Meningkatkan Pengelolaan Indikator Kunci Memperbaiki Persepsi Guru

5.2.4 Meningkatkan Pengelolaan Indikator Kunci

Upaya meningkatkan keefektifan organisasi melalui peningkatan pengelolaan indikator kunci yaitu indikator yang mempunyai koefisien di atas 0,50 dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1 Meningkatkan perhatian terhadap kritik dan tuntutan organisasi profesi pendidikanguru, tokoh pendidikan, dan akademisi. 2 Meningkatkan kemampuan bersaing dengan sekolah lain baik sekolah negeri maupun sekolah swasta yang ada di sekitarnya. 3 Meningkatkan kemampuan sekolah untuk menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan baru dari pemerintah misalnya perubahan kurikulum, perubahan sistem evaluasi, ujian sekolah, ujian nasional, sertifikasi guru, akreditasi sekolah, dll. 4 Memberikan dorongan kepada guru, tenaga kependidikan, serta siswa untuk bertindak agresif, inovatif, dan berani mengambil resiko. 5 Meningkatkan kemampuan menerapkan teknologi baru pada program- program pendidikan di sekolah. 6 Melibatkan guru, tenaga kependidikan, orang tua, komite sekolah dan stake holders yang lain dalam pengambilan keputusan di sekolah. 7 Memenuhi kebutuhan guru mata pelajaran, laboran, pustakawan, guru bimbingan karir, guru pembina OSIS, dll.

5.2.5 Memperbaiki Persepsi Guru

Dalam rangka meningkatkan keefektifan organisasi SMA Negeri di Kota Semarang, permasalahan persepsi guru juga perlu diwaspadai karena terjadi perubahan sehingga tidak sesuai dengan persepsi guru yang standar. Ada tiga variabel kuat yang diprediksikan mampu mengubah persepsi guru, yaitu kondisi sosial guru, kosmologi Jawa, dan era global. Berdasarkan prediksi tersebut, upaya memperbaiki persepsi guru supaya menjadi standar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1 Meningkatkan kesejahteraan guru antara lain memberikan tambahan insenstif, bantuan biaya pendidikan, tunjangan profesi, dan tunjangan kesejahteraan lain agar supaya guru dapat menjalankan tugasnya dengan tenang dan tidak terusik oleh kebutuhan hidup sehari-hari, saat ini walaupun gaji guru sudah mengalami peningkatan akan tetapi belum mampu mencukupi kebutuhan hidup minimal, disamping itu guru juga punya kewajiban untuk selalu meningkatkan kapasitasnya supaya dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kondisi seperti ini menjadikan guru tidak dapat konsentrasi guru dalam melaksanakan tugasnya. 2 Mendorong guru untuk mau menyampaikan konflik yang bersifat fungsional dapat memberikan sumbangan ide-ide baru dan lebih baik dan mengurangi rasa puas diri dalam organisasi secara profesional. Kepala sekolah juga harus menyikapi konflik secara profesional baik dalam pertemuan formal dan non formal, memahami bahwa konflik itu tidak selalu bersifat negatif tetapi ada juga yang bersifat fungsional apabila mampu menumbuhkan kreativitas individu. Walaupun hal ini tidak mudah dilakukan karena sekolah di Jawa Tengah sangat kental dengan adat Jawa tetapi pelan-pelan harus ditumbuhkan untuk memacu kreativitas individu dalam upaya meningkatkan keefektifan organisasi sekolah. 3 Meningkatkan kepribadian guru, sebagai pendidik guru harus komitmen pada tugasnya, dan tidak terperangkap dalam arus materialisme, mengingat era global telah mengubah peradaban manusia dengan kecenderungan sosial orientasi yang berlebihan terhadap materi, apabila guru tidak memiliki kepribadian yang kuat akan mudah terbawa arus materialisme.

5.2.6 Meningkatkan Persentase Lulusan yang diterima di Perguruan Tinggi