4.2.1.5 Analisis Faktor Konfirmatori Keefektifan Organisasi
Keefektifan organisasi mempunyai empat dimensi serta tujuh belas indikator. Hasil pengujian tahap pertama menunjukkan bahwa keempat dimensi
yaitu fleksibilitas dan perolehan sumber; perencanaan, produktivitas, efisiensi; ketersediaan informasi dan stabilitas; serta tenaga kerja yang kohesif dan terampil
didukung data empiris. Indikator yang didukung data empiris ada enam, yaitu peningkatan jumlah siswa
dan guru; peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan; tingkat kelulusan siswa; data yang mudah diakses; kerjasama antar personal;
solidaritas antar personal. Diagram alur model konseptual dan model fit dari keefektifan organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.13 dan Gambar 4.14.
Gambar 4.13 Diagram Alur Model Konseptual Keefektifan Organisasi
KO
1.00
Y1
Y2
Y3
Y4 Q43
0.55
Q44
0.62
Q45
0.75
Q46
0.56
Q47
0.48
Q48
0.81
Q49
0.70
Q50
0.86
Q51
0.97
Q52
0.53
Q53
0.81
Q54
0.76
Q55
0.77
Q56
0.49
Q57
0.62
Q58
0.64
Q59
0.74
Chi-Square=324.44, df=115, P-value=0.00000, RMSEA=0.096
0.67 0.61
0.50 0.66
0.72
0.43 0.55
0.38 0.18
0.68 0.44
0.49 0.48
0.71 0.61
0.60 0.51
0.88
1.17
1.04
0.88
Gambar 4.14 Diagram Alur Model Fit Keefektifan Organisasi
Dimensi fleksibilitas dan perolehan sumber mempunyai lima indikator, yaitu tanggapan terhadap tuntutan yang berubah; kebebasan berkreasi;
peningkatan jumlah siswa dan guru; peningkatan kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana pendidikan; dan tersedianya kebutuhan alat-alat pelajaran. Untuk
meningkatkan model fit maka ada tiga indikator yang harus dikeluarkan dari model, yaitu indikator tanggapan terhadap tuntutan yang berubah; kebebasan
berkreasi; dan tersedianya kebutuhan alat-alat pelajaran. Hal ini berarti bahwa tanggapan sekolah terhadap tuntutan yang sedang berubah; kebebasan berkreasi
yang diberikan kepada guru dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas masing-masing; serta tersedianya kebutuhan alat-alat pelajaran di sekolah, tidak
signifikan menginterpretasikan dimensi fleksibilitas dan perolehan sumber. KO
1.00
Y1 Y2
Y3 Y4
Q45
0.70
Q46
0.19
Q49
0.00
Q53
0.00
Q56
0.44
Q57
0.58
Chi-Square=9.26, df=7, P-value=0.23440, RMSEA=0.040
0.55 0.90
1.00 1.00
0.75 0.65
0.59 0.58
0.55 0.84
Dimensi perencanaan, produktivitas, efisiensi mempunyai empat indikator, yaitu pemahaman terhadap tujuan organisasi; perencanaan kegiatan sekolah;
tingkat kelulusan siswa; persentase lulusan yang diterima di perguruan tinggi. Pada model awal dimensi perencanaan, produktivitas dan efisiensi ini tidak
signifikan karena muatan faktornya 1,17 1,00. Untuk meningkatkan signifikansinya maka ada tiga indikator yang harus dikeluarkan dari model, yaitu
pemahaman terhadap tujuan organisasi; perencanaan kegiatan sekolah; persentase lulusan yang diterima di perguruan tinggi. Hal ini berarti bahwa pemahaman guru
terhadap tujuan sekolah; dibuatnya perencanaan kegiatan di sekolah yang diketahui oleh semua warga sekolah; serta jumlah siswa yang diterima di
perguruan tinggi dan pasar kerja; tidak signifikan menginterpretasikan dimensi perencanaan, produktivitas, efisiensi.
Dimensi ketersediaan informasi dan stabilitas mempunyai empat indikator, yaitu informasi tentang tugas-tugas guru; data yang mudah diakses; kegiatan
lancar dan teratur; kepatuhan pada peraturan dan disiplin. Pada model awal dimensi ketersediaan informasi dan stabilitas ini tidak signifikan karena
mempunyai muatan faktor 1,40 1,00. Untuk meningkatkan signifikansi dimensi ketersediaan informasi dan stabilitas maka ada tiga indikator yang dikeluarkan
dari model, yaitu informasi tentang tugas-tugas guru; kegiatan lancar dan teratur; kepatuhan pada peraturan dan disiplin. Hal ini berarti bahwa pemberian informasi
yang baik kepada guru dan siswa tentang hal-hal penting yang mempengaruhi tugas mereka; kegiatan pendidikan di sekolah berjalan lancar dan teratur tidak
banyak hambatan; dipatuhinya peraturan, tata tertib dan disiplin sekolah oleh guru
dan siswa; tidak signifikan menginterpretasikan dimensi ketersediaan informasi dan stabilitas.
Dimensi tenaga kerja yang kohesif dan terampil mempunyai empat indikator, yaitu kerjasama antar personal; solidaritas antar personal;
profesionalitas guru; kemandirian individu. Untuk meningkatkan model fit maka ada dua indikator yang harus dikeluarkan dari model, yaitu profesionalitas guru;
kemandirian individu. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah dan guru yang mampu melaksanakan tugasnya secara profesional, mandiri tanpa banyak bimbingan,
tidak signifikan menginterpretasikan dimensi tenaga kerja yang kohesif dan terampil.
4.2.2 Analisis Faktor Konfirmatori Model Struktural