Partikel-Partikel pada Gas PARTIKEL ZAT

Wujud Zat 67 Teori-teori partikel yang kita pelajari dapat menjelaskan perubahan wujud zat, misalnya ketika es batu mencair saat dipanas- kan. Pada saat dipanaskan terjadi penambahan energi pada partikel- partikel, sehingga partikel-partikel bergerak lebih cepat. Akibatnya jarak antarpartikel makin jauh. Pada suhu tertentu gaya tarik- menarik antar partikel lemah, sehingga partikel-partikel itu berpin- dah tempat. Dengan demikian, es batu mencair menjadi air.

C. KOHESI DAN ADHESI

Seperti telah diterangkan dalam partikel zat, bahwa antarpar- tikel ada gaya tarik-menarik. Gaya tarik-menarik itu ada dua, yaitu kohesi dan adhesi. 1. Kohesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel-partikel yang sejenis. Misalnya gaya tarik-menarik antarpartikel air; gaya tarik menarik antarpartikel kaca. 2. Adhesi adalah gaya tarik-menarik antarpartikel yang tidak sejenis. Misalnya, gaya tarik-menarik antara partikel cat dengan partikel tembok; gaya tarik-menarik antara partikel kapur tulis dengan partikel papan tulis. Kohesi dan adhesi berpengaruh terhadap persinggungan zat padat dan zat cair, sehingga menyebabkan bentuk permukaan zat cair berbeda-beda.

1. Meniskus Cekung dan Meniskus Cembung

Adanya adhesi dan kohesi dari zat cair dalam sebuah tabung bisa menyebabkan bentuk permukaan meniskus baik cekung ataupun cembung dalam tabung tersebut. Untuk membedakan antara adhesi dan kohesi dapat kamu amati pada permukaan air atau raksa jika masing-masing dimasuk- kan ke dalam wadah kaca. Pada saat air dimasukkan pada wadah kaca, permukaan air akan mencekung. Hal itu terjadi karena gaya adhesi air–kaca lebih kuat daripada gaya kohesi air. Akibatnya, air tertarik ke kaca. Itulah sebabnya air bersifat membasahi kaca. Jelaskan melalui teori partikel perubahan zat berikut ini. 1. Air menjadi es zat padat. 2. Air menjadi uap. Tujuan belajarmu adalah dapat: membedakan kohesi dan adhesi berdasar- kan pengamatan; mengaitkan peristiwa kapilaritas, dalam peristiwa kehidupan sehari-hari. Tujuan Pembelajaran S Gambar 4.5 Air dalam tabung reaksi menghasilkan me- niskus cekung 68 Mari BIAS 1 Ketika wadah kaca diisi raksa, permukaan raksa akan mencembung. Hal itu terjadi karena gaya adhesi raksa–kaca lebih lemah daripada gaya kohesi raksa. Itulah sebabnya raksa bersifat tidak membasahi kaca. Sifat raksa yang demikian dimanfaatkan pada termometer. Tahukah kamu mengapa demikian? Untuk lebih memahami bentuk permukaan zat cair dalam tabung reaksi, coba kamu melakukan kegiatan berikut secara berkelompok. Sebelumnya bentuklah satu kelompok yang terdiri 4 siswa; 2 laki-laki dan 2 perempuan. S Gambar 4.6 Raksa dalam tabung reaksi menghasilkan me- niskus cembung S Gambar 4.7 Kapilaritas air air Cara Kerja: 1. Masukkan air ke dalam tabung reaksi I dan raksa ke dalam tabung reaksi II. 2. Amati dari atas tabung permukaan air dalam tabung reaksi I dan raksa pada tabung II. Pertanyaan: 1. Bagaimanakah bentuk permukaan air pada tabung I? 2. Bagaimanakah bentuk permukaan raksa pada ta- bung II? 3. Bagaimanakah perbedaan bentuk permukaan air dan permukaan raksa pada tabung reaksi? 4. Nyatakan kesimpulanmu dalam buku kerjamu. Tujuan: Mengetahui menikus cekung dan menikus cembung. Alat dan Bahan: – Tabung reaksi 2 buah – Air – Raksa

2. Kapilaritas

Adanya kohesi dan adhesi pada benda dapat menimbulkan kapilaritas. Apa yang dimaksud kapilaritas? Untuk lebih jelasnya, perhatikan uraian berikut. Pipa kapiler adalah pipa yang berdiameter sangat kecil sekitar 1 mm. Jika pipa kapiler dimasukkan ke suatu wadah berisi air, permukaan air dalam pipa kapiler akan naik. Hal itu karena di dalam pipa kapiler terjadi gaya adhesi pipa–air lebih kuat daripada gaya kohesi air. Jika pipa kapiler dimasukkan ke suatu wadah berisi raksa, permukaan raksa dalam pipa kapiler akan turun. Hal itu karena di dalam pipa kapiler terjadi gaya adhesi pipa–raksa lebih lemah daripada gaya kohesi raksa.