Kerangka Berpikir KERANGKA TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

sekolah secara signifikan menghubungkan dengan prestasi siswa dalam model seluruh sekolah dan di dalam kelompok SES rendah. Karateristik-karakteristik proses diindikasikan oleh keterlibatan orang tua dan memaksimalkan waktu belajar secara signifikan memprediksi performan siswa pada kedua mata pelajaran tersebut. Keterlibatan orang tua dijelaskan dengan varian terbesar dari prestasi membaca rata-rata sekolah pada kelompok SES rendah. Secara keseluruhan proses sekolah nampak membuat suatu perbedaan pada prestasi siswa kelas lima sesudah pengawasan pada latar belakang keluarga siswa.

2.2 Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian-kajian para ahli itu, kerangka berpikir penelitian ini adalah bahwa pada era desentralisasi, strategi pembangunan pendidikan menengah telah mengalami pergeseran yang mendasar dari sistem pengelolaan pendidikan yang terpusat ke sistem pengelolaan pendidikan berbasis sekolah atau lebih dikenal dengan nama manajemen berbasis sekolah. Manajemen pendidikan harus lebih terbuka, akuntabel dapat mempertanggung-jawabkan semua kegiatannya, mengoptimalkan peran serta masyarakat dan orang tua, serta mengelola sumber daya sekolah dan lingkungannya untuk peningkatan prestasi siswa dan kualitas pendidikan. Desentralisasi pendidikan merupakan desentralisasi kewenangan pengambilan keputusan partisipatif di lingkungan sekolah, dalam pola baru sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola lembaganya. Mekanisme pengambilan keputusan partisipatif dilakukan dengan melibatkan seluruh stake holhers, yaitu dewan pendidikan, komite sekolah, pengawas, kepala sekolah, guru, orangtua, anggota masyarakat, dan siswa; sehingga menjamin keputusan yang berkualitas tinggi serta meningkatkan partisipasi masyarakat. Sejalan dengan meningkatnya kewenangan sekolah, struktur organisasi sekolah disesuaikan dengan membentuk Komite Sekolah, dengan tujuan menyalurkan aspirasi masyarakat, meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam melahirkan kebijakan program pendidikan, penyelenggaraan pendidikan, serta menciptakan transparansi, akuntabilitas dan demokratisasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Komite Sekolah juga berperan sebagai pemberi pertimbangan kebijakan; pendukung finansial, pemikiran dan tenaga; pengontrol untuk transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan; serta mediator antara pemerintah dengan masyarakat di sekolah. Dengan desentralisasi pendidikan dan manajemen berbasis sekolah diharapkan sekolah mampu menemukan celah-celah kemubaziran dengan prinsip keefektifan, yaitu pendayagunaan sumber daya yang ada dengan cara sebaik dan setepat mungkin, konsekuensinya sekolah harus menata ulang perencanaannya, termasuk penganggarannya dengan memberikan skala prioritas bagi aktivitas yang betul-betul mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kualitas hasil pendidikan di sekolah. Bukanlah pekerjaan yang mudah untuk menentukan skala prioritas tersebut karena dibutuhkan suatu teknik yang tepat dan akurat dengan cara mencari berbagai alternatif yang memungkinkan, melalui modifikasi variabel-variabel bebas yang mempengaruhi keefektifan organisasi sekolah. Untuk memperoleh penilaian yang komprehensif, penilaian keefektifan organisasi sekolah akan dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan nilai-nilai bersaing yang merupakan gabungan dari pendekatan sistem, pendekatan tujuan dan pendekatan konstituensi strtegis. Hubungan keempat pendekatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Pendekatan Penilaian Keefektifan Organisasi Berdasarkan kerangka teori maka disusun paradigma penelitian bahwa faktor-faktor determinan yang mempengaruhi keefektifan organisasi antara lain adalah struktur organisasi, budaya organisasi, lingkungan organisasi dan konflik organisasi. Secara lengkap paradigma penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.7. Keefektifan Organisasi Pendekatan Tujuan Pendekatan Sistem Pendekatan Konstituensi-Strategis Pendekatan Nilai-nilai Bersaing Internal-process Model Ketersediaan informasi dan stabilitas Human- Relation Model Tenaga kerja yang kohesif dan terampil k j Rational-goal Model Perencanaan, produktivitas dan efisiensi Open-System Model Fleksibilitas dan perolehan sumber Gambar 2.7 Paradigma Penelitian Faktor-Faktor Determinan Keefektifan Organisasi Pemerintah Formalisasi Standarisasi Pesaing Pelanggan Public Inisiatif Stagnasi Kegairahan Kekacauan Toleransi Dukungan manajemen Konflik Struktur Organisasi Keefektifan Organisasi Budaya Organisasi Lingku ngan Sentralisasi Pola Komunikasi Sistem Imbalan Spesialisasi Konfigurasi Ketersediaan informasi dan stabilitas Tenaga kerja yang kohesif dan terampil Fleksibilitas dan perolehan sumber Perencanaan, produktivitas dan efisiensi

2.3 Hipotesis