Tahap Perkembangan Kepribadian Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian

52 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b. Tahap Perkembangan Kepribadian

Perkembangan kepribadian terus berlangsung dalam diri seseorang, lahir sampai dewasa. Perkembangan kepribadian seseorang dapat berlangsung melalui beberapa tahap atau fase. 1 Tahap Pertama Pada tahap ini anak belajar bersikap yang akan menjadi sikap permanen di kemudian hari, seperti belajar memanggil ibu kepada ibunya dan ayah kepada ayahnya atau menggunakan tangan kanan dalam melakukan sesuatu, dan berkata-kata baik. Pada tahap ini lingkungan keluarga mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian. 2 Tahap Kedua Tahap kedua terjadi pada anak yang beranjak dewasa. Setelah anak dewasa, lingkungan pergaulannya pun bertambah luas. Anak akan memasuki lingkungan sosial yang baru. Melalui lingkungan ini anak mulai mengenal tetangga, teman sekelas, bapakibu guru, dan teman-teman sebaya. Lingkungan ini sangat berpengaruh ter- hadap kepribadian anak. Pada tahap ini anak mulai merasakan dorongan-dorongan, naluri, getaran hati, perangai, bakat, dan inteligensi. 3 Tahap Ketiga Pada tahap ketiga seseorang sudah mempunyai kedewasaan dalam bersikap. Pada fase ini perilaku-perilaku seseorang sudah semakin stabil. Hal ini dapat kita lihat pada diri ayah, ibu, nenek, kakek, paman, dan bibi. Proses perkembangan kepribadian seseorang berlangsung terus- menerus. Proses ini terjadi seiring dengan berlangsungnya sosialisasi dalam diri orang tersebut. Hal ini karena nilai dan norma yang diterima melalui proses sosialisasi mendorong individu untuk menyesuaikan diri dan mematuhinya sehingga membentuk kepribadian seseorang.

