Hujan Orografis Hujan Zenithal Hujan Frontal

127 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII 3. Tipe-Tipe Hujan Hujan merupakan proses lanjutan dari naiknya massa udaraawan. Uap air yang terkandung dalam awan tersebut akan berubah menjadi butir-butir air yang besar dan akhirnya jatuh ke Bumi. Proses terjadinya hujan dan besarnya curah hujan tidak sama antara daerah yang satu dengan daerah yang lain. Wilayah yang memiliki curah hujan yang sama pada suatu peta ditunjukkan oleh garis isohyet. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi sebagai berikut.

a. Hujan Orografis

Hujan ini terjadi karena udara yang membawa uap air dari laut dipaksa naik oleh adanya pegunungan. Wilayah yang tidak turun hujan di sisi lain gunung atau pegunungan dikenal dengan sebutan daerah bayangan hujan.

b. Hujan Zenithal

Hujan zenithal terjadi karena adanya pertemuan arus konveksi yang membawa uap air di daerah khatulistiwa. Dengan adanya pertemuan dua arus konveksi menyebabkan tabrakan dan kedua massa udara naik ke atas.

c. Hujan Frontal

Hujan frontal terjadi karena pertemuan dua massa udara yang berbeda suhunya. Perbedaan suhu ini menyebabkan massa udara yang panas dipaksa naik ke atas. Jumlah curah hujan dalam sebulan dapat digunakan untuk menentukan bulan basah, bulan sedang, dan bulan kering. Bulan basah terjadi jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya lebih dari 100 mm, bulan sedang jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya 60–100 mm, dan bulan kering jika dalam satu bulan jumlah curah hujannya kurang dari 60 mm. Di Indonesia curah hujan tertinggi terdapat di daerah Kranggan. Daerah ini terletak di lereng barat Gunung Slamet. Curah hujannya ± 8.305 mm tahun. Daerah yang lain adalah Tenjo, dekat Baturaden, Jawa Tengah. Jumlah curah hujannya ± 7.069 mmtahun. Curah hujan paling sedikit terdapat di Palu, ibu kota Sulawesi Tengah. Curah hujannya dalam satu tahun ± 547 mm. Daerah lainnya adalah Asembagus, Jawa Timur. Curah hujannya dalam satu tahun ± 886 mm. 4. Pengaruh Ketinggian Tempat terhadap Suhu Udara Dapat kamu bayangkan saat kamu pergi ke pegunungan kemudian ke pantai, pasti akan kamu rasakan adanya perbedaan suhu. Berdasarkan gradien geothermis, suhu memang akan berubah seiring dengan perubahan ketinggian tempat. Perubahan suhu udara berdasarkan perbedaan ketinggian ini dapat dihitung dengan rumus Mock berikut. Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.28 Hujan zenithal Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.27 Hujan orografis sinar matahari hujan zenithal angin zenit 23 °30’LU ° 23 °30’LU Sumber: Dokumen Penulis Gambar 4.29 Hujan frontal Udara panas Udara dingin Hujan hujan orografis laut Gunung Daerah bayangan hujan Awan terkondensasi A B Di unduh dari : Bukupaket.com 128 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII T = 0,006 x 1 – x 2 . 1° C T = Selisih suhu udara antara lokasi 1 dengan lokasi 2 °C. x 1 = Tinggi tempat yang diketahui suhu udaranya m. x 2 = Tinggi tempat yang dicari suhu udaranya m. Jika selisih suhu udara T tandanya negatif untuk mengetahui suhu udara yang dicari, suhu udara yang telah diketahui dikurangi dengan T. Jika T tandanya positif untuk memperoleh nilai suhu udara yang kamu cari, suhu udara yang telah diketahui dijumlahkan dengan nilai T. Contoh: Kota A memiliki ketinggian 5 m di atas permukaan air laut. Rata-rata suhu udara kota A 28°C. Berapakah rata-rata suhu udara kota B yang memiliki ketinggian 215 m di atas permukaan air laut? Penyelesaian: Diketahui: Ketinggian kota A = 5 m dpal. Ketinggian kota B = 215 m dpal. Rata-rata suhu udara kota A = 28° C Ditanyakan: Rata-rata suhu udara kota B? Jawaban: T = 0,006 X1 – X2 × 1° C = 0,006 5 – 215 × 1° C = –1,2 Jadi, suhu udara kota B adalah 28° C – 1,2° C = 26,8° C. Dengan perhitungan menggunakan rumus Mock di atas dapat di- simpulkan bahwa setiap kenaikan 100 meter ke arah puncak gunung, suhu udaranya akan turun sebesar 0,6°C. 5. Jenis-Jenis Angin Perubahan siang dan malam menyebabkan perbedaan penerimaan sinar matahari. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan suhu temperatur di berbagai tempat di permukaan Bumi termasuk di daratan dan lautan. Suhu yang tinggi mempunyai tekanan udara yang lebih rendah. Sementara itu, suhu yang rendah memiliki tekanan udara yang tinggi. Perbedaan inilah yang menyebabkan terjadinya angin.

a. Angin Lokal