Dampak Kebijakan Domestik dan Perubahan Faktor Eksternal

Peningkatan penerimaan pemerintah dari pajak ekspor minyak sawit terbesar adalah ketika terjadi peningkatan pajak ekspor minyak sawit sebesar 50 persen Rp 470.58 milyar. Adapun perubahan yang menyebabkan penurunan penerimaan pemerintah dari pajak ekspor minyak sawit paling besar Rp 2.44 milyar adalah ketika terjadi peningkatan penawaran minyak sawit domestik. Hal ini sejalan dengan turunnya volume ekspor minyak sawit paling besar ketika terjadi peningkatan penawaran minyak sawit domestik 0.351 persen, Tabel 37. Adapun kebijakan domestik yang dapat menyebabkan peningkatan kesejahteraan netto net welfare yang paling besar Rp 435.32 milyar adalah dengan peningkatan pajak ekspor minyak sawit. Hal ini menunjukkan bahwa seharusnya penerimaan pajak yang diperoleh dari pengusaha eksportir minyak sawit digunakan oleh pemerintah untuk mengembangkan industri hilir minyak sawit agar kesejahteraan netto tersebut dapat dirasakan secara nyata oleh produsen dan pengusaha minyak sawit. Kenaikan penerimaan devisa yang paling besar Rp 5 870.88 milyar adalah ketika terjadi peningkatan harga minyak sawit dunia. Hal ini sejalan dengan tingginya arus ekspor minyak sawit saat harga minyak sawit dunia meningkat peningkatan ekspor minyak sawit Indonesia sebesar 0.684 persen, Tabel 38. Adapun penurunan penerimaan devisa yang paling besar Rp 268.71 milyar adalah saat pajak ekspor minyak sawit ditingkatkan. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan peningkatan pajak ekspor minyak sawit merupakan disinsentif bagi penerimaan devisa dari ekspor minyak sawit. Namun hal ini merupakan kebijakan yang tetap harus dijalankan sebagai upaya menghambat arus ekspor minyak sawit yang terlalu besar sehingga pasokan minyak sawit untuk industri hilir domestik mengalami kekurangan. Selain itu seharusnya pemerintah menggunakan pajak ekspor tersebut untuk pengembangan industri hilir, sehingga yang lebih banyak diekspor adalah produk turunan minyak sawit yang memiliki nilai tambah lebih besar.

6.5. Ringkasan Hasil

1. Peningkatan pajak ekspor minyak sawit menyebabkan penawaran dan harga minyak sawit domestik mengalami penurunan, sedangkan permintaan minyak sawit domestik mengalami peningkatan. 2. Penurunan suku bunga Bank Indonesia menyebabkan penawaran, permintaan, dan harga minyak sawit domestik mengalami peningkatan. 3. Peningkatan penawaran minyak sawit domestik menyebabkan harga minyak sawit domestik mengalami penurunan, sedangkan permintaan minyak sawit domestik mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan minyak sawit domestik disebabkan karena dampak naiknya permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng sawit maupun permintaan minyak sawit oleh industri lain harga minyak sawit sebagai input yang menjadi lebih murah mendorong industri hilir domestik meminta minyak sawit lebih banyak untuk meningkatkan kapasitas produksinya. 4. Perubahan faktor eksternal berupa kenaikan harga minyak sawit dunia menyebabkan harga dan penawaran minyak sawit domestik mengalami peningkatan, sedangkan permintaan minyak sawit domestik mengalami penurunan. 5. Adapun perubahan faktor eksternal berupa kenaikan harga minyak mentah dunia menyebabkan harga dan penawaran minyak sawit domestik mengalami peningkatan peningkatan harga dan penawaran minyak sawit domestik tersebut lebih rendah daripada jika terjadi kenaikan harga minyak sawit dunia. Begitu pula permintaan minyak sawit domestik juga mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peningkatan permintaan minyak sawit oleh industri lain biodiesel lebih besar daripada penurunan permintaan minyak sawit oleh industri minyak goreng sehingga resultantenya peningkatan pada permintaan minyak sawit domestik. 6. Penerimaan devisa yang paling besar adalah ketika terjadi peningkatan harga minyak sawit dunia. Hal ini sejalan dengan tingginya arus ekspor minyak sawit saat harga minyak sawit dunia meningkat. Adapun penerimaan devisa yang paling rendah adalah saat pajak ekspor minyak sawit ditingkatkan. 7. Kebijakan domestik yang menyebabkan peningkatan kesejahteraan netto yang paling besar adalah dengan peningkatan pajak ekspor minyak sawit, sedangkan peningkatan penawaran minyak sawit domestik menyebabkan penurunan kesejahteraan netto paling besar.

