Membangun Benteng Pertahanan Membuat Perjanjian dengan Para Raja

171 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII 1621, Makassar 1660, Banten 1682, dan lain-lain. Perlahan-lahan kehadiran VOC itu melumpuhkan jaringan perdagangan antarpulau yang telah lama terbentuk di Kepulauan Indonesia. Tampak bagi kita bahwa tujuan kedatangan bangsa Eropa sudah berubah dari tujuan awalnya. Mereka bukan sekadar memperoleh rempah-rempah langsung dari Indonesia, melainkan melakukan kolonialisme atau penjajahan terhadap Indonesia. 2. Cara-Cara Bangsa Eropa Mencapai Tujuan dan Reaksinya Sebelum kedatangan VOC, Indonesia sudah terlibat dalam jaringan perdagangan internasional dengan sistem yang terbuka. Segala hal mengenai peraturan jual beli, proses penawaran, dan penentuan harga dilakukan secara transparan. Kegiatan ini sebagian besar dilakukan oleh kerajaan-kerajaan Islam Indonesia dengan bangsa-bangsa asing melalui perantara Malaka. Jalur yang mereka gunakan adalah Malaka–Maluku dengan Laut Jawa sebagai urat nadinya. Di sepanjang jalur itu muncul pusat-pusat perdagangan dan bandar-bandar pelabuhan. Komoditas perdagangannya antara lain cengkih dari Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan, pala dari Banda, dan cendana dari Solor dan Timor. Sementara itu, komoditas kain dari Gujarat dan Benggali, beras dari Jawa, serta lada dari Banten dan Sumatra. Selama abad XVII dan XVIII Masehi, pengaruh VOC baik di bidang ekonomi maupun politik sudah tersebar di berbagai wilayah strategis Indonesia. Selama hampir dua abad VOC telah mengeruk keuntungan dari tanah Indonesia. Dalam melakukan kegiatannya VOC membuat kebijakan berupa hal-hal berikut:

a. Membangun Benteng Pertahanan

Semula untuk mengelola urusan dagangnya, VOC mendirikan factorij di Maluku dan Banda. Selain untuk berunding dengan penguasa setempat, pos itu juga menjadi gudang dan permukiman para pedagang utama. Dalam perkembangan selanjutnya karena didesak oleh ke- pentingan dan konflik dengan penduduk Indonesia maupun saingan Eropa, pos itu berubah menjadi benteng pertahanan. Benteng itu mereka gunakan untuk mengawasi pusat perdagangan di sepanjang jalur pelayaran. Dengan begitu, mereka bisa memungut pajak, memonopoli pembelian dan penjualan rempah, mengendalikan penghasil rempah Maluku, bahkan bisa mengusir Portugis dan Spanyol keluar dari pusat-pusat perdagangan Asia. Bisakah kamu menunjukkan nama dan letak salah satu benteng Belanda di Indonesia?

b. Membuat Perjanjian dengan Para Raja

Salah satu kelihaian yang dimiliki oleh VOC adalah kemampuannya dalam bernegosiasi dan berdiplomasi dengan para raja di Nusantara. Namun, di balik kelihaian itu juga tersimpan kelicikan. Pada tahun 1637 armada VOC di bawah van Diemen berhasil diperdaya oleh persekutuan anti-VOC yang dipimpin Kakiali murid Sunan Giri yang berasal dari Hitu. Persekutuan ini terdiri atas orang-orang Hitu, TernateHoalmoal, dan Gowa. Maksud persekutuan ini adalah mendorong dilakukannya perdagangan rempah secara ’gelap’. Secara lihai, VOC juga berhasil masuk di dalam kemelut yang melanda Kerajaan Mataram. Mereka mau mengakui Adipati Anom sebagai Amangkurat II yang sedang berperang dengan Trunojoyo untuk memperebutkan takhta Mataram. Sebuah kesepakatan akhirnya di- tandatangani antara VOC dengan Amangkurat II pada tahun 1678. Isinya antara lain Amangkurat II diakui sebagai raja di Mataram, VOC Foto: Doly Eny Khalifah Gambar 5.34 Benteng Vredeburg di Yogyakarta. Sumber: Dari Lima Zaman Penjajahan Gambar 5.35 Surat kontrak VOC dengan Mataram. Di unduh dari : Bukupaket.com 172 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII mendapat pelabuhan Semarang dan hak-hak untuk berdagang, serta Mataram harus mengganti biaya perang yang dikeluarkan VOC. Sebuah pukulan yang telak bagi kerajaan terbesar di Jawa, yang membuatnya limbung. Oleh karena itu, setapak demi setapak, Mataram masuk dalam perangkap VOC. Bisakah kamu menunjukkan salah satu perjanjian yang dibuat VOC dengan seorang raja di Nusantara?

c. Monopoli Perdagangan