Pendekatan Teori pada Keefektifan Organisasi

2 Mereka selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan pelanggan. 3 Mereka memberi para pegawainya suatu tingkat otonomi yang tinggi dan memupuk semangat kewiraswastaan. 4 Mereka berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para pegawainya. 5 Para pegawai mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat aktif pada masalah di semua tingkat. 6 Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami. 7 Mereka mempunyai struktur organisasi yang luwes dan sederhana. 8 Mereka menggabungkan kontrol yang ketat dan desentralisasi untuk mengamankan nilai-nilai inti perusahaan dengan kontrol yang longgar di bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan resiko serta inovasi.

2.1.7 Pendekatan Teori pada Keefektifan Organisasi

Mengingat banyaknya ukuran untuk menilai keefektifan organisasi maka tidaklah mudah menjawab pertanyaan tentang apakah suatu sekolah efektif atau tidak karena tergantung dari kriteria yang digunakan. Ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan sebagai dasar menilai keefektifan organisasi antara lain yaitu pendekatan tujuan, pendekatan sistem, pendekatan konstituensi strategis, dan lain-lain. Menurut Cameron dalam Robbins 1994: 68 ada empat pendekatan yang bisa digunakan yaitu pendekatan pencapaian tujuan, pendekatan sistem, pendekatan konstituensi-strategis, dan pendekatan nilai-nilai bersaing. Keempat pendekatan tersebut masing-masing mempunyai kelemahan dan kekurangan, untuk memperoleh hasil yang maksimal maka pilihan pendekatan harus disesuaikan dengan kebutuhan. Pendekatan pencapaian tujuan menekankan penilaian keefektifan organisasi pada hasil pencapaian tujuan. Keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan merupakan sebuah ukuran yang tepat tentang keefektifan. Pendekatan pencapaian tujuan mengimplikasikan bahwa organisasi merupakan kesatuan yang dibuat dengan sengaja, rasional dan mencari tujuan, oleh karena itu keberhasilan pencapaian tujuan menjadi sebuah ukuran yang tepat terhadap keefektifan. Agar supaya pencapaian tujuan bisa menjadi ukuran yang sah dari keefektifan organisasi maka 1 organisasi harus mempunyai tujuan- tujuan akhir; 2 tujuan-tujuan tersebut harus diidentifikasi dan ditetapkan dengan baik agar dapat dimengerti; 3 tujuan-tujuan tersebut jangan terlalu banyak agar mudah dikelola; 4 harus ada konsensus atau kesepakatan umum mengenai tujuan itu; sehingga pada akhirnyakemajuan kearah tujuan tersebut harus dapat diukur. Permasalahan yang muncul dalam pendekatan ini adalah 1 siapa yang menentukan tujuan organisasi? 2 apakah tujuan resmi organisasi sudah mencerminkan tujuan yang sebenarnya; 3 tujuan jangka pendek sering berbeda dengan tujuan jangka panjang, mana yang harus didahulukan? 4 organisasi sering mempunyai tujuan majemuk Pendekatan sistem menyatakan bahwa penilaian keefektifan organisasi berdasarkan suatu kerangka kerja sistem, organisasi memperoleh input melakukan proses transformasi dan menghasilkan output. Dalam pendekatan ini tujuan akhir tidak diabaikan tetapi hanya dipandang sebagai suatu elemen di dalam kumpulan kriteria yang lebih kompleks. Pendekatan sistem menekankan pada kriteria yang akan meningkatkan kelangsungan hidup jangka panjang organisasi. Jadi pendekatan sistem fokusnya bukan pada tujuan akhir, akan tetapi berfokus pada cara yang dibutuhkan untuk pencapaian tujuan akhir. Pendekatan sistem mengimplikasikan bahwa sistem terdiri dari sub-sub bagian yang saling berhubungan, jika salah satu sub bagian mempunyai kinerja yang buruk maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja seluruh sistem tersebut. Permasalahan yang menonjol dari pendekatan sistem adalah, pengembangan alat ukur yang sah dan handal untuk mengukur variabel proses agaknya tidak mungkin, apapun yang digunakan akan dipertanyakan secara terus menerus. Di dalam pertandingan olahraga misalnya, yang diperhitungkan adalah kalah atau menang bukan bagaimana mereka memainkan pertandingan tersebut. Jika tujuan sudah tercapai apakah cara-caranya masih penting? karena bertanding sasarannya adalah menang bukan pergi bertanding tetapi kalah dengan baik. Pendekatan konstituensi-strategis mengemukakan