Program Penguatan infrastruktur Literasi Keuangan

HUMan CaPiTaL ManaGeMenT sTRUCTURe Bank Victoria’s human resources management is run by the Human Capital Management Division and led by its Head Mr Syahda Candra, under the Director of Treasury and Retail Banking. Its primary responsibility is to carry out Human Resources management duties within the Bank. The HCM organization structure is as follows: BRieF PRoFiLe oF HCM Division HeaD A brief proile of Mr Syahda Candra can be seen in the Executive Oicer data. FUnCTion anD sCoPe oF WoRK Human Capital Management Division has speciic functions and scope of work, as follows. sTRUKTUR PenGeLoLa sDM Pengelolaan SDM Bank Victoria dijalankan oleh Divisi Human Capital Management yang dipimpin oleh Syahda Candra sebagai Kepala Divisi Human Capital Management, dan berada dibawah tanggung jawab Direktur Treasury dan Retail Banking. Tanggung jawab utama Divisi Human Capital Management adalah melakukan kegiatan pengelolaan Sumber Daya Manusia di Bank Victoria. Struktur organisasi Pengelola SDM adalah sebagai berikut. Direktur Treasury dan Retail Banking Director of Treasury and Retail Banking Kepala Divisi Human Capital Management Division Head of Human Capital Management Kepala Bagian Training Head of Training Division Gregorius Andrew Andryanto Haswin Syahda Candra Rinaldi Tauik Payroll and Services Senior Oicer Payroll and Services Junior Oicer Recruitment Senior Oicer Recruitment Junior Oicer Training Junior Oicer PRoFiL RinGKas KePaLa Divisi HCM Adapun proil ringkas Ibu Syahda Candra dapat dilihat pada data Pejabat Eksekutif. FUnGsi Dan RUanG LinGKUP TUGas Divisi HCM Fungsi serta luang lingkup tugas dari Divisi Human Capital Management adalah sebagai berikut. Organisasi Organization Fungsi Functions Ruang Lingkup Tugas Scope of Work Unit kerja HCM HCM Work Unit Sebagai unit kerja yang mengelola kebijakan di bidang kepegawaian. As a work unit that manages personnel policies. Mengelola, memonitor dan melaksanakan perencanaan, pengelolaan dan administrasi bidang rekrutmen, pendidikan dan pengembangan, administrasi gaji, kesejahteraan pegawai, dan pengadministrasian data karyawan. Manage, monitor and implement plan, manage and administer recruitment, training and development, payroll, employee welfare and data administration. ManPoWeR PLanninG During 2014 the Bank drafted human resources manpower plans for 2015 by taking into account performance and potential. It was determined that the HR strategy in 2015 was to optimize existing resources, and recruit for and ill vacant positions resulting from employee resignation. eMPLoYee ReCRUiTMenT Bank Victoria requires sound human resources both in terms of quality and quantity in order to comply with position standards which are in line with business unit growth. Employees are recruited after analyzing workforce needs based on work unit demands as well as on candidates’ background and diversity according to their education, experience and expertise. Bank Victoria’s Employee Recruitment is conducted both internally and externally. Its recruitment process provides the widest possible opportunity without discriminating against race, religion, ethnicity and other backgrounds. The recruitment process is conducted in two methods, namely organic recruitment and recruitment for more experienced personnel. Based on the BOD Decree No.013SK-DIR0914, employees may be recruited and categorized into: • Permanent employees; • Contract employees; • Outsourced employees. Organisasi Organization Fungsi Functions Ruang Lingkup Tugas Scope of Work Recruitment Sebagai unit kerja yang membantu Kepala Divisi HCM dalam mengelola pelaksanaan recruitmentpenempatan As a work unit that assists Head of Human Capital Management in supervising recruitment or work placement. Mengusulkan, melaksanakan penerimaan dan penempatan pegawai, melakukan administrasi surat penerimaan dan mutasi, pengarsipan dokumentasi pegawai, pembuatan surat pengangkatan jabatan, dan pengadministrasian lainnya. Propose, assign and deploy employees, accept administrative letters and mutations, archive employee documentation, make appointments and other administrative tasks. Training Sebagai unit kerja yang membantu Kepala Divisi HCM dalam mengelola pelaksanaan pendidikan dan pengembangan karyawan. As a work unit that assists Head of HCM Division in managing employee training and development. Mengelola,merencanakan,dan mengadministrasi seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pendidikan dan pengembangan karyawan seperti seminar, training baik intern maupun ekstern. Manage, plan, and administer all activities relating to employee training and development such as internal and external seminars. Payroll and services Sebagai unit kerja yang membantu Kepala Divisi HCM dalam mengelola pelaksanaan imbalangaji dan kesejahteraan karyawan. As a work unit that assists HCM Division Head in managing remunerationsalaries and employee beneits. Mengelola dan melaksanakan kebijakan Direksi mengenai Gaji, Bonus, THR, Pajak Pph 21 dan 23, lembur, pinjaman, cuti, jamsostek dan asuransi kesehatan karyawan. Manage and implement Board of Directors policies regarding monthly salary, bonus, holiday allowance, PPH 21 and 23 taxes, overtime allowance, loans, leaves, Jamsostek and health insurance. PeRenCanaan KeBUTUHan sDM Pada 2014, Bank telah menyusun perencanaan kebutuhan SDM man power planning untuk 2015 dengan mempertimbangkan kinerja dan potensi di tahun 2015. Ditetapkan bahwa strategi SDM untuk tahun 2015 adalah optimalisasi sumber daya yang ada, rekrutmen yang dilakukan ditujukan untuk memenuhi jabatan kosong dikarenakan adanya pegawai yang resign. ReKRUTMen sDM Dalam rangka memenuhi standar formasi jabatan seiring dengan pertumbuhan unit bisnis Bank, Bank Victoria membutuhkan SDM yang baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Rekrutmen dilakukan dengan pertimbangan hasil analisis kebutuhan tenaga kerja berdasarkan permintaan dari unit kerja serta latar belakang dan keberagaman calon tenaga kerja berdasarkan pendidikan, pengalaman dan keahlian. Rekrutmen SDM Bank Victoria dilakukan melalui rekrutmen internal dan eksternal. Proses rekrutmen dilakukan dengan membuka seluas-luasnya kesempatan rekrutmen dengan tidak membedakan suku, agama, ras dan antar golongan. Proses rekrutmen yang dilakukan oleh Bank Victoria dibagi menjadi dua cara, yaitu rekrutmen untuk pegawai organik dan rekrutmen untuk tenaga berpengalaman. Berdasarkan SK Direksi No.013SK-DIR0914, kelompok tenaga kerja yang direkrut dapat meliputi: • Organik; • Kontrak; • Outsourcing. Proses rekrutmen pegawai yang dilakukan oleh Bank Victoria terdiri dari tahapan-tahapan sebagai berikut. No. Tahapan Stages Uraian Analysis 1. Mengidentiikasi jabatan yang lowong dan kebutuhan tenaga kerja Identifying vacant positions and employment needs Proses rekrutmen dimulai saat adanya bidang pekerjaan baru di perusahaan, karyawan dipindahkan atau dipromosikan ke posisi lain, mengajukan permintaan pengunduran diri, adanya PHK, dan lain-lain. Dengan melihat dinamika dari beberapa hal tersebut dan mencocokkannya dengan perencanaan sumber daya manusia yang sudah tersusun maka akan diketahui jabatan apa saja yang sedang lowong dan berapa jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk mengisi jabatan tersebut. The recruitment process begins when new job opportunities become available due to the transfer or promotion of employees to other positions, resignations, layofs, etc. By assessing these dynamics the recruiter will consider the possibilities and align them with the human resources plan to identify vacant positions and the number of employees required to ill those positions. 2. Mencari informasi jabatan melalui analisa jabatan Obtaining job description through job analysis Untuk memperoleh uraian jabatan job description dan spesiikasi jabatan job spesiication sebagai landasan dalam membuat persyaratan jabatan. Bank menerapkan sistem persyaratan jabatan secara hati-hati dan sejelas mungkin sehingga dalam penerapannya kandidat yang didapatkan benar-benar sesuai dengan yang diperlukan. To obtain a job description and speciications as a cornerstone in drafting job requirements. The Bank applies the job requirements system carefully and as clearly as possible to employ candidates as required. 3. Menetapkan sumber, media, dan sarana untuk mendapatkan kandidat yang tepat Assigning resources, media and facilities to employ the right candidates Terdapat dua alternatif untuk mencari kandidat yakni dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Jika diambil dari dalam, apabila kebutuhan staf untuk masa yang akan datang telah direncanakan, maka perlu juga diketahui siapa kira-kira karyawan yang ada saat ini yang dapat dipindahkan atau dipromosikan. Jika kandidat harus dicari dari luar perusahaan maka perlu dipertimbangkan dengan cermat metode rekrutmen yang tepat untuk mendapatkan kandidat tersebut. There are two alternatives when seeking candidates: from within or outside the Company. Candidates can be sought internally if employment need in the future is foreseeable, which means knowing of any existing employees who can be transferred or promoted in the future. If the Bank recruits candidates externally, the right recruitment method has to be carefully considered in order to obtain qualiied employees. 4. Memilih metode-metode proses rekrutmen yang tepat Choosing appropriate recruitment methods Ada banyak metode rekrutmen yang dapat dipilih oleh Bank dalam melakukan rekrutmen seperti iklan, employee referrals, walk-ins dan write-ins, head hunter, lembaga pendidikan, dan berbagai sumber lain. Bank juga dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung situasi dan kondisi yang terjadi saat itu. The Bank has several recruitment methods such as ads, employee referrals, walk-in and write-in interviews, through head hunters, educational institutions and others. The Bank can also choose more than one method, depending on the circumstances. 5. Memanggil kandidat-kandidat yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan. Shortlisting candidates who meet job requirements Mengumpulkan berkas-berkas lamaran kandidat, dan meminta kandidat untuk mengisi formulir lamaran pekerjaan yang telah disediakan untuk selanjutnya diproses dalam tahap seleksi. Compiling candidate application iles and asking them to ill in the application form for further selection phase process. 6. Menyaring dan menyeleksi kandidat Screening and selecting candidates Prosedur seleksi perlu dilakukan karena: 1 pelaksanaan tugas pada jabatan yang akan diisi memerlukan ciri-ciri isik dan psikis tertentu yang tidak dimiliki oleh setiap orang; 2 ada lebih banyak kandidat yang tersedia dibandingkan jumlah jabatan yang akan diisi. Ada banyak teknik atau metode seleksi yang digunakan oleh Bank dalam menyaring karyawan. Hal terpenting untuk diperhatikan adalah bahwa masing-masing teknik seleksi mengukur karakteristik tertentu, sehingga akan memberi informasi yang berbeda-beda mengenai kandidat. The selection procedure is necessary because: 1 certain job descriptions can be fulilled only by those with speciic physical and psychological characteristics; 2 there are more candidates than the number of positions available. There are many selection techniques or methods to screen employees. The most important aspect to note is that each selection technique measures certain characteristics required to provide various information about candidates. Bank Victoria’s recruitment process is conducted in the following stages: ReCRUiTMenT sCHeMe Speciic techniquesmethods as a predictor for the selection procedure is highly dependent on: job characteristics, method validity and reliability, percentages of selected candidates and the cost of certain techniques. Bank Victoria uses the following techniques. • Complete the application form, data, references and recommendations; • Ability and personality tests; • Interview by HCM and End User; • Tests on physicalphysiological and work simulation required for certain positions Below is Bank Victoria’s applicable recruitment scheme. HR CoMPeTenCe DeveLoPMenT HR competence development ensures the availability of reliable human resources across all of the Bank’s business activities. For newly recruited employees, Bank Victoria has prepared various training programs tailored to level of education. The programs aim to prepare employees to master basic business banking tasks, particularly in regards to improving service quality service excellence. Furthermore, the Bank also consistently conducts various training programs for existing employees to increase their competencies. One method to measure HR competence development is through empowering education and training programs. Employee education and training programs are based on individual development needs in order to support performance and career success. Moreover, this program is always formulated in accordance with the Annual Training Plan and Training Needs Analysis to meet professional certiication standards. The Bank views HR competency development as a long-term investment which will impact its future performance. sKeMa ReKRUTMen PeGaWai Pemilihan suatu teknikmetode sebagai predictor dalam prosedur seleksi sangat tergantung pada: ciri-ciri pekerjaan, validitas dan reliabilitas metode, persentase calon yang terseleksi, dan biaya penggunaan teknik tertentu. Bank menggunakan teknik seleksi sebagai berikut. • Mengisi formulir lamaran, data biograi, referensi dan rekomendasi; • Tes kemampuan dan kepribadian; • Wawancara oleh HCM dan End User; • Tes isikisiologis dan tes simulasi pekerjaan untuk posisi-posisi tertentu; Berikut adalah skema proses rekrutmen yang berlaku di Bank Victoria. PenGeMBanGan KoMPeTensi sDM Pengembangan kompetensi SDM dilakukan untuk memastikan ketersediaan SDM yang andal dalam menjalankan aktivitas bisnis Bank Victoria. Bagi calon karyawan yang baru direkrut, Bank telah mempersiapkan berbagai Program Pelatihan sesuai tingkat pendidikan, dengan target menyiapkan calon karyawan agar menguasai tugas-tugas dasar dalam penyelenggaraan usaha Perbankan, khususnya juga peningkatan kualitas pelayanan service excellence, sedangkan untuk karyawan yang sudah berkarya, Bank konsisten menyelenggarakan berbagai program pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM. Salah satu media pengembangan kompetensi SDM adalah melalui pemberdayaan program pendidikan dan