• Mengurangi porsi deposan inti dengan memperbanyak porsi deposan ritel agar
portofolio DPK tidak hanya dominasi oleh deposan inti;
• Melakukan aktivitas cross selling di setiap cabang kepada debitur korporasikomersial
dan deposan korporasi untuk menjual produk Deposito dan VIP Safe kepada karyawan;
• Mendorong cabang untuk melakukan aktivitas penjualan yang lebih agresif dengan cara referral,
cross selling dan portfolio deepening; • Mengaktivasikan nasabah yang sudah dormant
ataupun zero balance dengan memberikan informasi tingkat suku bunga deposito yang
terbaru, itur produk VIP Safe, dan cross selling kepada produk wealth management;
• Mengadakan program OTO untuk setiap kantor cabang pembantu minimal satu kali dalam satu
bulan; • Meningkatkan proitabilitas Bank melalui cross
selling penjualan produk bancassurancewealth management.
2. strategi Pembiayaan Kredit
Strategi pembiayaan kredit Bank di tahun 2016 Bank akan difokuskan kepada kredit segmen UMKM dan
Komersial. Uraian strategi pembiayaan tersebut sebagai berikut.
a.
Menetapkan sasaran atau Target Pasar Berdasarkan Risk Appetite
• Mengklasiikasikan jenis usaha perdagangan, industri, dan jasa dari yang menjadi prioritas
hingga yang dihindari; • Memberdayakan lebih lagi peran Divisi Bisnis
sebagai pemegang kendali strategi dan pencapaian portofolio;
• Menjaga pemberian kredit yang prudent berdasarkan standar operasional prosedur
SOP dan ketentuan Bank, serta historikal kredit bermasalah lesson learned.
b. Meningkatkan Pertumbuhan Portofolio Kredit secara Konsisten
• Memprioritaskan pertumbuhan kredit UMKM sampai dengan Rp 10 miliar dan komersial
sampai dengan Rp25 miliar; • Mendorong pertumbuhan kredit di cabang
dengan memantau perkembangan pipeline cold, warm, dan hot secara disiplin;
• Memfokuskan pada cabang yang sudah memiliki portofolio kredit cukup besar dan baik, serta
potensial untuk dikembangkan.
c. Melakukan Percepatan Proses Pengajuan Kredit agar Dapat Kompetitif
• Memperbaiki isi usulan permohonan kredit meningkatkan kualitas;
• Meningkatkan eisiensi sistem pengecekan alur proses pengajuan kredit dan dokumentasinya;
• Meningkatkan koordinasi yang lebih efektif dengan bagian support dan taksasi agunan legal
dan administrasi kredit; • Reducing the portion of the core depositors by
increasing the portion of retail depositors in order for the third party funding portfolio to not
be dominated only by core depositors; • Conducting cross selling activity in every branch
of the corporatecommercial borrowers and corporate depositors to sell time deposit
products and VIP Safe product to employees; • Encouraging branches to conduct more
aggressive sales activities by way of referrals, cross selling and expanding the portfolio;
• Activating customers who are already dormant or with zero balance by providing the latest
information on deposit interest rates, VIP Safe product features, and cross selling to wealth
management products;
• Holding OTO program for all branch oices at least once a month;
• Increasing proitability through cross selling of bancassurancewealth management products.
2. Lending strategy
The Bank’s lending strategy in 2016 will be focused on the SME and commercial loan segments. The description
of the lending strategy is as follows.
a. setting Goals or Target Market Based on Risk appetite
• Classifying the types of business trade, industry, and services based on priority;
• Further empowering the role of the Business Division to be in control of the strategies and
portfolio achievement; • Maintaining prudent lending based on the
standard operating procedures SOP and provisions of the Bank, as well as historical non-
perofrming loans lessons learned.
b. increasing Loan Portfolio Growth Consistently
• Prioritizing growth in SME loans up to Rp10 billion and commercial loans up to Rp25 billion;
• Encouraging the growth of lending in branches by monitoring the development of the pipeline
cold, warm and hot in a disciplined manner; • Focusing on branches which have their own loan
portfolio that is suiciently large and satisfactory, as well as having potential for development.
