25
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
Berawal dari tuntutan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia prasejarah mulai
membentuk kelompok-kelompok kecil. Hidup mengelompok identik dengan bermasyarakat.
Permasalahannya, mengapa proses terbentuknya masyarakat pada masa prasejarah itu harus melalui
waktu yang teramat lama? Coba diskusikan bersama teman sebangkumu Setelah selesai, bacakan
hasilnya di depan kelas agar ditanggapi oleh teman- temanmu yang lain.
Melalui pembelajaran sebelumnya, kamu telah mengetahui asal usul manusia Indonesia dan terbentuknya masyarakat pada masa awal. Tiap-
tiap tahap harus dilalui dalam waktu yang sangat lama, bahkan hingga jutaan tahun lamanya. Setidaknya ada empat tahap perkembangan manusia purba
berdasarkan peralatan yang mereka pakai.
a. Zaman Palaeolitikum
Pada masa ini kehidupan manusia prasejarah yang mempunyai corak berburu dan meramu. Berburu adalah kegiatan manusia purba
untuk memperoleh bahan makanan dengan cara memburu binatang, memasang perangkap, dan menjeratnya. Meramu adalah kegiatan untuk
mendapatkan bahan makanan dengan cara mengumpulkan tumbuh- tumbuhan langsung dari alam.
1 Corak Kehidupan Masyarakat
Tahap berburu dan meramu tingkat awal berlangsung sejak 2 juta sampai 10.000 tahun yang lalu. Tahap ini berlangsung pada
zaman pleistosen. Manusia yang hidup pada zaman itu adalah Homo erectus dan Homo sapiens. Untuk mendapatkan makanan,
pada masa itu manusia purba hanya tinggal mengambilnya dari alam. Caranya dengan berburu dan mengumpulkan bahan
makanan dari tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, biasanya mereka memilih kawasan yang berupa padang rumput dengan semak
belukar dan hutan kecil di sekitarnya atau dekat dengan sumber air, sungai, danau, dan rawa.
Pada tahap berburu dan meramu tingkat awal ini, Homo erectus dan Homo wajakensis biasanya tinggal di dalam gua-gua.
Mereka biasa berburu gajah purba, banteng purba, dan binatang- binatang hutan lainnya. Gua adalah tempat yang relatif aman dan
Sumber: Encyclopedia of Knowledge
Gambar 1.37 Profil Homo erectus.
dan mampu beradaptasi lebih baik sebagai pemburu. Keturunan manusia jenis ini sudah tidak ditemukan di Jawa, tetapi saat ini
bisa ditemukan sebagai suku Anak Dalam atau Kubu di Sumatra bagian tengah dan Indonesia bagian timur.
Dalam perkembangan selanjutnya, sekitar 3.000–5.000 tahun lalu datanglah arus pendatang yang dikenal dengan Proto Malays
ke Pulau Jawa. Keturunan mereka masih bisa ditemukan di Kepulauan Mentawai, Sumatra Barat, Tengger di Jawa Timur, Dayak
di Kalimantan, dan Sasak di Lombok. Gelombang berikutnya berasal dari Austronesia atau Deutero-Malays yang berasal dari Taiwan dan
Cina Selatan. Mereka datang melalui laut ke Pulau Jawa sekitar 1.000–3.000 tahun lalu. Keturunannya sampai sekarang masih bisa
ditemukan di Indonesia bagian barat dengan keahlian bercocok tanam padi, pengairan, membuat barang tembikar atau barang
pecah belah, dan kerajinan dari batu.
Di unduh dari : Bukupaket.com
26
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
sudah dalam kondisi siap pakai. Gua-gua itu biasanya mereka guna- kan sebagai tempat istirahat sementara saat harus mencari makan
dan berpindah tempat. Artinya, mereka hidup secara setengah menetap dan setengah mengembara. Gua yang dipilih adalah gua
alam atau cave dan gua payung bukit karang atau rockabris sous roche. Letak gua biasanya dekat sebuah sumber air dan makanan.
Kehidupan manusia purba dalam gua-gua itu biasanya membentuk kelompok kecil terdiri atas 20–30 orang. Pembentukan
kelompok kecil ini mempunyai beberapa keunggulan, terutama untuk menghadapi serangan musuh bersama, melaksanakan
kegiatan berburu dan meramu, menghadapi datangnya serangan binatang liar, serta mempermudah pengembaraan.
Dengan membentuk kelompok-kelompok kecil, manusia prasejarah telah mengenal pembagian tugas atau kerja. Misalnya
saat berburu binatang dibutuhkan beberapa laki-laki yang mempunyai ketangkasan dan kecepatan dalam berlari. Pekerjaan
ini tidak sesuai dengan karakter wanita. Mereka mungkin bisa mem- bantu saat harus meramu atau menguliti binatang buruan. Selain
itu, wanita bertugas menjaga gua dan merawat anak.
2 Peralatan Hidup Manusia Purba
Untuk mendukung kehidupannya, manusia purba mengguna- kan dan membuat beragam peralatan yang terbuat dari bahan batu,
kayu, tanduk, dan tulang ikan. Artefak dan fosilnya sebagian besar masih bisa ditemukan kecuali peralatan yang terbuat dari kayu.
Teknik pembuatan alat masih sederhana sehingga menghasil- kan alat-alat yang kasar karena tidak dihaluskan. Jenis-jenis alat
zaman berburu dan meramu tingkat awal sebagai berikut. a
Alat Budaya Pacitan Alat budaya Pacitan yang berasal dari batu ada dua, yaitu
tradisi batu inti yang terdiri atas kapak perimbas chopper dan kapak genggam hand adze. Kapak perimbas digunakan untuk
merimbas kayu, pemecah tulang, dan sebagai senjata. Kapak genggam digunakan untuk menggali, memotong , dan
menguliti. Alat-alat ini ditemukan di Punung, Pacitan Jawa Timur dan di beberapa tempat lain.
Alat-alat budaya Pacitan juga ditemukan di Jampang Kulon Sukabumi, Jawa Barat; Gombong Kebumen, Jawa Tengah;
Ngadirojo dan Sambungmacan Sragen, Jawa Tengah, Tanjungkarang Lampung; Awang Bangkal Kalimantan
Selatan; Cabbenge Sulawesi Tenggara, Sembiran dan Trunyan Bali; Batutring Sumbawa, Wangka, Mengeruda, Alabula,
Maumere Flores; serta Atambua, dan Kefamenanu Timor.
Selain tradisi batu inti, ada juga tradisi batu serpih atau flakes yang meliputi gurdi untuk membuat lubang, pisau untuk
memotong, dan tombak untuk menombak. Alat budaya serpih bilah berupa penggaruk, serut, gurdi, penusuk, maupun pisau
ditemukan di Punung Pacitan, Sangiran, Gombong, Lahat, Cabbenge, Maumere, Mengeruda, dan Atambua NTT.
b Alat Budaya Ngandong Alat budaya Ngandong dibuat dari tanduk, tulang, dan
duri ikan. Alat budaya ini terdiri atas sudip, mata tombak, dan belatipenusuk. Alat-alat ini ditemukan di Ngandong, Blora
Jawa Tengah.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 1.38 Tengkorak banteng purba di Sangiran.
Sumber: Sejarah Nasional Indonesia
Gambar 1.39 Alat serpih bilah.
Di unduh dari : Bukupaket.com
27
Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII
b. Zaman Mesolitikum