Permintaan Minyak Goreng Sawit oleh Konsumen

proporsi yang normal terhadap perbedaan yang terjadi dengan yang sebelumnya dianggap normal. Dengan kata lain, petani menyesuaikan prakiraan harga di masa mendatang dalam bentuk proporsi dari selisih antara prakiraan dengan kenyataan.

3.4.1. Model Nerlove

Model penyesuaian parsial Nerlove’s Model, didasarkan atas hipotesis perilaku satuan-satuan ekonomi yang lebih realistis dalam bentuk model-model lag. Model penyesuaian parsial yang dikembangkan Nerlove merupakan model yang populer digunakan dalam studi-studi ekonometrika dalam hal ini respon penawaran. Dalam bentuknya yang paling sederhana misalnya dalam konteks respon areal kelapa sawit. Areal panen kelapa sawit yang diinginkan t Y dipengaruhi oleh tingkat harga komoditi t P , maka persamaannya dituliskan sebagai berikut : t t t U P Y + + = 1 β β ….………………………………………………….27 dimana : t Y = areal panen yang diinginkan tahun ke t t P = harga tahun ke t Pada persamaan di atas perubahan t Y tidak teramati not observable karena masih merupakan target bukan aktual, atau dengan kata lain areal yang diharapkan tidak dapat diamati secara langsung sehingga untuk mengatasinya didalilkan suatu hipotesis yang merupakan hipotesis perilaku penyesuaian parsial. Oleh karena itu peubah ini harus diganti untuk menaksir modelnya dengan menghipotesiskan perilakunya, sebagai berikut ini : t t t t t V Y Y Y Y + − = − − − 1 1 δ .……………………...……………………..28 dimana : 1 − − t t Y Y = perubahan yang sesungguhnya 1 − − t t Y Y = perubahan yang dibutuhkan t δ = koefisien penyesuaian parsial dan nilainya 0 δ ≤ 1 Perubahan areal yang sebenarnya terjadi merupakan proporsi tertentu dari perubahan yang diinginkan. Proporsi ini disebut koefisien penyesuaian parsial δ, jika nilai δ = 0, berarti tidak ada perubahan apapun dalam areal, dan jika δ = 1, maka areal yang diharapkan sama dengan yang dibutuhkan. Areal panen kelapa sawit yang diamati pada periode tahun ke-t dipengaruhi oleh luas areal yang diinginkan dan luas areal yang ada pada permulaan periode sebelumnya. Substitusikan persaman 27 ke persamaan 28, maka akan diperoleh persamaan berikut ini: [ ] t t t t t t V Y U P Y Y + − + + = − − − 1 1 1 β β δ …………………………….…29 t t t t t U V Y P Y δ δ δβ δβ + + − + + = −1 1 1 …......……………………….30 dimana : δ β adalah konstanta, δ β 1 dan 1- δ adalah paremeter yang diduga sedangkan V t + δU t adalah merupakan peubah pengganggu. Persamaan di atas menunjukkan suatu fungsi dalam bentuk yang dinamis. Untuk mengetahui dalam model ini apakah galat tidak mengalami korelasi serial dapat diuji dengan melihat nilai perhitungan uji Durbin Watson Koutsoyiannis, 1977. Nerlove 1958, mengemukakan bahwa tidaklah mudah untuk menghitung elastisitas penawaran jangka pendek karena sebenarnya merupakan elastisitas titik point elasticity sehingga nilainya berubah-ubah pada titik yang berbeda. Adapun elastisitas jangka panjang sukar dihitung secara langsung. Sehingga ditawarkannya cara baru dengan model distribusi beda kala penyesuaian parsial. Elastisitas jangka pendek selalu lebih kecil daripada jangka panjang karena dalam periode jangka panjang dapat terjadi pergeseran fungsi penawaran dan penyesuaian sumberdaya. Dia berpendapat masalah formulasi hubungan- hubungan ekonomi yang memasukkan distribusi beda kala terletak pada bagaimana memformulasikan hubungan-hubungan di antara peubah yang dapat diamati. Masalah pada dugaan distribusi beda kala sesungguhnya terletak pada dugaan elastisitas jangka panjang.

3.4.2. Model Respon Penawaran Minyak Sawit

Model empiris yang digunakan dalam studi ini pada dasarnya menggunakan model penyesuaian Nerlove, seperti yang telah dilakukan oleh Nainggolan dan Suprapto 1987, dimana untuk memperoleh dugaan penawaran dilakukan dengan menggunakan pendugaan tak langsung. Dalam bentuk sederhana output dispesifikasikan sebagai perkalian antara luas panen dan produktivitas, sehingga dapat dituliskan: Q = A Y ……………………………………………………………….31 dimana : Q = output Kg A = luas areal panen ha Y = produktivitas Kgha Dalam bentuk logaritma natural ln ln Q = ln A + ln Y ………….………………………………………..32 Selanjutnya diasumsikan bahwa produktivitas Y dan luas panen A respon terhadap perubahan harga P, juga diasumsikan bahwa produktivitas respon terhadap perubahan areal. Jika didiferensialkan secara total terhadap harga P, maka akan diperoleh :