Gambaran Umum Wilayah Penelitian

VI. GAMBARAN WILAYAH, KARAKTERISTIK PETERNAKAN SAPI POTONG DAN RESPONDEN PENELITIAN

6.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Agam merupakan salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Secara geografis Kabupaten Agam terletak antara 00 o 0134-00 o 2843 Lintang Selatan dan 99 o 4639-100 o 3250 Bujur Timur. Ketinggian dari permukaan laut yaitu antara 0-2 891 m. Luas daerah Kabupaten Agam mencapai 2232.30 Km 2 , yaitu sekitar 5.29 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat yang mencapai 42 229.04 Km 2 . Kabupaten Agam memiliki 16 enam belas Kecamatan yang terdiri dari Kecamatan Tanjung Mutiara, Kecamatan Lubuk Basung, Kecamatan Ampek Nagari, Kecamatan Tanjung Raya, Kecamatan Matur, Kecamatan IV Koto, Kecamatan Malalak, Kecamatan Banuhampu, Kecamatan Sungai Pua, Kecamatan Ampek Angkek, Kecamatan Canduang, Kecamatan Baso, Kecamatan Tilatang Kamang, Kecamatan Kamang Magek, Kecamatan Palembayan dan Kecamatan Palupuh BPS Kabupaten Agam, 2008. Kecamatan Sungai Puar merupakan salah satu kecamatan yang berada di kaki gunung Merapi, sementara Kecamatan Tilatang Kamang bertetangga dengan kecamatan Ampek Angkek dan Baso tetapi tidak terletak di kaki gunung Merapi. Kabupaten Agam sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Pasaman dan Pasaman Barat, sebelah selatan dengan Kabupaten Padang Pariaman dan Tanah Datar, sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia, dan sebelah Timur dengan Kabupaten Lima Puluh Kota. Topografi wilayah kabupaten cukup bervariasi dan terdiri dari daerah datar dengan kemiringan 0-8 persen seluas 815.16 Km 2 , wilayah bergelombang dengan kemiringan 8-15 persen seluas 801.08 km 2 dan wilayah berbukit dengan kemiringan lebih dari 15 persen seluas 616.02 km 2 , yakni dengan ketinggian 2 sampai 1 031 meter di atas permukaan laut. Secara fisiografi, sebagian besar wilayah Kabupaten Agam berupa pegunungan, dimana memiliki dua buah gunung berapi yaitu Merapi dan Singgalang serta satu danau yakni Maninjau seluas 9 950 Ha. Wilayah Kabupaten Agam memiliki empat kelas curah hujan, yaitu : daerah dengan curah hujan 4 500 mmtahun berada di sekitar lereng gunung Merapi dan Singgalang meliputi sebagian wilayah Kecamatan IV Koto dan Banuhampu Sungai Puar, daerah dengan curah hujan 3500-4500 mmtahun mencakup sebagian wilayah Tilatang Kamang, Baso dan IV Angkat Candung, daerah dengan curah hujan 3500-4000 mmtahun meliputi Kecamatan Palembayan, Palupuh dan IV Koto, dan daerah dengan curah hujan 2 500-3500 mmtahun meliputi sebagian wilayah Kecamatan Lubuk Basung dan Tanjung Raya. Curah hujan terbanyak pada umumnya terjadi pada bulan Februari hingga April yakni sebesar 2000 mmtahun, sedangkan di daerah pegunungan 3000 mmtahun. Berdasarkan kebutuhan sosial ekonomi dan pertimbangan keadaan fisik dan iklim, maka dari luas lahan sebesar 223 230 Ha yang dapat dimanfaatkan sebagai kawasan untuk pengembangan perekonomian masyarakat di Kabupaten Agam adalah seluas 148 542 Ha atau setara dengan 66.54 persen dari keseluruhan lahan yang ada. Lahan dengan luasan tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perikanan, dan peternakan. Sesuai dengan potensi sumberdaya alamnya dimana didukung oleh fisiografi wilayah yang memiliki dua buah gunung dengan suhu udara yang sejuk dan kultur budaya masyarakat Minangkabau yang agraris, maka sebagian besar usaha perekonomian masyarakat bergerak di sektor pertanian, baik pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan dan perkebunan. Jumlah penduduk Kabupaten Agam pada tahun 2008 berjumlah 445 387 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 199.52 jiwakm 2 . Penduduk dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penduduk yang masuk kelompok angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Jumlah penduduk yang termasuk angkatan kerja sebanyak 203 799 jiwa. Penduduk angkatan kerja yang bekerja adalah 192 364 jiwa dan penduduk angkatan kerja yang tidak bekerja sebanyak 11 435 jiwa 29 381 jiwa yang sedang bersekolah dan 69 769 jiwa mengurus rumah tangga, cacat, pensiunan dan lainnya. Usaha perekonomian masyarakat, untuk sektor pertanian komoditi yang dapat dikembangkan adalah tanaman pangan, hortikultura dan sayur-sayuran. Sedangkan pada sektor peternakan pengembangan yang lebih dominan adalah pada ternak sapi. Sapi potong merupakan salah satu komoditi yang dikembangkan dalam rangka pemberdayaan usaha ekonomi rakyat yang berbasis komoditi unggulan. Usaha penggemukan sapi potong yang telah dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan sapi potong baik di Kabupaten Agam sendiri mapun kabupaten lainnya seperti : Bukittinggi, Padang Panjang, Pasaman, dan Padang. Hal ini mengingat daging merupakan salah satu sumber kebutuhan pangan yang banyak digemari masyarakat Sumatera Barat. Faktor penting yang menentukan adalah sumberdaya alam dan kondisi wilayah yang juga mendukung untuk pengembangan usaha ternak sapi, sehingga sudah diusahakan secara turun- temurun. Tabel 10. Populasi Ternak Sapi di Kabupaten Agam Tahun 2005- 2009 Tahun Sapi Jantan Sapi Betina Total 2005 12 216 15 267 27 843 2006 12 750 16 013 28 763 2007 12 847 15 542 28 389 2008 15 160 16 857 32 017 2009 14 292 18 431 32 723 Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Agam, 2009 Tabel 10 menunjukkan bahwa populasi sapi potong di Kabupaten Agam mengalami peningkatan tiap tahunnya, akan tetapi populasi sapi jantan pada tahun 2009 mengalami penurunan. Hal ini karena adanya kecenderungan masyarakat untuk mengusahakan usaha pembibitan ternak sapi potong. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Agam saat ini mengusahakan agar peternakan sapi potong, dalam hal ini usaha pembibitan dan penggemukan dapat berjalan secara bersama- sama.

6.2. Keadaan Usaha Penggemukan Sapi Potong