bahwa organisasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi tuntutan dari konstituensi yang terdapat di dalam lingkungan organisasi tersebut yaitu konstituensi yang menjadi pendukung kelanjutan eksistensi organisasi tersebut. Pandangan ini sama dengan pandangan sistem tetapi penekanannya berbeda. Keduanya memperhitungkan adaya saling ketergantungan tetapi pandangan konstituensi-srategis hanya memperhatikan hal-hal di dalam lingkungan organisasi yang dapat mengancam kelangsungan hidup organisasi. Pendekatan konstituensi-strategis memandang organisasi secara berbeda. Organisasi diasumsikan sebagai arena politik tempat kelompok-kelompok yang berkepentingan, bersaing untuk mengendalikan sumber daya. Dalam konteks ini keefektifan organisasi menjadi sebuah penilaian sejauh mana keberhasilan organisasi dalam memenuhi tuntutan konstituensi kritisnya yaitu pihak-pihak yang menjadi tempat bergantung untuk kelangsungan hidup organisasi. Permasalahan yang muncul adalah tugas memisahkan konsituensi-strategis dari lingkungan yang lebih besar sulit dilaksanakan karena lingkungan berubah dengan cepat sehingga hal yang kemarin dianggap kritis oleh organisasi mungkin tidak lagi untuk hari ini. Pendekatan nilai-nilai bersaing dilakukan untuk memperoleh pengertian menyeluruh tentang keefektifan organisasi dengan cara mengidentifikasi seluruh variabel utama yang terdapat dalam bidang keefektifan organisasi kemudian mengetahui bagaimana variabel-variabel tersebut saling berhubungan. Tema utama yang mendasari pendekatan nilai-nilai bersaing adalah kriteria yang dinilai dan digunakan dalam menilai keefektifan organisasi bergantung pada siapa yang akan diwakili, sehingga tidak mengherankan kalau pemegang saham, serikat pekerja, pemasok, manajer, bagian pemasaran melihat organisasi yang sama tetapi menilai keefektifannya sangat berbeda-beda. Dasar penciptaan pendekatan nilai-nilai bersaing adalah karena tidak adanya kriteria terbaik untuk menilai keefektifan sebuah organisasi. Tidak ada tujuan tunggal yang dapat disetujui oleh semua orang, juga tidak ada konsensus yang menetapkan tujuan yang harus didahulukan, oleh karena itu keefektifan organisasi itu sendiri subyektif dan tujuan yang dipilih seorang penilai berdasarkan atas nilai-nilai pribadi, preferensi serta minatnya. Nilai-nilai bersaing secara nyata melangkah lebih jauh dari pada hanya sekedar pengakuan tentang adanya pilihan yang beraneka ragam. Tabel 2.3 Perbandingan Pendekatan Pencapaian Tujuan, Sistem, Konstituensi-Strategis, dan Nilai-nilai Bersaing pada Keefektifan Organisasi No PENDEKA TAN DEFINISI BERGUNA PADA SAAT Organisasi efektif sejauh.... Pendekatan lebih disukai saat.... 1. Pencapaian Tujuan Organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan Tujuan jelas, dibatasi waktu, dan dapat diukur 2. Sistem Organisasi memperoleh sumber yang dibutuhkan Ada hubungan yang jelas antara masukan dan keluaran 3. Konstituensi Strategis Semua konstituensi strategis paling tidak dipenuhi Konstituensi mempunyai pengaruh yang kuat terhadap organisasi dan organisasi harus menanggapi tuntutan-tuntutan 4. Nilai-nilai Bersaing Penekanan organisasi di keempat bidang utama sesuai dengan preferensi dari konstituen. Organisasi sendiri tidak jelas mengenai apa yang menjadi penekanannya atau mengenai minat dalam perubahan kriteria dalam jangka waktu tertentu. Sumber: Cameron yang diadaptasi oleh Robbins 1994: 84 Pendekatan tersebut mengasumsikan bahwa berbagai macam pilihan tersebut dapat dikonsolidasikan atau diorganisasi. Pendekatan nilai-nilai bersaing mengatakan, ada elemen umum yang mendasari setiap daftar kriteria keefektifan organisasi yang komprehensif dan elemen tersebut dapat dikombinasikan sedemikian rupa sehingga menciptakan kumpulan dasar nilai-nilai bersaing. Tiap- tiap kumpulan tersebut membentuk sebuah model nilai-nilai bersaing. Karena pendekatan model nilai-nilai bersaing meliputi tujuan maupun caranya maka model ini mampu mengatasi masalah yang timbul pada pendekatan pencapaian tujuan atau sistem. Perbandingan keempat pendekatan tentang keefektifan organisasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.3.

2.1.8 Membuat Nilai-Nilai Bersaing menjadi Operasional