Impor Minyak Sawit Cina

secara tidak nyata oleh variabel bedakalanya. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak ada tenggang waktu yang lama bagi impor minyak sawit Cina untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi.

5.3.13. Impor Minyak Sawit India

Berdasarkan tabulasi data historis selama kurun waktu 2003-2007, dapat dijelaskan bahwa rata-rata share impor India terhadap total impor di dunia adalah 14 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa India merupakan negara pengimpor minyak sawit terbesar kedua setelah Cina. Hasil estimasi pada Tabel 27 menunjukkan bahwa perilaku impor minyak sawit India dijelaskan oleh perubahan harga riil minyak sawit dunia, harga riil minyak kedele dunia t-1, pendapatan per kapita riil India, dan impor minyak sawit India t-1. Dapat diketahui bahwa, secara statistik impor minyak sawit India dipengaruhi secara signifikan hanya oleh variabel lagnya, yaitu impor minyak sawit India t-1. Hal itu mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat dari impor minyak sawit India untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Perubahan yang terjadi pada harga riil minyak sawit dunia tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap impor minyak sawit India. Ini menunjukkan kenaikan harga minyak sawit dunia tidak membuat pengusaha importir dari India mengurangi pembeliannya terhadap minyak sawit, karena kebutuhan yang besar terhadap minyak sawit tersebut. Kemudian dapat diketahui pula bahwa, secara statistik pengaruh harga riil minyak kedele dunia t-1 terhadap impor minyak sawit India adalah sangat tidak nyata. Hal itu mengindikasikan perubahan pada harga riil minyak kedele dunia t-1 sebagai substitusi dari minyak sawit tidak dapat menyebabkan perubahan permintaan minyak sawit India, karena harga minyak kedele dunia relatif lebih mahal daripada harga minyak sawit dunia. Pernyataan tersebut didukung bahwa selama kurun waktu 1984 sd 2007, rata-rata harga minyak kedele dunia adalah US. 598 per ton sedangkan pada kurun waktu yang sama rata-rata harga minyak sawit dunia sebesar US. 528.57 per ton. Disamping itu, diketahui bahwa isu minyak nabati merupakan salah satu alat kampanye untuk melindungi minyak kedele negara tersebut, yang mana politikus di India mengusung isu minyak nabati sebagai alat untuk memenangkan pemilu. India merupakan produsen kedelai Glycine soja terbesar kelima di dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil, Argentina, dan Cina Departemen Perdagangan RI, 2007. Tabel 27. Hasil Estimasi Persamaan Impor Minyak Sawit India Variable Parameter Elastisitas Prob |T| Variable Estimate SR LR Label Intercept -694.9250 0.4838 SHRMSW -1.0775 -0.0065 -0.0447 0.3104 perubahan harga riil minyak sawit dunia LHRMKDW 0.2052 0.0582 0.4015 0.9102 harga riil minyak kedele dunia t-1 INCRIND 0.0502 0.5114 3.5307 0.3081 Pendapatan per kapita riil India LMMSIND 0.8552 0.0007 impor CPO India t-1 R-squared 0.9126 Prob|F| .0001 Durbin-h stat 3.0130 Sumber : Data diolah 2010 Berbeda dengan Cina, pengaruh perubahan pendapatan per kapita riil India terhadap impor minyak sawit India adalah tidak nyata. Ini menunjukkan bahwa perilaku impor minyak sawit India tidak ditentukan oleh perubahan pendapatan per kapitanya, namun lebih ditentukan oleh kebutuhan minyak sawit yang besar. Diketahui bahwa kebutuhan minyak nabati di India setiap tahun diperkirakan mencapai 11 