2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi; QUaLiTY iMPRoveMenT oF GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe sUsTainaBiLiTY iMPLeMenTaTion In principle, the implementation of GCG in Bank Victoria went very well and implemented by the Board of Commissioners, Board of Directors, and all employees in every activity with the aim to protect the interests of the Bank, shareholders and stakeholders. Bank Victoria always evaluate GCG implementation on an ongoing basis, so that the implementation of GCG will always improve. GCG implementation mechanism depicted in the implementation cycle below. seTTinG oUT QUaLiTY sTanDaRD on GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe iMPLeMenTaTion In order to realize its Vision and running its Mission, the Bank requires a GCG implementation standards that can serve as a basic reference. Baseline includes criteria that would be achieved on various aspects related to the implementation of GCG. In addition, the setting out of quality standard also aims to enable the Bank to improve the quality of GCG implementation. These standards formulated by relevant regulations, feedback from the stakeholders, assessment and benchmarking. The scope of the GCG implementation at Bank Victoria refers to Bank Indonesia’s Regulation No. 84PBI2006 dated 30 January 2006 on the implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks as amended by Bank Indonesia’s Regulation No. 814PBI2006 dated 5 October 2006 on the Implementation of Good Corporate Governance for Commercial Banks and Bank Indonesia Circular Letter No. 1515DPNPdated 29 April 2013 on the implementation of Good Corporate Governance for Banks. GCG implementation assessment standards consist of 11 eleven aspects, which are: 1. The execution of the Board of Commissioners’ Duties and Responsibilities; 2. The execution of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities; 3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite; 4. Penanganan Benturan Kepentingan; 5. Penerapan Fungsi Kepatuhan; 6. Penerapan Fungsi Audit Intern; 7. Penerapan Fungsi Audit Ekstern; 8. Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern; 9. Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Related Party dan Penyediaan Dana Besar Large Exposure; 10. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal; 11. Rencana Strategis Bank. Selain peraturan Bank Indonesia tersebut, Bank Victoria juga mengacu pada standar internasional yang berdasarkan pada prinsip OECD dan ASEAN CG Scorecard sebagaimana yang telah dituangkan oleh OJK dalam Surat Edaran OJK Nomor 32SEOJK.042015 tentang Pedoman Tata Kelola Perusahaan yang meliputi 5 lima aspek yang diturunkan ke dalam 8 delapan prinsip dan 25 dua puluh lima rekomendasi sebagai berikut. aspek aspects Prinsip Principles Aspek 1: Hubungan Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham dalam Menjamin Hak-hak Pemegang Saham. First Aspect: Public Company Relationship with the Shareholders in Ensuring the Rights of the Shareholders. Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Meningkatkan Nilai Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. 2. Meningkatkan Kualitas Komunikasi Perusahaan Terbuka dengan Pemegang Saham atau Investor. Includes the following principles: 1. Increase the Value of the General Meeting of Shareholders GMS. 2. Improve the Communication Quality of a Public Company with the Shareholders or Investors. Aspek 2: Fungsi dan Peran Dewan Komisaris Second Aspect: The Function and Role of the Board of Commissioners Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut. 3. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Dewan Komisaris. 4. Meningkatkan kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris. Includes the following principles: 3. Strengthen the Board of Commissioners’ Membership and Composition 4. Improve the Quality the Board of Commissioners’s Duties and Responsibilities Execution. Aspek 3: Fungsi dan Peran Direksi Third Aspect: The Functions and Roles of the Board of Directors Meliputi prinsip-prinsip sebagai berikut. 5. Memperkuat Keanggotaan dan Komposisi Direksi. 6. Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi. Includes the following principles: 5. Strengthen the Board of Directors’ Membership and Composition. 6. Improve the Quality of Board of Director’s Duties and Responsibilities Execution. Aspek 4: Partisipasi Pemangku Kepentingan Fourth Aspect: The Stakeholder’s Participation Meliputi prinsip: 7. Meningkatkan Aspek Tata Kelola Perusahaan melalui Partisipasi Pemangku Kepentingan. Includes the principle: 7. Improve the Corporate Governance Aspects through the Stakeholder’s Participation. Aspek 5: Keterbukaan Informasi Fifth Aspect: Information Disclosure Meliputi prinsip: 8. Meningkatkan Pelaksanaan Keterbukaan Informasi. Includes the principle: 8. Improve the Implementation of Information Disclosure 3. The Completeness and Execution of the Committee’s Duties; 4. The Handling of Conlict of Interest; 5. The Implementation of Compliance Function; 6. The Implementation of Internal Audit Function; 7. The Implementation of External Audit Function; 8. The Implementation of Risk Management including the Internal Control System; 9. The Provision of Funds to Related Parties and Large Exposure; 10. The Transparency of the Bank’s Financial and Non- Financial Condition, GCG Implementation Report and Internal Reporting; 11. The Bank’s Strategic Plan. In addition to Bank Indonesia’s regulations, Bank Victoria also refers to the international standards based on the principles of the OECD and ASEAN CG Scorecard as set forth by the FSA in the FSA Circular Letter No. 32SEOJK.042015 of the Corporate Governance Guidance which includes 5 ive aspects which lowered into 8 eight principles and 25 twenty ive recommendations as follows. PeLaKsanaan Dan PeMoniToRan iMPLeMenTasi GOOD CORPORATE GOVERNANCE Pembentukan dan penguatan atas Organ GCG maupun infrastruktur GCG sangat diperlukan dalam proses pelaksanaan dan pemonitoran implementasi GCG. Organ GCG terkait dengan bagaimana aktivitas organisasi dibagi, diorganisir dan dikoordinasikan. Melalui pembentukan dan penguatan tersebut, maka peran dan fungsi masing- masing organ akan menjadi jelas dan tegas. Sedangkan infrastruktur GCG adalah seperangkat aturan dan kebijakan yang dimiliki Bank Victoria dalam menjalankan aktivitas Bank. Untuk menjamin bahwa standar yang telah ditetapkan dilaksanakan, dipenuhi, dievaluasi, dan ditingkatkan maka diperlukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan. Fungsi monitoring dari pelaksanaan implementasi GCG dilakukan oleh Komite Pemantau GCG melalui penetapan tugas dan tanggung jawab yang telah disusun sebagai berikut. • Memantau dan menganalis setiap kebijakan terbaru maupun best practice terkait penerapan GCG; • Melakukan