pelatihan. Program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan didasarkan pada kebutuhan pengembangan individu untuk menunjang keberhasilan kinerja dan karir. Selain itu, program pendidikan dan pelatihan selalu disesuaikan dengan Rencana Pelatihan Tahunan yang disusun berdasarkan Training Need Analysis semata-mata dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan tuntutan profesisertiikasi. Bank memandang pengembangan kompetensi SDM sebagai investasi jangka panjang yang akan memberikan dampak nyata bagi peningkatan kinerja Bank di masa mendatang Seleksi Administrasi Administrative Selection Tes Kemampuan dan Kepribadian Ability and Personality Tests Wawancara oleh HCM dan End User Interview by HCM and End User Tes Fisiologis dan Tes Simulasi Pekerjaan Physiological and work simulation tests Assessment oleh Pihak Independent Assessment by independent parties Bank Victoria selalu memastikan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada seluruh karyawan dalam mendapatkan program pendidikan dan pelatihan yang telah mencerminkan adanya kesamaan kesempatan untuk masing-masing level organisasi. Penetapan keikutsertaan karyawan dalam keseluruhan program pengembangan kompetensi tersebut ditentukan oleh kebutuhan perusahaan dan karyawan dengan memperhatikan kesetaraan gender dan persamaaan kesempatan kepada seluruh karyawan. Kebijakan training yang berlaku saat ini tetuang dalam Surat Keputusan Direksi No.015SK-DIR0715 tanggal 28 Juli 2015 tentang Pengkinian Kebijakan dan Prosedur Human Capital Management PT Bank Victoria Internatinal, Tbk. Berbagai program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Bank pada tahun 2015, mencakup: 1. Pengembangan Technical Skill sebanyak 135 program training 2. Pengembangan Soft Skill sebanyak 10 program training Daftar Program Training Technical Skill Tahun 2015 No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants TECHNICAL SKILL 1 PeLaPoRan BanK BanK RePoRT Training Tingkatkan LDR Dan Proit Bank: Strategi dan Teknis Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah Training on Improving LDR And Bank Proits: Strategy and Technical Financing for Small and Medium Enterprises 1 Building dan Asset Management 1 Training Masa Depan Kerjasama Multiinance, Perbankan, dan Asuransi Setelah Peraturan OJK No. 29POJK.052014 Training for Future Cooperation with Multiinance, Banking and Insurance after OJK Regulation No. 29POJK.052014 1 Seminar Financial Literacy To Support Financial Inclusion Seminar on Financial Literacy to Support Financial Inclusion 1 Refreshment: Penyusunan Kebijakan ICAAP International Capital Adequacy Assesment Process Refreshment: ICAAP International Capital Adequacy Assessment Process Policy Formulation 1 Training Seminar SME dan Consumer Banking Outlook 2016 Training Seminar on SME and Consumer Banking Outlook for 2016 1 Training Membantu OJK Sosialisasi Perlindungan Konsumen Training on Socializing Consumer Protection to assist OJK 1 Pertemuan Tahunan Penyelenggara Kliring Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jawa Barat 2015 Annual Meeting of Clearing Oices in Bank Indonesia Representative Oice, West Java, 2015 1 Training Pembahasan dan Evaluasi Pelaksanaan Ketentuan SETBAY Training on Discussion and Evaluation of SETBAY Provision 1 Training Pertemuan Tahunan Bank Training on Annual Meeting 2 Training Evaluasi Operasi Sistim BI RTGS Training on RTGS System Operational Evaluation 2 2 PeRKReDiTan TReasURY CReDiTTReasURY Training Pengenalan Produk Kredit Bank Victoria Training on Introduction of Bank Victoria Credit Product 125 Training Refreshment Product Training on Product Refreshment 10 Training Penilaian Agunan Bagi Bisnis Perkreditan Bank Lanjutan Training on Collateral Rating For Advanced Credit Business 53 Training Essence Credit Analysis dan Monitoring Training on The Essence of Credit Analysis and Monitoring 88 Teknik penanganan masalah eksekusi agunan Handling Mechanical Collateral 26 Training Key Account dan Sales Management Training on Key Account and Sales Management 37 Training The Essence of Credit Analysis dan Monitoring - KPO Training on The Essence Of Credit Analysis and Monitoring - KPO 22 Bank Victoria ensures the provision of opportunities for all employees in all position levels to access its education and training programs. Participation in the competence development program is determined by the needs of the Company and employees with respect to gender equality and equal opportunities. Training policies are enforced under the BOD Decree No. 015SK-DIR0715 dated 28 July 2015 on Updates to the Policies and Human Capital Management Procedures of PT Bank Victoria International, Tbk. Various education and training programs conducted in 2015 include: 1. 135 Technical Skill Development training programs 2. 10 Soft Skill Development training programs List of Technical Skill Training Programs in 2015 No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants Training Equity Portofolio Construction dan Market Outlook Training on Equity Portfolio Construction and Market Outlook 1 Training Pengetahuan Produk Kredit Bank Victoria Training on Bank Victoria Credit Product Knowledge 37 Assesment Account Oicer Account Oicer Assessment 1 Training Basic Credit Account Oicer Training on Basic Credit Account Oicer 35 Training Loan Agreement and Documentation Training on Loan Agreement and Documentation 157 Training Produk Kredit Bank Victoria Training on Bank Victoria Credit Products 100 Trade Finance 16 3 ManaJeMen RisiKo RisK ManaGeMenT Uji Kompetensi Kepatuhan Level 1 Angkatan V Training 27-28 May 2015 dan Uji Sertiikasi 30 May 2015 Test on Compliance Competency Level 1 V Training on 27-28 May 2015 and Certiication Test on 30 May 2015 3 Training Risk Based Audit for Credit Business Training on Risk Based Audit for Credit Business 36 Training Pengukuran Risiko Training on Risk Measurement 1 Pelatihan Ujian Sertiikasi Manajemen Risiko Training on Risk Management Certiication Test 1 Training Penerapan Tata Kelola dan Manajemen Risiko Bagi Konglomerasi Keuangan Training on Risk Management for Financial Conglomeration 2 Best Practice Kupas Tuntas 8 Delapan Risiko Best Practices of Solving 8 Important Risks 1 Workshop BSMR branchless Banking Workshop on BSMR branchless Banking 1 Training Penerapan Manajemen Risiko Training on Risk Management Implementation 4 Training Pengukuran Risiko Training on Risk Measurement 1 Ujian LSPP Lvl 2 LSPP Test level 2 1 Ujian SKMR Lvl 3 SKMR Test level 3 1 Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Refreshment Bank Rating Assessment Refreshment 1 Ujian LSPP Level 1 LSPP Test level 1 11 Refreshment LSPP level 4 Refreshment on LSPP level 4 3 Ujian LSPP Executive LSPP Executive Test 1 Refreshment Sertiikasi Certiication Refreshment 1 Refreshment LSPP Refreshment on LSPP 1 Ujian LSPP Level 1 tgl 13 dan 15 Okt 2015 LSPP Test level 1 on 13 and 15 October 2015 13 Training Pendalaman Materi Lvl 1 Training on Material Understanding level 1 22 Training Pendalaman Materi Lvl 1 Training on Material Understanding level 1 8 Ujian LSPP Level 1 LSPP Test level 1 22 Ujian LSPP Level 1 28 November 2015 LSPP Test level 1 on 28 November 2015 8 4 sosiaLisasi KeTenTUan PeRBanKan soCiaLiZaTion on BanKinG ConDiTions Pedoman Penyusunan dan Pembuatan Perjanjian Baku Sesuai dengan SE OJK No.1320 Agustus 2014 Guidelines for Oicial Agreements Preparation and Development in accordance with SE OJK Regulation No. 13 dated 20 August 2014 1 Pelatihan Satpam Training on Security Oicers 110 Training Assesment dan Kebijakan dan Prosedur, SK dan SE Training on SK and SE Assessment and Procedure Policies 20 Training Meningkatkan Cara yang Efektif Dari Fungsi Kepatuhan Training on Increasing Efective Approach Of Compliance Function 2 Training Penyusunan Organisasi dan Kebijakan BCM Training on Organization and BCM Policy Preparation 1 Seminar Manajemen Risiko dan Tata Kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi Keuangan Seminar on Risk Management and Integrated Control of Financial Conglomeration 2 Training Produk Knowledge Training on Product Knowledge 100 Membedah ketentuan Pengenaan Sanksi atas Pelanggaran Kewajiban oleh Bank Berdasarkan Peraturan Kepala PPATK Dissecting the provision of Penalty for Bank Infringement Liability pursuant to Head of PPATK regulation 1 Training Pemahaman Product Knowledge, SE-DIR, SK-DIR dan SOP Training on Product Knowledge, SE-DIR, SK-DIR and SOP 200 No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants Training Fungsi Kepatuhan dan Pengawasan Internal Training on Compliance and Internal Control Function 1 Training APU,PPT, Capex-Opex RBB Training on APU, PPT and Capex-Opex RBB 78 Training Core Banking RTGS GEN II Training on Core Banking of RTGS GEN II 100 Training Pembahasan Kegiatan Operasional dan kegiatan SKNBI Training on Operational Activities and SKNBI Discussion 2 Training Corporate Culture dan Produk Knowledge Training on Corporate Culture and Product Knowledge 100 Training Roleplay Customer Experience Training on Customer Experience Roleplay 100 Training Implementasi Peraturan APU , PPT Training on Implementing APU and PPT Regulations 1 Training Penerapan Program APU-PPT Bandung Training on Implementing APU-PPT Programs in Bandung 20 Training Sosialisasi dan Review Perfomance Training on Performance Socialization and Review 2 Training Peninjauan dan Pemutakhiran DP 50 Training on Preview and Updates DP 50 1 5 aUDiT aUDiT Training Fraud Corruption dan Whistleblower Training on Fraud, Corruption dan Whistleblowing System 50 Banking Fraud dan Prevention Fraud in Banking Industry and its Prevention 1 Training Penyusunan Temuan dan Laporan Hasil Pemeriksaan Audit Training on Drafting Findings and Audit Reports 1 Training Fraud Corruption and Whistleblower Training on Fraud, Corruption and Whistleblowing System 28 Training Review dan Updating Peran dan Fungsi Internal Audit Menuju Lembaga Keuangan yang Sehat Training on Review and Updating the role of Internal Audit Function Towards a Healthy Financial Institution 2 Training Risk Audit RBA Planning dan Review Internal Training on Risk Audit RBA Planning and Internal Review 1 Training Audit Kredit Bank Berbasis Management Risiko Training on Risk Management Based Audit on Bank Credit 1 Training Memperkuat Sinergi Audit Intern Training on Strengthening Internal Audit Cooperation 1 Training Anti Fraud KC Surabaya Training on Anti Fraud in Surabaya Branch Oices 1 6 TeKnoLoGi inFoRMasi inFoRMaTion TeCHnoLoGY Menu CMS ITM 4.3 dan Menu Merge CIF Alpabits 2.03 CMS ITM 4.3 Menu and Merge CIF Alpabits 2.03 Menu 100 Training Practical Microsoft Excel Training on Practical Use of Microsoft Excel 75 Biaya Sosialisasi Menu CMS ITM 4.3 dan Menu Merge CIF Alpabits 2.03 Socialization of CMS ITM 4.3 and Merge CIF Alpabits 2.03 Menu Costs 200 Training Project Management Profesional Training on Professional Project Management 1 Mikrotik Training - Essential MTCNA Essential Micro Computer Training MTCNA 1 Training Euronet Asia Pasiic Client Conference Training on Euronet Asia Paciic Client Conference 2 Training ISEB-ISTQB International Certiied Software Testing Training on ISEB-ISTQB International Certiied Software Testing 1 Training EC-Council Network Satpam Administration + Exam Training on Administration of Security Oicer Examination and EC-Council Network 1 Training Foundation Enterprise Data Center ITSM-DC-101 Training on Foundational Enterprise Data Center ITSM-DC-101 1 Training IT Project Management based on PMBOK Training on PMBOK-based IT Project Management 1 Training ITIL Foundation ITIL-F Exam Preparation Training on ITIL Foundation ITIL-F Exam Preparation 1 Training IT Architecture Executive Series The Business Technology Strategy Realization Through Enterprise Archittecrure Training on IT Architecture Executive Series Business Technology Strategy Realization Through Enterprise Architecture 1 Training Practical Microsoft Excel Training on Practical Use of Microsoft Excel 100 No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants Training Microsoft Excel Dashboard dan Macro Training on Microsoft Excel: Using Dashboard and Macro 25 7 ManaJeMen UMUM GeneRaL ManaGeMenT Training BSMR Penerapan Manajemen Risiko dan Tata kelola Terintegrasi Bagi Konglomerasi keuangan di Indonesia Training on BSMR Risk Management and Integrated Control for Financial Conglomeration in Indonesia 1 Training Bancassurance Training on Bancassurance 12 Training Finger Print Authorization Training on Finger Print Authorization 22 Beasiswa Scholarship 1 Beasiswa Scholarship 1 Creative, Low-Budget Brand Strategies in Thoug Economic Times 1 Beasiswa Semester 1 Scholarship for Semester 1 1 5 Day MBA 1 Workshop corporate secretary Corporate Secretary Workshop 1 Training Competency Based Interview Skill Training on Competency-Based Interview Skills 2 Training Keaslian Mata Uang Rupiah Training on Indonesian Rupiah Authenticity 64 Uang Saku Training Ciri2 Keaslian Mata Uang Palsu Training Allowance on Counterfeit Currency Characteristics 1 Training Pertemuan kegiatan Perkasan Training on cash activity meeting 1 8 ManaJeMen PeRBanKan BanKinG ManaGeMenT Training Product Knowledge Training on Product Knowledge 225 Strategic Innovation to Development your Events Brand and Increase Your Sales 1 Kegiatan gathering KasirTeller Perbankan Bandung Tahun 2015 Gathering Activity for Bank CashiersTellers in Bandung in 2015 2 Global Leadership Development 1 Training Cara Mudah Membuat SOP Secara Efektif dan Mudah Dipahami Menuju Bank Devisa Training on Easy and Efective SOP Towards Bank Exchange Activities 3 Training Legal Drafting dan Writing Training on Legal Drafting and Writing 28 Training Pemahaman Produk, Jasa Bank Victoria dan Togetherness for Sustainable Growth Training on Product and Service Knowledge and Togetherness for Sustainable Growth 163 Training Pengetahuan Umum Tentang SWIFT Training on General Knowledge of SWIFT 35 Training Penyusunan Standar Operasional Procedure SOP Training on Drafting Standard Operational Procedures SOP 2 Training Pengetahuan Umum Tentang Valuta Asing Training on General Knowledge of Foreign Exchange 2 Training Financial Statement Analysis Training on Financial Statement Analysis 1 Training Grafonomi Sebagai Alat Pencegahan Tindak Kejahatan Perbankan Training on Ergonomics as Anti Fraud Tool in Preventing Banking Crimes 69 Training Aspek Hukum Bisnis Letter SKBDN Training on Legal Aspects of Business Letters SKBDN 10 Training The Special Batch 6 th Training on The 6 th Special