Kertas Lakmus INDIKATOR ASAM DAN BASA

46 Mari BIAS 1 Cara Kerja: 1. Gunting masing-masing kertas lakmus merah dan biru ± 0,5 cm, kemudian letakkan pada lekukan plat tetes. Tetesi kertas lakmus, amati apakah terjadi perubahan. Catatlah hasil pengamatanmu. 2. Lanjutkan percobaan dengan menguji larutan-larutan lain yang tersedia. Amati dan catatlah hasil pengamatanmu. Pertanyaan: 1. Larutan manakah yang berubah warna menjadi merah? 2. Larutan manakah yang berubah warna menjadi biru? 3. Nyatakan kesimpulanmu di buku kerjamu.

2. Larutan Indikator

Larutan indikator asam-basa adalah zat-zat warna yang mempunyai warna berbeda dalam larutan yang bersifat asam, basa, atau netral. Di laboratorium, indikator yang sering digunakan adalah larutan indikator PP phenolphtalin, metil merah, dan metil jingga. Warna indikator tersebut dalam larutan asam, basa, dan netral ditunjukkan pada Tabel 3.3. Untuk mengidentifikasi larutan asam, basa, atau netral dengan menggunakan larutan indikator, lakukan kegiatan berikut. Sebelum- nya bentuklah kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan. Indikator Larutan asam Larutan basa Larutan netral Phenolphtalin PP Metil merah MM Metil jingga MJ merah muda kuning kuning tidak berwarna kuning kuning tidak berwarna merah merah Tabel 3.3 Warna Larutan Indikator Asam-Basa Tujuan: Mengidentifikasi dan mengelompokkan larutan yang bersifat asam, basa, atau netral dengan menggunakan larutan indikator. Alat dan Bahan: - Pipet tetes - Tabung reaksi bernomor sebanyak sembilan buah - Rak tabung reaksi - Air suling akuades - Larutan cuka - Air sabun - Air kapur - Air abu jerami - Larutan gula Klasifikasi Zat 47 - Air buah jeruk - Larutan asam klorida - Larutan garam dapur natrium klorida - Larutan soda api natrium hidroksida - Indikator phenolphtalin PP - Indikator metil merah MM - Indikator metil jingga MJ Cara Kerja: 1. Siapkan sembilan buah tabung reaksi yang bersih pada rak tabung reaksi. 2. Dengan menggunakan gelas ukur, masukkan 0,5 ml larutan cuka ke dalam masing-masing tabung reaksi no. 1–3. 3. Dengan cara yang sama masukkan 0,5 ml air kapur ke dalam masing-masing tabung reaksi no. 4–6; masukkan 0,5 ml air suling akuades ke dalam masing-masing tabung reaksi no. 7–9. 4. Tambahkan dua tetes larutan phenolphtalin PP ke dalam tabung no. 1, 4, dan 7. 5. Tambahkan dua tetes larutan metil merah MM ke dalam tabung reaksi no, 2, 5, dan 8. 6. Tambahkan dua tetes larutan metil jingga MJ ke dalam tabung reaksi no. 3, 6, dan 9. 7. Amati dan catat hasil pengamatanmu. 8. Dengan cara yang sama, uji larutan-larutan lain dan catat hasil pengamatanmu ke dalam tabel di buku kerjamu. 9. Kelompokkan larutan-larutan yang diuji menurut sifatnya kemudian masukkan ke dalam tabel di buku kerjamu. Pertanyaan: Berdasarkan hasil pengamatanmu, apa yang dapat kamu simpulkan dari kegiatan di atas? Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu.

3. Indikator Alami

Tumbuh-tumbuhan dapat dimanfaatkan sebagai indikator asam-basa, contoh: mahkota bunga bunga sepatu, bugenvil, dan mawar, kunyit, kubis ungu, dan kulit manggis. Ekstrak bahan- bahan itu dapat memberikan warna yang berlainan dalam larutan asam maupun larutan basa. Sebagai contoh, cobalah haluskan kulit manggis, kemudian tambahkan sedikit air. Warna kulit manggis dalam keadaan netral adalah ungu. Kemudian ekstrak kulit manggis dibagi dua dan masing-masing diteteskan ke dalam larutan asam dan larutan basa. Dalam larutan asam, terjadi perubahan warna dari ungu menjadi kemerah-merahan, sedangkan dalam larutan basa terjadi perubahan warna dari ungu menjadi biru kehitaman. Dengan demikian, ekstrak kulit manggis dapat digunakan sebagai indikator alami. Mahkota bunga dapat digunakan sebagai indi- kator pencemaran ling- kungan. Jika warna mah- kota bunga berubah tidak seperti layaknya, kemung- kinan di tempat itu telah tercemar zat kimia yang bersifat asam atau basa.