pengkinianpenyempurnaan kebijakan internal existing terhadap setiap perubahan kebijakan GCG; • Memantau secara berkala atas rencana dan realisasi pecapaian bisnis Bank melalui rapat-rapat Komite; • Menentukan aspek dan Person In Charge dalam penyusunan GCG sesuai dengan bidang yang tercermin dari aspek-aspek GCG; • Mengkoordinir penyusunan laporan pelaksanaan GCG; • Menyusun pelaporan pelaksanaan GCG Bank dan melakukan self assessment sesuai ketentuan yang berlaku. ASSESSMENT Assessment terhadap penerapan GCG dilakukan secara rutin dalam bentuk self assessment. Self assessment merupakan upaya sistematik untuk menghimpun dan mengolah data fakta dan informasi yang handal dan sahih sehingga dapat disimpulkan kenyataan yang dapat digunakan sebagai landasan tindakan manajemen agar pelaksanaan GCG dapat dilakukan secara efektif. Self assessment menjadi bagian dari mekanisme check and balances. Dengan evaluasi maka capaian kegiatan dapat diketahui dengan pasti dan tindakan lebih lanjut untuk memperbaiki kinerja suatu kegiatan dapat ditetapkan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 84PBI2006 jo. Peraturan Bank Indonesia No. 814PBI2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No. 1515DPNPtanggal 29 April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Bank wajib melakukan penilaian sendiri self assessment atas pelaksanaan GCG. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Victoria telah melakukan self assessment GCG yang terdiri dari 3 aspek yaitu structure, process dan outcome, adapun hasil untuk periode 2012 hingga 2015 yang disajikan pada tabel berikut. GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe iMPLeMenTaTion eXeCUTion anD MoniToRinG The GCG Organ and infrastructure formation and strengthening is needed in the process of implementing and monitoring the GCG implementation. GCG Organ is related to how the organization’s activities are divided, organized and coordinated. Through the creation and strengthening of the Organs, the role and functions of each organ will be clear and unequivocal. While infrastructure is a set of corporate governance rules and policies established by Bank Victoria in running the Bank activities. To ensure that established standards are implemented, met, evaluated, and improved, the Bank need monitoring and evaluation of the implementation. The monitoring function of the implementation of GCG application is done by the GCG Monitoring Committee through the determination of its duties and responsibilities that have been set as follows. • Monitors and analyzes the latest policy and best practice related to the implementation of GCG; • Updatesmakes improvement of existed internal policies against any changes in the GCG policy; • Monitors regularly on the Bank’s business planning and realizationachievement through the Committee meetings; • Determines the aspects and Person In Charge in the preparation of GCG in accordance with the ields of GCG aspects; • Coordinates the preparation of the GCG implementation report; • Develops the reporting on the Bank’s GCG implementation and performs self-assessment in accordance with prevailing regulations. assessMenT Assessment to the GCG implementation is conducted routinely in form of self assessment. Self assessment is a systematic measure to collect and process reliable and valid data facts and information so that facts can be concluded and used as the basis the Management’s actions to ensure that GCG implementation is efectively conducted. Self assessment has become the part of check and balance mechanisms. By having such evaluation, the activity outcomes can be clearly determined and further measures to improve the activity performance can be established. Under Bank Indonesia Regulation No. 84PBI2006 also Bank Indonesia Regulation No. 814PBI2006 and Bank Indonesia Circular Letter No. 1515DPNP dated 29 April 2013 on GCG Implementation by Commercial Banks, Banks must carry out self assessment of GCG implementation. In relation thereto, Bank Victoria has carried out a self assessment of GCG which consists of three aspects: structure, process and outcome, while the results for 2012 until 2015 were served in the following table. Tabel skor assessment GCG Table of GCG assessment score asPeK niLai sCoRe asPeCT 2015 2014 2013 2012 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris 1 1 1 1 The Execution of the Board of Directors’ Duties and Responsibilities Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi 2 1 1 1 The Completeness and Execution of the Committee’s Duties Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite 2 2 2 2 The Handling Conlicts of Interests Penanganan Benturan Kepentingan 1 1 1 2 The Implementation of Compliance Function Penerapan Fungsi Kepatuhan 1 1 1 1 The Implementation of Internal Audit Function Penerapan Fungsi Audit Intern 2 1 2 2 The Implementation of External Audit Function Penerapan Fungsi Audit Ekstern 1 1 2 1 The Implementation of Risk Management including the Internal Control System Penerapan Manajemen Risiko termasuk Sistem Pengendalian Intern 2 1 1 2 The Provision of Funds To Related Parties and Large Exposure Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait Related Party dan Penyediaan Dana Besar LargeExposure 2 1 2 2 The Transparency of The Bank’s Financial and Non-Financial Condition, GCG Implementation Report and Internal Reporting Transparansi Kondisi Keuangan dan Non keuangan Bank, Laporan pelaksanaan GCG dan Pelaporan Internal 1 1 1 1 The Transparency of The Bank’s Financial and Non-Financial Condition, GCG Implementation Report and Internal Reporting Rencana Strategis Bank 2 2 1 1 The Bank’s Strategic Plan skor Self Assessment GCG Bank victoria 2 2 2 2 GCG Self Assessment Score of Bank Victoria KaTeGoRi Baik Good Baik Good Baik Good Baik Good CATEGORIES skor Self Assessment GCG Bank victoria syariah 2,28 1,93 1,66 2,07 GCG Self Assessment Score of Bank Victoria Sharia KaTeGoRi Baik Good Baik Good Baik Good Baik Good CATEGORIES Hasil Self Assessment pelaksanaan penerapan GCG Bank Victoria sejak 2012 hingga 2015, selalu memperoleh nilai komposit sebesar 2 atau masuk dalam kategori BaiK. Hal ini menunjukkan bahwa, selama 4 tahun terakhir Bank Victoria melalui tim manajemen telah berupaya semaksimal mungkin menjalankan bisnis Bank dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik. PeninGKaTan KUaLiTas Dan BENCHMARKING Hasil dari assessment serta ditambah dengan masukan dari seluruh stakeholders digunakan sebagai pertimbangan di dalam melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG. Ada dua macam peningkatan kualitas yaitu peningkatan kualitas untuk mencapai standar kualitas yang ditetapkan dan peningkatan kualitas dalam konteks peningkatan standar kualitas yang telah dicapai melalui benchmarking. Bank melakukan peningkatan kualitas implementasi GCG dengan