Pertanian Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha hingga Kolonialisme Barat . . . . . . . . . .

189 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Umat manusia adalah salah satu pelaku yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup ekosistem bumi yang ditempatinya. Dengan segala aktivitasnya untuk mencukupi kebutuhan hidup, manusia telah mempengaruhi lingkungan di sekitarnya. Perubahan cara manusia memanfaatkan lingkungan hidup dan sumber-sumber kehidupan, seperti pertanian, perkebunan besar, industri pertambangan, serta pemanfaatan hutan yang berlebihan dan kemampuan dalam penemuan teknologi akan membawa perubahan lingkungan. Selain membawa perubahan dalam lingkungan, manusia sebagai suatu masyarakat juga terus mengalami perkembangan, baik kebudayaan maupun pemerintahannya. Semua itu pada akhirnya membawa dampak pada kehidupan manusia. A. Pengaruh Kondisi Fisik Lahan terhadap Kehidupan Manusia melakukan usaha atau kegiatan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, antara lain dengan memanfaatkan sumber daya alam. Berbagai macam usaha dilakukan manusia. Meskipun mereka tinggal di wilayah yang mempunyai keterbatasan, mereka mencari cara agar bisa bertahan hidup. Kondisi alam yang beraneka ragam menimbulkan perlakuan yang berbeda. Akhirnya, tercipta pola kehidupan penduduk yang berbeda di tiap bentang alam. 1. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk Kondisi alam yang berbeda telah mewujudkan pola kegiatan ekonomi penduduk yang berbeda. Meskipun begitu, mereka bisa saling melengkapi hingga dapat menciptakan peluang kegiatan ekonomi baru.

a. Pertanian

Sebagian besar wilayah di Indonesia cocok dikembangkan untuk budi daya pertanian. Selain iklim yang mendukung, jenis tanah yang subur menjadi faktor penunjang lainnya. Kegiatan- kegiatan apakah yang tergolong kegiatan pertanian? Sebagai ilustrasi, Pak Amir mengolah lahan untuk bercocok tanam setiap hari. Kehidupan ekonominya bergantung pada hasil bercocok tanam. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Pak Amir mempunyai mata pencaharian di bidang pertanian dengan profesi sebagai seorang petani. Kegiatan di bidang pertanian meliputi persawahan, perladangan, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Bentuk penggunaan lahan yang terwujud dari kegiatan pertanian dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pertanian lahan basah dan lahan kering. Pertanian lahan basah meliputi sawah irigasi, sawah tadah hujan, dan sawah pasang surut. Sementara itu, yang tergolong pertanian lahan kering meliputi pekarangan, tegal, padang rumput, tambak, kolam, dan perkebunan. Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kamu menemukan fakta bahwa di suatu daerah bisa dikembangkan pertanian, tetapi di daerah lain tidak. Kondisi ini disebabkan setiap daerah mempunyai karakteristik fisik yang berbeda. Misalnya kesuburan tanah dan ketersediaan air. Kedua faktor ini mempengaruhi berkembang tidaknya kegiatan pertanian. Kondisi fisik yang mempengaruhi perkembangan kegiatan pertanian dijelaskan berikut ini. Sumber: www.wikipedia.org Gambar 6.2 Kegiatan pertanian Di unduh dari : Bukupaket.com 190 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII 1 Kesuburan Tanah Kesuburan tanah menjadi faktor yang menentukan pertumbuhan tanaman. Kegiatan pertanian berkembang di daerah yang memiliki tanah subur. Tanah yang subur di Indonesia biasa- nya berada di daerah sekitar gunung berapi dan berdekatan dengan sungai. 2 Iklim Iklim mempengaruhi kegiatan pertanian. Beberapa unsur iklim sangat menentukan perkembangan tanaman tertentu, seperti unsur curah hujan dan suhu udara. Wilayah dengan curah hujan antara 1.000–2.500 mmtahun sangat mendukung pertumbuhan tanaman padi. Sementara itu, suhu udara berkisar 20°C cocok bagi pertumbuhan tanaman padi. 3 Relief Kondisi relief mempengaruhi pengolahan lahan pertanian. Pada lahan miring diterapkan pengolahan dengan cara pembuatan teras- teras terasering. Pembuatan teras ini memudahkan pengolahan lahan dan bisa mencegah erosi. Pada daerah datar, pengolahan lahan lebih mudah dilakukan dibandingkan daerah berelief kasar atau miring. Adanya perbedaan karakteristik fisik di berbagai wilayah akan mengakibatkan perbedaan jenis tanaman yang bisa tumbuh dan berkembang. Ada lahan yang mendukung berkembangnya tanaman padi, ada pula yang tidak. Dari sini kemudian muncul istilah kesesuaian lahan terhadap suatu tanaman. Dari kenyataan ini pula kita belajar bahwa dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanam perlu dipertimbangkan daya dukung fisik lahan. Akhirnya, semua ini mempengaruhi jenis penggunaan lahan yang terwujud. Sawah tadah hujan misalnya, merupakan jenis pertanian yang pengairannya tergantung pada air hujan sehingga waktu pengolahan lahan hanya pada musim hujan. Sawah tadah hujan terdapat pada wilayah dengan curah hujan relatif rendah, ketersediaan air kurang, serta kesuburan tanah cukup. Sementara itu, penggunaan lahan tegal pada umumnya terdapat di wilayah dataran rendah yang rata. Lahannya bersifat kering dan ditanami palawija. Tidak ada sistem irigasi pada lahan tegal. Tegal biasa disebut dengan ladang atau huma.

b. Industri