Konsep Sensitivitas KERANGKA PEMIKIRAN

sapi dalan negeri relatif paling respon terhadap perubahan harga daging sapi dalam negeri dan harga ternak sapi, dan secara teori untuk peternakan rakyat memang kedua peubah ini yang paling berpengaruh . Jika terjadi kenaikan harga daging sapi dalam negeri sebesar 10 persen maka akan menyebabkan kenaikan produksi daging sapi dalan negeri masing-masing dalam jangka pendek 10,6 persen dan dalam jangka panjang 13,6 persen. Penelitian Priyanti 2007 menunjukkan bahwa peningkatan 10 persen harga output sapi akan meningkatkan produksi usaha ternak sapi sebesar 13 persen. Hasil lainnya terkait dengan usaha ternak sapi adalah kenaikan harga input produksi sebesar 10 persen pada usaha ternak sapi menurunkan produksi sebesar 5.2 persen.

3.5. Kerangka Konseptual

Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat serta semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya protein hewani, maka permintaan daging sapi terus meningkat. Permintaan terhadap daging sapi tidak dapat diimbangi oleh produksi dalam negeri, sehingga terjadi kesenjangan antara produksi dan konsumsi. Pemerintah mengambil kebijakan impor daging sapi dalam rangka memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Sistem perdagangan internasional menghadapkan konsumen pada banyak pilihan, sehingga produksi yang berkualitas bagus dengan harga bersaing yang akan menguasai pasar. Dengan adanya liberalisasi perdagangan, maka komoditas daging sapi dalam negeri harus mampu bersaing dengan produk-produk sejenis asal luar negeri. Usaha ternak sapi dalam negeri dihadapkan pada beberapa kendala, yaitu : produktivitas ternak yang rendah, ketersediaan bibit unggul yang terbatas, serta ketersediaan pakan yang tidak kontinu. Disamping itu usaha ternak sapi dilakukan dengan manajemen pemeliharaan yang kurang memadai, mengingat usaha ternak sapi merupakan usaha peternakan rakyat yang bersifat sampingan. Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk melindungi usaha ternak sapi dalam negeri, seperti pemberlakuan kebijakan tarif impor, kuota, subsidi dan pajak. Berdasarkan kondisi dan kenyataan tersebut maka perlu diketahui faktor- faktor apa yang mempengaruhi produksi sapi potong, dan bagaimana tingkat daya saing usaha ternak tersebut. Daya saing dilihat dari keunggulan komparatif dan kompetitif serta kebijakan input-output. Secara ringkas penelitian ini dapat digambarkan dalam kerangka konseptual, seperti terlihat pada Gambar 8.