Apa yang telah dilakukan Pemerintahan SBY - JK terkait pembaruan agraria?

Apa yang telah dilakukan Pemerintahan SBY - JK terkait pembaruan agraria?

Ada tiga fase yang terjadi dalam pemerintahan SBY - JK terkait pembaruan agraria. Pertama, SBY - JK menjanjikan akan menjalankan pembaruan agraria. Sejak 2004, pembaruan agraria masuk dalam naskah visi dan misi serta program SBY - JK. Mereka secara resmi bahkan mengkampanyekannya secara lisan terbuka di media massa bahwa kalau terpilih tahun 2004 pembaruan agraria akan dijalankan.

Kedua, fase merumuskan konsepsi dan kebijakan. Dari peman- tauan Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA), Presiden pernah memimpin rapat kabinet khusus tentang pembaruan agraria, pernah

Kembali ke Agraria berpidato secara khusus juga menyatakan pembaruan agraria akan

dijalankan tanggal 31 Januari 2007, dan pemerintah sudah menyusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) mengenai pembaruan agraria. Ujung fase ini ialah kebijakan yang berbentuk RPP Pembaruan Agraria yang sampai hari ini belum ditandatangani. Artinya belum ada kebijakan yang khusus dibikin SBY - JK untuk pembaruan agraria.

Ketiga, fase ini sebenarnya mengecewakan kita. Ini merupakan fase berjanji, fase mewacanakan, fase implementasi. Yang terjadi adalah kita menyebutnya pembelokan konsep pembaruan agraria yang sejati. Konsep pembaruan agraria yang sejati yang kita maksud adalah satu upaya perombakan struktur pemilikan penguasaan tanah untuk kepentingan rakyat kecil golongan ekonomi lemah, khususnya petani di pedesaan yang dijalankan dengan semangat kolektif, semangat gotong royong. Yang terjadi, pembaruan agraria SBY - JK justru digencarkannya kebijakan-kebijakan pertanahan dan kebijakan lain terkait sumberdaya alam yang mempunyai ciri-ciri bertolak belakang dengan semangat pembaruan agraria itu sendiri. Contoh program Larasita (Pelayanan Rakyat untuk Sertifikat Tanah). Pemerintah menggelar proyek itu dengan cara membagi-bagikan sertifikat tanah individu secara mudah, murah, prosesnya cepat bahkan gratis untuk puluhan ribu rakyat.

Bagi KPA, sertifikat tanah secara individual tidak lain adalah instrumen yang akan secara efektif menjadikan tanah sebagai barang dagangan, sebagai komoditi yang dapat diperjualbelikan dengan mudah melalui mekanisme pasar. Pasar tanah (land market) ini merupakan satu ideologi yang sejak awal ditentang KPA. Kesimpulannya, pembaruan agraria sepanjang SBY - JK lima tahun memimpin kemarin belum menjalankan pembaruan agraria yang sejati.

Apa substansi dari Rancangan Peraturan Pemerintah tentang Pembaruan Agraria?

Rancangan Peraturan Pemerintah ini disusun pemerintah

Usep Setiawan melalui Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dalam prosesnya, KPA

memang diminta untuk memberikan masukan-masukan substansial melalui berbagai forum seperti lokakarya dan seminar terbuka. Jadi secara proses, KPA turut merumuskan naskah awal Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Pembaruan Agraria.

Kalau isi RPP itu, KPA telah menerbitkan buku mengenai ran- cangan program pembaruan agraria nasional. Intinya dari RPP itu kita melihat secara substansi sudah masuk beberapa urusan mendasar mengenai pembaruan agraria. Khususnya terkait dengan landreform- nya. Sebab, landreform itu agenda intinya pembaruan agraria. Misalnya, hal-hal yang terkait dengan identifikasi obyek atau tanah yang akan dijadikan obyek landreform sudah ada di situ. Kedua, iden- tifikasi subyek. Siapa yang akan menerima tanah dalam program landreform itu, juga ada di situ.

Kemudian mekanismenya. Bagaimana tanah itu didistribusikan ke rakyat, ada di situ. Kemudian kelembagaannya. Bagaimana di tingkat pusat (nasional), provinsi, kabupaten/kota ada struktur pelak- sana pembaruan agraria itu, sehingga ada dewan pembaruan agraria nasional, dewan pembaruan agraria provinsi, dewan pembaruan agraria tingkat kabupaten/kota. Masing-masing dipimpin oleh pim- pinan pemerintah setingkatnya. Presiden di tingkat pusat, gubernur di tingkat provinsi, bupati/wali kota di tingkat kabupaten/kota. Di sampingnya juga ada badan eksekutifnya.