Batch 1 Training Pengetahuan Umum Tentang SWIFT Training on General Knowledge of SWIFT 34 9 LainnYa oTHeRs Biaya Pendidikan Satpam Training Cost for Security Oicers 2 Seminar Issuance dan Settlement on Debt Securities Seminar on Issuance and Settlement on Debt Securities 1 Biaya Graduation ODP Konsumer Angkatan 1 Graduation Cost for ODP Consumer 1 15 Seminar Gairah Baru Bisnis Otomotif Properti Nasional Seminar on New Passion for Automotive Business and National Property 1 Biaya Graduation SME Dev. Program Angkatan 3 Graduation Cost for SME Development Program 3 7 PPH Pasal 21 Update PTKP terbaru 2015 Sesuai PMK 122PMK.102015 Latest update of PPH Article 21 on PTKP 2015 According to PMK 122PMK.102015 1 Penyelamatan Kredit Bermasalah Restrukturisasi Sebagai Upaya Mengurangi NPL dan Memperbaiki Kualitas Kredit Restructuring Non-Performing Loans as an Efort to Reduce NPL and Improving Credit Quality 1 Training Basic Recruitmen dan Selection Training on Basic Recruitment and Candidate Selection 1 Lists of Soft Skill Training Program in 2015 To evaluate the efectiveness of the learning and development system, the Bank constantly evaluates trainings through the Post-Training Evaluation Form. The results serve as a basis for employee career or advanced level training needs. In the maintenance of human resources quality, a sustainable employee competence development program supports the Company’s performance and makes a positive contribution No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants Uang Transport Training Pertemuan Kegiatan Evalusai Penyelenggara Kliring 2015 Transportation Cost for Training on Clearing Activities Meeting Evaluation 2015 2 Training Corsec Series Penyusunan GCG dan BOD Training on CORSEC Series for Drafting GCG and BOD 1 Training Analisis Lingkungan Hidup TAL15 Training on TAL Environment Analysis 2015 2 Training Melalui Semangat kebersamaan kita wujudkan Kinerja Sistem Pembayaran Yang Lebih Baik Training on “Through the spirit of togetherness realizing a better payment system” 2 Training Outlook16 Training on 2016 Outlook 1 Training Keselamatan dan Kesehatan Kerja Training on Work Safety and Healthcare 39 Training Basic Branch Manager Training on Basic Branch Manager 22 Training Pertemuan Tahunan ASPI Training on ASPI Annual Meeting 1 Training “Service is My Priority” Training on “Service is Priority” 251 Project Roleplay dan Assesment Roleplay and Assessment Projects 125 ToTaL JUMLaH PeseRTa ToTaL PaRTiCiPanTs 3.463 Daftar Program Training Soft Skill Tahun 2015 No. Jenis Pendidikan Types of Education Program Training Training Program Jumlah Peserta Total Participants SOFT SKILL 1 anaLisa MasaLaH Dan PenGaMBiLan KePUTUsan DeCision MaKinG Dan PRoBLeM soLvinG Training Engagement Team Toward Extraordinary Performance Training on Engagement Team Towards Extraordinary Performance 22 2 CUSTOMER RELATIONSHIP SKILL Training Marketing Task Force Training on Marketing Task Force 30 Training Service with Heart Training on Heartfelt Services 100 Training Service with Heart Training on Heartfelt Services 200 3 LEADERSHIP Training Lets Grow Together Training with the theme “Let’s Grow Together” 20 Training Servant Leadership Training on Servant Leadership 25 Training Jiwa Kepemimpinan KAOPS Training on KAOPS Leadership Skills 22 4 TeKniK PResenTasi Dan KoMUniKasi PResenTaTion anD CoMMUniCaTion TeCHniQUes Training Lets Grow Together Training with the theme “Let’s Grow Together” 20 5 LainnYa oTHeRs Training Togetherness for Sustainable Growth - Amazing Race Training with the theme “Togetherness for Sustainable Growth - Amazing Race” 88 Outbond Cabang Surabaya Outbound in Surabaya Branch Oices 20 ToTaL JUMLaH PeseRTa ToTaL PaRTiCiPanTs 547 Untuk mengevaluasi efektiitas atas sistem pembelajaran dan pengembangan yang telah dilakukan, perusahaan senantiasa melakukan evaluasi pasca pelatihan yang dilakukan melalui Form Evaluasi Pasca Training. Adapun hasil evaluasi tersebut nantinya akan digunakan sebagai dasar untuk jenjang karir atapun tingkat kebutuhan training lanjutan karyawan. Dalam menjaga kualitas SDM, kesinambungan program pengembangan kompetensi pegawai menjadi komitmen perusahaan agar dapat mendukung kinerja perusahaan to the Company’s business sustainability. Bank Victoria planned and formulated these training programs in 2015. PeRFoRManCe MeasUReMenT Performance appraisal is intended to determine employee performance by considering their strengths and weaknesses. Moreover, the measurement aims to evaluate the system’s efectiveness, improve employee motivation, increase loyalty towards Bank Victoria and solve the problems of the existing systems. Guidelines and Procedures must be in accordance with Company Regulations, Letters of Directors, Decrees of Directors and other applicable general rules concerning the employee appraisal system and best practices. Thus, Bank Victoria periodically assesses employee performance based on the Appraisal System established by the BOD Decree No. 007SK-DIR0414. Performance appraisal results will be considered in the increase of remuneration and awarding of annual bonuses. The scheme of Bank Victoria’s employee performance appraisal system is as follows. eMPLoYee ReWaRDs Bank Victoria annually provides rewards to show its appreciation to employees who excel in achieving business targets. Cash rewards are provided to employees who achieve targets, such as in Retail and Hybrid Branches, to employees who achieve the highest New To Bank points, and to employees with the best Key Performance Indicator for dan memberikan kontribusi positif terhadap keberlanjutan bisnis perusahaan. Bank Victoria telah merencanakan dan merumuskan Diklat bagi karyawan untuk periode tahun 2015. PenGUKURan KineRJa Pelaksanaan penilaian kinerja karyawan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari setiap karyawan guna melihat kekurangan dan kelebihan, serta kelemahan dan kekuatan setiap karyawan disamping untuk mengevaluasi efektiitas sistem-sistem yang berjalanberlaku di Bank Victoria. Tujuan dari dilaksanakannya penilaian kinerja karyawan, minimal setiap tahun oleh Bank adalah untuk membantu meningkatkan motivasi kerja sekaligus meningkatkan loyalitas karyawan terhadap Bank Victoria dan penyempurnaan atau perbaikan sistem-sistem yang ada. Pedoman dan Prosedur ini tentunya didasarkan pada Peraturan Perusahaan, Surat Edaran Direksi, Surat Keputusan Direksi dan kaidah-kaidah umum tentang penilaian karyawan serta kebiasaan yang ada di lingkungan Bank Secara berkala Bank Victoria melaksanakan penilaian kinerja berdasarkan Sistem Penilaian Kinerja Karyawan yang ditetapkan melalui Keputusan Direksi No.007SK-DIR0414. Semua hasil penilaian kinerja karyawan akan menjadi bahan pertimbangan untuk menetapkan kenaikan remunerasi dan bonus tahunan. Adapun skema sistem penilaian kinerja karyawan yang diterapkan oleh Bank Victoria adalah sebagai berikut. Tata Cara Kerja Work Procedures Unit Head Unit Head Prestasi Achievement Atasan Langsung Direct Superior Kepribadian Personality Kepala Divisi Pincab Division Head Branch Manager Ukuran-Ukuran Prestasi Kerja Performance Measurements Kriteria yang ada hubungannya dengan prestasi kerja Criteria relating to the performance Feedback bagi Karyawan Employee Feedback Subjek Penilaian Karyawan Assessment Subject Employee Maksud dan Tujuan Penilaian Purposes and Objectives Objek Penilaian Assessment Objects Keputusan - Keputusan HCM Decision of HCM Catatan Tentang Karyawan Employee Record Penilaian Appraisal PenGHaRGaan KaRYaWan Setiap tahun, Bank Victoria memberikan beberapa bentuk penghargaan sebagai apresiasi terhadap karyawan yang berprestasi dalam mendukung pencapaian target bisnis. Reward yang diberikan kepada karyawan berupa uang tunai untuk pencapaian target Asset berdasarkan pembagian Cabang Retail dan Cabang Hybrid, pencapaian New To Bank terbanyak, pencapaian Key Performance Indicator terbaik untuk jabatan Kepala Operasional dan pencapaian terbaik Customer Service dalam program Community Banking. COMPENSATION AND INDUSTRIAL RELATION KeseJaHTeRaan KaRYaWan Komponen kompensasi yang diterima oleh karyawan sebagai bentuk kesejahteraan antara lain berupa remunerasi karyawan, kesehatan, bonus dan program pensiun. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab perusahaan terhadap pemenuhan hak karyawan yang kemudian dicatat sebagai beban usaha pegawai. Komponen kesejahteraan karyawan diuraikan sebagai berikut. ReMUneRasi KaRYaWan Bank menindaklanjuti peningkatan kompetensi SDM dan promosi jabatannya seimbang dengan peningkatan kompetensi dan penilaian kinerja. Proses penilaian kinerja ini berlangsung melalui siklus manajemen kinerja, mulai dari penyusunan rencana, performance review secara kontinyu dan penilaian kinerja secara berkala. Untuk menentukan kinerja seluruh karyawan perusahaan, Bank menetapkan Key Performance Indicator KPI yang direncanakan dan ditetapkan mulai level perusahaan, tingkat divisitim sampai dengan tingkat individu. Selanjutnya Bank menetapkan proses pemantauan atas keseluruhan capaian kinerja masing-masing individu maupun groupkelompok. Pemantauan dilakukan melalui coaching, counseling, dan controlling. Bank selanjutnya melakukan evaluasi atas kinerja seluruh insan perusahaan, baik pada tingkat individual, team maupun pada tingkat perusahaan secara periodik. Hasil evaluasi ini kemudian digunakan untuk beberapa tujuan, yakni: 1. Menjadi feedback bagi pengembangan kompetensi SDM bersangkutan. 2. Memberikan penghargaan untuk yang memiliki kinerja sama atau melebihi target sesuai kesepakatan KPI sebelumnya. 3. Penentuan program pembinaan bagi yang kurang atau tidak dapat mencapai ukuran kinerja yang ditetapkan. Bank telah menerapkan standar penggajian berdasarkan pemeringkatan karyawan dan jenjang jabatan. Untuk memberikan remunerasi yang kompetitif, Bank mengikuti remuneration survey pada industri sejenis. Proses tersebut merupakan upaya standarisasi sistem kompensasi dan imbal jasa Bank yang diarahkan untuk meningkatkan motivasi karyawan dalam meningkatkan kompetensi dan kinerjanya. Sistem Remunerasi Bank dibangun dengan mempertimbangkan prinsip 3 P, yakni: • Person, berdasarkan kemampuan yang dimiliki seseorang dengan mempertimbangkan pendidikan dan masa kerja Karyawan, tercermin dari peringkat karyawan. Head of Operations and Customer Service in the Community Banking program. CoMPensaTion anD inDUsTRiaL ReLaTions eMPLoYee WeLFaRe Employee compensation components included as beneits cover remuneration, healthcare allowance, bonuses and the pension program. Employee welfare is a form of corporate responsibility towards fulilling their rights later recorded as expenses. Employee beneit components are outlined below. ReMUneRaTion The Bank follows up on improving human resources competencies and promotion, based on increased competencies and performance assessments. The performance assessment process is conducted through management cycles, i.e. planning, continuous performance review and regular performance assessment. The Bank has formulated Key Performance Indicators KPI in order to determine employee performance, ranging from the Company level, to divisionteam level, to individual levels. Furthermore, it has also established a monitoring process for overall individual and group performance achievements. Monitoring includes coaching, counseling and controlling. The Bank subsequently conducts regular performance evaluation at the individual, team or Company level. The result of the evaluation is then used for several purposes, namely: 1. As feedback to develop related HR competencies. 2. To provide rewards for those who meet or exceed KPI targets. 3. To provide training program for those who lack or be unable to achieve speciic target or performance. Bank Victoria has implemented a standard payroll system based on employee levels and positions. In order to provide competitive remuneration, the Bank follows a remuneration survey of similar industries. This is an efort to standardize compensation and reward systems to improve employee motivation to develop their competencies and performance. The Bank remuneration system includes the following 3 P principles, namely: • Person, based on employee capabilities by considering education and work period. This remuneration system is assessed and relected in employee ranks. • Position, based on position and responsibilities which are determined after job evaluation. • Performance, remuneration is awarded based on employee performance. Furthermore, remuneration should be provided according to industrial and individual performance development. The Bank will also accommodate other employee beneits such as holiday allowances, health insurance, retirement allowances and leave entitlements according to applicable regulations. Pension PRoGRaM Bank Victoria has issued the BOD Decree No. 020SK- DIR0910 on Retirement for employees above 55 years old. Retiring employees are able to be re-assigned as contract employees and will receive the retirement allowance according to applicable regulations. CosT oF HUMan ResoURCes DeveLoPMenT During 2015, Bank Victoria allocated Rp6,166,825,089 or an average of Rp5,239 million per employee for training and education programs. Meanwhile, payroll and employee beneits holiday allowances, retirement beneits and so on amounted to Rp139,798,752,604. in 2015. Hence, training costs in 2015 amounted to 4.41 of the total payroll. Costs of employee education and training in 2015 decreased, mostly because employee numbers also decreased by 122, or from 1,299 in 2014 to 1,177 in 2015. Education and Training Costs during the 2014-2015 period are summarized as follows: KnoWLeDGe ManaGeMenT Bank Victoria realizes that the knowledge dissemination process should be comprehensively managed and structured. In order to support this process, the Bank carried out diverse Knowledge Management KM projects in 2014. • Position Jabatan, dimana remunerasi juga didasarkan pada nilai dan tanggung jawab jabatan yang bobotnya ditentukan berdasarkan evaluasi jabatan • Performance Kinerja, remunerasi juga diberikan berdasarkan kinerja Selain remunerasi yang sejalan dengan perkembangan industri maupun kinerja, Bank memberikan tunjangan lain kepada karyawan dalam bentuk Tunjangan Hari Raya THR, jaminan kesehatan, uang pensiun dan hak cuti yang ditentukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. PRoGRaM PensiUn Bank Victoria telah mengatur dalam SK Direksi No. 020 SK-DIR0910 tentang Usia Pensiun