menindaklanjuti hasil self assessment, temuan audit dan rekomendasi auditor internal, auditor eksternal serta hasil pengawasan regulator BIOJK. Adapun bentuk tindak lanjut tersebut dilakukan melalui rapat pembahasan antara Direksi, Divisi Kepatuhan dan UKPNTerintegrasi dan Divisi serta Komite terkait yang dilaksanakan secara rutin setiap bulannya. The results of Self Assessment of the implementation of GCG in Bank Victoria since 2012 to 2015, the Bank always obtain a composite score of 2 or fall into the category GooD. This showed that, over the last 4 years, Bank Victoria through its management team has try its best to run the Bank business based on the principles of good corporate governance. QUaLiTY iMPRoveMenT anD BenCHMaRKinG The assessment results along with the input from all stakeholders may be utilised as considerations in upgrading the quality of GCG implementation. There are two kinds of quality improvements: improvement in quality to achieve the deined quality standards and quality improvement within the context of improving the quality standards that have been achieved through benchmarking. The Bank improves the quality of the GCG implementation by follow up the results of self-assessment, audit indings and recommendations from internal auditors, external auditors and the examination results of the regulator supervision BI FSA. The follow up is done through a discussion meeting between the Board of Directors, Division of and other relevant Divisions as well as Committees that held regularly every month. Selanjutnya akan segera dilakukan tindakan koreksi yang dituangkan dalam program kerja. Pelaksanaan program kerja senantiasa dipantau kesesuaiannya sehingga akan meningkatkan kualitas implementasi GCG. Disamping itu, Bank juga melakukan benchmarking dalam rangka peningkatan kualitas GCG dengan mengikuti perkembangkan best practices yang ada. iMPLeMenTasi PeneRaPan TaTa KeLoLa TeRinTeGRasi Pada 18 November 2014, Otoritas Jasa Keuangan OJK telah menerbitkan POJK No. 18POJK.032014 tentang Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, serta telah mengeluarkan Surat Edaran OJK No. 15SEOJK.032015 pada tanggal 25 Mei 2015. Latar belakang diterbitkannya peraturan mengenai Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan diantaranya adalah untuk 1. Menciptakan sektor jasa keuangan yang tumbuh berkelanjutan, stabil dan berdaya saing tinggi; 2. Adanya hubungan kepemilikan danatau pengendalian antar Lembaga Jasa Keuangan yang meningkatkan kompleksitas transaksi dan interaksi; serta 3. Meningkatkan kualitas tata kelola yang baik dalam konglomerasi keuangan. Tata kelola terintergrasi adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsip-pinsip keterbukaan transparency, akuntabilitas accountability, pertanggungjawaban responsibility, independensi independency atau profesional professional dan kewajaran fairness secara terintegrasi dalam Konglomerasi Keuangan. Adapun yang dimaksud dengan Konglomerasi Keuangan adalah Lembaga Jasa Keuangan yang berada dalam satu grup atau kelompok karena keterkaitan kepemilikan danatau pengendalian. Mengacu pada pasal 2 dan pasal 3 POJK No. 18 POJK.022014, suatu Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Tata Kelola Terintegrasi secara komprehensif dan efektif serta memiliki struktur yang terdiri dari Entitas Utama dan Perusahaan Anak danatau Perusahaan Berelasi beserta perusahaan anaknya. Konglomerasi Keuangan yang dimaksud meliputi jenis Lembaga Jasa Keuangan seperti; Bank, Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, Perusahan Efek danatau Perusahaan Pembiayaan. Berdasarkan Keputusan Pemegang Saham Pengendali, melalui Surat Penunjukan tertanggal 25 Maret 2015 yanag ditandatangani oleh Pemegang Saham Pengendali, maka Bank Victoria telah ditunjuk sebagai Entitas Utama EU dalam Konglomerasi Keuangan Grup Victoria. Mengacu pada Pasal 7 Peraturan OJK No. 18POJK.022014, maka Bank Victoria selaku Entitas Utama diwajibkan untuk menerapkan Tata Kelola Terintegrasi. Terkait dengan penunjukan tersebut, Bank Victoria telah melaporkan kepada OJK melalui Surat Direksi No. 052DIR-EKS0315 perihal Laporan LJK Entitas Utama dan LJK yang menjadi Anggota Konglomerasi Further corrective actions will be carried out in the work program. The implementation of the work program constantly monitored to improve the quality of the GCG implementation. In addition, the Bank also conducts benchmarking in order to improve the quality of GCG by following existed best practices development. THe iMPLeMenTaTion oF an inTeGRaTeD GoveRnanCe aPPLiCaTion In November 18, 2014, the Financial Services Authority FSA has published POJK No. 18POJK.032014 on the Implementation of an Integrated Governance for Financial Conglomerate. The FSA also has issued Circular Letter No. 15SEOJK.032015 on 25 May 2015. The background of the issuance of the regulation on The Implementation on Integrated Governance for Financial Conglomeration was to 1. Create a inancal services sector that grow sustainably, stable and highly competitive; 2. The existence of a relationship of ownership and or control between Financial Services Institutions which increases the complexity of transactions and interactions; and 3. Improve the quality of good governance within inancial conglomerates. An integrated governance is a governance that apply an integrated transparency, accountability, responsibility, independency or professional and fairness principles in the Financial Conglomerate. Financial Conglomeration is Financial Services Institutions that are within one group or groups due to the ownership andor control relationship. Referring to Article 2 and Article 3 POJK No. 18POJK.022014, a Financial Conglomeration is obliged to apply Integrated Governance comprehensively and efectively, and has a structure consisting of Main Entity and Subsidiary Entity andor Ailiated Company with its subsidiaries. Financial Conglomerate includes Institute of Financial Services such as Banks, Insurance and Reinsurance Companies, Securities andor Financing Companies. By virtue of the Controlling Shareholder Decision, through Appointment Letter dated March 25, 2015 signed by Controlling Shareholders, then Bank Victoria has been appointed as the Main Entity in the Victoria Group Financial Conglomerate. Referring to Article 7 of the FSA Regulation No. 18POJK.022014, Bank Victoria as Main Entity was required to implement the Integrated Governance. In regards with the appointment, Bank Victoria has reported to the OJK by Board of Director Letter No. 052DIR-EKS0315 on Main Entity LJK Report and LJK that shape the Financial Conglomerate Members on March 26, 2015. Some measures Keuangan pada tanggal 26 Maret 2015. Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Bank Victoria terkait POJK No. 18 POJK.022014 tersebut adalah sebagai berikut.

