3. Profitability Coefficient : PC = D H

produsen. Sebaliknya jika PC 1, maka kebijakan pemerintah membuat keuntungan menjadi lebih kecil bila dibandingkan dengan tanpa adanya kebijakan.

c.4. Subsidy Ratio to Producer : SRP = L E

. Rasio subsidi untuk produsen merupakan proporsi dari penerimaan total pada harga sosial yang diperlukan apabila subsidi digunakan sebagai satu-satunya kebijakan untuk menggantikan seluruh kebijakan komoditi dan ekonomi makro. Apabila nilai SRP negatif artinya kebijakan pemerintah menyebabkan produsen mengeluarkan biaya produksi lebih besar dari biaya imbangannya opprtunity cost, dan sebaliknya jika SRP positif berarti produsen mengeluarkan biaya produksi lebih kecil dari opportunity cost.

4.4.4. Metode Alokasi Komponen Biaya Domestik dan Asing

Dalam PAM, input yang digunakan dalam proses produksi dapat dipisahkan menjadi: a tradable goods, dan b domestic factor non tradable goods . Input kategori pertama adalah input yang dapat diperdagangkan di pasar internasional, sedangkan input kategori kedua adalah input yang tidak dapat diperdagangkan di pasar internasional. Menurut Kadariah 1978, yang disebut dengan tradable goods adalah barang yang: 1 sekarang di ekspor atau diimpor, 2 bersifat pengganti yang erat hubungannya dengan jenis lain yang di ekspor atau diimpor, 3 komoditas selain diatas dan dilindungi oleh pemerintah, yang sebenarnya dapat diperdagangkan secara internasional. Menurut Pearson et al. 1989 ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengalokasikan biaya kedalam komponen domestik dan asing, yaitu pendekatan total dan pendekatan langsung. Pada pendekatan total, setiap biaya dari input tradable produksi domestik dibagi ke dalam komponen biaya domestik dan asing. Pertambahan input tradable diasumsikan dipenuhi dari produk domestik. Pendekatan ini lebih tepat digunakan apabila produsen domestik dilindungi, sehingga tambahan penawaran input tradable datang dari produsen domestik. Sedangkan pendekatan langsung mengasumsikan bahwa seluruh biaya input tradable , baik diimpor maupun produksi domestik, dinilai sebagai komponen biaya asing. Pendekatan ini dipergunakan apabila tambahan permintaan input tradable baik barang yang diimpor maupun produksi domestik dapat dipenuhi dari perdagangan internasional. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini dalam mengalokasikan biaya komponen asing tradable dan domestik non tradable, adalah pendekatan total.

4.4.5. Penentuan Harga Bayangan

Dalam penelitian ini untuk setiap input dan output ditetapkan dua tingkat harga, yaitu harga pasar harga privat atau harga aktual dan harga bayangan harga sosial atau harga ekonomi. Harga pasar adalah tingkat harga pasar yang diterima petani dalam penjualan hasil produksinya hasil panen atau tingkat harga yang dibayar dalam pembelian faktor produksi. Perhitungan harga bayangan menurut Gittinger 1986 dapat dilakukan dengan mengeluarkan distorsi akibat adanya kebijakan pemerintah seperti subsidi, pajak, penentuan upah minimum dan lain-lain. Untuk komoditas yang tradable, harga bayangan input dan output dari usaha ternak sapi dalam kelompok ekspor didekati dengan harga FOB Free on Board yaitu harga barang di pelabuhan