Meneliti Peralatan yang Pernah Dipakai Meneliti Sisa-Sisa Fosil Makanan

22 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Tabel 1.3 Manusia Purba di Indonesia Penemuan fosil manusia purba di Indonesia yang paling fenomenal adalah tahun 2003. Penemuan ini menimbulkan perdebatan di kalangan para ahli karena pendapat dua ahli dari Australia yang menyebutkan bahwa Homo floresiensis adalah nenek moyang manusia Indonesia. Padahal, menurut para ahli Indonesia fosil itu adalah termasuk jenis Homo erectus yang menjadi kerdil karena terisolasi di suatu daerah. Dari berbagai temuan fosil tersebut, para ahli menyimpulkan bahwa manusia yang hidup di alam Indonesia diperkirakan berasal dari zaman pleistosen awal kira-kira 1,9 juta tahun yang lalu. Manusia yang hidup pada zaman itu sangat bergantung pada kondisi alam. Artinya, sebagian besar kebutuhan hidupnya dipenuhi secara langsung dari lingkungan sekitarnya. Secara bertahap mereka mulai menggunakan beragam peralatan dari batu untuk membantu mengatasi kesulitan hidup- nya. Peralatan inilah yang kemudian ditinggalkan sehingga menjadi fosil dan sangat membantu para ahli untuk membuka misteri kehidupan mereka. Dari beragam penemuan fosil manusia purba di Indonesia, para ahli ber- hasil menduga sistem kehidupan yang mereka jalani. Bagaimana mungkin para ahli itu bisa menceritakan kembali kehidupan manusia yang pernah hidup pada jutaan tahun yang lampau? Ada beberapa cara yang mereka tempuh untuk bisa mengungkapkan kehidupan manusia purba.

a. Meneliti Peralatan yang Pernah Dipakai

Kehidupan manusia purba bisa diteliti dari berbagai bentuk peralatan yang diduga pernah mereka pakai. Sebagaian besar peralatan itu digunakan untuk membuat perapian, memotong hewan buruan, dan membuat peralatan yang lain. Peralatan yang ditemukan pada zaman pleistosen awal antara lain berupa kapak penetak dan alat-alat serpih. Bahkan, di berbagai tempat juga ditemukan peralatan yang dibuat dari tulang. Peralatan yang terbuat dari tulang ini biasanya digunakan untuk mencukil tanah. Kesimpulan sementara yang dihasilkan oleh peneliti bahwa kehidupan manusia purba pada masa awal masih sangat sederhana. Mereka belum menetap di suatu tempat. Mereka hidup dalam kelompok-kelompok kecil dan bermata pencaharian berburu serta mengumpulkan bahan makanan.