VII. RAMALAN DAMPAK KEBIJAKAN DOMESTIK TAHUN 2012-2016

7.1. Ramalan Dampak Kebijakan Domestik terhadap Penawaran dan Permintaan Minyak Sawit di Indonesia

Sebagai upaya untuk mengkaji ramalan dampak kebijakan domestik terhadap penawaran dan permintaan minyak sawit Indonesia tahun 2012-2016, dilakukan 4 skenario, yaitu : 1 penetapan pajak ekspor minyak sawit sebesar 20 persen, 2 peningkatan penawaran minyak sawit domestik sebesar 50 persen, 3 pelarangan ekspor minyak sawit Indonesia, dan 4 penetapan kuota ekspor minyak sawit sebesar 40 persen dari total produksi minyak sawit Indonesia. 7.1.1.Penetapan Pajak Ekspor Minyak Sawit Sebesar 20 Persen Berdasarkan Tabel 41 dapat dijelaskan penetapan pajak ekspor minyak sawit sebesar 20 persen menyebabkan harga ekspor minyak sawit dan ekspor minyak sawit berkurang masing-masing sebesar 6.829 persen dan 0.123 persen. Penurunan harga ekspor minyak sawit sebesar 6.829 persen menyebabkan harga minyak sawit domestik mengalami penurunan sebesar 0.491 persen, kemudian menyebabkan produksi minyak sawit domestik menurun sebesar 0.113 persen. Selanjutnya dapat dilihat bahwa penawaran dan permintaan minyak goreng sawit domestik mengalami peningkatan. Namun peningkatan penawaran minyak goreng sawit sebesar 0.413 persen lebih besar daripada peningkatan permintaan minyak goreng sawit sebesar 0.032 persen sehingga harga minyak goreng sawit mengalami penurunan sebesar 0.026 persen. Karena penurunan harga minyak sawit domestik lebih besar dari penurunan harga minyak goreng sawit domestik maka produksi minyak goreng sawit meningkat sebesar 0.343 persen. Tabel 41. Ramalan Dampak Penetapan Pajak Ekspor Minyak Sawit Sebesar 20 Persen terhadap Penawaran dan Permintaan Minyak Sawit di Indonesia, Tahun 2012-2016 No. Peubah Endogen Nilai Dasar Perubahan 1 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat di Sumatera 1797.1 -0.0556 2 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat di Kalimantan 366.7 0.0000 3 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Besar Negara di Sumatera 546.7 -0.0183 4 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Besar Negara di Kalimantan 67.0939 -0.0109 5 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta di Sumatera 2185.1 -0.0503 6 Luas Areal Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta di Kalimantan 653.4 -0.0612 7 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat di Sumatera 2.9278 -0.0888 8 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Rakyat di Kalimantan 2.3159 -0.0561 9 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Besar Negara di Sumatera 3.7336 -0.1045 10 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Besar Negara di Kalimantan 3.3243 -0.1715 11 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta di Sumatera 3.7175 -0.0457 12 Produktivitas Kelapa Sawit Perkebunan Besar Swasta di Kalimantan 4.1672 -0.0672 13 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Rakyat di Sumatera 5262 -0.1444 14 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Rakyat di Kalimantan 849.5 -0.0706 15 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Besar Negara di Sumatera 2040 -0.1225 16 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Besar Negara di Kalimantan 223 -0.1794 17 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Besar Swasta di Sumatera 8122.7 -0.0948 18 Produksi Minyak Sawit Perkebunan Besar Swasta di Kalimantan 2726.4 -0.1320 19 Produksi Minyak Sawit Indonesia 19934.6 -0.1129 20 Produksi Minyak Goreng Sawit Indonesia 6090.8 0.3431 21 Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Minyak Goreng 4405.9 0.1952 22 Permintaan Minyak Sawit oleh Industri Lain 154.5 0.1294 23 Permintaan Minyak Sawit Domestik 4560.4 0.1930 24 Permintaan Minyak Goreng Sawit Domestik 1233.4 0.0324 25 Penawaran Minyak Sawit Domestik 12268.4 -0.0465 26 Penawaran Minyak Goreng Sawit Domestik 4114 0.4132 27 Harga Minyak Sawit Domestik 3848.1 -0.4912 28 Harga Ekspor Minyak Sawit Indonesia 361.7 -6.8289 29 Harga Minyak Sawit Dunia 443 0.0451 30 Harga Minyak Goreng Sawit Domestik 3404.2 -0.0264 31 Harga Ekspor Minyak Goreng Sawit Indonesia 209.6 0.0000 32 Ekspor Minyak Sawit Indonesia 13617.3 -0.1234 33 Ekspor Minyak Sawit Malaysia 16909.8 0.0000 34 Ekspor Minyak Sawit Dunia 34294.7 -0.0487 35 Ekspor Minyak Goreng Sawit Indonesia 1976.8 0.1973 36 Impor Minyak Sawit Cina 5317.2 -0.0132 37 Impor Minyak Sawit India 5584.7 -0.0036 38 Impor Minyak Sawit Pakistan 1216.4 -0.0329 39 Impor Minyak Sawit Dunia 32929.3 -0.0039 Sumber : Data diolah 2010