Dimensi pesaing mempunyai dua indikator yang signifikan, yaitu kemampuan bersaing dengan sekolah lain; dan kemampuan menerapkan teknologi
baru. Hal ini berarti bahwa kemampuan sekolah bersaing dengan sekolah lain negeri maupun swasta yang ada di sekitarnya, serta kemampuan sekolah dalam
menerapkan tenologi baru di sekolah, secara signifikan menginterpretasikan dimensi pesaing.
Dimensi public pressure mempunyai dua indikator yang signifikan, yaitu perhatian terhadap kritik dari tokoh pendidikan; dan kemampuan menyelesaikan
tuntutan organisasi profesi pendidikanguru. Hal ini berarti bahwa kemampuan sekolah dalam memperhatikan kritik dari tokoh pendidikan dan akademisi, serta
kemampuan sekolah untuk menyelesaikan tuntutan dari organisasi profesi guru atau organisasi pendidikan, secara signifikan menginterpretasikan dimensi public
pressure .
4.2.1.4 Analisis Faktor Konfirmatori Konflik Organisasi
Konflik organisasi mempunyai tiga dimensi serta tujuh indikator. Hasil pengujian tahap pertama menunjukkan bahwa ketiga dimensi yaitu kekacauan, stagnasi, dan
kegairahan semua didukung data empiris. Indikator yang didukung data empiris ada enam, yaitu situasi sekolah kacau, semrawut; situasi sekolah kondusif dan
kooperatif; hubungan antar personal; kemampuan sekolah melakukan inovasi; semangat individu dalam pembelajaran; serta setiap personal kritis terhadap diri
sendiri. Diagram alur model konseptual dan model fit dari konflik organisasi dapat dilihat pada Gambar 4.11 dan Gambar 4.12.
Gambar 4. 11 Diagram Alur Model Konseptual Konflik Organisasi
Gambar 4.12 Diagram Alur Model Fit Konflik Organisasi
KONFLIK
1.00
X15
X16
X17
Q36
0.75
Q37
0.32
Q38
0.72
Q39
0.66
Q40
0.73
Q41
0.02
Q42
0.88
Chi-Square=17.02, df=11, P-value=0.10742, RMSEA=0.052
0.50 0.82
0.53
0.58 0.52
0.99 0.35
0.78 1.21
0.58
KONFLIK
1.00
X15
X16
X17 Q36
0.69
Q37
0.45
Q38
0.66
Q40
0.00
Q41
0.03
Q42
0.88
Chi-Square=8.61, df=7, P-value=0.28221, RMSEA=0.034
0.56 0.74
0.59
1.00 0.99
0.35 0.76
0.64 0.60
Dimensi kekacauan mempunyai tiga indikator yang semuanya signifikan, yaitu situasi sekolah kacau, semrawut; situasi sekolah kondusif dan kooperatif;
hubungan antar personal. Hal ini berarti bahwa situasi sekolah kacau, semrawut, tata tertib tidak diperhatikan atau sebaliknya tertib dan teratur, situasi sekolah
kondusif dan kooperatif, serta keharmonisan hubungan antar personal di sekolah, secara signifikan menginterpretasikan dimensi kekacauan.
Dimensi stagnasi mempunyai dua indikator, yaitu situasi sekolah apatis, stagnan; kemampuan sekolah melakukan inovasi. Pada model awal dimensi stagnasi tidak
signifikan karena muatan faktornya 1,21 1,00. Untuk meningkatkan signifikansi dimensi ini maka salah satu indikatornya, yaitu situasi sekolah apatis,
stagnan dikeluarkan dari model. Hal ini berarti bahwa situasi sekolah apatis, stagnan, dan kurang tanggap terhadap perubahan; atau sebaliknya dinamis dan
berkembang, tidak signifikan menginterpretasikan dimensi stagnasi. Indikator yang signifikan adalah kemampuan sekolah melakukan inovasi dan
mengembangkan menemukan gagasan atau ide-ide baru, secara signifikan menginterpretasikan dimensi stagnasi.
Dimensi kegairahan mempunyai dua indikator yang signifikan, yaitu semangat individu dalam pembelajaran; setiap personal kritis terhadap diri sendiri. Hal ini
berarti bahwa semangat siswa, guru, dan tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas masing-masing, serta kemampuan sekolah memenuhi
tuntutan dan harapan prestasi dari siswa, orang tua, pemerintah, dan pasar kerja, secara signifikan menginterpretasikan dimensi kekacauan.
4.2.1.5 Analisis Faktor Konfirmatori Keefektifan Organisasi