1. Perubahan struktur organisasi Bank victoria

Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi No. 001SK- DIR1015 tentang Perubahan Struktur Organisasi PT Bank Victoria International Tbk tertanggal 21 Oktober 2015. Melalui SK tersebut, Bank mengganti beberapa nama Divisi dengan menambahkan kata Terintegrasi, seperti pada Divisi Manajamen Risiko berganti nama menjadi Divisi Manajamen RisikoTerintegrasi, Divisi Kepatuhan dan UKPN berganti menjadi Divisi Kepatuhan dan UKPNTerintegrasi serta pada Satuan Kerja Audit Intern yang berganti nama menjadi SKAITerintegrasi dan Anti Fraud. Seiring dengan perubahan nama tersebut, maka terhadap masing-masing divisi, melekat pula tugas dan tanggung jawab baru yaitu pengawasan pelaksanaan fungsi Kepatuhan, fungsi Manajemen Risiko dan fungsi Audit Internal secara terintegrasi dengan anak perusahaan dan sister company Bank Victoria yang tergabung dalam Konglomerasi Keuangan Grup Victoria.

2. Pembentukan Komite Tata Kelola Terintegrasi Berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 017SK-

DIR1215 tentang Susunan Keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria tanggal 29 Desember 2015, Direksi Bank Victoria telah menetapkan susunan keanggotaan Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria sebagai berikut. anggota Tetap Permanent Member Ketua Chairman Komisaris Independen yang membidangi Kepatuhan dan Manajemen Risiko pada Entitas Utama. Independent Commissioner in charge of Compliance and Risk Management on Main Entities. Anggota Members PT Bank victoria international Tbk sebagai entitas Utama: Komisaris yang membidangi Kepatuhan, Manajemen Risiko dan Internal Audit. PT Bank victoria international Tbk at Main entity: Commissioner in charge of Compliance, Risk Management and Internal Audit. PT Bank victoria syariah anak Perusahaan BviC: 1. Komisaris Independen yang membidangi Kepatuhan dan Manajemen Risiko. 2. Anggota Dewan Pengawas Syariah. PT Bank victoria syariah BviC subsidiary: 1. Independent Commissioner in charge of Compliance and Risk Management. 2. Members of the Shariah Supervisory Board. PT victoria securities indonesia Sister Company BviC: Komisaris Independen yang membidangi Kepatuhan dan Manajemen Risiko Independent Commissioner in charge of Compliance and Risk Management. PT victoria insurance Sister Company BviC: Komisaris Independen yang membidangi Tata Kelola dan Manajemen Risiko. Independent Commissioner in charge of Governance and Risk Management. PT victoria Manajemen investasi sister Company BviC: Komisaris Independen yang membidangi Tata Kelola dan Manajemen Risiko. Independent Commissioner in charge of Governance and Risk Management. Pihak independen: Anggota Komite Pemantau Risiko pada Entitas Utama Member of Risk Monitoring Committee at the Main Entity Adapun uraian mengenai tugas dan tanggung jawab dari Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria dapat dilihat di halaman 310 pada laporan tahunan ini. that have been done by the Bank Victoria in pursuant of POJK No. 18POJK.022014 were as follows.

1. Changes in organizational structure of Bank victoria

In accordance with the Board of Directors Decree Letter No. 001SK-DIR1015 Changes in Organizational Structure of PT Bank Victoria International Tbk dated October 21, 2015. Through the Decree Letter, the Bank replacing some Division name by adding the word Integrated, such as the Division of Risk Management changed name to Division of Risk Management Integrated, the Compliance and UKPN Division changed to Division of Compliance and UKPNIntegrated and the Internal Audit Working Unit renamed to Division of IAWUIntegrated and Anti Fraud. Along with the name change, these division would be assigned new duties and responsibilities to monitor the implementation of integrated Compliance, Risk Management and Internal Audit function with the subsidiaries and Bank Victoria’s sister company that included in the Group Victoria Financial Conglomeration.

2. establishment of integrated Governance Committee

Based on the Board of Directors Decree Letter No. 017 SK-DIR1215 on Membership Structure of Integrated Governance Committee at Victoria Group dated December 29, 2015, the Board of Directors of Bank Victoria has set the membership of the Integrated Governance Committee at Victoria Group as follows. The description of the duties and responsibilities of the Integrated Governance Committee at Victoria Group can be viewed in the 310 page of this annual report.

3. Penyusunan Pedoman dan Tata Tertib Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup victoria

Dalam rangka mendukung efektivitas pelaksanaan Penerapan Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria dan semakin kompleksnya risiko sehingga perlu diimbangi dengan penerapan tata kelola terintegrasi yang mencakup lembaga jasa keuangan di Grup Victoria. Oleh karena itu, Direksi Bank Victoria telah menetapkan Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria melalui Surat Keputusan No. 003SK-DIR1015 pada tanggal 27 Oktober 2015. Uraian mengenai Pedoman dan Tata Tertib Kerja Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria dapat dilihat di halaman 310 pada laporan tahunan ini

4. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi

Peraturan OJK No. 18POJK.032014 menyebutkan bahwa Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Tata Kelola Terintegrasi secara komprehensif dan efektif. Sesuai ketentuan dalam Pasal 44 dan 45 pada Bab VIII tentang Pelaporan, Bank Victoria sebagai Entitas Utama wajib menyusun laporan penilaian pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi secara berkala disusun setiap semester dan laporan tahunan terkait pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi kemudian menyampaikannya kepada OJK. Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan Bank Victoria telah melaporkan hasil pelaksanaan self assessment kepada OJK pada Desember 2015 yang lalu, akan tetapi, Bank belum menyusun Laporan Tahunan Pelaksanaan Tata Kelola Terintegrasi dikarenakan masa pelaporan tersebut jatuh di bulan Mei 2016. Adapun Hasil Self Assessment pelaksanaan tata kelola terintegrasi bagi Grup Victoria adalah sebagai berikut. enTiTas UTaMa Main enTiTY PT BanK viCToRia inTeRnaTionaL TBK. Posisi PosiTion seMesTeR ii 2015 seConD seMesTeR 2015 PeRinGKaT RanK DeFinisi PeRinGKaT RanK DeFiniTion 2 Secara Terintegrasi, yaitu Bank Victoria dan anggota LJK Konglomerasi Keuangan telah melaksanakan penerapan Tata Kelola Terintegrasi yang secara umum baik, tercermin dari masing-masing LJK yang telah menerapkan 7 tujuh aspek yang dituangkan dalam analisis. In an Integrated manner, that is Bank of Victoria and each members of the LJK Financial Conglomeration have carry out the implementation of Integrated Governance that is good in general , relected from each LJK that have implemented 7 seven aspects as outlined in the analysis. asPeK asPeCTs niLai vaLUe 1. Direksi Entitas Utama The Board of Directors of the Main Entity 2 2. Dewan Komisaris Utama The Board of Commissioners of the Main Entity 1 3. Komite Tata Kelola Terintegrasi Integrated Governance Committee 2 4. Satuan Kerja Kepatuhan Terintegrasi Integrated Compliance Work Unit 1 5. SKAI Terintegrasi Integrated IAWU 2 6. Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi The implementation of Integrated Risk Management 2 7. Pedoman Tata Kelola Terintegrasi Integrated Governance Guideline 1

3. Preparation of the Guidelines and Rules of integrated Governance Committee for victoria Group

In order to support efective implementation of Integrated Governance at Victoria Group and increasing risks complexity, the Company need to implement the integrated governance which includes inancial services institutions in Victoria Group. Therefore, the Board of Directors of Bank Victoria has established Guidelines and Rules of Integrated Governance Committee for Victoria Group through Decree Letter No. 003SK-DIR1015 on October 27, 2015. The description of the guidelines and rules of the Integrated Governance Committee at Victoria Group can be viewed in the 310 page of this annual report.

