Jenis hijauan yang diberikan berupa rumput gajah, batang jagung, dan atau rumput liar. Rumput untuk pakan ternak biasanya diperoleh dari rumput hasil
budidaya sendiri, maupun dicari disekitar hutan. Sedangkan untuk dedak dibeli di daerah sekitar dengan harga rata-rata Rp. 1002.77 per kilogram, ampas tahu Rp.
320.14 per kilogram, kulit ubi Rp. 121.69 per kilogram, dan mineral Rp. 6 555.56 per kilogram. Pemberian pakan rata-rata di Kecamatan Tilatang Kamang untuk
satu ekor sapi per hari adalah hijauan sebanyak 65.83 kg, dedak 1.55 kg, kulit ubi 4.98 kg, dan mineral 42.03 g. Sedangkan di Kecamatan Sungai Puar pemberian
hijauan rata-rata 66.33 kg, dedak 0.4 kg dan mineral 23.14 g. Menurut Suharno dan Nazaruddin 1994, sebagai perkiraan kebutuhan pakan sapi adalah 15-20
persen bobot tubuhnya. Pakan yang diberikan setiap hari dalam penggemukan sapi berupa hijauan sebanyak 10 persen dari bobot badan dan konsentrat sebanyak 2
persen dari bobot badan atau rata-rata 5 kgekorhari.
6.2.7. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang digunakan peternak di Kedua Kecamatan terdiri dari tenaga kerja keluarga, tenaga kerja sewa atau tenaga kerja luar keluarga. Input
tenaga kerja keluarga yang dimaksud adalah curahan tenaga kerja yang berasal dari anggota keluarga sendiri dalam usaha penggemukan sapi potong. Tenaga
kerja sewa atau luar keluarga adalah penggunaan tenaga kerja diluar anggota keluarga yang digunakan dalam usaha penggemukan sapi potong. Tenaga kerja
luar keluarga pada usaha penggemukan sapi di Sungai Puar biasanya digunakan dalam pengolahan tanah untuk menanam hijauan, sedangkan untuk pemeliharaan
ternak sapi hanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga. Begitupula untuk usaha penggemukan sapi di Tilatang Kamang sebagian besar menggunakan tenaga
kerja keluarga dalam pemeliharaan ternak, sedangkan tenaga kerja luar keluarga digunakan untuk pengolahan dalam proses penanaman hijauan.
Proporsi penggunaan Tenaga kerja dalam keluarga di Kecamatan Tilatang Kamang dan Sungai Puar berturut-turut adalah adalah 96.88 persen dan 98.9
persen dari keseluruhan jam kerja. Penggunaan tenaga kerja dalam keluarga yang lebih besar disebabkan karena usaha penggemukan sapi potong di wilayah
penelitian masih sebagai usaha sampingan dengan skala usaha yang masih kecil. Proporsi penggunaan tenaga kerja dalam usaha penggemukan sapi potong di
Kedua Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Penggunaan Tenaga Kerja dalam Usaha Penggemukan Sapi potong di
Kabupaten Agam
Kec. Sungai Puar Jam Kerja Pria periode
Kec. Tilatang Kamang Jam Kerja Pria periode
Penggunaan Tenaga Kerja Total
Total Tenaga Kerja Keluarga
1 365.00 98.90
1 545.13 96.88
Tenaga Kerja Luar sewa 14.57
1.10 49.60
3.12 Jumlah
1 379.57 100.00
1 594.73 100.00
Tabel 17 menggambarkan bahwa proporsi tenaga kerja yang lebih banyak
digunakan pada pengelolaan usaha penggemukan sapi potong di wilayah penelitian adalah berasal dari tenaga kerja keluarga. Penggunaan tenaga kerja luar
keluarga di Tilatang Kamang lebih besar dibanding Sungai Puar. Curahan kerja yang dilakukan dalam pengelolaan usaha penggemukan sapi potong adalah
mencari hijauan, memberi makan dan membersihkan kandang, pemupukan hijauan dan penyiangan. Sedangkan untuk pengolahan lahan hijauan sebagian
kecil peternak menggunakan tenaga kerja luar keluarga.
6.2.8. Obat-obatan Ternak Sapi Potong