4.1.3.5. Harga Minyak Goreng Sawit Domestik
Harga minyak goreng sawit domestik diduga dipengaruhi oleh permintaan minyak goreng sawit Indonesia, penawaran minyak goreng sawit Indonesia, dan
harga ekspor minyak goreng sawit Indonesia serta harga minyak goreng sawit domestik tahun sebelumnya. Pada penelitian ini permintaan dan penawaran
minyak goreng sawit Indonesia digabung menjadi variabel excess demand minyak goreng sawit. Fungsi dari persamaan harga minyak goreng sawit domestik dapat
diformulasikan seperti pada persamaan berikut. HRMGSD
t
= p + p
1
EXDMGS
t
+ p
2
HRXMGSI
t
+ p
4
HRMGSD
t-1
+ U
16
…………………………….…....64 dimana :
EXDMGS
t
= excess demand minyak goreng sawit 000 ton HRMGSD
t-1
= Lag harga riil minyak goreng sawit domestik Rpkg Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : p
1
, p
2
0 ; 0 p
3
1
4.1.3.6. Harga Ekspor Minyak Goreng Sawit Indonesia
Harga ekspor minyak goreng sawit Indonesia diduga dipengaruhi oleh harga minyak goreng sawit dunia dan ekspor minyak goreng sawit Indonesia. Fungsi
dari persamaan harga ekspor minyak goreng sawit Indonesia dapat diformulasikan seperti pada persamaan berikut.
HRXMGSI
t
= q + q
1
HRMGSW
t
+ q
2
XMGS
t
+ U
17
…………..…......65 dimana :
HRMGSW
t
= Harga riil minyak goreng sawit dunia US.ton HRXMGSI
t-1
= Lag harga riil ekspor minyak goreng sawit Indonesia US.ton
U
17
= Variabel
pengganggu Tanda dan besaran parameter dugaan yang diharapkan adalah : q
1
0 ; q
2
4.2. Prosedur Analisis
Prosedur analisis dalam penelitian ini meliputi identifikasi model, metode pendugaan model, validasi model, simulasi model, perubahan kesejahteraan, dan
jenis, sumber, dan pengolahan data. Metode pendugaan estimasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 2 Stage Least Squares. Berikut adalah uraian
lengkap mengenai prosedur analisis dalam penelitian ini.
4.2.1. Identifikasi Model
Indentifikasi model ditentukan atas dasar “order condition” sebagai syarat keharusan dan “rank condition” sebagai syarat kecukupan. Menurut
Koutsoyiannis 1977, rumusan identifikasi model persamaan struktural berdasarkan order condition ditentukan oleh :
K - M G - 1 …………………………………..…………………..66 dimana :
K = Total variabel dalam model, yaitu variabel endogen dan
predetermined variable current exogenous variable, lagged exogenous variable, dan lagged endogenous variable.
M = Jumlah variabel endogen dan eksogen yang termasuk dalam satu persamaan tertentu dalam model, dan
G = Total persamaan dalam model, yaitu jumlah variabel endogen dalam model.
Jika dalam suatu persamaan dalam model menunjukkan kondisi sebagai berikut. K – M G – 1
= maka persamaan dinyatakan teridentifikasi secara berlebih overidentified
K – M = G – 1 = maka
persamaan tersebut
dinyatakan teridentifikasi secara tepat exactly identified,
dan