bagi Karyawan dimana karyawan yang berusia diatas 55 tahun dikategorikan sebagai usia pensiun. Atas pensiun karyawan maka karyawan dapat dipekerjakan kembali dengan status sebagai Karyawan Kontrak dan menerima uang pensiun sesuai ketentuan perundangan yang berlaku. BiaYa sDM Selama 2015, Bank Victoria telah mengalokasikan dana sebesar Rp6.166.825.089 atau rata-rata sebesar Rp5.239 juta per karyawan untuk pelaksanaan program pelatihan dan pendidikan. Sedangkan besarnya biaya SDM untuk penggajian dan kesejahteraan karyawan THR, Imbalan pasca kerja dan lainnya tahun 2015 sebesar Rp139.798.752.604. Dengan demikian biaya training tahun 2015 sebesar 4,41 dari total Biaya Tenaga Kerja tahun 2105. Besarnya biaya Pendidikan dan Pelatihan bagi Karyawan Bank Victoria pada tahun 2015 mengalami penurunan, hal ini disebabkan karena jumlah karyawan Bank Victoria pada tahun 2015 berkurang sebanyak 122 orang dari sejumlah 1.299 orang pada tahun 2014 menjadi sejumlah 1.177 orang pada tahun 2015. Biaya Pendidikan dan Pelatihan periode 2014-2015 sebagai berikut. Tahun Year Biaya yang Dikeluarkan Rp Cost Rp Pertumbuhan Rp Growth Rp Pertumbuhan Growth 2015 6,166,825,089 2,242,721,866 36 2014 8,409,546,955 - - KNOWLEDGE MANAGEMENT Bank Victoria menyadari bahwa proses penyebaran ilmu pengetahuan harus dikelola serta terstruktur dan menyuluruh. Untuk mendukung proses penyebaran ilmu pengetahuan tersebut perusahaan melaksanakan project Knowledge Management KM melalui implementasi KM pada 2014. This program aims to bring together knowledge, skills and experience as resources which can be easily accessed by all employees in order to develop their competencies. Bank Victoria has also implemented Knowledge Management through several projects such as e-learning, intranet and vic- news. CaReeR DeveLoPMenT Career development plays a major part in Bank Victoria’s employee training program and it must be implemented consistently and continuously in order to employ professionals and provide added value to the Bank. Career development intends to provide the greatest beneit for both employees and the Bank. It is seen as beneicial for the personal development and motivation of employees, and to measure their strengths and weaknesses. Bank Victoria develops a rewarding career as a medium to recruit employees based on its strategies, and applies a measurable career development system to identify potential employees. This creates healthy competition within the Bank and provides a standard for competencies. eMPLoYee TURnoveR RaTe In 2015 366 employees resigned, which accounted for 31.10 of the 1,177 employees at the end of the year. A comparison of employee turnover rates in 2014 and 2015 is presented in the following table. HUMan ResoURCes PRoFiLe Bank Victoria’s 2015 Manpower Strategy Plan was to optimize HR and apply a moratorium on recruiting new employees. Recruitment was only conducted to fulill a certain number of positions when new oices were established and professionals were required. Program ini bertujuan untuk menghimpun seluruh pengetahuan, keterampilan dan pengalaman kerja karyawan menjadi sumber informasi yang dapat diakses oleh seluruh karyawan untuk meningkatkan kompetensinya. Bank Victoria telah melakukan implementasi Knowledge Management Karyawan melalui beberapa sarana seperti, e-learning, intranet dan vic-news. PenGeMBanGan KaRiR Pengembangan karir merupakan bagian utama dari proses pembinaan karyawan di Bank Victoria yang harus dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan guna mendapatkan karyawan yang profesional agar mampu memberikan nilai tambah bagi Bank. Pengembangan karir ditujukan untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi karyawan dan Bank. Pengembangan karir bagi karyawan bermanfaat sebagai sarana pengembangan diri, peluang menyatakan eksistensi, penumbuhan motivasi, dan untuk pengukuran kelebihan dan kekurangan dirinya dalam rangka meningkatkan kemampuan. Sedangkan, bagi Bank Victoria, pengembangan karir bermanfaat sebagai media dalam upaya menyediakan karyawan yang sesuai dengan strategi Bank, mengatur agar Bank memiliki dan mengaplikasikan sistem pengembangan karir yang jelas dan terukur, mengidentiikasikan karyawan yang potensial, menciptakan iklim kompetisi yang sehat, dan menyediakan standar kompetensi karyawan yang dibutuhkan pada setiap jabatan di Bank. TinGKaT TURNOVER KaRYaWan Pada tahun 2015 tercatat 366 karyawan Bank Victoria yang berhenti, atau mencapai 31,10 dari total karyawan akhir tahun yang mencapai 1.177 karyawan. Tingkat turnover karyawan komparatif dua tahun disajikan dalam tabel berikut. Tabel Turnover Pegawai 2014-2015 Table: Employee Turnover Rate in 2014-2015 No. Tahun Year Pegawai Resign Number of Employees Resigned Jumlah Pegawai Total Number of Employees Turn over Pegawai Employee Turnover 1 2015 366 1,177 31.10 2 2014 365 1,299 28.10 PRoFiL sDM Strategi Man Power Plan Bank Victoria pada tahun 2015 adalah melaksanakan optimalisasi Sumber Daya Manusia, sehingga Bank melaksanakan moratorium pelaksanaan penerimaan karyawan baru, rekrutmen karyawan hanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan karyawan untuk pembukaan jariangan kantor baru dan tenaga specialist. Bank Victoria’s workforce composition based on employment status was dominated by permanent employees, amounting to 670 people or 56.92 in 2015. The number of permanent employees decreased by 14.21 compared to 2014 781 employees. The number of contract employees increased by 4.05 from 148 in 2014 to 154 in 2015. Meanwhile, outsourced employees decreased by 4.59 from 370 in 2014 to 353 in 2015. Komposisi SDM Bank Victoria berdasarkan Status Karyawan sebagai berikut. Workforce Composition based on Employment Status is as follows. Status Kepegawaian Employee Status Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 Pegawai Tetap Permanent Employee 670 56.92 781 60.13 16.57 Pegawai Tidak Tetap Non Permanent Employee 154 13.08 148 11.39 3.90 Outsourcing 353 29.99 370 28.48 4.82 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Status Kepegawaian Workforce Composition based on Employment Status Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2015 Number of Employees Based on Employment Status in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Status Kepegawaian Tahun 2014 Number of Employees Based on Employment Status in 2014 Komposisi karyawan Bank Victoria berdasarkan status kepegawaian didominasi oleh Pegawai Tetap yaitu sebanyak 670 orang atau 56,92, jumlah karyawan Tetap di 2015 berkurang 14,21 dibandingkan tahun 2014 yang berjumlah 781 orang. Jumlah Pegawai Tidak Tetap meningkat sebesar 4,05 dari 148 orang di 2014 menjadi 154 orang di 2015. Sedangkan, besarnya jumlah karyawan dengan status outsourcing berkurang sebesar 4,59 dari 370 orang di 2014 menjadi 353 orang di 2015. 28.48 11.39 60.13 29.99 13.08 56.92 1,299 orang people 1,177 orang people Based on education level, Bank Victoria’s workforce composition in 2015 was dominated by undergraduates with a total percentage of 41.72, followed by high school graduates 39.00, then diploma holders 16.82 and postgraduates 2.46. The number of employees who have graduated from high school increased by 1.32 in 2015 compared to the previous year, but other education levels showed a decline. The number of employees with a diploma degree decreased by 11.61 to 198 people and those with Undergraduate and Postgraduate degrees also dropped by 13.25 to 491 and 48.21 to 459 employees. Komposisi SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan sebagai berikut. Workforce Composition based on Education Level is as follows. Tingkat Pendidikan Education Level Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 SMA High School Graduates 459 39.00 453 34,87 1.31 Diploma Diploma 198 16.82 224 17,24 13.13 Sarjana Undergraduate 491 41.72 566 43,57 15.27 Pasca Sarjana Postgraduate 29 2.46 56 4,31 93.10 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Tingkat Pendidikan Workforce Composition based on Education Level Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2015 Number of Employees Based on Education Level in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2014 Number of Employees Based on Education Level in 2014 Berdasarkan jenjang pendidikan, komposisi karyawan Bank Victoria pada 2015 didominasi oleh lulusan sarjana yaitu sebesar 41,72 diikuti oleh lulusan setara SMA sebesar 39,00, kemudian Diploma sebesar dan diikuti Pasca Sarjana masing-masing sebesar 16,82 dan 2,46. Pada tahun 2015, jumlah karyawan dengan jenjang pendidikan setara SMA meningkat sebesar 1,32 dibandingkan tahun sebelumnya, namun untuk jenjang pendidikan lainya mengalami penurunan. Jumlah karyawan yang memiliki jenjang pendidikan Diploma menurun sebesar 11,61 menjadi 198 orang. Sedangkan untuk jumlah karyawan dengan jenjang pendidikan Sarjana dan Pasca Sarjana pada 2015 masing-masing mengalami penurunan sebesar 13,25 dan 48,21 menjadi 491 orang dan 459 orang. 2.46 4.31 41.72 43.57 16.82 17.24 39,00 34.87 1,177 orang people 1,299 orang people Based on age group, Bank Victoria’s workforce composition in 2015 was dominated by those below 30 years of age, amounting to 37.72. The number of employees in that age group declined by 24.32 in 2014 from 552 to 444 employees in 2015. Workforce composition of those 31-40 years old and 41-50 years old also decreased in 2015 to 4.99 and 2.67, respectively. However, the number of employees in the 51-60 years age group and 61-70 years age group increased by 17.74 and 25, respectively. Komposisi SDM berdasarkan Kelompok Usia sebagai berikut. Workforce Composition based on Age Group is as follows. Kelompok Usia Age Group Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 ≤ 30 444 37.72 552 42.49 24.32 31 – 40 401 34.07 421 32.41 4.99 41 – 50 262 22.26 269 20.71 2.67 51 – 60 62 5.27 51 3.93 17.74 61-70 8 0.68 6 0.46 25.00 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Kelompok Usia Workforce Composition based on Age Group Jumlah Karyawan Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2015 Number of Employees Based on Age Group in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Kelompok Usia Tahun 2014 Number of Employees Based on Age Group in 2014 5.27 22.26 34.07 37.72 0.68 3.93 20.71 32.41 42.49 0.46 1,177 orang people 1,299 orang people Berdasarkan kelompok usia, komposisi karyawan Bank Victoria tahun 2015 di dominasi oleh pegawai dengan kelompok usia dibawah 30 tahun, yaitu mencapai 37,72. Namun demkian jumlah karyawan pada kelompok usia tersebut mengalami penurunan mengalami penurunan sebesar 24,32 dari tahun 2014 yang berjumlah 552orang menjadi 444 orang pada tahun 2015. Komposisi pegawai pada usia 31-40 tahun dan kelompok usia 41-50 tahun juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 4,99 dan 2,67. Untuk jumlah pegawai pada kelompok usia 51-60 tahun dan 61-70 tahun mengalami peningkatan, masing-masing sebesar 17,74 dan 25. Workforce composition based on position in 2015 consisted of 77.49 or 912 employees in executive positions, 22.09 or 260 employees in management positions, and 0.42 or 5 directors. Komposisi SDM berdasarkan Level Jabatan sebagai berikut. Workforce Composition based on Position is as follows. Jabatan Position Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 Direksi Directors 5 0.42 6 0.46 20.00 Manajemen Managers 260 22.09 274 21.09 5.38 Pelaksana Executives 912 77.49 1,019 78.44 11.73 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Level Jabatan Workforce Composition based on Position Jumlah Karyawan Berdasarkan Level Jabatan Tahun 2015 Number of Employees Based on Position in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Level Jabatan Tahun 2014 Number of Employees Based on Position in 2014 0.42 0.46 77.49 22.09 21.09 78.44 1,177 orang people 1,299 orang people Komposisi karyawan berdasarkan level jabatan terdiri dari 77,49 atau berjumlah 912 orang berada pada kelompok jabatan pelaksana, selanjutnya kelompok jabatan manajemen sebesar 22,09 atau sejumlah 260 orang dan pada level direksi sebesr 0,42 aau sebanyak 5 orang. HR composition according to gender in 2015 was relatively balanced with 53.27 or 627 male employees and 46.73 female. Komposisi SDM berdasarkan Jenis Kelamin sebagai berikut. Workforce Composition based on Gender is as follows. Jenis Kelamin Gender Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 Pria Male 627 53.27 708 54.50 12.92 Wanita Female 550 46.73 591 45.50 7.45 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Jenis Kelamin Workforce Composition based on Gender Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2015 Number of Employees Based on Gender in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2014 Number of Employees Based on Gender in 2014 46.73 53.27 54.50 45.50 1,177 orang people 1,299 orang people Komposisi karyawan berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2015 relatif seimbang yaitu sebesar 53,27 atau sebanyak 627 orang karyawan laki-laki dan sebesar 46,73 karyawan perempuan. Workforce composition based on work period in 2015 was dominated by employees in the 0-5 years group, accounting for 71.45 or 841 employees, followed by employees in the 6-10 years group, accounting for 22.01 or 259 employees. Meanwhile, groups with a work period of 11-15 years and 16-20 years accounted for 5.10 and 1.44, respectively. Komposisi SDM berdasarkan Masa Kerja sebagai berikut. Workforce Composition based on Work Period is as follows. Masa Kerja Work Period Jumlah SDM Orang Number of Employees people Perubahan Change 2015 2014 0 – 5 841 71.45 957 73.68 13.79 6 – 10 259 22.01 272 20.94 5.02 11 – 15 60 5.10 58 4.46 3.33 16 – 20 17 1.44 12 0.92 29.41 JUMLaH ToTaL 1,177 100.00 1,299 100.00 10.37 Komposisi SDM Berdasarkan Masa Kerja Workforce Composition based on Work Period Jumlah Karyawan Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2015 Number of Employees Based on Work Period in 2015 Jumlah Karyawan Berdasarkan Masa Kerja Tahun 2014 Number of Employees Based on Work Period in 2014 22.01 5.10 71.45 1.44 1,177 orang people 20.94 4.46 73.68 0.92 1,299 orang people Komposisi karyawan berdasarkan masa kerja didominasi oleh karyawan dengan masa kerja 0-5 tahun yaitu sebesar 71,45 atau sebanyak 841 orang, selanjutnya pada kelompok masa kerja 6-10 tahun yaitu sebsar 22,01 atau sebanyak 259 orang. Karyawan dengan kelompok masa kerja 11 -15 tahun dan kelompok masa kerja 16 – 20 tahun masing-masing sebasar 5,10 dan 1,44. ManaJeMen risiko risk ManageMent