4. Preparation of integrated Governance

implementation Report FSA Regulation No. 18POJK.032014 states that the Finance Conglomeration is obliged to apply Integrated Governance comprehensively and efectively. According to the provisions of Article 44 and 45 of Chapter VIII on the Reporting, Bank Victoria as Main Entity is obliged to compile an periodic assessment report of the implementation of Integrated Governance compiled each semester and annual report on the implementation of the Integrated Governance and then submit it to the FSA. Until the publishment of this Annual Report, Bank Victoria has reported the results of the self-assessment to the FSA in December 2015, however, the Bank has not yet prepared the Integrated Governance Implementation Annual Report because the reporting period is due in May 2016. The result of the Self Assessment on the implementation of integrated governance at Victoria Group are as follows. iMPLeMenTasi PeneRaPan ManaJeMen RisiKo TeRinTeGRasi Bersamaan dengan dikeluarkannya POJK No. 18 POJK.032014, OJK juga telah menerbitkan POJK No. 17 POJK.032014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan, serta telah mengeluarkan Surat Edaran OJK No. 14SEOJK.032015 pada tanggal 25 Mei 2015 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan. Latar belakang diterbitkannya peraturan mengenai Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan diantaranya adalah untuk: 1. Menciptakan sektor jasa keuangan yang tumbuh berkelanjutan, stabil dan berdaya saing tinggi; 2. Adanya hubungan kepemilikan danatau pengendalian antar Lembaga Jasa Keuangan yang meningkatkan kompleksitas transaksi dan interaksi dalam sistem keuangan, sehingga dapat menyebabkan peningkatan eksposur risiko; serta 3. Mewujudkan stabilitas sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan, sehingga mampu meningkatkan daya saing nasional. Manajemen Risiko Terintegrasi adalah serangkaian metodologi dan prosedur yang digunakan untuk mengidentiikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan Risiko yang timbul dari seluruh kegiatan usaha LJK yang tergabung dalam suatu Konglomerasi Keuangan secara terintegrasi. Mengacu pada pasal 2, pasal 3 dan pasal 4 POJK No. 17POJK.022014, suatu Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi secara komprehensif dan efektif serta memiliki struktur yang terdiri dari Entitas Utama dan Perusahaan Anak dan atau Perusahaan Berelasi beserta perusahaan anaknya. Konglomerasi Keuangan yang dimaksud meliputi jenis Lembaga Jasa Keuangan seperti; Bank, Perusahaan Asuransi dan Reasuransi, Perusahan Efek danatau Perusahaan Pembiayaan. Beberapa hal yang telah dilakukan oleh Bank Victoria terkait POJK No. 17POJK.022014 tersebut adalah sebagai berikut.

1. Pembentukan Komite Manajemen Risiko

Terintegrasi Grup victoria Bank Victoria telah membentuk Komite Manajemen Risiko Terintegrasi, melalui Surat Keputusan Direksi No. 003SK-DIR0915 tentang Susunan Keanggotaan Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria tanggal 4 September 2015. Berdasarkan SK tersebut Direksi Bank Victoria selaku Entitas Utama dalam Konglomerasi telah menentukan susunan keanggotaan Komite sebagai berikut. THe iMPLeMenTaTion oF an inTeGRaTeD RisK ManaGeMenT At the same time of issuance POJK 18POJK.032014, the FSA has also published POJK 17POJK.032014 on Integrated Risk Management Application For Financial Conglomerate, as well as FSA Circular Letter No. 14SEOJK.032015 on May 25, 2015 on Integrated Risk Management Application for Financial Conglomerate. The background of the issuance of regulation on Integrated Risk Management Application for Financial Conglomeration is to: 1. Creates a inancial services sector that grew sustainably, stable and highly competitive; 2. The existence of an ownership andor control relationship between Financial Services Institutions which improves the complexity of transactions and interactions within the inancial system, so that it can lead to increased risk exposure; and 3. Realizes the inancial system stability to grow in a sustainable manner, to improve national competitiveness. Integrated Risk Management is a set of methodologies and procedures used to identify, measure, monitor and control Risks arising from whole LJK business activities incorporated in an integrated Financial Conglomerate. Referring to Article 2, Article 3 and Article 4 of POJK No. 17 POJK.022014, a Finance Conglomeration must implement an Integrated Risk Management in a comprehensive and efective manner as well as have a structure consists of Main Entity and Subsidiary Entities andor Sister Company along with its subsidiaries. The Financial Conglomerate in question may include types such as the Financial Services Institutions; Banks, Insurance and Reinsurance Companies, Securities Company andor Financing Company. Several measures have been aken by Bank Victoria related to POJK No. 17POJK.022014 were as follows.

1. establishment of integrated Risk Management

Committee for victoria Group Bank Victoria has established an Integrated Risk Management Committee, based on the Board of Directors’ Decree Letter No. 003SK-DIR0915 on Membership Structure of Integrated Risk Management Committee for Victoria Group on September 4, 2015. Based on the Decree Letter, the Board of Directors of Bank Victoria as Main Entity in the Conglomerate has determine the membership of the Committee as follows. anggota Tetap Permanent Member Ketua Chairman Direktur yang membidangi Kepatuhan dan Manajemen Risiko pada Entitas Utama. Director of Compliance and Risk Management of Main Entity. Sekretaris Secretary Kepala Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi Entitas Utama Head of Risk Management Integrated Division of Main Entity Anggota Members PT Bank victoria international Tbk sebagai entitas Utama 1. Direktur Utama Daniel Budirahayu 2. Direktur Treasury and Retail Banking G. Andrew A. Haswin 3. Direktur Bisnis Ramon M. Runtu 4. Direktur Operasi dan Sistem Muhammad Rakhmadhani 5. Associate Director of Channels and Distribution Hasan Lukman PT Bank victoria international Tbk as Main entity 1. President Director Daniel Budirahayu 2. Director of Treasury and Retail Banking G. Andrew A. Haswin 3. Business Director Ramon M. Runtu 4. Director of Operations and Systems Muhammad Rakhmadhani 5. Associate Director of Channels and Distribution Hasan Lukman PT Bank victoria syariah anak Perusahaan BviC 1. Direktur Kepatuhan Djoko Nugroho 2. Kepala Divisi Kepatuhan dan Manajemen Risiko Medi Sejati PT Bank victoria syariah BviC subsidiary 1. Compliance Director Djoko Nugroho 2. Head of Compliance and Risk Management Medi True PT victoria securities indonesia sister Company BviC 1. Direktur R.A Wisnu Widodo 2. Manajemen Risiko Herman Robin PT victoria securities indonesia sister Company BviC 1. Director R.S Vishnu Widodo 2. Risk Management Herman Robin PT victoria insurance sister Company BviC 1. Direktur Teknik Fachturhuda PT victoria insurance sister Company BviC 1. Technical Director Fachturhuda PT victoria Manajemen investasi sister Company BviC 1. Direktur Investasi Dastin Mudijana 2. Kepala Divisi Manajemen Risiko Benni Priatmono PT victoria Manajemen investasi sister Company BviC 1. Director of Investment Dastin Mudijana 2. Head of Risk Management Division Benni Priatmono anggota Tidak Tetap non Permanent Member Pejabat terkait dari Anggota Grup Victoria Terintegrasi Oicials from Integrated Victoria Group Members Adapun tugas dan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria adalah sebagai berikut.

2. Penyusunan Pedoman dan Tata Tertib Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup victoria.

Sebagai Entitas Utama, Bank Victoria perlu mengelola dan memantau eksposur risiko Grup Victoria secara terintegrasi serta menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria. Untuk itu, berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.004SK-DIR0915 tertanggal 4 September 2015, Direksi Bank Victoria telah menyusun Pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria. Pedoman dan tata tertib kerja tersebut disusun dalam rangka untuk mendukung efektivitas pelaksanaan Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria. The duties and responsibilities of the Integrated Risk Management Committee at Victoria Group are as follows.