b. Meneliti Sisa-Sisa Fosil Makanan

Di tempat-tempat yang diduga pernah digunakan sebagai tempat tinggal manusia purba, biasanya ditemukan beragam fosil yang ber- kaitan dengan pola konsumsi manusia purba. Misalnya seperti yang terdapat di dalam Gua Liang Bua di Flores, Nusa Tenggara Timur. Beragam fosil gajah dan kerbau purba bisa dijadikan petunjuk bahwa manusia purba sudah mengenal model berburu binatang untuk men- cukupi kebutuhan hidupnya. No. Nama Ciri-Ciri 1. Meganthropus palaeojavanicus Besar rahang bawahnya melebihi rahang gorila laki-laki. Fosilnya ditemukan oleh von Koenigswald di Pucangan tahun 1936–1941. Mega berarti besar dan Anthropus berarti manusia. 2. Pithecanthropus erectus Tinggi badannya kira-kira 165–180 cm, tubuh dan badannya tegap, gerahamnya besar, rahangnya kuat, tonjolan kening tebal, dan berhidung besar. Fosilnya ditemukan oleh Eugene Dubois di Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1890-an. Phitekos berarti kera dan Anthropus berarti manusia. 3. Homo sapiens Fosil ini ditemukan oleh von Rietschoten pada tahun 1889 di Desa Wajak, Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur. Homo berarti manusia dan Sapiens berarti cerdas. Sumber: Republika, 8 November 2004 Gambar 1.34 Fosil kepala Homo floresiensis. Di unduh dari : Bukupaket.com 23 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Kita mengetahui bahwa manusia purba ternyata tinggal di berbagai kawasan di Indonesia yang memiliki ciri khas sendiri-sendiri. Coba kamu ajak temanmu untuk mencari informasi tentang penemuan fosil yang ada di Indonesia. Misalnya, melalui buku- buku di perpustakaan, majalah, surat kabar atau internet. Buatlah laporan yang lengkap tentang manusia purba itu kemudian kumpulkan kepada guru untuk dinilai 3. Perkembangan Masyarakat dan Peninggalan Budaya pada Masa Prasejarah Pernahkah kamu membayangkan cara kehidupan manusia purba pada jutaan tahun yang lampau? Ya, kehidupan mereka terlampau sederhana karena ada keterbatasan dengan volume otaknya. Menurut para ahli, volume otak mereka memang masih terlampau kecil sehingga mengalami keter- batasan di dalam menemukan cara untuk mengatasi kesulitan hidupnya. Dari waktu ke waktu volume otak itu mengalami perubahan dan per- kembangan sehingga mereka semakin terampil dalam menggunakan dan membuat beragam peralatan. Kehidupan manusia diperkirakan dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, mereka berburu binatang di sepanjang lembah-lembah sungai yang subur. Kehidupan semacam ini diperkirakan berlangsung selama satu juta tahun. Dalam perkembangannya, mereka mulai menggunakan peralatan batu yang masih sederhana. Dari bukti yang berhasil ditemukan, sisa artefak yang berupa alat-alat kapak batu di Pacitan diperkirakan berasal dari masa 800.000 tahun yang lalu. Apa yang bisa kita katakan dari penemuan peralatan prasejarah ini? Manusia prasejarah itu mulai mengenal atau membuat kebudayaan meskipun dalam pengertian yang teramat sederhana. Beragam peralatan batu itu diperkira- kan pernah digunakan untuk menguliti dan memotong daging buruan. Permasalahan yang menarik untuk diteliti, yaitu cara manusia purba itu bisa bertahan sedemikian lama. Beberapa ahli berpendapat bahwa manusia purba itu telah berkelompok untuk mengatasi kesulitan hidupnya. Artinya, mereka telah membentuk masyarakat sendiri. Bagaimana cara mereka membentuk masyarakat? Salah satu kasus yang digunakan oleh para ahli adalah saat mereka harus menangkap binatang buruan. Untuk menangkap seekor binatang, tentu diperlukan adanya kerja sama di antara anggota kelompok. Kita tidak bisa membayangkan yang akan terjadi seandainya mereka tidak saling bekerja sama satu dengan lain saat berburu binatang. Saat mereka mau menangkap binatang buruan, tentu ada yang mengejar, melempar dengan batu, dan memanah dengan mata tombak. Sumber: www.sragen.go.id Gambar 1.35 Fosil tanduk kerbau purba di Museum Sangiran. Model yang lain ditemukan di dalam sebuah gua di kawasan Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di situ ditemukan sisa-sisa perapian yang diduga pernah digunakan untuk mengolah dan memasak hewan-hewan buruan. Dengan mengetahui usia fosil dan tanah tempat mereka tinggal, kita bisa memperkirakan sejak kapan manusia Indonesia hidup dan tinggal di atasnya. Akan tetapi, kita juga perlu mengetahui manusia-manusia purba yang tinggal di luar Indonesia. Bisakah kamu mendiskusikan bersama temanmu? Di unduh dari : Bukupaket.com 24 