4.2.5.1 Lingkungan Organisasi
Lingkungan organisasi merupakan faktor determinan keefektifan organisasi yang signifikan dengan koefisien yang paling besar yaitu 0,95.
Dimensi-dimensinya adalah public pressure dengan koefisien 0,94; pesaing dengan koefisien 0,92; dan pemerintah dengan koefisien 0,54.
Public pressure terdiri dari perhatian terhadap kritik dari tokoh pendidikan
dengan koefisien 0,68; serta kemampuan menyelesaikan tuntutan organisasi profesi pendidikanguru dengan koefisien 0,75; mempunyai kontribusi terbesar
dalam peningkatan keefektifan organisasi sekolah. Meningkatnya peran serta masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan melalui Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah membawa konsekuensi meningkatnya transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan. Melalui Dewan Pendidikan dan
Komite Sekolah masyarakat dapat memberikan pertimbangan tentang program pendidikan, dukungan keuangan, mengontrol kegiatan, dan menjadi mediator
sekolah dengan pemerintah. Sekolah sebagai salah satu lembaga penyelenggara pendidikan harus siap
mendapatkan kritik secara terbuka dari masyarakat, tokoh pendidikan, organisasi profesi pendidikan serta lembaga swadaya masyarakat. Terbitnya Undang-Undang
Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dibentuknya Badan Standarisasi Nasional Pendidikan, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah, munculnya berbagai
organisasi profesi guru, serta meningkatnya anggaran pendidikan menuju dua puluh persen dari APBN maupun APBD juga berdampak pada meningkatnya
pengawasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan.
Pesaing, terdiri dari kemampuan bersaing dengan sekolah lain dengan koefisien sebesar 0,63; dan kemampuan menerapkan teknologi baru dengan
koefisien sebesar 0,55 juga mempunyai pengaruh yang cukup tinggi terhadap keefektifan organisasi sekolah. Hal ini disebabkan karena masyarakat khususnya
orangtua siswa lebih percaya menyekolahkan anaknya di sekolah yang berkualitas yang mampu memenangkan persaingan. Persaingan itu dapat berupa
prestasi sekolah dalam meraih nilai Ujian Nasional, persentase kelulusan siswa, persentase lulusan yang diterima diperguruan tinggi yang berkualitas, maupun
program-program kurikuler dan ekstra kurikuler yang ditawarkan oleh sekolah tersebut.
Kemampuan sekolah menerapkan teknologi baru juga mempunyai pengaruh yang cukup tinggi pada keefektifan organisasi. Hal ini tidak dapat
dipungkiri karena pada era globalisasi mengikuti kecepatan perkembangan teknologi merupakan keharusan bagi sekolah supaya mampu mengakses segala
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara cepat dan tepat. Sumber belajar tidak hanya terbatas pada obyek yang ada dalam ruang kelas dan
lingkungan sekolah akan tetapi dapat melalui media internet yang mampu mengakses informasi seluruh dunia. Selain itu alat-alat pendidikan juga perlu
disesuaikan dengan perkembangan teknologi supaya lulusan mampu bersaing di tingkat lokal, nasional, maupun global.
Pemerintah, dengan indikator kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan peraturan dari pemerintah dengan koefisien 0,58. Kemampuan sekolah
menyesuaikan diri dengan perubahan peraturan maupun kebijakan pemerintah
yang mendadak juga mempunyai pengaruh yang tinggi terhadap keefektifan organisasi. Kebijakan pemerintah di bidang pendidikan yang sering berubah
misalnya perubahan kurikulum, sistem penilaian dan evaluasi, mekanisme penganggaran, dll sering membingungkan kepala sekolah dan guru. Bagi sekolah
yang kurang siap terhadap perubahan menjadi kalang kabut sehingga mengganggu pencapaian keefektifan organisasi, sebaliknya bagi sekolah yang selalu siap
apabila terjadi perubahan maka tingkat keefektifan organisasinya tidak terlalu terganggu.
4.2.5.2 Struktur Organisasi