2. Preparation Guidelines and Rules integrated Risk Management Committee for victoria Group.

As the Main Entity, Bank Victoria needs to manage and monitor the risk exposures of Victoria Group in an integrated manner and apply Integrated Risk Management at Victoria Group. To that end, based on the Board of Directors’ Decree Letter No. 004SK-DIR0915 dated September 4, 2015, the Board of Directors of Bank Victoria has developed Guidelines and Work Rules for the Integrated Risk Management Committee of Victoria Group. Guidelines and work rules were formulated in order to support efective implementation of the Integrated Risk Management Implementation at Victoria Group. The duties, powers and responsibilities of the Integrated Risk Management Committee Victoria s Group are set forth in the Guidelines and Work rule for the Integrated Risk Management Committee Victoria Group described as follows. The tasks for Integrated Risk Management Committee Victoria Group is as follows. 1. Creates development on integrated risk culture implementation as part of the implementation of integrated risk management at Victoria Group; 2. Executes predetermined integrated risk management policy; 3. Provides recommendations to the Main Entity’s Board of Directors in respect of the preparation of integrated risk management policy and any correction or improvement of the integrated risk management policy based on the evaluation results; 4. Directs, approves, monitors, evaluates and adjusts the for Integrated Risk Management Implementation policies andor General Guidelines in accordance with the size and business complexity of Victoria Group members in an integrated manner; 5. Ensures the implementation of integrated risk management at each member of Victoria Group; 6. Evaluates the integrated risk management direction, strategy and program at Victoria Group; and 7. Monitors the risk positionexposure as a whole and or per type of risk of the member of Victoria Group in an integrated way. Meanwhile, the main Authority and Responsibilities of the Integrated Risk Management Committee Victoria Group are to provide recommendations to the Main Entity’s Board of Directors in order to: 1. Prepare and improve the Integrated Risk Manajemem policy; and 2. Make any correction or improve the Integrated Risk Management policy based on the evaluation results.

3. The Preparation of integrated Risk Management implementation Report

FSA Regulation No. 17POJK.032014 mentions that a Financial Conglomerate shall apply Integrated Risk Management in a comprehensive and efective manner. According to the provisions of Article 27 of Chapter VIII on Reporting, Bank Victoria as the Main Entity shall compile an integrated risk proile report periodically ie every semester for end of June and December positions to be submitted to the FSA.Until the publishment of this Annual Report, Bank Victoria has reported its integrated proile report for Victoria Group for December 2015, submitted to the FSA in February 2016. Adapun tugas, wewenang dan tanggung jawab dari Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria yang diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib Kerja bagi Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria diuraikan sebagai berikut. Tugas Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria adalah sebagai berikut. 1. Melakukan pengembangan atas penerapan budaya risiko secara terintegrasi sebagai bagian dari penerapan manajemen risiko terintegrasi Grup Victoria; 2. Melaksanakan kebijakan manajemen risiko terintegrasi yang telah ditetapkan; 3. Memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama dalam hal penyusunan kebijakan manajemen risiko terintegrasi serta perbaikan atau penyempurnaan kebijakan manajemen risiko terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan; 4. Mengarahkan, menyetujui, memantau, meng- evaluasi dan menyesuaikan kebijakan danatau Pedoman Umum Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi sesuai dengan ukuran dan kompleksitas usaha anggota Grup Victoria secara terintegrasi; 5. Memastikan penerapan manajemen risiko terintegrasi pada masing-masing anggota Grup Victoria; 6. Melakukan evaluasi atas arah, strategi dan program manajemen risiko terintegrasi Grup Victoria; dan 7. Melakukan pemantauan posisieksposur risiko secara keseluruhan danatau per jenis risiko dari anggota Grup Victoria secara terintegrasi. Sedangkan, Wewenang dan Tanggung jawab utama Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria adalah memberikan rekomendasi kepada Direksi Entitas Utama dalam rangka: 1. Penyusunan dan perbaikan kebijakan Manajemem Risiko Terintegrasi; dan 2. Perbaikan atau penyempurnaan kebijakan Manajemen Risiko Terintegrasi berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan.