c. accelerating Credit application Process in order to be Competitive
• Improving the content of the proposed application for credit improving quality;
• Improve the eiciency of the process low checking system of credit application and
documentation; • Improving coordination more efective with the
support section and assessed reserves legal and administrative credits;
• Melakukan koordinasi yang sinergi dengan bagian analis kredit berdasarkan asas prudential
banking dan kesepakatan risk appetite.
d. Mengoptimalkan Peran Cabang, Divisi Business dan Divisi Credit Analyst Dalam Peningkatan
Kualitas Proses Kredit • Sentralisasi proses kredit di kantor pusat untuk
pengajuan dengan plafon di atas Rp5 miliar; • Kantor cabang dapat melakukan proses kredit
untuk plafon lebih kecil sampai dengan Rp5 miliar;
• Proses kredit hanya dapat dilakukan oleh Divisi Business dan kantor cabang dengan limit yang
telah ditetapkan; • Kantor cabang pembantu diperkenankan
untuk membukukan kredit, namun tidak dapat melakukan pemrosesan kredit;
• Kantor kas tidak diperkenankan untuk memproses dan membukukan kredit, serta
hanya bersifat referral; • Meningkatkan peranan credit analyst dengan
menurunkan plafon kredit yang harus dilakukan review menjadi di atas Rp5 miliar sebelumnya di
atas Rp10 miliar.
e. Meningkatkan Peran dan Kualitas sumber Daya Manusia di Bidang Perkreditan
• Menetapkan sasaran kerja individu KPI bagi kepala divisi, branch manager, dan
account oicer berdasarkan pencapaian portofolio dari sisi
kuantitas dan kualitas; • Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
branch manager dan account oicer secara
berkala melalui program pelatihan baik dari internal maupun eksternal;
• Memberikan kewenangan memutus kredit kepada branch manager dan dimonitoring secara
berkala.
f. Meningkatkan PenangananManajemen Account secara Konsisten
• Melakukan pemantauan dan penagihan kol 2 secara regular dan disiplin;
• Melakukan koordinasi
dengan bagian
restrukturisasi dan remedial untuk kol 2 dan NPL;
• Melakukan pemantauan perkembangan kol 3, 4 dan 5 NPL yang ditangani, baik oleh bagian
restrukturisasi maupun remedial, termasuk jika membaik dan kembali ke bisnis.
3. aspek operasional Teknologi
Strategi terkait dengan aspek operasional dan teknologi yang akan diterapkan oleh Bank adalah menyediakan
layanan operasional perbankan yang eisien, nyaman, cepat dan handal yang berbasis kepada orientasi GCG
dan orientasi bisnis. Strategi tersebut diuraikan sebagai berikut.
a. Jalur efektiitas proses operasional dari hulu kehilir
dievaluasi dan diperbaiki; • To coordinate the synergies part credit analysts
based on the principles of prudential banking and risk appetite agreement.
d. optimizing the Roles of Branches, Business Division and Credit analysis Division in improving
the Lending Process Quality • Centralizing lending process at the head oice
for loans above Rp5 billion; • Any branch oice can make approve loans below
Rp5 billion; • Lending process can only be performed by
the Business Division and branch oices at established limits;
• The sub-branch oices are allowed to record loans, but cannot process loan applications;
• Cash oices are not allowed to process loan applications nor to record loans, but can serve as
a referral; • Strengthening the role of credit analyst by
lowering the lending limit requiring review at above Rp5 billion previously at above Rp10
billion.
e. enhancing the Role and Quality of Human Resources in Lending
• Setting individual performance targets KPIs for the heads of divisions, branch managers,
and account oicers based on the portfolio achievement in terms of quantity and quality;
• Increasing the knowledge and skills of branch managers and account oicers regularly through
training programs both internal and external; • Providing lending limit authority to branch
managers, to be monitored regularly.
f. improving account Management Consistently
• Monitoring and billing kol 2 in a regular and disciplined manner;
• Coordinating with the restructuring and remedial section for kol 2 and NPL;
• Monitoring the development of account management of kol 3, 4 and 5 NPL, either by
restructuring or remediation, including when improvements are made and return to business.
3. Technological and operational aspects
The strategy related to technological and operational aspects that will be applied by the Bank is to provide
eicient, convenient, fast and reliable banking operations based on GCG and a clear business orientation. The
strategy is described as follows.
a. Efectiveness of operational processes from upstream to downstream will be evaluated and
improved;