c. Sosialisasi sebagai Pembentuk Kepribadian

Kepribadian seseorang dapat dilihat melalui lingkungan sosialisasinya. Misalnya seorang anak yang bertempat tinggal dekat dengan pangkalan ojek. Setiap hari ia selalu bertemu dan bersosialisasi dengan tukang ojek. Setiap kali dia lewat, ia melihat para tukang ojek berkumpul dan berjudi. Lambat laun ia pun akan melakukannya. Menurutnya, berjudi merupakan hal yang biasa. Berbeda dengan anak yang selalu bergaul dengan buku-buku bacaan. Anak tersebut cenderung menjadi anak yang tertutup dan kurang bergaul. Hal ini karena kurangnya interaksi dengan orang lain. Berdasarkan kasus-kasus di atas dapat dilihat bahwa sosialisasi mampu membentuk kepribadian seseorang. Melalui proses sosialisasi, individu memperoleh nilai dan norma yang akan menjadi pedoman untuk bertingkah laku sehingga terbentuklah kepribadian seseorang. Dengan kata lain, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di lingkungan keluarga, lingkungan teman sepermainan, lingkungan sosial, lingkungan kerja, maupun lingkungan masyarakat luas. Agar lebih jelas dapat dilihat pada bagan berikut. Foto: Doly Eny Khalifah Gambar 2.13 Setelah dewasa, anak akan belajar bergaul di lingkungan sekitar. Di unduh dari : Bukupaket.com 53 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Bagan Pembentukan Kepribadian Melalui Sosialisasi Berdasarkan bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian seseorang terbentuk dari warisan biologis yang dipengaruhi oleh lingkungan lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan, lingkungan pergaulan, lingkungan masyarakat luas, dan media massa melalui proses sosialisasi. Prof. Dr. Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan lebih dikenal dengan nama Selo Soemardjan. Bapak Sosiologi Indonesia ini dilahirkan di Yogyakarta, 23 Mei 1915. Beliau meninggal dunia di Jakarta pada tanggal 11 Juni 2003 akibat komplikasi jantung dan stroke. Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai kesultananpemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksaan Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden Republik Indonesia Sultan Hamengku Buwono IX 1973–1978, Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat 1978–1983, Staf Ahli Presiden H.M. Soeharto. Setelah selesai meraih gelar doktornya di Cornell University, Amerika Serikat, beliau mengajar sosiologi di Universitas Indonesia UI. Dialah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan yang sekarang lebih dikenal dengan FISIP UI. Pada tanggal 17 Agustus 1994 beliau menerima gelar Ilmuwan Utama Sosiologi. Pendiri FISIP UI ini memperoleh gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justru mengajar di Fakultas Hukum UI. Selo Soemardjan dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kesultanan Yogyakarta Hadiningrat. Nama Selo, beliau peroleh setelah menjadi camat di Kabupaten Kulonprogo. Saat menjadi camat beliau merasa mengawali kariernya sebagai seorang sosiolog. Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial yang tepat. Beliau menggali ilmu langsung dari kehidupan masyarakat untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan bersama. Selain itu, sebagai dosen Selo mampu mendorong mahasiswanya berpikir realistis dan mengerti serta menghayati yang diajarkannya. Beliau adalah ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu pengetahuan. Sebagai ilmuwan, begitu banyak karya yang sudah dihasilkan, seperti Social Changes in Yogyakarta 1962 dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi 1963. Penelitian ter- akhir Selo berjudul D e s e n t r a l i s a s i Pemerintahan. Terakhir b e l i a u m e n e r i m a Anugerah Hamengku Buwono IX dari Univer- sitas Gadjah Mada UGM pada puncak peringatan Dies Natalis ke-52 UGM pada tanggal 19 Januari 2002. Sumber: www.tokohindonesia.com Gambar 2.14 Prof. Dr. K.P.H. Selo Soemardjan Proses Sosialisasi Lingkungan Masyarakat Luas Lingkungan Keluarga Lingkungan Pendidikan Lingkungan Pergaulan Media Massa Individu dengan warisan biologis tertentu Individu dengan kepribadian Di unduh dari : Bukupaket.com 54 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Selama kita menjalani hidup, kita senantiasa mengalami proses sosialisasi. Dari proses itu banyak yang berpengaruh terhadap pembentukan kepribadi- an kita. Sejak dari lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan pergaulan, dan masyarakat sekitar, kita senantiasa memperoleh pengayaan beragam nilai dan norma. Coba tulislah beberapa nilai dan norma serta kebiasaan dan kebudayaan yang kamu peroleh dari bermacam-macam lingkungan sosial tersebut. Agar lebih mudah kamu bisa membuat seperti contoh tabel berikut ini. No. Lingkungan Nilai yang Diperoleh 1. Rumah a. . . . . b. . . . . c. . . . . d. . . . . e. . . . . 2. Sekolah a. . . . . b. . . . . c. . . . . d. . . . . e. . . . . 