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Perkampungan ”Pygmi” di Flores Di Kabupaten Manggarai, Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur ditemukan sebuah perkampungan masyarakat pygmi atau katai. Apa keistimewaan perkampungan ini? Menurut para ahli arkeologi, perkampungan ini menyimpan sejumlah misteri. Saat tahun 2004 para ahli memublikasikan temuannya tentang fosil manusia kerdil yang diberi nama Homo floresiensis, perkampungan ini luput dari perhatian mereka. Penelitian mereka hanya terfokus pada fosil dan beragam bentuk peninggalan yang ada di dalam gua Liang Bua. Menurut Prof. Dr. Teuku Jacob, keberadaan masyarakat pygmi sangat menarik dan mengejutkan karena selama bertahun-tahun para ahli hanya berkutat dengan jejak manusia purba melalui fosil. Akan tetapi, tidak pernah terbayangkan bahwa di sekitar kawasan itu terdapat sebuah komunitas masyarakat katai yang hingga kini masih hidup dan bertahan. Mengapa mereka bisa hidup selama ribuan tahun tanpa pernah berpindah-pindah? Kawasan Nusa Tenggara Timur memang telah menjadi objek penelitian para antropolog Belanda. Mereka berpendapat bahwa penduduk setempat mempunyai ukuran tinggi badan yang agak pendek. Menurut penelitian Biljmer tahun 1929 lebih dari 50 persen penduduk setempat memiliki ukuran tinggi badan sekitar 155–163 cm. Bahkan, menurut warga setempat, ada orang-orang bertubuh pendek dengan warna kulit kehitam-hitaman Negrito yang tinggal di perbukitan dan bersembunyi di gua-gua. Menurut Jacob, tinggi orang Negrito itu berkisar 155–163 cm maka sebutannya adalah pygmoid. Akan tetapi, masyarakat di Rampasasa itu adalah pygmi atau katai Perlu diketahui bahwa katai memang berbeda dengan kerdil. Istilah kerdil menunjukkan ukuran badan mengecil dengan proporsi rusak atau tidak beraturan, sementara itu katai ukurannya kecil secara proporsional. Pada akhir tahun 2004 Prof. Dr. R.P. Soejono dan Dr. M.J. Morwood melakukan penggalian di Liang Bua, Flores. Mereka menemukan tengkorak manusia dengan tinggi badan sekitar 130 cm dengan besar otaknya sepertiga manusia sekarang. Spesies inilah yang kemudian dikenal dengan Homo floresiensis atau Manusia Flores. Apa yang menyebabkan punahnya Homo erectus? Ada ahli yang berpendapat bahwa hal itu disebabkan keterbatasan mereka dalam meng- gunakan strategi hidup. Tidak banyak ditemukannya peralatan batu di sekitar penemuan fosil mereka menunjukkan bahwa kehidupan mereka masih teramat primitif. Ada dugaan bahwa mereka makan daging dari binatang yang telah mati scavenger. Sementara itu menurut beberapa ahli, penduduk asli pertama Pulau Jawa atau yang dikenal dengan Homo sapiens mungkin mirip dengan suku Aborigin di Australia yang berasal dari Indonesia sekitar 40.000 tahun yang lalu. Mereka ini disebut dengan Australoid yang kemudian tersingkir oleh pendatang dari Asia Tenggara yang telah memiliki kebudayaan lebih maju Setelah binatang buruan tertangkap, pekerjaan belum selesai. Mereka secara bersama-sama harus membawa binatang itu ke gua yang dijadikan tempat tinggal. Selanjutnya, mereka menggunakan peralatan dari batu itu untuk menguliti dan membaginya. Tidak mengherankan apabila di dalam gua-gua yang diduga pernah digunakan sebagai tempat tinggal manusia prasejarah itu bisa ditemukan tulang belulang binatang. Apakah hal ini berkaitan dengan pola makan mereka? karena tinggi badan mereka di bawah 145 cm untuk laki-laki dewasa dan wanita dewasanya hanya sekitar 135 cm. Berat badan pria maksimal 40 kg dan wanitanya rata-rata 30 kg. Sumber: www.camlairdphoto.com Gambar 1.36 Orang katai yang masih bisa ditemukan di daerah Flores. Di unduh dari : Bukupaket.com 25 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Berawal dari tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia prasejarah mulai membentuk kelompok-kelompok kecil. Hidup mengelompok identik dengan bermasyarakat. Permasalahannya, mengapa proses terbentuknya masyarakat pada masa prasejarah itu harus melalui waktu yang teramat lama? Coba diskusikan bersama teman sebangkumu Setelah selesai, bacakan hasilnya di depan kelas agar ditanggapi oleh teman- temanmu yang lain. Melalui pembelajaran sebelumnya, kamu telah mengetahui asal usul manusia Indonesia dan terbentuknya masyarakat pada masa awal. Tiap- tiap tahap harus dilalui dalam waktu yang sangat lama, bahkan hingga jutaan tahun lamanya. Setidaknya ada empat tahap perkembangan manusia purba berdasarkan peralatan yang mereka pakai.

a. Zaman Palaeolitikum