a. CaPiTaL sTRUCTURe

The Bank’s Risk Management was implemented totally in supporting the Bank’s business sustainability and growth, in line with the business development strategy cognizing that any banking business has various risks to be identiied, managed, and consistently monitored, and supported by the internal control and followed up with risk mitigation measures in order to minimize impacts of the risk occurrence. Therefore, the Risk Management plays an important role in improving quality of Bank’s management through two aspects, namely protect capital and optimize proits proportionally to risk limits taken. The capital management policy aimed at ensuring that the Bank possesses a strong capital to support the current business expansion strategy and ensure the sustainable growth in the future; and complying with provisions on capital adequacy as required by the authority. The Capital Plan was prepared by the Board of Directors as a part of the Bank’s Business Plan and approved by the Board of Commisioners. This planning is expected to ensure the capital adequacy and a healthy capital structure management. Pursuant to Bank Indonesia’s Regulation No. 1512 PBI2013 dated December 12, 2013 on Capital Adequacy Ratio CAR for Commercial Banks, article 9 clause 1 that capitals consists of: 1. Tier 1 covering: a. Common Equity Tier 1; b. Additional Tier 1; and 2. Tier 2 The total capital of PT Bank Victoria International Tbk. individually in December 2015 was Rp2,555,365 million or having a capital growth of 10.23 compared to December 2014. It happened because the organic capital growth from the growth of Common Equity Tier 1 was at 16.70 originating from results of intermediary banks’ activities so that the Proit for the Year became Rp119 billion and the ixed asset revaluation in the end of December 2015 adding Common Equity Tier 1 by Rp277 billion meanwhile Tier 2 in December 2015 decreased by 6.11. Such growth caused the composition of Common Equity Tier 1 in December 2015 to 75.84, and the Risk Management Manajemen Risiko

a. sTRUKTUR PeRMoDaLan

Penerapan Manajemen Risiko Bank diimplementasikan secara menyeluruh dalam mendukung keberlangsungan dan pertumbuhan usaha Bank, sesuai dengan strategi pengembangan usaha karena dipahami bahwa bisnis Perbankan memiliki beragam risiko yang harus diidentiikasi, dikelola, dipantau secara konsisten dan didukung oleh internal kontrol serta ditindaklanjuti dengan langkah mitigasi risiko sehingga dampak kejadian risiko dapat diminimalisasi. Dengan demikian, Manajemen Risiko memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Bank melalui dua aspek, yaitu melindungi modal dan mengoptimalkan laba sesuai dengan batasan risiko yang diambil. Kebijakan pengelolaan modal bertujuan untuk memastikan bahwa Bank memiliki modal yang kuat untuk mendukung strategi pengembangan ekspansi usaha saat ini dan memastikan pertumbuhan berkelanjutan di masa mendatang; dan untuk memenuhi ketentuan kecukupan permodalan yang ditetapkan oleh otoritas. Rencana Permodalan disusun oleh Direksi sebagai bagian dari Rencana Bisnis Bank dan disetujui oleh Dewan Komisaris. Perencanaan ini diharapkan dapat memastikan kecukupan modal dan pengelolaan struktur permodalan yang sehat. Sesuai Peraturan Bank Indonesia No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, pasal 9 ayat 1 bahwa modal terdiri atas: 1. Modal Inti Tier 1, yang meliputi : a. Modal Inti Utama Common Equity Tier 1; b. Modal Inti Tambahan Additional Tier 1; dan 2. Modal Pelengkap Tier 2 Adapun struktur permodalan Bank Victoria sebagai berikut : Tabel 1.a. Permodalan Bank Umum Table 1.a. Commercial Bank’s Capital Lihat Lampiran halaman 467 See attachment page 467 Total modal PT Bank Victoria International Tbk. secara Individual bulan Desember 2015 sebesar Rp2.555.365 juta atau mengalami pertumbuhan modal sebesar 10,23 dari bulan Desember 2014. Hal ini terjadi karena pertumbuhan modal secara organik dari pertumbuhan Modal Inti Utama sebesar 16,70 yang bersumber dari hasil kegiatan intermediary Bank, sehingga Laba Tahun Berjalan menjadi sebesar Rp119 miliar dan adanya kegiatan revaluasi aset tetap di akhir Desember 2015 sehingga menambah modal inti utama sebesar Rp277 miliar, sementara itu modal pelengkap bulan Desember 2015 mengalami penurunan sebesar 6,11. Pertumbuhan tersebut menyebabkan komposisi modal inti utama bulan Desember 2015 menjadi sebesar 75,84, dan komposisi modal pelengkap mengalami penurunan menjadi sebesar 24,16. Total modal PT Bank Victoria International Tbk. secara Konsolidasi dengan Perusahaan Anak bulan Desember 2015 sebesar Rp2.699.423 juta atau mengalami pertumbuhan modal sebesar 8,99 dari bulan Desember 2014. Pertumbuhan tersebut menyebabkan komposisi modal inti utama bulan Desember 2015 bertumbuh menjadi sebesar 76,70, sedangkan komposisi modal pelengkap mengalami penurunan menjadi sebesar 23,30. Dalam rangka menunjang rencana ekspansi bisnis serta pemenuhan kecukupan modal sesuai proil risiko Bank, maka strategi yang dilaksanakan Bank dalam pertumbuhan modal adalah melalui strategi organik dan non-organik. Strategi Organik dilaksanakan dengan memperkuat struktur permodalan melalui perolehan laba usaha. Disisi lain, strategi non-organik dilakukan Bank melalui penambahan modal dan Exercise Warran.

B. KeCUKUPan PeRMoDaLan

Sejalan dengan perkembangan kompleksitas usaha dan risiko Bank, maka Bank melakukan penilaian atas proil risiko yang dimiliki dan tingkat kecukupan modal untuk mengantisipasi potensi kerugian atas eksposur risiko serta tetap memenuhi kewajiban penyediaan modal minimum yang dipersyaratkan sesuai dengan PBI No. 1512PBI2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Dalam pengimplementasiannya Bank juga mengacu pada best practice penerapan manajemen risiko di perbankan internasional, antara lain penerapan Basel II yang telah diterapkan sebagai berikut. 1. Pilar 1 Minimum Capital Requirements Bank memastikan memiliki kecukupan modal untuk mengantisipasi risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional berdasarkan ketentuan regulasi regulatory capital. Secara umum metode yang digunakan dalam menilai kecukupan dan kebutuhan modal untuk menyerap potensi kerugian atau risiko Bank adalah sebagai berikut. a. Perhitungan ATMR risiko Kredit. Dalam menghitung kecukupan modal yang timbul dari risiko kredit, Bank menggunakan metode Pendekatan Standar sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 136DPNP2011 perihal Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar. b. Perhitungan ATMR risiko Pasar Dalam menghitung kecukupan modal yang timbul dari risiko pasar, Bank menggunakan metode Pendekatan Standar sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 1421DPNP2012 perihal composition of Tier 2 decreased to 24.16. The total capital of PT Bank Victoria International Tbk. in consolidation with subsidiaries in December 2015 was Rp2,699,423 million or having a capital growth of 8.99 compared to December 2014. Such growth caused the composition of Common Equity Tier 1 in December 2015 growing to 76.70, and the composition of Tier 2 decreased to 23.30. In supporting the business expansion plan and complying with the capital adequacy in line with the Bank’s risk proile, the strategy implemented by the Bank in the capital growth is through organic and non- organic strategies. Organic strategy was implemented by strengthening the capital structure through obtaining the business proit. On the other hand, the non-organic strategy was implemented by the Bank through capital addition and exercise of warrants.