3. Masyarakat a. . . . . b. . . . . c. . . . . d. . . . . e. . . . . A. Pilihlah jawaban yang tepat 1. Proses mempelajari norma dan nilai peran yang diperlukan untuk memungkinkan dalam ke- hidupan sosial merupakan pengertian sosialisasi menurut . . . . a. Krathwohl b. Laurence c. Guire d. Robert M.Z. Lawang 2. Hubungan antara sosialisasi primer dengan sosialisasi sekunder adalah . . . . a. sosialisasi primer merupakan bagian dari sosialisasi sekunder b. sosialisasi sekunder merupakan bagian dari sosialisasi primer c. sosialisasi primer merupakan dasar sosialisasi sekunder d. sosialisasi sekunder merupakan dasar dari sosialisasi primer 3. Perhatikan pernyataan berikut ini 1 Mulai belajar mengambil peranan orang- orang di sekitarnya. 2 Meniru cara makan, berbicara, berjalan, dan berpakaian. 3 Mempelajari peranan tokoh masyarakat setempat. 4 Mampu meniru tingkah laku orang yang dikagumi. Berdasarkan contoh sosialisasi di atas, yang termasuk sosialisasi primer adalah nomor . . . . a. 1 dan 2 c. 2 dan 4 b. 1 dan 4 d. 3 dan 4 4. Pada sosialisasi primer, anak dikenalkan namanya sendiri. Hal ini bertujuan agar anak mampu untuk . . . . a. menentukan hak dan kewajiban dalam keluarga b. menempatkan diri dalam keluarga dan masyarakat c. membedakan dirinya dengan orang lain d. menempatkan diri dalam garis kekerabatan Di unduh dari : Bukupaket.com 55 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII 5. Pemberian hadiah karena perilaku baik pada diri anak yang dilakukan orang tua merupakan tindakan dari pola sosialisasi . . . . a. partisipatif c. persuasif b. preventif d. represif 6. Di antara media sosialisasi yang paling kuat peranannya dalam pembentukan kepribadian seseorang adalah . . . . a. teman sepermainan b. sekolah c. keluarga d. media massa 7. Seorang calon ibu selalu mengajak komunikasi bayinya walaupun masih dalam kandungan. Tindakan ini merupakan salah satu contoh pemberian pengaruh . . . dalam sosialisasi. a. sifat dasar b. lingkungan alam c. lingkungan prenatal d. lingkungan sosial 8. Ketika masih duduk di bangku sekolah, Dicky selalu bermain-main dengan teman-temannya. Bahkan, seluruh waktunya dihabiskan dengan bermain. Bermain layang-layang di lapangan, mencari katak di sawah, memancing di sungai, bermain karambol, menjadi kegiatan menyenang- kan bagi Dicky. Namun, seiring Dicky menjadi seorang mahasiswa, Dicky enggan melakukan kegiatan tersebut. Menurutnya, melakukan kegiatan tersebut hanyalah membuang waktu percuma. Perubahan kepribadian Dicky cenderung disebabkan oleh pengaruh . . . . a. warisan biologis c. lingkungan sosial b. lingkungan alam d. kematangan fisik 9. Warisan biologis yang mempengaruhi kepribadi- an adalah . . . . a. tingkah laku dan jenis kelamin b. kemauan dan ukuran tubuh c. potensi pikir dan kemampuan tubuh d. jenis kelamin dan ukuran tubuh 10. Perhatikan pernyataan berikut ini 1 Merupakan tempat sosialisasi paling dini. 2 Menanamkan nilai-nilai dasar kehidupan. 3 Merupakan sarana transmisi ilmu dan teknologi. 4 Sebagai wadah aktualisasi diri di luar. Dari pernyataan di atas, yang termasuk peran sosialisasi primer dan sekunder adalah . . . . a. 1, 2 dan 3, 4 c. 1, 4 dan 2, 3 b. 1, 3 dan 2, 4 d. 2, 3 dan 1, 4 B. Jawablah pertanyaan dengan tepat 1. Jelaskan pengertian sosialisasi 2. Sebutkan macam-macam proses sosialisasi 3. Berilah tiga dampak positif dan negatif televisi sebagai media sosialisasi 4. Jelaskan fase-fase perkembangan kepribadian seseorang dalam sosialisasi 5. Jelaskan sosialisasi mampu membentuk ke- pribadian seseorang Foto: Doly Eny Khalifah Gambar 2.15 Proses belajar mengajar di kelas, wujud interaksi antara individu dengan kelompok. C. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Hubungan-hubungan yang terjadi bisa berupa hubungan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Dalam sosiologi, cara berhubungan di antara satu orang dengan orang lain disebut interaksi sosial. Terdapat tiga bentuk interaksi sosial, yaitu interaksi sosial antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok dengan kelompok. Pertama, interaksi sosial antarindividu dengan individu. Bentuk interaksi ini terjadi jika terjalin hubungan antara seorang individu dengan seorang individu lainnya. Contoh ayah sedang menasihati Andi agar tidak nakal. Bentuk interaksi ini sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, interaksi sosial antarindividu dengan kelompok. Interaksi sosial ini terjadi jika antara individu dengan kelompok bertemu melakukan hubungan sosial yang saling mempengaruhi. Contoh seorang kepala desa yang sedang memberikan penyuluhan kepada warga tentang bahaya narkoba. Ketiga, interaksi sosial antar- Di unduh dari : Bukupaket.com 56 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII kelompok dengan kelompok. Interaksi ini terjalin antara kelompok dengan kelompok. Contoh, keributan antarpendukung kesebelasan sepak bola. Peristiwa ini membuat suasana di sekitar tempat kejadian mencekam, membuat warga serta pemakai jalan menjadi panik. Menurut Soerjono Soekanto, peristiwa ini dapat dikatakan sebagai interaksi sosial. Walaupun tidak saling bertatap muka atau berkomunikasi, tetapi satu pihak menyebab- kan perubahan-perubahan dalam diri orang bersangkutan yang mampu menimbulkan tindakan. 1. Syarat Terjadinya Interaksi Sosial Menurut Gillin dan Gillin, suatu peristiwa dapat dikatakan interaksi sosial jika memenuhi dua syarat. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial tersebut, antara lain adanya kontak sosial social contact dan komunikasi communication.

a. Kontak Sosial