Luas Areal Kelapa Sawit Menghasilkan

= S dan Kalimantan = K pada tahun ke-t-1 000 ha CURAH t = Curah hujan hari hujan per tahun YMS ij t-1 = Lag dari YMS ij t tonha U 2 = Variabel pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : b 1 , b 2 , b 5 0 ; b 3 , b 4 0 ; 0 b 6 1 4.1.2.2. Produksi Minyak Sawit CPO Indonesia Jumlah produksi minyak sawit Indonesia merupakan penjumlahan dari hasil perkalian antara luas areal tanaman kelapa sawit yang menghasilkan minyak sawit dengan produktivitas minyak sawit pada masing-masing wilayah dan status pengusahaan perkebunan kelapa sawit, kemudian hasilnya tersebut dijumlahkan dengan produksi minyak sawit di wilayah lain selain Sumatera dan Kalimantan. Secara matematis persamaan produksi minyak sawit Indonesia, seperti yang terlihat pada persamaan identitas berikut. QMSI t = ∑ LAKSM ij t YMS ij t + QMSL ……………....….…....45 dimana : QMSI t = Produksi minyak sawit Indonesia 000 ton QMSL = Produksi minyak sawit di wilayah selain Sumatera dan Kalimantan 000 ton

4.1.2.3. Ekspor Minyak Sawit Indonesia

Jumlah ekspor minyak sawit Indonesia diduga dipengaruhi oleh harga ekspor minyak sawit Indonesia, jumlah produksi minyak sawit Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dollar, dan jumlah ekspor minyak sawit Indonesia tahun sebelumnya. Persamaan ekspor minyak sawit Indonesia diformulasikan sebagai berikut. XMSI t = c + c 1 HRXMSI t + c 2 QMSI t + c 3 NTERI t + c 4 XMSI t-1 + U 3 ……................................................…. 46 dimana : XMSI t = Ekspor minyak sawit Indonesia 000 ton HRXMSI t = Harga riil ekspor minyak sawit Indonesia US.ton NTERI t = Nilai tukar efektif riil rupiah terhadap dollar RpUS. XMSI t-1 = Lag ekspor minyak sawit Indonesia 000 ton U 3 = Variabel pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : c 1 , c 2 , c 3 0 ; 0 c 4 1

4.1.2.4. Permintaan Minyak Sawit Domestik

Produksi minyak sawit Indonesia sebagian dialokasikan untuk konsumsi domestik dan sebagian lagi untuk tujuan ekspor. Konsumsi domestik sebagian besar diserap oleh industri minyak goreng, sedangkan sebagian lagi dikonsumsi oleh industri lain seperti industri oleokimia, industri margarine dan shortening, industri kosmetika, industri sabun serta industri biodiesel. Dengan demikian, permintaan minyak sawit domestik dapat dituliskan sebagai berikut : DMSD t = DMSIMG t + DMSIL t ….…..….……....…………………...… 47 dimana : DMSD t = Permintaan minyak sawit domestik 000 ton DMSIMG t = Permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng 000 ton DMSIL t = Permintaan minyak sawit oleh industri lainnya 000 ton

4.1.2.5. Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng

Pada penelitian ini, permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng diduga dipengaruhi oleh harga input harga minyak sawit domestik, harga input substitusinya harga minyak kelapa domestik, harga output harga minyak goreng