Analisis Konfirmatori Model Full SEM

Gambar 4.22 Diagram Alur Signifikansi Pengaruh Konflik Organisasi terhadap Keefektifan Organisasi

4.2.3 Analisis Konfirmatori Model Full SEM

Pada pengujian tahap ketiga dengan analisis faktor konfirmatori model full SEM menguji pengaruh serempak struktur organisasi, budaya organisasi, dan lingkungan organisasi terhadap keefektifan organisasi sedangkan konflik KONFLIK 0.00 X15 X16 X17 Y1 Y2 Y3 Y4 KO Q36 7.81 Q37 5.43 Q38 8.78 Q40 0.00 Q41 2.62 Q42 6,39 Q45 6.08 Q46 2.30 Q49 0.00 Q53 0.00 Q56 5,85 Q57 5.03 Chi-Square=40.85, df=49, P-value=0.78978, RMSEA=0.000 4.91 4.87 16.42 3.88 5.28 17.88 10.88 0.00 0.00 0.00 0.00 4.32 7.18 7.97 0.00 organisasi tidak diikutkan karena pada pengujian tahap kedua tidak signifikan. Hasil pengujian tahap ketiga menunjukkan bahwa model SEM tersebut mengalami masalah multikolinieritas yang sangat tinggi. Multikolinieritas yang sangat tinggi juga dapat dilihat dari nilai korelasi antara variabel struktur organisasi dengan budaya organisasi yaitu sebesar 0,98 0,90 yang biasanya menimbulkan masalah. Diagram alur model konseptual full SEM, model fit full SEM, dan signifikansi model fit full SEM dapat dilihat pada Gambar 4.23; Gambar 4.24; dan Gambar 4.25. Dalam penelitian-penelitian ilmu sosial permasalahan multikolinearitas sering terjadi, hal itu disebabkan karena dalam ilmu sosial tidak mungkin dilakukan pemisahan secara tegas antar variabel-variabelnya, biasanya antara variabel terdapat satu atau bahkan beberapa indikator yang menjadi variabel terukur indikator dari beberapa variabel sekaligus. Hal inilah yang akhirnya menyebabkan permasalahan multikolinearitas. Menurut Ghozali 2002 ada beberapa cara untuk mengobati permasalahan multikolinearitas, antara lain dengan cara 1 mengeluarkan satu atau lebih variabel bebas yang mempunyai korelasi tinggi; 2 model dengan variabel bebas yang mempunyai korelasi tinggi hanya semata-mata untuk prediksi, jangan mencoba untuk menginterpretasikan koefisien regresinya; 3 menggunakan korelasi sederhana antara setiap variabel bebas dan variabel terikatnya untuk memahami hubungan variabel bebas dan variabel terikat. Gambar 4.23 Diagram Alur Model Konseptual Full SEM SO 1.00 BO 1.00 LINGK 1.00 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 Y1 Y2 Y3 Y4 KO Q2 0.80 Q3 0.76 Q5 0.83 Q7 0.60 Q9 0.55 Q12 0.00 Q13 0.00 Q16 0.61 Q17 0.88 Q18 0.00 Q20 0.00 Q22 0.00 Q24 0.46 Q25 0.48 Q27 0.00 Q29 0.46 Q30 0.74 Q31 0.00 Q32 0.54 Q33 0.64 Q34 0.48 Q35 0.38 Q45 0.68 Q46 0.23 Q49 0.00 Q53 0.00 Q56 0.39 Q57 0.62 0.45 0.49 0.42 0.63 0.67 1.00 1.00 0.62 0.34 1.00 1.00 1.00 0.74 0.72 1.00 0.73 0.51 1.00 0.68 0.60 0.72 0.79 0.56 0.88 1.00 1.00 0.78 0.62 0.56 0.56 0.44 0.95 0.91 0.47 0.53 0.64 0.85 0.41 0.64 0.56 0.80 0.44 0.83 0.30 0.97 1.00 -0.24 0.74 0.48 0.93 0.79 0.85 Chi-Square=625.06, df=336, P-value=0.00000, RMSEA=0.066 Gambar 4.24 Diagram Alur Model Fit Full SEM Gambar 4. 25 Diagram Alur Signifikansi Model Fit Full SEM SO 1.00 BO 1.00 LINGK 1.00 X3 X4 X7 X8 X9 X11 X13 X14 Y1 Y4 KO Q12 0.00 Q13 0.00 Q20 0.00 Q22 0.00 Q24 0.47 Q25 0.47 Q29 0.00 Q32 0.53 Q33 0.65 Q34 0.49 Q35 0.36 Q45 0.67 Q46 0.26 Q56 0.39 Q57 0.62 Chi-Square=94.26, df=80, P-value=0.13168, RMSEA=0.030 1.00 1.00 1.00 1.00 0.73 0.73 1.00 0.68 0.59 0.71 0.80 0.57 0.86 0.78 0.61 0.51 0.84 0.51 0.72 0.64 0.56 0.75 0.61 0.97 1.00 3.38 -4.09 2.13 0.98 0.70 0.85 SO 0.00 BO 0.00 LINGK 0.00 X3 X4 X7 X8 X9 X11 X13 X14 Y1 Y4 KO Q12 0.00 Q13 0.00 Q20 0.00 Q22 0.00 Q24 6.21 Q25 6.71 Q29 0.00 Q32 6.23 Q33 6.71 Q34 5.59 Q35 7.09 Q45 6.00 Q46 2.11 Q56 4.81 Q57 5.24 Chi-Square=94.26, df=80, P-value=0.13168, RMSEA=0.030 19.29 9.50 20.95 21.58 5.92 22.51 7.87 11.46 5.08 9.94 0.00 0.00 5.97 4.86 7.57 6.81 9.50 8.27 11.08 13.53 0.00 -0.00 0.00 12.22 9.00 14.45 Berdasarkan pendapat tersebut, pada analisis model full SEM telah dilakukan modifikasi model berulang-ulang dengan mengeluarkan beberapa indikator dan variabel pengukuran sampai diperoleh model fit, akan tetapi hasilnya ternyata masih mengalami permasalahan multikolinearitas sehingga hasilnya hanya bisa digunakan untuk prediksi dan tidak dapat digunakan menginterpretasikan koefeisien regresinya muatan faktornya karena hasilnya akan bias. Selanjutnya interpretasi untuk menjelaskan pengaruh setiap variabel eksogen terhadap variabel eksogen dilakukan dengan menggunakan model struktural, yaitu pengaruh struktur organisasi terhadap keefektifan organisasi, pengaruh budaya organisasi terhadap keefektifan organisasi, serta pengaruh lingkungan organisasi terhadap keefektifan organisasi.

4.2.4 Paradigma Hasil Penelitian