Simulasi Peramalan Simulasi Model

V. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN DAN PERMINTAAN MINYAK

SAWIT DI PASAR DOMESTIK DAN DUNIA

5.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model

Model ekonometrika industri minyak sawit dalam penelitian ini merupakan model simultan dinamis yang dibangun dari 39 persamaan, terdiri dari 27 persamaan perilaku dan 12 persamaan identitas. Model tersebut sudah melalui beberapa tahapan respesifikasi model. Data yang digunakan adalah data deret waktu time series dengan periode pengamatan tahun 1984 sampai dengan 2007. Berdasarkan hasil estimasi yang ditunjukkan secara lengkap pada Lampiran 4, dapat dijelaskan bahwa secara umum semua variabel penjelas yang dimasukkan kedalam persamaan-persamaan perilaku mempunyai tanda yang sesuai dengan harapan, khususnya dilihat dari teori ekonomi. Kriteria-kriteria statistika yang umum digunakan dalam mengevaluasi hasil estimasi model cukup meyakinkan. Sebagian besar 56 persen persamaan perilaku memiliki koefisien determinasi R 2 di atas 0.8 dan hanya 26 persen persamaan yang memiliki nilai R 2 di bawah 0.5 dengan kisaran antara 0.2 sampai 0.44. Kemudian dilihat dari nilai F, hanya 6 persamaan 22 persen yang memiliki nilai peluang uji statistik-F lebih tinggi dari taraf α = 0.05. Berdasarkan hasil uji statistik durbin-w dw didapatkan nilai dengan kisaran 0.57 sd 2.14 dan hasil uji statistik durbin-h dh didapatkan kisaran nilai -4.17 sd 4.48. Dari hasil tersebut diperoleh 8 persamaan yang tidak mengalami masalah serial korelasi, juga terdapat 10 persamaan yang tidak terdeteksi serial korelasinya, dan 9 persamaan mengalami masalah serial korelasi. Terlepas dari ada tidaknya masalah serial korelasi yang serius, Pindyck dan Rubinfeld 1991 membuktikan bahwa masalah serial korelasi hanya mengurangi efisiensi estimasi parameter dan serial korelasi tidak menimbulkan bias parameter regresi. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dengan mempertimbangkan model yang cukup besar dengan periode pengamatan yang cukup panjang, maka hasil estimasi model cukup representatif menangkap fenomena ekonomi dari industri minyak sawit baik di pasar domestik maupun pasar dunia. Hal ini sejalan dengan pendapat Pindyc dan Rubinfield 1981, bahwa evaluasi model lebih tergantung kepada tujuan dari perumusan model. Jika tujuan perumusan model adalah untuk peramalan, maka indikator standard error of forecast lebih tepat daripada nilai- nilai di atas. Lebih lanjut dikatakan Pindyc dan Rubinfield 1981 bahwa walaupun semua persamaan secara individu mempunyai kriteria statistik yang bagus, tidak menjamin model secara keseluruhan memberikan hasil simulasi yang baik.

5.2. Keragaan Blok Perkebunan Kelapa Sawit

Keragaan blok perkebunan kelapa sawit hanya direpresentasikan oleh persamaan luas areal kelapa sawit menghasilkan. Persamaan luas areal kelapa sawit menghasilkan masing-masing terdiri atas 6 persamaan yang didisagregasi berdasarkan wilayah Sumatera dan Kalimantan dan bentuk pengusahaan perkebunan Rakyat, Negara, dan Swasta.

5.2.1. Luas Areal Kelapa Sawit Menghasilkan

Persamaan luas areal kelapa sawit menghasilkan didisagregasi menjadi 6 persamaan, yaitu : 1 luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan rakyat di Sumatera, 2 luas areal kelapa sawit menghasilkan pada perkebunan