B. CaPiTaL aDeQUaCY

In line with growing the Bank’s business complexity and risks, the Bank assessed its own risk proile and capital adequacy ratio to anticipate potential loss on the risk exposure and keep complying with the Capital Adequacy Ratio as required by PBI No. 1512PBI2013 dated December 12, 2013 on Capital Adequacy Ratio of Commercial Banks. In its implementation, the Bank also referred to best practices in implementing risk management in international banks, including the implementation of Basel II as follows. 1. Pillar 1 Minimum Capital Requirements The Bank ensured the capital adequacy to anticipate credit risks, market risks, and operational risks pursuant to regulations. In general, methods used in assessing the capital adequacy and requirements to absorb the Bank’s potential losses or risks are as the followings. a. Calculating the risk-weighted assets RWA of credit risks In calculating the capital adequacy arising from credit risks, the Bank applied a standardized approach pursuant to a Bank Indonesia’s Circular No. 136DPNP2011 on Guideline for Calculating the Risk-Weighted Assets for Credit Risks by Applying a Standardized Approach. b. Calculating the risk-weighted assets RWA of market risks In calculating the capital adequacy arising from market risks, the Bank applied a standardized approach pursuant to a Bank Indonesia’s Circular No. 1412DPNP2012 on Amendment Perubahan atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 933DPNP2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar. c. Perhitungan ATMR risiko Operasional Dalam menghitung kecukupan modal yang timbul dari risiko Operasional, Bank menggunakan metode Pendekatan Indikator Dasar PID sesuai dengan Surat Edaran No. 113 DPNP2009 perihal Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar. 2. Pilar 2 Supervisory Review Process Berpedoman pada Basel II dan sesuai dengan Surat Edaran BI No. 1437DPNP2012 tanggal 27 Desember 2012 perihal Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Proil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Assets CEMA serta sebagai bagian dari peningkatan efektivitas praktek manajemen risiko, Bank Victoria telah menerapkan Internal Capital Adequacy Assessment Process ICAAP yaitu proses untuk menetapkan kecukupan modal yang sesuai dengan proil risiko Bank Victoria dan penetapan strategi untuk memelihara tingkat permodalan. 3. Pilar 3 Market Discipline Penerapan pilar 3 Basel II yaitu terkait dengan disiplin pasar melalui transparansi dan pengungkapan disclosure yang memungkinkan pengguna informasi keuangan bank untuk melakukan penilaian terhadap proil risiko dan kecukupan modal bank. Proil risiko Bank pada bulan Desember 2015 mempunyai peringkat komposit 2 low to moderate dan rasio Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum Bank secara individual maupun konsolidasi adalah sebesar 19,30 dan 18,94 telah memenuhi persyaratan minimum rasio Ketentuan Pemenuhan Modal Minimum sesuai proil risiko yaitu sebesar 9 sampai dengan 10. to Bank Indonesia’s Circular No. 933DPNP2007 on the Guidance on the Utilization of a Standard Method in Calculating the Capital Adequacy Ratio of Commercial Banks c. Calculating the risk-weighted assets RWA of operational risks In calculating the capital adequacy arising from operational risks, the Bank used a Basic Indikator Approach BIA pursuant to a Bank Indonesia’s Circular No. 113DPNP2009 on Calculating Risk-Weighted Assets for Operational Risks by Applying a Basic Indikator Approach. 2. Pillar 2 Supervisory Review Process Based on Basel II and pursuant to a Bank Indonesia’s Circular No. 1437DPNP2012 dated December 27, 2012 on the Capital Adequacy Ratio proportional to Risk Proile and Complying with the Capital Equivalency Maintained Assets CEMA and as a part of efectiveness improvement in risk management practices, Bank Victoria has implemented the Internal Capital Adequacy Assessment Process ICAAP, i.e. a process of determining the capital adequacy proportional to Bank Victoria’s risk proile and determining a strategy to maintain the capital ratio. 3. Pillar 3 Market Discipline The implementation of Pillar 3 of Basel II related to market discipline through transparence and disclosure enabling users of bank’s inancial information to assess bank’s risk proile and capital adequacy. The Bank’s risk proile in December 2015 ranks composite 2 low to moderate and the Capital Adequacy Ratios CAR of 19.30 and 18.94 for individually and in consolidation, respectively, complied with the required CAR proportional to its risk proile ranging 9-10. Figure of Bank Victoria’s CAR The Management regards capital as a means in achieving the Bank’s strategic goal enabling the Bank to maintain a position of strong capital in order to support its business growth and maintain investors, depositors, customers, and market trust. It is shown with a capital management strategy through the functional development of sustainable risk management, as well as continually developing and improving an integrated, comprehensive framework of risk management and internal control system. Berikut graik KPMM Bank Victoria 25.00 20.00 15.00 10.00 5.00 0.00 13,000,000 11,000,000 9,000,000 7,000,000 5,000,000 3,000,000 1,000,000 2011 2015 2012 2013 2014 Bank individual individual Bank 2,174,292 1,620,700 7,450,147 14.86 9,022,578 17.96 12,112,047 12,632,420 18.35 17.95

19.30 13,238,244

2,318,242 2,555,365 Total Modal Total Capital Rasio Kecukupan Modal Capital Adequacy Ratio CAR Total Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR Total Weighted Assets by Risk 1,107,333 19.50 19.00 18.50 18.00 17.50 17.00 16.50 16.00 15.50 15.00 14.50 13,000,000 11,000,000 9,000,000 7,000,000 5,000,000 3,000,000 1,000,000 2011 2015 2012 2013 2014 Bank Konsolidasi Consolidated Bank 2,336,936 1,776,900 7,718,802 16.21 9,589,801 18.53 12,666,109 13,569,183 18.25 18.45

18.94 14,252,767

2,476,732 2,699,423 Total Modal Total Capital Rasio Kecukupan Modal Capital Adequacy Ratio CAR Total Aset Tertimbang Menurut Risiko ATMR Total Weighted Assets by Risk 1,251,510 Manajemen memandang permodalan sebagai sarana dalam mencapai tujuan strategis Bank, sehingga dapat mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis dan mempertahankan investor, deposan, pelanggan dan kepercayaan pasar. Hal ini ditunjukkan dengan strategi pengelolaan modal melalui pengembangan fungsi manajemen risiko secara berkelanjutan, serta terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif.

C. eKsPosUR RisiKo Dan PeneRaPan ManaJeMen RisiKo

Untuk mendukung peningkatan bisnis Bank dan mengantisipasi perubahan faktor eksternal yang semakin cepat, maka Bank secara berkesinambungan terus membangun sumber daya dan kapabilitas-kapabilitas penting yang mampu mendukung pencapaian kinerja sekaligus meningkatkan daya saing usaha. Salah satu kapabilitas penting adalah pengelolaan manajemen risiko yang handal dan efektif, karena setiap tindakan, aktivitas atau fungsi yang dilakukan Bank selain menghasilkan return di satu sisi, pada sisi lain melekat pula risiko. Penerapan manajemen risiko di Bank dilakukan melalui organisasi yang dibentuk, seperti Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi, Komite Manajemen Risiko KMR, Komite Pemantau Risiko, Asset dan Liabilties Committee ALCO serta penetapan kebijakan prosedur limit-limit transaksi sebagai panduan Bank untuk mengidentiikasi, memantau dan mengukur sekaligus memitigasi risikonya. Selama tahun 2015 Bank telah menerapkan Manajemen Risiko secara terpadu enterprise risk management untuk mengendalikan 8 jenis risiko yang menyertai kegiatan bisnis, melalui penerapan kerangka pengelolaan risiko yang meliputi penerapan empat pilar pengelolaan risiko sesuai PBI No.1125PBI2009 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum yang terdiri dari: 1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; 2. Kecukupan kebijakan, prosedur, dan penetapan limit; 3. Proses manajemen risiko dan sistem informasi manajemen risiko; dan 4. Sistem pengendalian intern. PenGaWasan aKTiF DeWan KoMisaRis Dan DiReKsi Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa penerapan manajemen risiko telah memadai sesuai dengan karakteristik, kompleksitas, dan proil risiko Bank, serta memahami dengan baik jenis dan tingkat risiko yang melekat pada kegiatan bisnis Bank. Selain itu, Dewan Komisaris dan Direksi memegang peranan penting dalam mendukung dan mengawasi keberhasilan penerapannya diseluruh unit kerja. Pengawasan Aktif Komisaris, diantaranya meliputi: 1. Memberikan persetujuan atas Manajemen Risiko yang ditetapkan sesuai dengan tingkat risiko yang diambil risk appetite dan toleransi risiko risk tolerance Bank. 2. Mengevaluasi kebijakan Manajemen Risiko dan strategi Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor- faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha secara signiikan.

C. RisK eXPosURe anD iMPLeMenTaTion oF RisK

ManaGeMenT In order to support the Bank’s business improvement and anticipate faster and faster changes of external factors, the Bank continually develop important resources and capabilities enabling to support the performance achievements and simultaneously increase the business competitiveness. One of important capabilities is reliable, efective risk management as any action, activity or function of the Bank generates returns and all at once risks. The risk management in the Bank was implemented through the established organizations such as the IntegratedRisk Management Division, Risk Management Committee KMR, Risk Monitoring Committee, Asset and Liabilties Committee ALCO, and making a transction limit procedure policy as the Bank’s guideline to identify, monitor, and measure and all at once mitigate its risks. In 2015, the Bank implemented the enterprise risk management to control eight types of risks accompanying business activities, by implementing a risk management framework, including four pillars of the risk management pursuant to a Bank Indonesia’s Regulation No.1125 PBI2009 on Implementation of Risk Management for Commercial Banks, which consists of: 1. Active oversight from Board of Commisioners and Board of Directors; 2. Adequacy of policies, procedures, and establishment of limits; 3. Risk management process and risk management information system; and 4. Internal control system. aCTive oveRsiGHT FRoM BoaRD oF CoMMisioneRs anD BoaRD oF DiReCToRs The Board of Commissioners and Board of Directors are responsible to ensure that the implementation of risk management has been suicient itting the Bank’s characteristics, complexity, and risk proile, and to understand well types and the extent of risks inherent in the Bank’s business activities. In addition, Board of Commisioners and Board of Directors play an important role in supporting and oversee its successful implementation throughout work units. The active oversight of Board of Commisioners includes: 1. Approve the Risk Management set out in conformity with the Bank’s risk appetite and risk tolerance. 2. Evaluate the Risk Management policy and strategy at least once in a year or more frequent In the event of signiicant changes in factors afecting business activities. 3. Mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan risiko-risiko secara efektif. Sementara Direksi bertanggung jawab untuk menerapkan manajemen risiko yang memadai dan sesuai dengan karakteristik, kompleksitas dan proil risiko Bank melalui penentuan arah kebijakan dan strategi manajemen risiko secara komprehensif, termasuk implementasinya, serta memastikan bahwa seluruh risiko yang material dan dampaknya telah ditindaklanjuti. Direksi juga bertanggung jawab untuk menumbuh kembangkan budaya dan kesadaran akan risiko diseluruh jajaran unit kerja. Pengawasan Aktif Direksi, diantaranya meliputi: 1. Menyusun kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko secara tertulis dan komprehensif termasuk limit Risiko secara keseluruhan dan per jenis Risiko, dengan memperhatikan tingkat Risiko yang akan diambil dan toleransi Risiko sesuai kondisi Bank serta memperhitungkan dampak Risiko terhadap kecukupan permodalan. Setelah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris maka Direksi menetapkan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko dimaksud. 2. Menyusun, menetapkan, dan mengkinikan prosedur dan alat untuk mengidentiikasi, mengukur, memonitor, dan mengendalikan Risiko. 3. Menyusun dan menetapkan mekanisme persetujuan transaksi, termasuk yang melampaui limit dan kewenangan untuk setiap jenjang jabatan. 4. Mengevaluasi danatau mengkinikan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko paling kurang satu kali dalam satu tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha Bank, eksposur Risiko, danatau proil Risiko secara signiikan. 5. Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang terkait dengan penerapan Manajemen Risiko. 6. Bertanggungjawab atas pelaksanaan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan- laporan yang disampaikan oleh Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi termasuk laporan mengenai proil Risiko. 7. Memastikan seluruh Risiko yang material dan dampak yang ditimbulkan oleh Risiko dimaksud telah ditindaklanjuti dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris secara berkala. Laporan dimaksud antara lain memuat laporan perkembangan dan permasalahan terkait Risiko yang material disertai langkah-langkah perbaikan yang telah, sedang, dan akan dilakukan. 8. Memastikan pelaksanaan langkah-langkah perbaikan atas permasalahan atau penyimpangan dalam kegiatan usaha Bank yang ditemukan oleh SKAITerintegrasi dan Anti Fraud. 3. Evaluate accountability reports of Board of Directors and give periodic advice for the improved implementation of Risk Management policy. Such evaluation is conducted to ensure that Board of Directors manages activities and risks efectively. While the Board of Directors is responsible for implementing risk management suiciently and in conformity with Bank’s characteristics, complexity, and the risk proile through directing the risk management policy and strategy comprehensively, including its implementation, and for ensuring that all risks have been followed up in terms of material and impacts, Board of Directors is also responsible for growing culture and awareness of risks throughout work units. The active oversight of Board of Directors includes: 1. Making comprehensive policy, strategy, and framework of Risk Management in written, including risk limits, both overall and by type of risk, by paying attention to risk appetite and risk tolerance suiting the Bank’s conditions and taking into consideration risk impacts on the capital adequacy. After obtaining approval of Board of Commisioners, then Board of Directors decided the policy, strategy, and framework of Risk Management. 2. Prepare, decide, and update procedures and tools to identify, measure, monitor, and control risks. 3. Prepare and decide transaction approval mechanisms, including those of exceeding limits and authority for any level of position. 4. Evaluate andor update the policy, and strategy, and framework of Risk Management at least once in a year or more frequent In the event of signiicant changes in factors afecting business activities, risk exposure, andor risk proile. 5. Decide an organizational structure, including clear authorities and responsibility in any level of position in relation to the implementation of Risk Management. 6. Be responsible for the implementation of policy, strategy, and framework of Risk Management already approved by Board of Commisioners, and evaluate and give advice based on reports submitted by IntegratedRisk Management Division, including reports on risk proile. 7. Ensure that all risks have been followed up in terms of their material and impacts and submit accountability reports to Board of Commisioners periodically. Reports in question contain, among others, progress and problems relating to risks which have been, are, and will be handled in terms of material and improvement measures. 8. Ensure that the implementation of improvement measures upon problems or deviations in the Bank’s business activities found by the IAWUIntegrated and Anti Fraud. 9. Mengembangkan budaya Manajemen Risiko termasuk kesadaran Risiko pada seluruh jenjang organisasi, antara lain meliputi komunikasi yang memadai kepada seluruh jenjang organisasi tentang pentingnya pengendalian intern yang efektif. 10. Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur untuk mengelola dan mengendalikan Risiko. 11. Memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah diterapkan secara independen yang dicerminkan antara lain adanya pemisahan fungsi antara Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi yang melakukan identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian Risiko dengan satuan kerja yang melakukan dan menyelesaikan transaksi. KeCUKUPan KeBiJaKan, PRoseDUR, Dan PeneTaPan LiMiT Seluruh aktiitas Bank dan setiap produkjasa Bank dilakukan sesuai pedoman dan prosedur yang ditetapkan secara jelas dan cakupannya sejalan dengan visi, misi dan strategi bisnis Bank. Kebijakan, pedoman dan prosedur yang dikeluarkan oleh Bank dan ditata kelola oleh Divisi Sistem dan Prosedur. Penetapan limit Bank yang dibuat dan diusulkan oleh unit kerja operasional, disampaikan kepada Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi untuk dievaluasi dan diajukan kepada Komite Manajemen Risiko guna direkomendasikan kepada Direktur Utama untuk mendapat persetujuan dengan sepengetahuan Komisaris. Dalam rangka pengendalian risiko secara efektif, kebijakan dan prosedur didasarkan pada strategi manajemen risiko dan dilengkapi dengan toleransi risiko dan limit risiko. Penetapan toleransi risiko dan limit risiko telah memperhatikan tingkat risiko yang akan diambil dan strategi Bank secara keseluruhan. PRoses ManaJeMen RisiKo Dan sisTeM inFoRMasi ManaJeMen RisiKo Proses identiikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko merupakan bagian utama dari proses penerapan manajemen risiko, yang dilakukan oleh Bank. Bank menerapkan proses pengelolaan risiko melalui tahapan: 1. Identiikasi Identiikasi dimaksud untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang terkandung dalam produk dan kegiatan Bank sudah tercakup dalam proses manajemen risiko. Identiikasi risiko bersifat proaktif, mencakup seluruh aktivitas bisnis dan dilakukan dalam rangka menganalisis sumber dan kemungkinan timbulnya risiko beserta dampaknya.

