Jenis, Sumber, dan Pengolahan Data
rakyat di Kalimantan, 3 luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan
besar negara di Sumatera, 4 luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan besar negara di Kalimantan, 5 luas areal kelapa sawit menghasilkan
pada perkebunan besar swasta di Sumatera, dan 6 luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan besar swasta di Kalimantan. Hasil estimasi pada
Tabel 8 menunjukkan bahwa luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera dipengaruhi secara nyata oleh harga riil minyak
sawit Indonesia t-3, harga riil minyak kelapa Indonesia t-3, pertumbuhan harga riil pupuk, upah riil perkebunan t-1, dan tren, namun demikian luas areal kelapa sawit
menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera lebih responsif terhadap perubahan tren daripada perubahan variabel lainnya. Variabel tren sebagai proksi
terhadap perbaikan teknologi, infrastruktur, dan manajemen, berpengaruh positif sangat nyata. Hal ini menunjukkan terjadinya kenaikan luas areal kelapa sawit
menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera yang besar dari tahun ke tahun selama periode pengamatan.
Besarnya perubahan luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera sebagai akibat perubahan tingkat upah sebesar 1 persen adalah
lebih kecil dari 1 persen. Hal ini dikarenakan umumnya perkebunan rakyat menggunakan tenaga kerja keluarga sehingga tidak responsif terhadap perubahan
tingkat upah. Begitu pula respon LAKSMRS terhadap perubahan harga riil minyak kelapa Indonesia t-3 adalah inelastis, yang mana harga riil minyak kelapa
Indonesia t-3 berhubungan negatif dengan LAKSMRS. Ini menunjukkan bahwa minyak sawit dan minyak kelapa, dalam pengusahaannya oleh produsen
merupakan dua komoditas yang saling berkompetisi. Kemudian dari hasil dugaan
diketahui bahwa perubahan harga riil minyak kelapa Indonesia t-3 hanya menyebabkan perubahan yang kecil dalam LAKSMRS.
Tabel 8. Hasil Estimasi Persamaan Luas Areal Kelapa Sawit Menghasilkan pada Perkebunan Rakyat di Sumatera
Variable Parameter Elastisitas
Prob |T| Variable
Estimate SR LR Label
Intercept 731.0415
0.0053 L3HRMSD
0.1345 0.6050
0.0179 Harga riil CPO Indonesia t-3
L3HRMKD -0.1138 -0.5360
0.0086 Harga riil minyak kelapa
Indonesia t-3 L3HRKD
-0.0323 -0.3060
0.1515 Harga riil karet Indonesia t-3
PHRF -5.7248 -0.0250
0.0585 pertumbuhan harga riil pupuk
LUPRBUN -0.0652
-0.9900 0.0011
upah riil perkebunan t-1 LSBR
-2.6474 -0.0260
0.2862 suku bunga BI riil t-1
TREN 42.2534 1.0190
0.0001 Teknologi
R-squared 0.9786
Prob|F| .0001 Durbin-w stat 1.5825
Sumber : Data diolah 2010 Pada Tabel 8 juga ditunjukkan bahwa variabel suku bunga Bank Indonesia
BI riil t-1 memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera. Hal tersebut dikarenakan
umumnya perkebunan rakyat tidak menggunakan modal dari perbankan sehingga tidak dipengaruhi oleh perubahan suku bunga BI. Harga riil karet domestik t-3
juga memiliki pengaruh yang tidak nyata terhadap luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera. Dapat dijelaskan bahwa
perubahan harga karet tidak dapat mempengaruhi keputusan petani sawit di Sumatera mengenai luas areal tanamnya.
Hasil pendugaan elastisitas luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera terhadap perubahan harga riil minyak sawit
Indonesia t-3 adalah inelastis Tabel 8. Hal tersebut mengindikasikan bahwa perubahan harga riil minyak sawit Indonesia t-3 hanya mampu membuat
perubahan luas areal dalam jumlah yang kecil. Pengaruh pertumbuhan harga riil