Karakteristik dan Kriteria Keefektifan Organisasi

yang dapat ditentukan oleh suatu proses yang turut menentukan pengaruh variabel bebas misalnya gaya kepemimpinan, motivasi anggota, dan persahabatan antar anggota.

2.1.6 Karakteristik dan Kriteria Keefektifan Organisasi

Owens 1991:307-308 menyampaikan hal-hal yang menentukan konsep keefektifan sekolah adalah sebagai berikut. 1 Apa saja yang akan dan dapat dilakukan oleh sekolah, misalnya tujuan utama adalah mengajar, kesuksesannya diukur dengan perkembangan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap; sekolah bertanggung jawab untuk menyediakan seluruh lingkungan tempat melaksanakan belajar-mengajar. 2 Karakteristik yang paling krusial bagi sekolah adalah sikap serta perilaku guru dan staf, bukan sarana prasarana seperti misalnya perpustakaan atau usia bangunan gedung. 3 Adapun yang paling penting, sekolah bertanggung jawab terhadap kesuksesan atau kegagalan prestasi akademik siswa. 4 Sekolah tidak diskriminatif terhadap siswa sehingga dalam proses belajar sekolah menghormati dan memperlakukan sama pada semua siswa tanpa melihat perbedaan etnik, jenis kelamin, latar belakang keluarga dan budaya, atau penghasilan keluarga, masyarakat dari keluarga miskin tidak membutuhkan kurikulum yang berbeda, juga tidak ada alasan gagal untuk belajar ketrampilan dasar. Owens juga menyatakan bahwa penelitian keefektifan sekolah disarankan meningkatkan keterlibatkan guru dan tenaga kependidikan lain dalam pengambilan keputusan, mengembangkan peluang bagi perencanaan kolaborasi. Perubahan strategi yang fleksibel akan mencerminkan kepribadian yang unik bagi masing-masing sekolah, tujuannya adalah mengubah budaya sekolah, proses mewajibkan anggota staf untuk memikul tanggung jawab bagi perbaikan sekolah, kewenangan memenuhi kebutuhan, merancang program instruksional sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan pendidikan siswanya. Pada mulanya penelitian keefektifan sekolah segera menyita pengembangan program-program dasar perbaikan kinerja sekolah yang sedang berjalan. Sayangnya beberapa penelitian tentang keefektifan sekolah hanya menekankan pada interpretasi yang relatif sederhana yaitu lima sampai enam formulakarakteristik. Keefektifan sekolah melesat dengan pesan awal karena hanya menggunakan karakteristik berikut: kepemimpinan yang kuat dari kepala sekolah; harapan yang tinggi bagi prestasi siswa dalam bagian bagi guru dan anggota staf yang lain; menekankan pada ketrampilan dasar; lingkungan yang teratur; evaluasi siswa yang sistematik dan berkali-kali; meningkatkan waktu untuk tugas mengajar dan belajar. Purkey dan Smith dalam Owens 1991: 309-310 dari laporan hasil penelitian, mengidentifikasi tiga belas karakteristik keefektifan sekolah. Mereka membagi dalam dua kelompok, kelompok pertama yang terdiri dari sembilan karakteristik dapat diimplementasikan secepatnya dengan biaya minimal melalui kegiatan adminitrasi sedangkan kelompok kedua terdiri dari empat karakteristik yang dianggap kurang krusial yang relatif mudah dan tidak perlu segera dilaksanakan. Adapun karakteristik-karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. Kelompok Pertama 1 Manajemen di lingkungan sekolah dan pengambilan keputuan yang demokratis, setiap individu di sekolah didorong untuk memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap pemecahan masalah pendidikan yang ada. 2 Dukungan dari pemerintah daerah untuk peningkatan kapasitas sekolah untuk mengidentifikasi dan memecahkan permasalahan pendidikan yang signifikan, hal ini termasuk mengurangi pengawasan dan peran manajemen dari orang- orang di kantor pusat, sementara mendukung dan mendorong peningkatan kepemimpinan dan pemecahan masalah kolaboratif di tingkat sekolah. 3 Kepemimpinan yang kuat, mungkin disediakan oleh tenaga administrasi atau oleh tim terpadu dari tenaga adminitrasi, guru, dan lainnya. 4 Stabilitas staf, untuk memfasilitasi pengembangan memperkuat pertautan cohesivness budaya sekolah. 5 Merancang kurikulum yang tepat serta memperhatikan kebutuhan pendidikan siswa secara keseluruhan dan meningkatkan waktu untuk belajar akademik. 6 Mengembangkan staf yang merupakan rantai organisasi sekolah dan kebutuhan instruksional dengan kebutuhan bahwa guru merasa diperhatikan. 7 Orang tua siswa dilibatkan dalam mendukung penyelesaian pekerjaan-rumah, kehadiran, dan disiplin. 8 Sekolah mengakui keberhasilan akademik keduanya dalam rangka meningkatkan prestasi akademik dan standar pencapaian yang excellent. 9 Penekanan waktu belajar mengajar, sebagai contoh, mengurangi interupsi dan kekacauan atau gangguan, tekanan pada keunggulan difokuskan pada upaya belajar dan menata ulang kegiatan pembelajaran. Kelompok Kedua 1 Perencanaan yang kolaboratif dan hubungan yang kolegial akan meningkatkan rasa persatuan, mendorong sharing pengetahuan dan ide-ide, dan membantu perkembangan konsensus diantara mereka di sekolah. 