2. Pengukuran

Pengukuran risiko dimaksudkan agar mampu menghitung ekposur risiko yang melekat pada kegiatan usahanya sehingga dapat diperkirakan dampaknya terhadap permodalan yang seharusnya dipelihara dalam rangka mendukung usaha Bank. Pengukuran risiko dilakukan secara berkala baik 9. Develop a culture of Risk Management, including risk awareness at all levels of organization, including suicient communication to at all levels of organization about importance of efective pengendalian intern. 10. Ensure that adequacy of inance and infrastructure support to manage and control risks. 11. Ensure that functions of Risk Management have been implemented independently as relected in among others functional separation between the IntegratedRisk Management Division for identifying, measuring, monitoring, and controlling risks and another work unit for performing and settling transctions. aDeQUaCY oF PoLiCies, PRoCeDURes, anD esTaBLisHMenT oF LiMiTs Any Bank’s activity performed and productservice provided are pursuant to the clearly given guidelines and procedures and their scope are in line with the Bank’s vision, mission, and business strategy. Policies, guidelines, and procedures issued by the Bank are administered by the System and Procedure Division. The Bank’s limits drawn up and proposed by any operational work unit are submitted to the Integrated Risk Management Division for evaluation and submission to the Risk Management Committee to be then recommended to Presiden Director for approval on the knowledge of Board of Commissioners. For the efective risk control, policies and procedures are based on the risk management strategy as well as the risk tolerance and risk limits. The risk tolerance and risk limits have been decided by paying attention to the risk appetite and the Bank’s overall strategy. RisK ManaGeMenT PRoCess anD RisK ManaGeMenT inFoRMaTion sYsTeM The processes of risk identiication, measurement, monitoring, and control are main parts in the risk management process as implemented by the Bank. The Bank implemented the risk management process through these phases: 1. Identiication The identiication is intended to ensure that risks which contained inherently in the Bank’s products and activities have been covered within its risk management process. The risks are identiied proactively, covering all business activities, to analyze sources and kinds of possible arising risks and their impacts.

2. Measurement

The risk measurement is intended to enable measuring risk exposures inherent in the business activities in order to predict their impacts on capital which the capital needs to be maintained to support the Bank’s business. The risk measurement is performed periodically, both on products and untuk produk dan portofolio maupun seluruh aktivitas usaha, bersifat kuantitatif atau kualitatif, atau merupakan kombinasi keduanya.

3. Pemantauan

Dilakukan dengan mengevaluasi eksposur risiko yang terdapat dalam seluruh portofolio produk dan kegiatan usaha serta efektivitas proses manajemen risiko, misalnya mengevaluasi limit, Indikator Risiko dan sebagainya.

4. Pengendalian

Dilakukan antara lain dengan memberikan tindak lanjut atas risiko yang bersifat material dan yang melebihi limit risiko, peningkatan control pengawasan melekat, penambahan modal untuk menyerap potensi kerugian, dan pelaksanaan audit internal secara berkala. Sistem informasi manajemen risiko diterapkan untuk mendukung pelaksanaan pelaporan kepada pihak Otoritas dan manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi menyusun laporan proil risiko secara berkala kepada Otoritas, Direksi dan Komite Manajemen Risiko, serta Komite Pemantau Risiko secara berkala dalam rangka mitigasi risiko dan tindakan yang diperlukan. Kecukupan cakupan informasi yang dihasilkan dari sistem informasi manajemen risiko di kaji ulang secara berkala untuk memastikan bahwa cakupan tersebut telah memadai sesuai perkembangan tingkat kompleksitas kegiatan usaha. sisTeM PenGenDaLian inTeRn Sistem pengendalian intern Bank yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab dari seluruh unit kerja operasional dan unit kerja pendukung serta SKAI Terintegrasi dan Anti Fraud. Fungsi yang menjalankan pengawasan dalam pengendalian intern diantaranya: 1. Pengawasan melekat oleh Internal Kontrol untuk pengawasan kepatuhan Bank terhadap ketentuan internal Bank. 2. Pengawasan melekat oleh Bagian Kepatuhan untuk pengawasan kepatuhan Bank terhadap ketentuan eksternal Bank. 3. Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kepada kebutuhan Bank untuk memastikan : a. Kecukupan kerangka manajemen risiko b. Keakuratan metodologi penilaian risiko c. Kecukupan sistem informasi manajemen risiko 4. SKAIIntegrasi dan Anti Fraud melakukan: a. Kaji ulang penerapan manajemen risiko secara berkala paling sedikit sekali setiap tahun b. Pemeriksaan sampling secara periodik dan berdasarkan basis risiko. portfolio and all business activities, quantitatively or qualitatively or combined of both methods.

3. Monitoring

Monitoring is intended to evaluate risk exposures in the entire product portfolio and business activities as well as the efectiveness of risk management process, e.g. to evaluate risk limits, indicators, etc.

4. Control

It is intended to, among others, do follow-up actions upon risks in material and of exceeding risk limits, enhanced the inherent control, capital addition to absorb potential loss, and periodic internal audit. The risk management information system is implemented to support reporting to the Authority and the Management as a base for decision making. The IntegratedRisk Management Division reports the periodic risk proile to the Authority, Board of Directors, and the Risk Management Committee, and the Risk Monitoring Committee on risk mitigation and the needed actions. The adequacy of scope of information as resulted from the risk management information system to be reviewed periodically to ensure that the scope is suicient in accordance with the extent of complexity in business activities. inTeRnaL ConTRoL sYsTeM The Bank’s reliable, efective internal control system is responsibility of all operational and supporting work units and the IAWUIntegrated and Anti Fraud. Oversight functions in internal control are among other things: 1. The inherent control by the Internal Control for overseeing the Bank’s compliance with the Bank’s internal rules. 2. The inherent control by the Compliance Department for overseeing the Bank’s compliance with the Bank’s external regulations. 3. The IntegratedRisk Management Division reviews periodically at a frequency adjusted to the Bank’s needs in order to ensure: a. Adequacy of risk management framework b. Accuracy of risk assessment methodology c. Adequacy of risk management information system 4. IAWUIntegrated and Anti Fraud performs: a. Review of implemented risk management periodically at least once in a year b. Taking samples periodically and of risk-based. Untuk mewujudkan keempat pilar penerapan manajemen risiko tersebut, Bank mengimplementasikannya melalui tata kelola risiko, kerangka manajemen risiko, proses manajemen risiko, SDM, MIS dan pengendalian risiko dalam rangka mendukung terlaksananya Manajemen Risiko yang efektif. oRGanisasi ManaJeMen RisiKo Adapun organisasi manajemen risiko yang dimiliki oleh Bank Victoria adalah sebagai berikut.

1. Komite Pemantau Risiko KPR

uraian Komite Pemantau Risiko dapat dilihat pada Bab Tata Kelola Perusahaan

2. Komite Manajemen Risiko KMR

uraian Komite Manajemen Risiko dapat dilihat pada Bab Tata Kelola Perusahaan

3. Asset Liabilitiy Committee aLCo

uraian Asset Liabilitiy Committee dapat dilihat pada Bab Tata Kelola Perusahaan

4. Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi

Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi berada di bawah Direktorat Kepatuhan dan Manajemen Risiko. Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi merupakan satuan kerja independen terhadap Satuan Kerja BisnisOperasional dan terhadap satuan kerja yang melaksanakan fungsi pengendalian intern. Dalam penerapan menajemen risiko secara keseluruhan, Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi bermitra dengan seluruh unit bisnis dan unit pendukung mulai dari level strategis sampai dengan level transaksi untuk membangun proses secara komprehensif dalam identiikasi, pengukuran, pemantauan, pengendalian risiko dan sistem informasi serta sistem pengendalian internal yang menyeluruh. Tugas dan Tanggung Jawab Divisi Manajemen Risiko Terintegrasi meliputi : a. Memberikan masukan kepada Direksi dalam penyusunan kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko. b. Mengembangkan prosedur dan alat untuk identiikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko. c. Mendesain dan menerapkan perangkat yang dibutuhkan dalam penerapan Manajemen Risiko. d. Memantau implementasi kebijakan, strategi, dan kerangka Manajemen Risiko yang direkomendasikan oleh Komite Manajemen Risiko dan yang telah disetujui oleh Direksi. e. Memantau posisieksposur risiko secara keseluruhan maupun per risiko termasuk pemantauan kepatuhan terhadap toleransi risiko dan limit yang ditetapkan. f. Melakukan stress testing guna mengetahui dampak dari implementasi kebijakan dan strategi Manajemen Risiko. In order to materialize four pillars of the risk management, the Bank implements them through the risk administering, risk management framework, risk management process, HRD, MIS, and risk control to support the efective implementation of Risk Management. oRGaniZaTion oF RisK ManaGeMenT The organization of risk management in Bank Victoria is as follows.

1. Risk Monitoring Committee KPR

Description of the Risk Monitoring Committee is shown in Chapter - The Good Corporate Governance.

2. Risk Management Committee KMR

Description of the Risk Management Committee is shown in Chapter - The Good Corporate Governance.

3. asset Liabilitiy Committee aLCo

Description of the Asset Liabilitiy Committee is shown in Chapter - The Good Corporate Governance.

