Simpulan SIMPULAN DAN SARAN

d. Kebijakan penetapan pajak ekspor pada besaran tertentu ataupun dengan kebijakan kuota ekspor adalah efektif untuk jangka pendek dalam meningkatkan kesejahteraan netto. Namun untuk jangka panjang diperlukan kebijakan kuota domestik yang memastikan terpenuhinya penawaran minyak sawit domestik setelah adanya upaya untuk mengembangkan industri hilir minyak sawit domestik.

8.2. Saran Kebijakan

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disampaikan beberapa saran kebijakan sebagai berikut : 1. Peningkatan produktivitas minyak sawit dalam jangka panjang sebaiknya dilaksanakan melalui peningkatan adopsi teknologi intensifikasi, dengan mendorong petani dan pengusaha kelapa sawit menggunakan bibit unggul dan memanfaatkan teknologi dalam pemeliharaan tanaman yang telah dihasilkan oleh lembaga riset kelapa sawit Indonesia. 2. Sebagai upaya menumbuhkembangkan industri hilir minyak sawit selain industri minyak goreng sawit domestik seperti industri sabun, mie, oleokimia, serta biodiesel maka pemerintah sebaiknya memberikan insentif seperti suku bunga kredit yang murah. 3. Dalam rangka pengembangan industri hilir minyak sawit domestik sebaiknya pemerintah menggunakan dana yang berasal dari pajak ekspor minyak sawit. Dana tersebut digunakan untuk pengembangan lebih lanjut industri kelapa sawit seperti penelitian dan pengembangan pada industri kelapa sawit; kegiatan promosi atau pemasaran minyak sawit ke pasar dunia; dan disiapkan untuk kondisi darurat seperti saat terjadi gejolak harga minyak sawit atau wabah penyakit yang menyerang tanaman sawit. 4. Sebagai upaya menanggulangi kenaikan harga minyak goreng sawit domestik yang besar akibat kenaikan harga minyak sawit atau harga minyak mentah dunia, pemerintah sebaiknya menetapkan pajak ekspor atau kuota ekspor sebagai respon jangka pendek. Namun, dalam jangka panjang, setelah industri hilir minyak sawit berkembang pesat, sebaiknya pemerintah berfokus kepada penetapan kebijakan DMO domestic market obligation bagi para pengusaha minyak sawit agar mereka memegang komitmen memasok minyak sawit untuk domestik dalam rangka memastikan terpenuhinya kebutuhan minyak sawit domestik untuk industri hilir minyak sawit.

8.3. Saran Penelitian Lanjutan

Saran penelitian lanjutan yang dapat diajukan berdasarkan ruang lingkup dan hasil penelitian ini adalah : 1. Penelitian mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan industri hilir minyak sawit domestik dan mengenai industri hilir minyak sawit domestik yang memiliki prospek yang baik untuk ditumbuhkembangkan di pasar domestik. 2. Penelitian mengenai dampak peningkatan industri hilir minyak sawit domestik terhadap kesejahteraan masyarakat, khususnya petani sawit, kesempatan kerja, dan pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya, juga dapat dilakukan penelitian mengenai dampak kawasan perdagangan bebas seperti China ASEAN Free Trade Agreement CAFTA terhadap perkembangan industri hilir minyak sawit domestik. 3. Penelitian mengenai pola perdagangan dunia industri hilir minyak sawit dan pengaruhnya terhadap perkembangan industri hilir minyak sawit domestik. DAFTAR PUSTAKA Arief, S. 1993. Metodologi Penelitian Ekonomi. Universitas Indonesia Press, Jakarta. Baffes, J., dan B. Gardner. 2003. The Transsmission of World Commodity Price to Domestic Markets under Policy Reform in Developing Countries. Policy Reform, 63 : 159-180. Barton, J.H. 1993. Implication of GATT of World Trade in Vegetables Oils. Paper Presented at Porim International Oil Congress, 20-25 September 1993, Kuala Lumpur. Basiron, Y. 2002. Palm Oil and Its Global Supply and Demand Prospects. Oil Palm Industry Economic Journal, 21 : 1-10. Beattie, B.R., and C.R. Taylor. 1985. The Economics of Production. John Wiley Son, New York. Biro Pusat Statistik. 1984-2007. Statistik Perdagangan Besar dalam Negeri. Biro Pusat Statistik, Jakarta. ________________. 2006. Statistik Indonesia 2006. Biro Pusat Statistik, Jakarta. Bode, H. 2000. Studi Neraca Energi Pembuatan Biodiesel dari Minyak Sawit. Thesis Magister Institut Teknologi Bandung, Bandung. Boediono. 1990. Ekonomi Internasional. Badan Penerbitan Fakultas Ekonomi. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Chiang, A.C. 1984. Fundamental Methods of Mathematical Economics, 3rd Edition. McGraw-Hill, Inc. Debertin, D. L. 1986. Agricultural Production Economics. MacMillan Publishing Company, New York. Dillon, H.S., M.H. Sawit, P. Simatupang, and S.R. Tabor. 1999. Rice Policy : A Framework For The Next Millenium. Badan Urusan Logistik, Jakarta. Dilorenzo, T.J. 1988. Keunggulan Perdagangan Bebas Terjemahan. Burkett Miller Distinguished Lectures on Economic Education. Economic Impact, USIA. University of Tennessee, Chattanooga. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2007. Statistik Perkebunan Indonesia : Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. _________________________. 2009. Statistik Perkebunan Indonesia : Kelapa Sawit. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta.