Perlawanan terhadap Portugis Perlawanan terhadap Spanyol

173 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Pada tahun 1799 VOC dibubarkan oleh Belanda. Hal-hal yang menyebabkan dibubarkannya VOC antara lain sebagai berikut. a. Rendahnya gaji yang diberikan kepada pegawai- pegawai VOC menyebabkan mereka berbuat curang atau korupsi. Salah satu bentuk kecurang- an VOC adalah dengan melakukan pemerasan terhadap bangsa Cina pada waktu mereka memerlukan surat-surat tanda memiliki tempat tinggal di Batavia. b. Banyaknya saingan yang harus dihadapi oleh VOC dalam perdagangannya di Asia, misalnya dari bangsa Prancis yang memiliki perusahaan Compagnie des Indes dan lebih-lebih dari bangsa Inggris dengan East Indian Company. c. Sesuai dengan octrooi, para pemegang saham berhak mendapatkan divident atau pembagian keuntungan. Waktu VOC mulai rugi, divident tetap diberikan, dengan tujuan agar para pemegang saham tidak menarik modalnya, sebab bila banyak yang menarik modalnya, VOC akan bangkrut. Pembagian divident dalam keadaan rugi, menyebabkan VOC memiliki banyak utang. d. VOC banyak mengeluarkan biaya untuk peperang- an, baik berebut monopoli perdagangan maupun memperluas wilayah jajahan. Contoh yang paling nyata adalah cara VOC campur tangan dalam perang perebutan mahkota di Mataram. e. Perubahan politik yang terjadi di negeri Belanda, akibat Revolusi Prancis. Belanda menjadi Republik Bataaf, setelah Raja Belanda Willem V digulingkan dari takhta lalu menyingkir ke Inggris 1795. Republik Bataaf yang demokratis dan liberal itu menganggap monopoli dagang VOC bertentangan dengan semangat waktu itu yang berpandangan bahwa perdagangan harus dilakukan secara bebas sehingga VOC perlu dibubarkan. Penyebab Dibubarkannya VOC 3. Reaksi Bangsa Indonesia terhadap Bangsa Eropa Kedatangan bangsa Eropa ke berbagai wilayah di Indonesia mengundang beragam reaksi. Ada yang mau menerima dan bekerja sama, ada pula yang justru mengadakan perlawanan. Perlawanan kebanyakan dipimpin oleh penguasa lokal yang terdesak kepentingan politik dan ekonominya.

a. Perlawanan terhadap Portugis

Upaya perlawanan pertama terhadap kehadiran Portugis dilakukan oleh para penguasa Aceh Sultan Mahmud, Pate Kadir, Alaudin tahun 1511–1537. Penguasa Jepara dan Demak juga 1513 hingga 1575 seperti Adipati Unus juga melawan Portugis dengan menyerang pusat keduduk- an mereka di Malaka. Perlawanan terhadap Portugis juga dilakukan oleh penguasa lokal di Maluku. Pada tahun 1512, Alfonso de Albuquerque mengirim ekspedisi ke kawasan Maluku. Kesamaan kepentingan perdagangan menyebabkan kehadiran Portugis diterima dengan baik. Perlawanan baru dilakukan setelah Portugis mulai mencampuri urusan internal kerajaan dan terjadinya konflik agama. Ternate, Tidore, Jilolo, dan Bacan adalah pusat-pusat penyebaran agama Islam, sementara itu Portugis mengembangkan agama Kristen. Perlawanan mulai dilakukan pada tahun 1530 setelah janda Sultan Bajangullah dan Taruwes bekerja sama untuk menumpas bangsa Portugis. Rakyat juga memberontak kepada Portugis pada tanggal 27 Mei 1531 dengan membunuh Panglima Portugis. Pada tahun 1534 Ayalo yang didukung rakyat juga melakukan pemberontakan terhadap Portugis di Ternate. Perlawanan juga dilakukan oleh Sultan Hairun dari Ternate. Rakyat marah setelah Sultan Hairun tewas dibunuh Portugis di dalam benteng Sao Paolo. Perjuangan kemudian dilanjutkan oleh Sultan Baabullah dengan merebut benteng Sao Paolo. Upaya Portugis untuk memadamkan perlawanan rakyat dilakukan dengan mengirim Galvao pada tahun 1536. Ayalo menderita luka parah sehingga para pemimpin lokal terpaksa berdamai dengan Portugis. Kristenisasi yang dilakukan Portugis pada tahun 1575 juga mendorong Baabullah untuk melawan. Di unduh dari : Bukupaket.com 174 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b. Perlawanan terhadap Spanyol

Kedatangan bangsa Spanyol semula diterima dengan baik oleh para penguasa lokal, Sultan Almansur dari Maluku. Hal ini karena sultan merasa dikesampingkan oleh Portugis. Namun, kehadiran Spanyol diprotes oleh Portugis. Alasannya hal itu merupakan pelanggaran terhadap Perjanjian Tordesillas yang dibuat pada tahun 1494. Portugis dan Spanyol pun terlibat konflik dan peperangan. Salah satu benteng di Tidore yang dibangun Spanyol pada tahun 1527 diserang dan direbut Portugis. Konflik segitiga antara Portugis, Spanyol, dan Maluku pun pecah hingga beberapa tahun. Pada tahun 1529 Portugis dan Spanyol membuat Perjanjian Saragosa yang menyatakan bahwa Maluku menjadi wilayah perdagangan Portugis, sementara itu Spanyol mendapatkan Filipina.

c. Perlawanan terhadap VOC