4. integratedRisk Management Division

The IntegratedRisk Management Division is under the Directorate of Compliance and Risk Management. The IntegratedRisk Management Division is a work unit which is independent from the BusinessOperations Work Unit and another work unit assigned for internal control function. In implementing the overall risk management, the IntegratedRisk Management Division makes a partnership with all business units and supporting units, the strategic level up to the transaction level, to develop comprehensively in the process of risk identiication, measurement, monitoring, control, and information system and overall internal control system. Tasks and responsibilities of the IntegratedRisk Management Division include: a. Give advice to Board of Directors in making policies, strategy, and framework of Risk Management. b. Develop procedures and tools for risk identiication, measurement, monitoring, and control. c. Design and apply devices needed in implementing the Risk Management. d. Monitor the implemented policies, strategy, and framework of Risk Management as recommended by the Risk Management Committee and as approved by Board of Directors. e. Monitor the risk exposureposition, both as a whole and by type of risk, including monitoring of its compliance with the given risk tolerance and limits. f. Conduct the stress testing to know impacts of implemented policy dan strategy of Risk Management. g. Mengkaji usulan aktivitas danatau produk baru yang dikembangkan oleh Risk Taking Unit. Pengkajian difokuskan terutama pada aspek kemampuan untuk mengelola aktivitas dan atau produk baru termasuk kelengkapan sistem dan prosedur yang digunakan serta dampaknya terhadap eksposur risiko secara keseluruhan. h. Memberikan rekomendasi kepada Risk Taking Unit danatau kepada Komite Manajemen Risiko terkait penerapan Manajemen Risiko antara lain mengenai besaran atau maksimum eksposur risiko yang dapat dipelihara. i. Menyusun dan menyampaikan laporan Proil Risiko kepada Direktur Utama, Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko, dan Komite Manajemen Risiko setiap bulan dan dengan laporan Proil Risiko yang sama ke Otoritas Pengawas Bank setiap triwulan. Frekuensi laporan harus ditingkatkan apabila kondisi pasar berubah dengan cepat. j. Melaksanakan kaji ulang secara berkala dengan frekuensi yang disesuaikan kebutuhan, untuk memastikan: • Kecukupan kerangka Manajemen Risiko. • Keakuratan metodologi penilaian risiko. • Kecukupan sistem informasi Manajemen Risiko. k. Risk Taking Unit wajib menyampaikan laporan atau informasi mengenai eksposur risiko yang dikelola Risk Taking Unit yang bersangkutan kepada Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi secara berkala.

D. PenGUnGKaPan eKsPosUR RisiKo Dan PeneRaPan

ManaJeMen RisiKo BanK

1. Risiko Kredit

Risiko kredit merupakan risiko terbesar utama yang dihadapi Bank, yang timbul dari kegiatan penyediaan dana terkait lainnya kepada peminjam ritel, perusahaan dan institusi. Selain itu, risiko kredit dapat timbul dari aktivitas treasury dan investasi sehingga Bank tersekspos terhadap risiko counterparty dan risiko kredit penerbit. Kegagalan dalam mengelola risiko ini dapat berdampak pada posisi keuangan Bank. Dalam rangka meningkatkan pengendalian terhadap risiko kredit, Bank telah mengembangkan proses manajemen risiko kredit yang terstruktur guna mendukung prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit dengan melibatkan beberapa unit kerja yang terpisah dalam organisasi manajemen risiko kredit untuk meningkatkan proses pengendalian dalam hal pemisahan wewenang dan tanggung jawab, yaitu sebagai berikut. • Divisi Bisnis adalah Unit bisnis yang melaksanakan aktivitas pemberian kredit atau penyediaan dana; • Divisi Credit Review adalah Unit yang melakukan reviewanalisa terhadap setiap penyediaan dana dalam jumlah tertentu; g. Review the proposed new activities and or products as developed by the Risk Taking Unit. The review is focused particularly on its capability aspect to manage new activities and or products, including the adequacy of system and procedures used and its impacts on overall risk exposures. h. Recommend to the Risk Taking Unit andor the Risk Management Committee on implementing the Risk Management, including on the extent or maximum risk exposure to tolerate. i. Prepare and submit risk proile reports to the President Director, Director of Compliance and Risk Management, and Risk Management Committee monthly and on the same risk proile reports to the Bank Oversight Authority quarterly.In the event that the market condition changes rapidly, the frequency of reporting shall be intensiied. j. Review periodically at a frequency adjusted to the needs, in order to ensure: • Adequacy of Risk Management framework. • Accuracy of risk assessment methodology. • Adequacy of Risk Management information system. k. The Risk Taking Unit shall submit reports or information on risk exposure managed by this unit to the IntegratedRisk Management Division periodically.

D. DisCLosURe oF RisK eXPosURe anD iMPLeMenTaTion oF BanK’s

RisK ManaGeMenT

1. Credit Risks

Credit risks are the biggest risks encountered by the Bank caused by other related fund provision activities to borrowers from among retailers, companies, and institutions. In addition, credit risks may be caused by treasury activities and investments making the Bank exposed to the counterparty’s risks and the issuing bank’s credit risks. Failures of managing these risks may have impacts on the Bank’s inancial position. In order to increase the control on credit risks, the Bank has developed a structured credit risk management process to support a prudential principle in providing credits by involving several separate work units in the credit risk management organization to improve the control process in separating authorities and responsibilities, as the following. • Business Division is a business unit having activities in granting credits or providing funds; • Credit Review Division is a unit undertaking reviewsanalysis on any fund provision in certain amounts; • Divisi Biro Hukum, Legal Remedial adalah Unit pemulihan kredit yang melakukan penanganan kredit bermasalah; • Divisi Manajemen RisikoTerintegrasi dan Divisi Kepatuhan UKPNTerintegrasi adalah Unit independen memantau risiko kredit dalam menilai, menguji dan mengkaji risiko tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian; dan • Komite Kredit yang memutuskan pemberian kredit dalam jumlah tertentu sesuai dengan kebijakan Bank. Selain itu, Bank juga memiliki komite eksekutif lainnya dalam mendukung perkreditan yaitu Komite Kebijakan Kredit. strategi Manajemen Risiko untuk aktivitas yang Memiliki Eksposur Risiko Kredit yang Signiikan Strategi manajemen risiko Bank disesuaikan dengan Rencana Bisnis business plan Bank yang disusun secara realistis, komprehensif serta mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut. a. Berpedoman pada ketentuan Otoritas tentang Rencana Bisnis Bank; b. Pertumbuhan ekonomi disesuaikan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi makro; c. Perbaikan kinerja ekonomi Indonesia yang didukung oleh menguatnya konsumsi masyarakat dan membaiknya permintaan global serta komitmen Pemerintah untuk mendorong peningkatan belanja infrastuktur; d. Proyeksi pertumbuhan kredit industri perbankan; dan e. Memperhatikan prinsip kehati-hatian serta prinsip perbankan yang sehat dalam penyaluran kredit. Kebijakan Pengelolaan Risiko Konsentrasi Kredit Dalam melakukan pengelolaan risiko konsentrasi kredit, Bank telah menentukan tingkat risiko yang bersedia diambil, antara lain untuk sektor industri dan jenis kredit tertentu serta eksposur perorangan dan grup usaha. Hal ini dilakukan dengan tujuan mengurangi risiko konsetrasi kredit yang mungkin timbul melalui penetapan limit yang dituangkan dalam Rencana Bisnis Bank. Pengukuran dan Pengendalian Risiko Kredit • Pengelolaan risiko kredit dilakukan oleh Bank secara terus-menerus dan berkesinambungan melalui pengkinian secara berkala terhadap kebijakan, sistem dan prosedur mengenai penyediaan dana. • Bank juga telah melakukan pemisahan- pemisahan wewenang dan tanggung jawab dalam rangka pengendalian risiko kredit, yaitu pemisahan antara fungsi pemutus penyaluran kredit dengan fungsi penyelesaian kredit bermasalah, hal tersebut tercantum dalam kebijakan dan tercermin dalam struktur organisasi Bank. • Legal Bureau, Legal Remedial is a unit of credit recovery for handling non-performing loans; • The IntegratedRisk Management Division and the Compliance IntegratedUKPN are independent units for monitoring credit risks, i.e. in assessing, examining, and reviewing risks without neglecting the prudential principle; and • Credit Committee for deciding the credit provision in certain amounts pursuant to the Bank’s policy. In addition, the Bank also has another executive committee in supporting the credit provision, namely the Credit Policy Committee. Risk Management strategy for activities entailing Signiicant Credit Risk Exposure The Bank’s risk management strategy was made in line with the Bank’s Business Plan which has been realistically and comprehensively prepared as well as taking into account the followings. a. Pursuant to regulations of the Regulating Authority on Banks’ Business Plan; b. Economic growth refers to estimated macroeconomic growth; c. Indonesia’s improved economic performance which is supported by increased people’s consumption and increased global demand and the Government’s commitment in driving the increased infrastructure spending; d. Projected credit growth of banking industry; and e. Considering the prudential principle and the healthy banking principle in credit provision. The Policy on Concentrated Credit Risk Management In performing the concentrated credit risk management, the Bank has decided its risk appetite, among others for certain industrial sectors and types of credit and exposures of individuals and business groups.It aims to minimize concentrated credit risks that may arise through limits as set forth in the Bank’s Business Plan. Measuring and Controlling Credit Risks • The credit risk management was conducted by the Bank continually and in a sustainable manner through periodic updating of policies, system, and procedures on providing funds. • The Bank also separate authorities and responsibilities in controlling credit risks by separating between a function of making decision to provide credit and a function of non-performing loan settlement as contained in the Bank’s policy and relected in the Bank’s organizational structure. Tagihan yang Jatuh Tempo dan Tagihan yang mengalami Penurunan nilaiImpairment • Tagihan yang telah jatuh tempo merupakan tagihan yang telah jatuh tempo lebih dari 90 sembilan puluh hari, baik atas pembayaran pokok danatau pembayaran bunga. • Tagihan yang mengalami penurunan nilai adalah adalah suatu kondisi dimana terdapat bukti obyektif terjadinya peristiwa yang merugikan sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal kredit tersebut, dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Pendekatan yang digunakan untuk pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan nilai CKPn individual dan kolektif, serta metode statistic yang digunakan dalam perhitungan CKPn • CKPN Individual adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara individual CKPN dihitung dari selisih antara nilai wajar kini dan nilai wajar sebelum impair. • CKPN Kolektif adalah penyisihan yang dibentuk untuk aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, yaitu aset keuangan yang penurunan nilainya tidak dievaluasi secara individual atau dievaluasi secara individual namun tidak terdapat bukti obyektif penurunan nilai CKPN dihitung dari POD BIC. • Penentuan CKPN secara individualkolektif akan ditentukan jenis evaluasi yang akan digunakan berdasarkan parameter nilai signiikansi = atau , tetapi jika yang dievaluasi secara individual tidak dievaluasi secara kolektif namun jika tidak ada bukti obyektif dalam hal ini tunggakan perubahan kolektibilitas ke NPL, maka akan dievaluasi secara kolektif. Tabel 2.1.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah – Bank secara individual Table 2.1.a. net Receivables by area - Bank, individually Lihat Lampiran halaman 469 See attachment page 469 Tabel 2.1.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan Wilayah – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak Table 2.1.b. net Receivables by area - Bank, Consolidated with subsidiaries Lihat Lampiran halaman 470 See attachment page 470 Tabel 2.2.a Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank secara individual Table 2.2.a. net Receivables by Remaining Contract Period - Bank, individually Lihat Lampiran halaman 471 See attachment page 471 Tabel 2.2.b. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sisa Jangka Waktu Kontrak – Bank secara Konsolidasi dengan Perusahaan anak Table 2.2.b. net Receivables by Remaining Contract Period - Bank, Consolidated with subsidiaries Lihat Lampiran halaman 472 See attachment page 472 Tabel 2.3.a. Pengungkapan Tagihan Bersih Berdasarkan sektor ekonomi – Bank secara individual Table 2.3.a. net Receivables by economic sector - Bank, individually Lihat Lampiran halaman 473 See attachment page 473 Matured Payments and impairment Payments • A matured payment is a payment which has been due more than 90 ninety days, either for its principal payment andor interest payment. • An impairment payment is a condition in which the objective evidence showed an adverse event as a result of one or more events occurring after the initial recognition of credit, and such adverse event afects the estimation of the future cash low on inancial assets or inancial asset groups which can be estimated reliably. approach applied in allocating an allowance for impairment Losses CKPn, individually and collectively, as well as the statistical method applied in CKPn calculation • Individual CKPN is an allowance allocated for a inancial asset in which its impairment is evaluated individually. CKPN is calculated from the diference between the current reasonable value and the pre-impairment reasonable value. • Collective CKPN is an allowance allocated for a inancial asset in which its impairment is evaluated collectively; the inancial asset in which its impairment is not evaluated individually or is evaluated individually but there is no objective evidence of impairment. CKPN is calculated from POD BIC. • The individuallycollectively allocated CKPN will determine the type of evaluation to be applied according to a parameter of signiicance level = or when it is individually not collectively evaluated, but if there is no objective evidence, in this regard, arrears or changes in collectability to NPL, then it will be collectively evaluated.