3. Penyusunan Laporan Pelaksanaan Manajemen Risiko Terintegrasi

Peraturan OJK No.17POJK.032014 menyebutkan bahwa Konglomerasi Keuangan wajib menerapkan Manajemen Risiko Terintegrasi secara komprehensif dan efektif. Sesuai ketentuan dalam Pasal 27 pada Bab VIII tentang Pelaporan, Bank Victoria sebagai Entitas Utama wajib menyusun laporan proil risiko terintegrasi secara berkala yaitu setiap semester untuk posisi akhir bulan Juni dan Desember yang disampaikan kepada OJK. Sampai dengan Laporan Tahunan ini diterbitkan, Bank Victoria telah menyampaikan laporan proil terintegrasi Grup Victoria untuk periode Desember 2015, yang disampaikan kepada OJK pada bulan Februari 2016. GooD CoRPoRaTe GoveRnanCe sTRUCTURe anD MeCHanisM Under the Law of the Republic of Indonesia Number 40 of 2007 on Limited Liability Companies and Bank Indonesia Regulation Number 814PBI2006 dated 5 October 2006, a Company’s organ consists of the General Meeting of Shareholders, Board of Commissioners, and Board of Directors. Management system applies two-tier system, namely the Board of Commissioners and Board of Directors, with Clear Authority and responsibility by their respective functions as mandated in the articles of association and the laws and regulations. However, the two organs are responsible for maintaining the company’s business continuity in the long run. Therefore, the Board of Commissioners and Board of Directors must have the same perception of the company’s vision, mission, and values. In carrying out the management of Bank Victoria, the Board of Directors is supported by an efective management structure and supporting committee. In performing supervisory and advisory functions, the Board of Commissioners is supported by supporting functions, such as the Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, Risk Monitoring Committee and Integrated Governance Committee. The corporate organ structure of Bank Victoria is as follow. sTRUKTUR Dan MeKanisMe GOOD CORPORATE GOVERNANCE Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UU PT dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 814PBI2006 tanggal 5 Oktober 2006, Organ Perseroan terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi, memiliki wewenang dan tanggung jawab yang jelas sesuai fungsinya masing- masing sebagaimana diamanahkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan. Namun demikian, keduanya mempunyai tanggung jawab untuk memelihara kesinambungan usaha Bank dalam jangka panjang. Oleh karena itu, Dewan Komisaris dan Direksi harus memiliki kesamaan persepsi terhadap visi, misi, dan nilai-nilai perusahaan. Dalam melaksanakan kepengurusan Bank Victoria, Direksi didukung oleh struktur manajemen dan komite penunjang yang efektif. Adapun dalam melaksanakan fungsi pengawasan dan kepenasehatan, Dewan Komisaris didukung oleh organ penunjang seperti Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi Komite Pemantau Risiko dan Komite Tata Kelola Terintegrasi. Struktur organ perusahaan Bank Victoria adalah sebagai berikut. Komite Pengadaan Barang dan Jasa Product and Service Procurement Committee Komite Personalia Personnel Committee Komite Teknologi informasi Information Technology Committee Komite Transaksi, Product Asset dan Liabilities Transaction, Product Asset and Liability Committee Rapat Umum Pemegang saham General Meetings of Shareholder Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Komite audit Audit Commitee Komite nominasi dan Remunerasi Nomination and Remuneration Committee Komite Pemantau Risiko Risk Monitoring Committee Komite Tata Kelola Terintegrasi Integrated Governance Committee Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Risk Management Committee Integrated Komite Kebijakan Perkreditan Credit Policy Committee Komite Kredit Credit Committee Asset And Liability Management Committee aLCo Asset and Liability Management Committee ALCO Komite Pemantau Penerapan Good Corporate Governance Good Corporate Governance Implementation Monitoring Committee sekretaris Perusahaan Corporate Secretary Divisi Kepatuhan dan UKPnTerintegrasi dan Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi Division of Compliance and UKPNIntegrated and Division of Risk ManagementIntegrated satuan Kerja audit internTerintegrasi dan Anti Fraud IntegratedInternal Audit Work Unit and Anti Fraud Dalam pelaksanaannya, Bank Victoria memiliki berbagai kebijakanpedoman dalam menjalankan fungsi dan tugasnya yang disebut dengan infrastruktur GCG. Tujuan membangun GCG antara lain sebagai berikut. • Melengkapi kebijakan pendukung dalam penerapan GCG. • Menjadi pedoman bagi Bank dalam menjalankan aktivitas sehari-hari sesuai dengan budaya corporate culture yang diharapkan. • Merupakan bentuk komitmen tertulis bagi seluruh jajaran dan tingkatan organisasi Bank dalam rangka meningkatkan disiplin dan tanggung jawab organ perusahaan dalam rangka menjaga kepentingan stakeholders sesuai dengan tanggung jawab masing- masing. Infrastruktur GCG yang telah dimiliki oleh Bank Victoria antara lain adalah: 1. Pedoman GCG yang telah disahkan melalui keputusan Direksi No. 039SK-DIR0513 tanggal 30 Mei 2013. 2. Tata Tertib Dewan Komisaris yang telah disahkan melalui Keputusan Dewan Komisaris BVIC No. 003SK- KOM0413 tanggal 29 April 2013. 3. Pedoman Anti Fraud yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Direksi No. 013SK-DIR0713 tanggal 16 Juli 2013. 4. Pedoman Etika Karyawan yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No. 011SK-DIR0508 tanggal 28 Mei 2008. 5. Pedoman dan Tata Tertib Komite Tata Kelola Terintegrasi Grup Victoria melalui Surat Keputusan Direksi No. 003 SK-DIR1015 pada tanggal 27 Oktober 2015. 6. Pedoman dan Tata Tertib Komite Manajemen Risiko Terintegrasi Grup Victoria melalui Surat Keputusan Direksi No. 004SK-DIR0915 pada tanggal 4 September 2015. 7. Kebijakan dan Standard Operating Procedure SOP. Pada 2015, Bank Victoria telah membangun menyempurnakan berbagai Infrastruktur GCG Soft Structure yang meliputi 44 Kebijakan dan Prosedur Standard Operating Procedure-SOP baru yang ditetapkan dalam Surat Keputusan SK Direksi, termasuk juga telah merevisi 6 SOP yang telah ada. RaPaT UMUM PeMeGanG saHaM RUPs RUPS adalah organ Bank yang memegang kekuasaan tertinggi dan memegang segala kewenangan yang tidak dapat didelegasikan atau diserahkan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. RUPS sebagai organ Bank merupakan wadah para pemegang saham untuk mengambil keputusan penting berkaitan dengan modal yang ditanam dalam Bank, dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar dan Undang-undang Perseroan Terbatas. Selain itu RUPS juga berfungsi sebagai forum pertanggungjawaban kepengurusan Direksi dan Komisaris atas hasil kinerjanya dalam kurun waktu yang telah ditentukan. In its implementation, Bank Victoria has various policies guidelines on performing its functions and tasks called GCG infrastructure. The objectives of establishing GCG infrastructure among others are. • To complement the supporting policy on GCG implementation. • To become a guideline for the Bank in conducting daily activities according to the expected corporate culture. • To serve as a written commitment of all levels of the Bank’s management and employees as well as the responsibilities of the corporate organs to preserve the interests of stakeholders by their respective responsibilities. GCG infrastructure that have been applied by Bank Victoria includes: 1. GCG Guideline endorsed through the decision of the Board of Directors No. 039SK-DIR0513 dated May 30, 2013. 2. Administration Rules of the Board of Commissioners endorsed through the decision of the Board of Commissioners BVIC No. 003SK-KOM0413 dated April 29, 2013. 3. Anti Fraud Guidelines set out in the Board of Directors’ Decree Letter No. 013SK-DIR0713 dated July 16, 2013. 4. Employee Ethics Guidelines stipulated by Board of Directors’ Decree Letter No. 011SK-DIR0508 dated May 28, 2008. 5. Guidelines and Rules for Integrated Governance Committee at Victoria Group by Board of Directors’ Decree Letter No. 003SK-DIR1015 on October 27, 2015. 6. Guidelines and Rules for Integrated Risk Management Committee at Victoria Group by Board of Directors’ Decree Letter No. 004SK-DIR0915 on September 4, 2015. 