Dampak Pajak Ekspor terhadap Kesejahteraan Masyarakat

akan berada pada kondisi f-c-e maksimum. Oleh karena itu, untuk tingkat pajak ekspor tertentu, kesejahteraan nasional bersih bagi negara eksportir akan negatif bilamana c+e lebih besar dari f. Penurunan pajak ekspor dari kondisi yang diuraikan di atas berarti memperkecil penurunan kesejahteraan masyarakat dunia. Produsen di negara eksportir akan menerima penurunan harga yang lebih kecil sehingga dapat merangsang terjadinya peningkatan volume ekspor, sementara konsumen di negara importir akan membayar dengan harga yang lebih rendah.

3.6.2. Dampak Kuota Ekspor terhadap Kesejahteraan Masyarakat

Dampak ekonomi dari kuota ekspor dalam perdagangan dapat dijelaskan pada Gambar 10. Pada dasarnya kuota ekspor bertujuan untuk menjamin ketersediaan suatu barang di dalam negeri. Selain itu, kuota ekspor juga dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan produksi serta pengendalian harga untuk mencapai stabilisasi harga. Pada analisis ini diasumsikan hanya ada dua negara, yaitu negara A sebagai negara eksportir dan negara B atau gabungan negara-negara lainnya, ROW sebagai negara importir, serta negara eksportir adalah negara besar dalam perdagangan. Keseimbangan semula terjadi pada saat harga dunia Pw sama dengan harga domestik P dengan jumlah ekspor dari negara A sebesar qp-qc = Qe. Dengan kuota ekspor oleh negara A sebesar Qe’, maka kurva penawaran ekspor negara A menjadi kurva patah ES’ dan berpotongan dengan kurva ED membentuk harga dunia Pw’. Akan tetapi, pada harga ini di negara A terjadi kelebihan penawaran. Kelebihan penawaran ini akan hilang pada tingkat harga domestik P’, yaitu pada perpotongan antara kurva penawaran S A dan kurva permintaan domestik plus kuota D A ’, dimana kurva D A ’ sejajar dengan kurva D A dengan jarak horisontal sebesar kuota yang ditetapkan. Dengan demikian, jelas terlihat bahwa pembatasan ekspor akan menyebabkan penurunan harga domestik di negara A dan kenaikan harga dunia sehingga volume perdagangan menjadi berkurang. a b c Negara A Pasar Dunia Negara B Eksportir Importir Sumber : Tweeten, 1992 Gambar 10. Dampak Kuota Ekspor Dampak kesejahteraan dari kuota ekspor dibandingkan dengan perdagangan bebas dapat dianalisis melalui perubahan-perubahan surplus konsumen dan produsen. Berdasarkan Gambar 10, perubahan-perubahan surplus tersebut disajikan pada Tabel 7. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa secara umum dampak dari kuota ekspor akan menurunkan kesejahteraan dunia. Di negara eksportir, jika daerah e lebih besar dari daerah d pada Gambar 10a, maka negara eksportir akan memperoleh manfaat dari kuota ekspor dimana konsumen dan P’ P Q 0 0 D A S A D B S B ES ED Pw=P Q e ES’ Pw’ Q’ e Q p Q c q c q p q’ c q’ p Q’ p Q’ c a b c d e 1 2 3 4 P P Q D A ’ pemegang kuota akan memperoleh keuntungan. Akan tetapi, di negara importir terjadi penurunan kesejahteraan nasional yang jauh lebih besar dari manfaat yang diperoleh oleh negara eksportir, sehingga secara total terjadi penurunan kesejahteraan dunia sebesar daerah d+2+4. Tabel 7. Dampak Kuota Ekspor terhadap Kesejahteraan Masyarakat di Negara Eksportir dan Importir Perubahan pada Negara Eksportir Negara Importir Surplus konsumen Surplus produsen Penerimaan kuota Kesejahteraan nasional bersih a + b – a + b + c + d c + e – d + e – 1 + 2 + 3 + 4 1 -------- – 2 + 3 + 4 Kesejahteraan dunia bersih – d – 2 – 4 Keterangan : daerah e pada Gambar 10a sama dengan daerah 3 pada Gambar 10c. Sumber : Tweeten, 1992

IV. PERUMUSAN MODEL DAN PROSEDUR ANALISIS

4.1. Spesifikasi Model

Model merupakan suatu penjelas dari fenomena aktual sebagai suatu sistem atau proses Koutsoyiannis, 1977. Model ekonometrika adalah suatu pola khusus dari model aljabar, yakni suatu unsur yang bersifat stochastic yang mencakup satu atau lebih variabel pengganggu Intriligator, 1978. Model ekonometrika merupakan gambaran dari hubungan masing-masing variabel penjelas explanatory variables terhadap variabel endogen dependent variables khususnya yang menyangkut tanda dan besaran magnitude and sign dari penduga parameter sesuai dengan harapan teoritis secara apriori. Model yang baik haruslah memenuhi kriteria teori ekonomi theoritically meaningful, kriteria statistika yang dilihat dari suatu derajat ketepatan goodness of fit yang dikenal dengan koefisien determinasi R² serta nyata secara statistik statistically significant sedangkan kriteria ekonometrika menetapkan apakah suatu taksiran memiliki sifat-sifat yang dibutuhkan seperti unbiasedness, consistency, sufficiency, efficiency. Statisitk D w adalah salah satu kriteria ekonometrika yang digunakan untuk menguji taksiran, yaitu menguji validitas dari asumsi autocorrelation Koutsoyiannis, 1977. Menurut Koutsoyiannis 1977 dalam tahapan spesifikasi model terdiri dari : 1 penentuan variabel dependen dependent variable dan variabel penjelas explanatory variable yang diterapkan dalam model, 2 harapan secara teoritis mengenai tanda dan besaran parameter sign dan magnitude dari setiap persamaan, dan 3 membuat model matematis. Dalam kaitan pembentukan model