2 Memupuk rasa persatuan untuk mengurangi rasa terasingnya guru dan siswa dan menguatkan rasa kebersamaan. 3 Tujuan bersama yang jelas dan harapan prestasi yang tinggi, muncul dari kolaborasi, kolegial, dan rasa persatuan yang membantu menyatukan mereka dalam organisasi. 4 Tertib dan disiplin memperlihatkan keseriusan dan tujuan penuh sekolah seperti komunitas orang, siswa, guru, staf dan orang dewasa yang lain, berkumpul bersama dengan persetujuan besama atas tujuan bersama, kolabirasi dan konsensus. Tabel 2.2 Kriteria tentang Keefektifan Organisasi No. Kriteria No. Kriteria 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Keefektifan keseluruhan Produktivitas Efisiensi Laba Kualitas Kecelakaan Pertumbuhan 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. Perencanaan dan penetapan tujuan Konsensus tentang tujuan Internalisasi tujuan organisasi Konsensus tentang tujuan Ketrampilan interpersonal manajerial Ketrampilan manajerial Manajemen informasi dan komunikasi 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. Ketidak-hadiran Pergantian pegawai Kepuasan kerja Motivasi Moralsemangat juang Kontrol Konfliksolidaritas Fleksibilitaspenyesuaian 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. Kesiapan Pemanfaatan lingkungan Evaluasi pihak luar Stabilitas Nilai sumber daya manusia Partisipasi dan pengaruh yang digunakan bersama Penekanan pada pelatihan dan pengembangan Penekanan pada kinerja Sumber: Robbins 1994: 55 Robbins 1994 mengidenfikasi tiga puluh kriteria yang dapat mengukur keefektifan organisasi seperti pada Tabel 2.2. Akan tetapi, jarang sekali penelitian yang menggunakan kriteria majemuk, kriteria itu sendiri berkisar antara ukuran- ukuran umum seperti kualitas dan moral sampai pada faktor-faktor yang lebih khusus seperti misalnya tingkat kecelakaan serta ketidak-hadiran. Banyaknya kriteria keefektifan organisasi adalah karena beraneka- ragamannya organisasi yang dievaluasi dan minat penilai yang berbeda-beda. Akan tetapi keseluruhan kriteria tersebut tidak semuanya relevan bagi semua organisasi, pasti beberapa diantaranya lebih penting dibandingkan yang lain. Menurut Krech, Cruthfied dan Ballachey dalam Danim 2004:119 mengatakan bahwa secara umum kriteria atau ukuran keefektifan kelompok adalah sebagai berikut. 1 Jumlah hasil yang bisa dikeluarkan oleh kelompok berupa kuatintas dalam bentuk fisik, ratio antara input dan output, usaha dengan hasil, dan persentase pencapaian program kerja. 2 Tingkat kepuasan yang diperoleh oleh anggota kelompok. Kepuasan itu sukar diukur dan bervariasi untuk masing-masing kelompok misalnya guru, staf dan tata usaha. Karakteritik kepuasan anggota kelompok tercermin dari keterbukaan berkomunikasi antar anggota, kerajinan, tidak terlalu “perhitungan” dalam bekerja, berkurangnya keluhan, berkurangnya pembicaraan tentang kelemahan atasan dan kebutuhan rekan sekerja, tingkat kehadiran tinggi, Ukuran keefektifan ini bias kuantitatif atau kualitatif. 3 Produk kreatif kelompok yaitu kemampuan kelompok menumbuhkan kreativitas anggota. Cara kerja seseorang merupakan seni atau kiat art yang berbeda-beda pada setiap individu jadi tidak sepenuhnya dapat dituangkan ke dalam format khusus sehingga tuntutan akan konformitas yang berlebihan dapat menjadi boomerang organisasi. 4 Intensitas emosi yang dicapai oleh seseorang karena dia menjadi anggota kelompok. Hal ini diukur dengan ketaatan yang lebih tinggi atau rasa memiliki dengan kadar yang lebih tinggi karena termasuk kelompok yang ikut berjuang untuk memilikinya. Misalnya merawat, menyimpan, menggunakan semua fasilitas secara benar. Menurut Peters dan Waterman dalam Robbins 1994: 57 yang mengkaji 42 perusahaan yang dikelola dengan baik, sangat efektif atau excellent mereka menemukan 8 karakteristik umum yang selanjutnya menjadi semacam firman yang jika dapat dicapai bisa menjadi penentu keefektifan organisasi. Adapun karakteristik tersebut adalah sebagai berikut. 1 Mereka mempunyai bias terhadap tindakan dan penyelesaian pekerjaan. 2 Mereka selalu dekat dengan para pelanggan agar dapat mengerti secara penuh kebutuhan pelanggan. 3 Mereka memberi para pegawainya suatu tingkat otonomi yang tinggi dan memupuk semangat kewiraswastaan. 4 Mereka berusaha meningkatkan produktivitas lewat partisipasi para pegawainya. 5 Para pegawai mengetahui apa yang diinginkan perusahaan dan para manajer terlibat aktif pada masalah di semua tingkat. 6 Mereka selalu dekat dengan usaha yang mereka ketahui dan pahami. 7 Mereka mempunyai struktur organisasi yang luwes dan sederhana. 8 Mereka menggabungkan kontrol yang ketat dan desentralisasi untuk mengamankan nilai-nilai inti perusahaan dengan kontrol yang longgar di bagian-bagian lain untuk mendorong pengambilan resiko serta inovasi.

2.1.7 Pendekatan Teori pada Keefektifan Organisasi