Makhluk Hidup
145
Nama umum organisme diawali dengan huruf kapital, se- dangkan nama spesies tidak. Kedua kata itu ditulis miring atau
digarisbawahi.
c. Mengelompokkan Makhluk hidup dalam Tingkatan Klasifikasi
Dalam klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan dalam tingkatan-tingkatan. Tingkatan paling atas terdiri dari makhluk
hidup dengan persamaan ciri yang lebih umum. Makin ke bawah tingkatannya makin khusus persamaan ciri-cirinya.
d. Taksonomi dan Sistem Taksa
Makhluk-makhluk hidup diberi nama dan ditempatkan dalam suatu kelompok berdasarkan hasil pengamatan ciri-ciri khas yang
tampak. Nama kelompok klasifikasi disebut takson jamak-taksa.
Ilmu yang mempelajari tata cara pengelompokan disebut taksono- mi. Takson terendah dan paling khusus adalah spesies, sedangkan
takson yang paling tinggi dan lebih inklusif umum adalah king- dom. Tingkatan kingdom sampai spesies ditentukan berdasarkan
persamaan ciri makhluk hidup yang paling umum ke ciri yang paling khusus. Taksa telah distandarisasi dan dibakukan di seluruh dunia,
oleh International Code of Botanical Nomenclature dan Interna- tional Committee on Zoological Nomenclature.
Kategori-kategori yang umum digunakan sebagai berikut.
Spesies
kelompok makhluk hidup yang dapat melakukan perkawinan untuk menghasilkan keturunan yang
fertil. Beberapa spesies dibagi-bagi lagi menjadi subs-pesies atau varietas.
Genus
sebuah kelompok spesies-spesies yang mempunyai persamaan dan berhubungan dekat.
Famili
sebuah kelompok dari genus-genus yang jelas ber- hubungan dekat.
Ordo
sebuah kelompok dari famili-famili yang jelas berhubungan dekat.
Kelas
sebuah kelompok dari ordo-ordo dalam satu filum.
Filum
sebuah kelompok makhluk hidup dengan rancangan yang sama atau tingkatan takson tertinggi di dunia.
Divisi
organisme yang jelas berhubungan dekat atau tingkatan takson tertinggi di dunia.
Kingdom
kelompok terbesar dan paling umum, misal tum- buhan, hewan, atau jamur.
Beberapa taksa mempunyai ukuran yang sangat besar dan rumit. Hal itu dapat diatasi dengan adanya kelompok subdivisi,
misalnya subfilum dan subkelas.
146
Mari BIAS 1
2. Sejarah Klasifikasi
Aristoteles 384–322 M adalah tokoh klasifikasi di zaman Yunani Kuno. Beliau menulis hasil pengamatannya dan menghasil-
kan bagan klasifikasi. Klasifikasi Aristoteles mencakup 500 hewan dan membaginya dalam kelompok besar berdasarkan darah merah
sebagian besar vertebrata dan tak berdarah merah sebagian besar hewan-hewan tak bertulang belakang. Aristoteles memakai ciri-ciri
embriologi, tingkah laku, dan ekologi untuk mengklasifikasi organisme, serta ciri-ciri struktur dan morfologi. Aristoteles ka-
dang-kadang tidak konsisten dalam melakukan klasifikasi, misalnya membagi makhluk hidup dalam kelompok terestrial organisme
darat dan akuatik air. Sejak ditemukannya makhluk hidup baru oleh peneliti-peneliti, klasifikasi Aristoteles digantikan oleh bagan
klasifikasi yang baru.
Bagan klasifikasi yang biasa digunakan saat ini adalah sistem binomial nomenclatur. Sistem ini disusun oleh Linnaeus 1707–
1778 dan dipublikasikan pada tahun 1735. Klasifikasi Linnaeus ini sangat menarik karena sangat fleksibel untuk menyerapmenerima
spesies baru hasil penelitian terakhir. Oleh karena itu, dia dianggap sebagai Bapak Klasifikasi Gambar 9.7.
Pada sistem klasifikasi Linnaeus, bahasa latin digunakan secara universal untuk memberi nama organisme dan kelompoknya.
Para ahli biologi yang pertama kali mendeskripsikan suatu organisme namanya berhak diabadikan di akhir nama organisme
yang ditemukan. Dalam bukunya, nama Linnaeus dipakai sebagai nama makhluk hidup yang ditemukan oleh Linnaeus. Jadi, namanya
diabadikan di akhir nama spesies yang ditemukan disingkat ‘L’.
3. Proses Klasifikasi
Para ahli biologi saat ini masih merujuk pada buku Systema Naturae Sistem Alam tahun 1750 karangan Carollus Linnaeus
sebagai dasar untuk melakukan klasifikasi. Proses klasifikasi memerlukan tahap-tahap, yaitu pencandraan identifikasi, penge-
lompokan, dan pemberian nama.
a. Identifikasi
Setiap jenis makhluk hidup yang baru ditemukan harus diidentifikasi lebih dahulu. Identifikasi adalah cara untuk mengenal
suatu organisme dengan mendeskripsikan ciri-cirinya. Identifikasi sebaiknya dilakukan dengan cermat dan teliti dari ciri-ciri yang
mudah diamati, yaitu ciri-ciri morfologi penampakan luarnya, anatomi, dan fisiologinya.
Ciri-ciri morfologi pada tumbuhan, antara lain jumlah benang sari, jumlah helaian mahkota dan kelopak bunga, bentuk tumbuhan,
sistem percabangan batang, bentuk daun, dan penampakan batang. Adapun ciri-ciri morfologi pada hewan, antara lain pembagian
bagian tubuh kepala, leher, perut, jumlah anggota gerak kaki dan tangan, bentuk tubuh, dan penutup tubuh.
S Gambar 9.7 Carollus
Linnaeus mengenalkan metode klasifikasi makhluk
hidup dengan sistem binomial nomenclatur
Sumber: Jendela Iptek, 2001
Sumbangan Besar Carollus Linnaeus
Linnaeus menerapkan sistem binomial nomen-
clatur atau tata nama ganda sebagai dasar
sistem klasifikasi modern. Linnaeus melakukan
ekspedisi dan menemukan 7.700 spesies tumbuhan
dan 4.400 spesies hewan yang kemudian distanda-
risasi dan diterapkan dalam sistem binomial
nomenclatur. Linnaeus mengambil lambang dan
dari formasi sebagai simbol jantan dan betina.