Ringkasan Hasil RAMALAN DAMPAK KEBIJAKAN DOMESTIK TAHUN 2012-2016

dunia, sedangkan impor minyak sawit Pakistan responsif terhadap perubahan harga minyak sawit di pasar dunia. Permintaan impor minyak sawit Cina dan India lebih dipengaruhi perubahan pendapatan dan jumlah penduduknya. e. Penawaran negara-negara eksportir utama dunia Indonesia dan Malaysia tidak responsif terhadap perubahan harga ekspor minyak sawitnya. Penawaran ekspor minyak sawit Indonesia dan Malaysia lebih dipengaruhi perubahan produksi minyak sawit domestik. f. Impor minyak sawit oleh Cina dan Pakistan relatif lebih responsif terhadap perubahan harga minyak kedele dunia sebagai substitusi dari minyak sawit dibandingkan dengan India, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Cina, Pakistan, dan India merupakan negara produsen minyak kedele, tetapi kebijakan pembatasan impor pemerintah India mengenakan pajak impor minyak sawit yang lebih tinggi dibandingkan Cina dan Pakistan. Meskipun harga minyak kedele dunia meningkat, permintaan impor minyak sawit oleh India hanya meningkat relatif kecil. 2. Evaluasi dampak kebijakan domestik dan perubahan faktor eksternal terhadap industri minyak sawit Indonesia tahun 2003-2007 : a. Kebijakan domestik berupa pembatasan ekspor minyak sawit dengan pengenaan pajak ekspor dapat meningkatkan kesejahteraan netto yang lebih besar dibandingkan dengan kebijakan kuota domestik peningkatan penawaran minyak sawit domestik. b. Perubahan faktor eksternal berupa peningkatan harga minyak sawit dunia dan harga minyak mentah dunia menyebabkan peningkatan harga minyak sawit dan minyak goreng sawit domestik sehingga surplus konsumen minyak sawit dan konsumen minyak goreng sawit menurun. Penurunan surplus konsumen minyak sawit dan surplus konsumen minyak goreng sawit tersebut lebih besar akibat peningkatan harga minyak sawit dunia. Hal ini karena peningkatan harga minyak sawit dunia mengakibatkan kenaikan harga minyak sawit dan minyak goreng sawit domestik yang lebih besar. 3. Ramalan dampak kebijakan domestik terhadap industri minyak sawit Indonesia tahun 2012-2016 : a. Kebijakan domestik berupa pembatasan ekspor minyak sawit dengan penetapan pajak ekspor minyak sawit sebesar 20 persen dapat meningkatkan kesejahteraan netto yang lebih besar dibandingkan dengan kebijakan kuota domestik peningkatan penawaran minyak sawit domestik dan kebijakan kuota ekspor. b. Peningkatan kuota domestik peningkatan penawaran minyak sawit domestik memberikan dampak negatif bagi kesejahteraan netto. Hal ini dikarenakan peningkatan penawaran minyak sawit domestik belum didukung dengan perkembangan industri hilir minyak sawit selain industri minyak goreng sawit terlebih dulu. Hal tersebut menyebabkan peningkatan penawaran minyak sawit domestik hanya akan mengakibatkan harga minyak sawit dan harga minyak goreng sawit domestik mengalami penurunan. c. Pelarangan ekspor minyak sawit merupakan kebijakan yang hanya akan menyebabkan penurunan penerimaan devisa dan kesejahteraan netto. d. Kebijakan penetapan pajak ekspor pada besaran tertentu ataupun dengan kebijakan kuota ekspor adalah efektif untuk jangka pendek dalam meningkatkan kesejahteraan netto. Namun untuk jangka panjang diperlukan kebijakan kuota domestik yang memastikan terpenuhinya penawaran minyak sawit domestik setelah adanya upaya untuk mengembangkan industri hilir minyak sawit domestik.

8.2. Saran Kebijakan

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran kebijakan sebagai berikut : 1. Peningkatan produktivitas minyak sawit dalam jangka panjang sebaiknya dilaksanakan melalui peningkatan adopsi teknologi intensifikasi, dengan mendorong petani dan pengusaha kelapa sawit menggunakan bibit unggul dan memanfaatkan teknologi dalam pemeliharaan tanaman yang telah dihasilkan oleh lembaga riset kelapa sawit Indonesia. 2. Sebagai upaya menumbuhkembangkan industri hilir minyak sawit selain industri minyak goreng sawit domestik seperti industri sabun, mie, oleokimia, serta biodiesel maka pemerintah sebaiknya memberikan insentif seperti suku bunga kredit yang murah. 3. Dalam rangka pengembangan industri hilir minyak sawit domestik sebaiknya pemerintah menggunakan dana yang berasal dari pajak ekspor minyak sawit. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan lebih lanjut industri kelapa sawit seperti penelitian dan pengembangan pada industri kelapa sawit; kegiatan promosi atau pemasaran minyak sawit ke pasar dunia; dan disiapkan