Mengelompokkan Makhluk hidup dalam Tingkatan Klasifikasi

146 Mari BIAS 1

2. Sejarah Klasifikasi

Aristoteles 384–322 M adalah tokoh klasifikasi di zaman Yunani Kuno. Beliau menulis hasil pengamatannya dan menghasil- kan bagan klasifikasi. Klasifikasi Aristoteles mencakup 500 hewan dan membaginya dalam kelompok besar berdasarkan darah merah sebagian besar vertebrata dan tak berdarah merah sebagian besar hewan-hewan tak bertulang belakang. Aristoteles memakai ciri-ciri embriologi, tingkah laku, dan ekologi untuk mengklasifikasi organisme, serta ciri-ciri struktur dan morfologi. Aristoteles ka- dang-kadang tidak konsisten dalam melakukan klasifikasi, misalnya membagi makhluk hidup dalam kelompok terestrial organisme darat dan akuatik air. Sejak ditemukannya makhluk hidup baru oleh peneliti-peneliti, klasifikasi Aristoteles digantikan oleh bagan klasifikasi yang baru. Bagan klasifikasi yang biasa digunakan saat ini adalah sistem binomial nomenclatur. Sistem ini disusun oleh Linnaeus 1707– 1778 dan dipublikasikan pada tahun 1735. Klasifikasi Linnaeus ini sangat menarik karena sangat fleksibel untuk menyerapmenerima spesies baru hasil penelitian terakhir. Oleh karena itu, dia dianggap sebagai Bapak Klasifikasi Gambar 9.7. Pada sistem klasifikasi Linnaeus, bahasa latin digunakan secara universal untuk memberi nama organisme dan kelompoknya. Para ahli biologi yang pertama kali mendeskripsikan suatu organisme namanya berhak diabadikan di akhir nama organisme yang ditemukan. Dalam bukunya, nama Linnaeus dipakai sebagai nama makhluk hidup yang ditemukan oleh Linnaeus. Jadi, namanya diabadikan di akhir nama spesies yang ditemukan disingkat ‘L’.

3. Proses Klasifikasi

Para ahli biologi saat ini masih merujuk pada buku Systema Naturae Sistem Alam tahun 1750 karangan Carollus Linnaeus sebagai dasar untuk melakukan klasifikasi. Proses klasifikasi memerlukan tahap-tahap, yaitu pencandraan identifikasi, penge- lompokan, dan pemberian nama.

a. Identifikasi

Setiap jenis makhluk hidup yang baru ditemukan harus diidentifikasi lebih dahulu. Identifikasi adalah cara untuk mengenal suatu organisme dengan mendeskripsikan ciri-cirinya. Identifikasi sebaiknya dilakukan dengan cermat dan teliti dari ciri-ciri yang mudah diamati, yaitu ciri-ciri morfologi penampakan luarnya, anatomi, dan fisiologinya. Ciri-ciri morfologi pada tumbuhan, antara lain jumlah benang sari, jumlah helaian mahkota dan kelopak bunga, bentuk tumbuhan, sistem percabangan batang, bentuk daun, dan penampakan batang. Adapun ciri-ciri morfologi pada hewan, antara lain pembagian bagian tubuh kepala, leher, perut, jumlah anggota gerak kaki dan tangan, bentuk tubuh, dan penutup tubuh. S Gambar 9.7 Carollus Linnaeus mengenalkan metode klasifikasi makhluk hidup dengan sistem binomial nomenclatur Sumber: Jendela Iptek, 2001 Sumbangan Besar Carollus Linnaeus Linnaeus menerapkan sistem binomial nomen- clatur atau tata nama ganda sebagai dasar sistem klasifikasi modern. Linnaeus melakukan ekspedisi dan menemukan 7.700 spesies tumbuhan dan 4.400 spesies hewan yang kemudian distanda- risasi dan diterapkan dalam sistem binomial nomenclatur. Linnaeus mengambil lambang dan dari formasi sebagai simbol jantan dan betina.