7. Policies and Standard Operating Procedure SOP. In 2015, Bank Victoria has establishedimproved various GCG Soft Structucte infrastructure which includes 44 new Policies and Procedures Standard Operating Procedure- SOP stipulated by the Board of Directors’ Decree Letter, including the revision of 6 existing SOP. GeneRaL MeeTinG oF sHaReHoLDeRs GMs The General Meeting GMS is a corporate organ holding the highest power and authority unassigned to the Board of Directors and Board of Commissioners. GMS is a place for shareholders to make important decisions on all shares by observing the Articles of Association and Law on Limited Liability Companies. In addition, the GMS also serves as a forum for the Board of Directors and Commissioners to convey their responsibilities for the Company’s performance in the stipulated period. RUPS memiliki wewenang antara lain untuk: a. Mengangkat dan memberhentikan Dewan Komisaris dan Direksi; b. Menetapkan remunerasi Dewan Komisaris dan Direksi; c. Mengevaluasi kinerja Dewan Komisaris dan Direksi; d. Mengesahkan perubahan Anggaran Dasar; e. Memberikan persetujuan atas laporan tahunan; f. Menetapkan alokasi penggunaan laba; g. Menunjuk akuntan publik. Keputusan yang diambil dalam RUPS didasari pada kepentingan usaha Bank jangka panjang. RUPS dan atau pemegang saham tidak melakukan intervensi terhadap tugas, fungsi dan wewenang Dewan Komisaris dan Direksi dengan tidak mengurangi wewenang RUPS untuk menjalankan hak sesuai dengan Anggaran Dasar dan peraturan perundang- undangan. Pengambilan keputusan RUPS dilakukan secara wajar dan transparan. Dalam penyelenggaraan RUPS, upaya yang telah dilakukan Bank Victoria adalah: 1. Pemegang saham diberikan kesempatan untuk mengajukan usul mata acara RUPS sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Panggilan RUPS telah mencakup informasi mengenai mata acara, tanggal, waktu dan tempat RUPS; 2. Bahan mengenai setiap mata acara yang tercantum dalam panggilan RUPS tersedia di kantor Bank Victoria sejak tanggal panggilan RUPS, sehingga memungkinkan pemegang saham berpartisipasi aktif dalam RUPS dan memberikan suara secara bertanggung jawab. Jika bahan tersebut belum tersedia saat dilakukan panggilan untuk RUPS, maka bahan itu disediakan sebelum RUPS diselenggarakan; 3. Risalah RUPS tersedia di kantor Bank Victoria, dan Bank Victoria menyediakan fasilitas agar pemegang saham dapat membaca risalah tersebut. RUPS Bank Victoria terdiri dari RUPS Tahunan dan RUPS Luar Biasa. Proses pengumuman dan pemanggilan RUPS dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku, baik RUPS Tahunan maupun RUPS Luar Biasa RUPS LB. Pada tahun 2015, Bank telah menyelenggarakan 1 satu kali RUPS Tahunan dan tidak menyelenggarakan RUPS Luar Biasa. GMS has the authorities among others to: a. Appoint and dismiss the Board of Commissioners and Board of Directors; b. Set remuneration for the Board of Commissioners and Board of Directors; c. Evaluate the performance of the Board of Commissioners and Board of Directors; d. Make a change in Article of Association; e. Approve annual reports; f. Determine proit use allocation; g. Appoint public accountants. Decisions made in the GMS are solely based on the corporate business interest in the long run. The GMS and or shareholders may not intervene in the tasks, functions, and authority of the Board of Commissioners and Board of Directors without prejudice to the GMS authority to enforce its rights under the Articles of Association and the laws and regulations. Decisions of the GMS are made in a reasonable and transparent manner. In convening a GMS, eforts made by Bank Victoria are as follows: 1. Shareholders are provided with an opportunity to propose the GMS agenda under the laws and regulations. A GMS notice includes information on the agenda, date, time, and venue of the GMS; 2. Materials pertaining to the agenda set out in a GMS notice are available at the oice of Bank Victoria as from the notice date, there by allowing shareholders to actively participate in the GMS and vote with full responsibility. If the materials are unavailable upon the GMS notice, such materials must be made available before the GMS is held; 3. Minutes of GMS will be available at the oice of Bank Victoria, which provides facilities to allow shareholders to read such minutes of meeting. GMS of Bank Victoria consists of Annual GMS AGMS and Extraordinary GMS EGMS. The process of GMS announcement and notice is carried out under the applicable provisions, both for the AGMS and for the EGMS. In 2013, the Bank convened 1 one AGMS and it did not convene any EGMS. PeLaKsanaan RUPs TaHUn 2015 Tahapan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Bank Victoria di 2015 tergambar dalam tabel berikut. Pengumuman announcement Undangan invitation Pelaksanaan implementation Hasil RUPs GMs Results Diumumkan pada tanggal 20 Mei 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia Diumumkan pada tanggal 04 Juni 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia RUPS tahunan dilaksanakan pada 26 Juni 2015 pada pukul 09.00 WB – berakhir, bertempat di Graha BIP Function Hall Lt.11 Jalan Jend.Gatot Subroto Kav.23, Jakarta 12930. Diumumkan pada tanggal 30 Juni 2015, melalui iklan di surat kabar harian Investor Daily dan harian Media Indonesia Announced on May 20, 2015, through an advertisement on Investor daily newspaper and Media Indonesia daily newspaper Announced on June 4, 2015, through an advertisement on Investor daily newspaper and Media Indonesia daily newspaper Annual General Meeting of Shareholders was held on June 26, 2015 at 09:00 WIB - Finish, located in Graha BIP Function Hall Lt.11 Jend.Gatot Subroto Street Kav.23, Jakarta 12930. Announced on June 30, 2015, through an advertisement on Investor daily newspaper and Media Indonesia daily newspaper Agenda dan Keputusan RUPS Tahunan tanggal 26 Juni 2015 adalah sebagai berikut. agenda RUPs • Laporan Tahunan Perseroan termasuk laporan Direksi dan pengesahan Laporan Keuangan Tahunan serta Laporan Tugas Pengawasan Dewan Komisaris untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. • Penetapan penggunaan laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. • Perubahan susunan Direksi dan Dewan Komisaris. • Pemberian kuasa dan wewenang kepada wakil pemegang saham untuk menetapkan besarnya honorarium anggota Dewan Komisaris, pemberian kuasa dan wewenang kepada Dewan Komisaris untuk menetapkan pembagian tugas dan wewenang Direksi serta besarnya gaji dan tunjangan para anggota Direksi. • Penunjukan Akuntan Publik untuk mengaudit buku-buku Perseroan untuk tahun buku 2015 dan pemberian kuasa kepada Direksi untuk penetapan honorarium Akuntan Publik tersebut serta persyaratan lain penunjukannya. Keputusan RUPs • Menerima baik dan menyetujui laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 termasuk laporan Direksi dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris Perseroan. • Menerima baik dan menyetujui serta mengesahkan Laporan Keuangan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik “Tanudiredja, Wibisana Rekan” dengan pendapat “wajar” sesuai dengan laporan Nomor: A150330033DC2LLSI2015, tanggal 30 Maret 2015, dengan demikian membebaskan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Bank dari tanggung jawab dan segala tanggungan acquit et de charge atas GMs iMPLeMenTaTion in 2015 Phases of the General Meeting of Shareholders GMS of Bank Victoria in 2015 are relected in the following table. The Agenda and Decisions of AGMS on April 24, 2014 are as follows. GMs agenda • The Bank Annual Report including the Board of Directors’ reports and Annual Financial Report as well as Supervisory Report of the Board of Commissioners for the iscal year ended December 31, 2014. • Establishment of the Bank’s net proit usage for the year ended December 31, 2014. • Change in the Board of Directors and Board of Commissioners composition • The delegation of power and authority to the representatives of shareholders to determine the honorarium of the members of the Board of Commissioners, the delegation of power and authority to the Board of Commissioners to assign roles and responsibilities of the Board of Directors as well as determining the salary and allowances of the members of the Board of Directors. • The appointment of Public Accountant to audit the Bank’s books for the inancial year of 2015 and granting authority to the Board of Directors to determine the Public Accountant’s honorarium and other appointment requirements. GMs Decisions • Receive and approve the Bank’s annual report for the iscal year ended December 31, 2014 including the reports of the Board of Directors and Supervisory Report of the Board of Commissioners. • Received and approved as well as ratiied the Bank’s Financial Statements for the inancial year ended on December 31, 2014, audited by Public Accounting Firm of “Tanudiredja, Wibisana, Partners” and obtained “unqualiied opinion” according to the report No. A150330033DC2LLSI2015, on March 30, 2015, thus detaching the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners from any responsibility and any liabilities acquit et de charge for any management and