Pertambahan Bobot Badan Sapi Pakan Ternak Sapi Potong

pemeliharaan umumnya lebih lama hingga sapi tersebut layak dijual yaitu berkisar antara 1.5-2.5 tahun pemeliharaan. Kecenderungan berbeda pada usaha penggemukan sapi yang menggunakan bakalan umur 1.0-2.5 tahun, umumnya melakukan pemeliharaan dengan jangka waktu yang lebih pendek yaitu berkisar 4-12 bulan. Hal ini selain karena pertumbuhan ternak mencapai tingkat optimum, efisiensi penggunaan pakannya pun cukup tinggi. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sugeng 2006 bahwa penggemukan sebaiknya dilakukan pada ternak sapi usia 12-18 bulan atau paling tua umur 2.5 tahun. Pembatasan usia ini dilakukan atas dasar bahwa pada usia tersebut ternak tengah mengalami fase pertumbuhan dalam pembentukan kerangka maupun jaringan daging, sehingga bila pakan yang diberikan itu jumlah kandungan protein, mineral dan vitaminnya mencukupi, sapi dapat cepat menjadi gemuk.

6.2.5. Pertambahan Bobot Badan Sapi

Penggemukan adalah suatu usaha pemeliharaan sapi yang bertujuan untuk mendapatkan produksi daging dengan peningkatan bobot badan yang tinggi melalui pemberian makanan yang berkualitas dan dengan waktu yang sesingkat mungkin. Sebaran pertambahan bobot badan sapi dapat dilihat pada Tabel 16. Tabel 16. Sebaran Pertambahan Bobot Badan Sapi pada Usaha Penggemukan Sapi Potong si Kabupaten Agam Kec. S. Puar Kec. T. Kamang Pertambahan Bobot Badan Sapi kghari Jumlah Jumlah 0.50 9 30.00 2 6.67 0.50 – 0.75 16 53.33 12 40.00 0.75 5 16.67 16 53.33 Jumlah 30 100.00 30 100.00 Tabel 16 menunjukkan bahwa pertambahan bobot badan sapi di Kecamatan Sungai Puar sebagian besar 53.33 persen berada pada selang 0.50- 0.75 kg per hari. Sedangkan untuk Kecamatan Tilatang Kamang, ternak sapi lebih banyak 53.33 persen berada pada selang pertambahan bobot badan yang lebih tinggi yaitu di atas 0.75 kg per hari. Empiris lapangan juga menunjukkan jika dibandingkan antara Kedua Kecamatan, rata-rata pertambahan bobot badan sapi di Kecamatan Tilatang Kamang lebih tinggi yaitu 0.75 kg per hari, sementara di Kecamatang Sungai Puar hanya 0.56 kg per hari.

6.2.6. Pakan Ternak Sapi Potong

Keberhasilan usaha penggemukan sapi selain tergantung pada bibit, juga ditentukan oleh pakan. Secara garis besar pakan ternak sapi terbagi atas pakan utama yaitu hijauan dan pakan penguat konsentrat dan pakan tambahan Feed Suplement . Pakan yang diberikan pada ternak sapi di daerah penelitian umumnya berupa pakan hijauan. Hijauan yang diberikan pada ternak sapi umumnya berasal dari rumput lapangan dan rumput unggul rumput gajah yang ditanam diareal kebun rumput milik peternak dan dilahan marginal seperti pematang sawah. Sekali-kali peternak juga memberikan sisa hasil pertanian berupa jerami padi dan batang jagung pada musim panen. Pemberian pakan untuk ternak sapi bila ternak dikandangkan adalah berupa hijauan 70 persen dan konsentrat 30 persen. Kenyataan pada wilayah penelitian peternak sebagian besar hanya memberikan hijauan, dan sebagian kecil saja yang sudah memberikan pakan penguat dengan variasi yang berbeda-beda seperti dedak, kulit ubi, ampas tahu. Campuran dari berbagai jenis pakan penguat tersebut disebut konsentrat. Peternak Kecamatan Tilatang Kamang sudah lebih bervariasi dalam memberikan pakan ternak. Jumlah peternak yang hanya memberikan pakan berupa hijauan sebesar 26.67 persen, sedangkan sisanya sudah mengkombinasikan dengan dedak, kombinasi dengan dedak dan kulit ubi, dan ada juga yang menambahkan mineral. Sedangkan peternak di Kecamatan Sungai Puar sebesar 66.67 persen hanya memberikan pakan berupa hijauan. Hal ini menyebabkan rata- rata pertambahan bobot badan sapi di Tilatang Kamang lebih besar yaitu 22.04 kg per bulan atau 0.75 kg per hari. Sedangkan di Sungai Puar pertambahan bobot badan sapi hanya sebesar 16.68 kg per bulan atau 0.56 kg per hari. Pertambahan bobot badan yang dicapai untuk kedua lokasi sebenarnya masih belum optimal, dimana menurut Subiharta et al. 2000 bahwa sapi peranakan simental dapat mencapai ADG Average Daily Gain jauh lebih besar yaitu berkisar antara 0.80- 1.6 kg. Pemberian pakan berupa hijauan diberikan 2 kali sehari yaitu pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB dan sore hari sekitar pukul 17.00 WIB. Untuk peternak yang juga menyertakan konsentrat sebagai pakan ternak biasanya memberikan konsentrat sebelum pemberian hijauan. Hal ini sesuai dengan pendapat Siregar 2008 yaitu pemberian konsentrat yang dilakukan 2 jam sebelum pemberian hijauan akan meningkatkan kecernaan bahan kering dan bahan organik karena konsentrat yang relatif banyak mengandung pati sebagian besar sudah dicerna oleh mikroorganisme rumen pada saat hijauan mulai masuk ke dalam rumen. Jenis hijauan yang diberikan berupa rumput gajah, batang jagung, dan atau rumput liar. Rumput untuk pakan ternak biasanya diperoleh dari rumput hasil budidaya sendiri, maupun dicari disekitar hutan. Sedangkan untuk dedak dibeli di daerah sekitar dengan harga rata-rata Rp. 1002.77 per kilogram, ampas tahu Rp. 320.14 per kilogram, kulit ubi Rp. 121.69 per kilogram, dan mineral Rp. 6 555.56 per kilogram. Pemberian pakan rata-rata di Kecamatan Tilatang Kamang untuk satu ekor sapi per hari adalah hijauan sebanyak 65.83 kg, dedak 1.55 kg, kulit ubi 4.98 kg, dan mineral 42.03 g. Sedangkan di Kecamatan Sungai Puar pemberian hijauan rata-rata 66.33 kg, dedak 0.4 kg dan mineral 23.14 g. Menurut Suharno dan Nazaruddin 1994, sebagai perkiraan kebutuhan pakan sapi adalah 15-20 persen bobot tubuhnya. Pakan yang diberikan setiap hari dalam penggemukan sapi berupa hijauan sebanyak 10 persen dari bobot badan dan konsentrat sebanyak 2 persen dari bobot badan atau rata-rata 5 kgekorhari.

6.2.7. Tenaga Kerja