Perkembangan Produksi dan Konsumsi Minyak Sawit Dunia
komoditas minyak sawit. Pada masa krisis, minyak sawit hanya diperuntukkan bagi pemenuhan kebutuhan dalam negeri karena harga dalam negeri yang tidak
stabil. Setelah masa krisis berlalu, pemerintah mengubah kebijakan menjadi kebijakan yang pro ekspor sehingga ekspor terus mengalami peningkatan hingga
saat ini.
100000 200000
300000 400000
500000
19 69
19 72
19 75
19 78
19 81
19 84
19 87
19 89
19 90
19 93
19 96
19 99
20 02
20 05
20 06
20 07
Tahun Vol
ume Ton
IMPOR
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan, 2009
Gambar 6. Perkembangan Volume Impor Minyak Sawit, Tahun 1969-2007
Volume impor minyak sawit Indonesia tahun 1969 hingga tahun 2007 disajikan dalam Gambar 6. Selain mengekspor minyak sawit, Indonesia juga
melakukan impor yang dimulai sejak tahun 1981. Namun, berbeda dengan perkembangan volume ekspor minyak sawit Indonesia, volume impor minyak
sawit sangat fluktuatif dengan kecenderungan semakin menurun. Volume impor pada tahun 1981 sebesar 33 ribu ton dengan nilai US. 17 juta, dimana mengalami
penurunan menjadi 1 067 ton dengan nilai US. 1.02 juta pada tahun 2007. Impor minyak sawit dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri hilir
kelapa sawit apabila terjadi kekurangan pasokan minyak sawit dari produsen minyak sawit dalam negeri. Impor minyak sawit yang terus mengalami
peningkatan sejak tahun 1987 disebabkan oleh adanya perbedaan harga antara harga minyak sawit di pasar domestik dan pasar dunia. Pada periode tersebut,
harga minyak sawit dunia lebih rendah dibandingkan dengan harga minyak sawit domestik sehingga industri hilir lebih memilih untuk mengimpor minyak sawit
dari luar negeri.