juta ton, yang mana produksi dalam negeri sebesar 5.5 juta ton yang merupakan produksi minyak kedele dan sisanya 5.5 juta ton berasal dari impor minyak sawit. minyak sawit dan turunannya yang dipasok oleh Indonesia sekitar 2.56 juta ton yang terdiri dari minyak sawit 1.79 juta ton dan sisanya berupa olein dan stearin. India hingga kini menjadi negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia. Tahun 2005, dari total ekspor minyak sawit Indonesia sebanyak 10.38 juta ton, India merupakan negara penyerap terbesar mencapai 24.6 persen kemudian diikuti dengan Cina sebesar 17.5 persen. Pasar ekspor minyak sawit ke India sangat menjanjikan walaupun pemerintah India masih menerapkan hambatan tarif berupa bea masuk guna memproteksi industri minyak kedelai domestiknya Departemen Perdagangan RI, 2007. 5.3.14. Impor Minyak Sawit Pakistan Pakistan merupakan negara pengimpor minyak sawit terbesar ketiga setelah Cina dan India. Hal ini sesuai dengan hasil tabulasi data historis selama kurun waktu 2003-2007, dapat dijelaskan bahwa rata-rata share impor Pakistan terhadap total impor di dunia adalah 6 persen. Berdasarkan Tabel 28, diketahui bahwa perilaku impor minyak sawit Pakistan ditentukan oleh harga riil minyak sawit dunia, harga riil minyak kedele dunia, pendapatan per kapita riil Pakistan, nilai tukar efektif riil Pakistan t-1, dan impor minyak sawit Pakistan t-1. Secara statistik, pengaruh harga riil minyak sawit dunia, harga riil minyak kedele dunia, dan impor minyak sawit Pakistan t-1 terhadap impor minyak sawit Pakistan adalah nyata. Adapun pendapatan per kapita riil Pakistan dan nilai tukar efektif riil Pakistan t-1 berpengaruh secara tidak nyata terhadap impor minyak sawit Pakistan. Secara ekonomi, respon impor minyak sawit Pakistan terhadap perubahan harga riil minyak sawit dunia atau harga minyak kedele dunia adalah inelastis dalam jangka pendek, namun elastis dalam jangka panjang. Hal tersebut berarti dalam jangka panjang Pakistan merupakan peluang pasar yang cukup besar bagi negara eksportir minyak sawit termasuk Indonesia. Pengaruh nilai tukar efektif riil Pakistan t-1 terhadap impor minyak sawit Pakistan adalah tidak nyata. Ini menunjukkan bahwa perubahan yang terjadi pada nilai tukar efektif riil Pakistan, tidak dapat membuat berubahnya jumlah impor minyak sawit Pakistan. Kemudian, impor minyak sawit Pakistan dipengaruhi secara nyata oleh variabel bedakalanya. Hal ini mengindikasikan bahwa ada tenggang waktu yang relatif lambat bagi impor minyak sawit Pakistan untuk menyesuaikan diri dalam merespon perubahan ekonomi yang terjadi. Sama halnya dengan India, pengaruh perubahan pendapatan per kapita riil Pakistan terhadap impor minyak sawit Pakistan adalah tidak nyata. Ini menunjukkan bahwa perilaku impor minyak sawit Pakistan tidak dapat ditentukan oleh perubahan pendapatan per kapitanya. Tabel 28. Hasil Estimasi Persamaan Impor Minyak Sawit Pakistan Variable Parameter Elastisitas Prob |T| Variable Estimate SR LR Label Intercept 206.2166 0.5071 HRMSW -1.0558 -0.4570 -13.6980 0.0161 harga riil CPO dunia HRMKDW 0.7428 0.3610 10.8220 0.0740 harga riil minyak kedele dunia INCRP 0.0008 0.0160 0.4890 0.9383 pendapatan per kapita riil Pakistan LNTERP -0.6576 -0.0260 -0.7830 0.9161 nilai tukar efektif riil Pakistan t-1 LMMSP 0.9666 .0001 impor CPO Pakistan t-1 R-squared 0.9540 Prob|F| .0001 Durbin-h stat -3.1740 Sumber : Data diolah 2010