Motif Ekonomi Produsen Perkembangan Masyarakat Masa Hindu-Buddha hingga Kolonialisme Barat . . . . . . . . . .

81 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII Supaya lebih jelas, perhatikanlah contoh berikut. Pak Amat ingin memulai usaha berjualan bakso secara berkeliling. Sebelumnya, Pak Amat harus membuat kalkulasi perhitungan ekonomi mengenai modal usaha, harga jual yang tepat, serta berapa mangkuk bakso yang harus dijual per hari agar bisa mendapat keuntungan harian. Pak Amat lantas membuat perkiraan sebagai berikut. Setiap hari ia membeli bahan pokok dan pelengkap untuk baksonya seharga Rp30.000,00. Bahan-bahan tersebut bisa mencukupi permintaan sebanyak 25 mangkuk. Jadi, biaya per mangkuknya adalah Rp1.200,00. Pak Amat mematok harga baksonya Rp2.000,00 per porsi. Dengan demikian, bila baksonya laku 15 mangkuk, itu sudah cukup balik modal 15 × Rp2.000,00 = Rp30.000,00. Pak Amat tentu tidak puas hanya balik modal. Ia terus berkeliling hingga jika seluruh baksonya habis, ia bisa mendapatkan keuntungan sebesar Rp20.000,00 10 × Rp2.000,00. Cerita di atas menunjukkan bahwa Pak Amat telah melakukan tindakan ekonomi yang rasional. Dia berusaha mendapatkan keuntungan dan selisih harga barang yang dijualnya dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Ia mempertimbangkan pengorbanan dengan hasil yang diperoleh. Ia mau terus menjalankan usahanya selama hasil lebih besar daripada pengorbanan yang dilakukannya.

b. Tindakan Ekonomi Tidak Rasional

Manusia adalah makhluk yang tidak pernah puas. Apalagi jika ia tidak bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginannya. Manusia yang cenderung mengikuti keinginan akan bertindak tidak rasional. Perhatikan contoh berikut. Rino sangat suka memainkan game komputer. Setiap pulang sekolah ia selalu pergi ke persewaan permainan komputer. Oleh karena asyiknya bermain, ia selalu lupa waktu. Padahal, ia harus membayar untuk bisa bermain. Pada mulanya Rino hanya menggunakan uang sakunya. Ketika uang sakunya habis, Rino tidak segan-segan menggunakan uang tabungan atau bahkan uang sekolahnya. Akibatnya, Rino tidak bisa membayar uang sekolah dan mendapat sanksi dari guru. Bagaimana pendapatmu setelah membaca cerita Rino? Apakah tindakan Rino dapat dikatakan rasional? Seharusnya Rino menggunakan uang sakunya untuk kebutuhan sekolah. Namun, Rino tidak disiplin sehingga harus mendapatkan sanksi. Tindakan ekonomi yang dilakukan Rino bukanlah tindakan yang rasional.

2. Motif Ekonomi

Semua kegiatan yang dilakukan orang tentu didorong oleh suatu alasan. Kekuatan yang mendorong suatu tindakan atau kegiatan disebut motif. Demikian pula dalam melakukan tindakan ekonomi. Dorongan atau alasan yang membuat orang mau melakukan tindakan ekonomi disebut motif ekonomi. Tindakan ekonomi didorong oleh motif ekonomi yang beragam. Apakah motif-motif tersebut? Kamu dapat menyimak dalam materi berikut ini.

a. Motif Ekonomi Produsen

Produsen adalah orang atau badan yang melakukan kegiatan menciptakan atau menambah nilai guna barang. Beberapa motif tindakan ekonomi produsen sebagai berikut. Di unduh dari : Bukupaket.com 82 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII 1 Motif Mencari Laba Pada bagian sebelumnya kamu telah membaca cerita Pak Amat. Menurutmu, apa yang mendorong dia dalam melakukan tindakan ekonomi? Pak Amat menjual bakso dengan harga jual per mangkuk yang lebih tinggi dari biaya pembuatan per mangkuknya. Dengan adanya selisih harga ini, Pak Amat mendapat- kan laba. Semakin tinggi selisih harga akan semakin tinggi laba yang berhasil diperoleh. Jika Pak Amat menginginkan laba yang lebih tinggi, Pak Amat bisa saja menaikkan harga jual per mangkuk- nya. Namun, sebagai manusia yang rasional, Pak Amat menyadari jika harga baksonya terlalu mahal, para konsumen pun menjadi enggan membeli. Oleh karena itu, Pak Amat telah memperhitung- kan harga jual yang cukup rasional. Selain mendorong orang untuk melakukan tindakan ekonomi, motif mencari laba juga mendorong orang untuk melakukan inovasi atau penemuan. Inovasi dapat berupa produk maupun teknik produksi yang baru. Misalnya, pada tahun 1975 Bill Gates menemukan program komputer bernama Microsoft, yang mem- buatnya menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Pada umumnya perusahaan dapat berjaya apabila mereka berhasil melakukan inovasi. Dengan melakukan inovasi, mereka bisa memenangkan persaingan usaha dan mendapatkan laba sebanyak-banyaknya. 2 Motif Mencari Kekuasaan Ekonomi Motif mencari kekuasaan ditujukan untuk memperoleh kekuasaan ekonomi dalam masyarakat. Misalnya, pengusaha- pengusaha yang relatif sudah makmur masih terus bekerja keras mengembangkan perusahaan dengan harapan mereka dapat menguasai perdagangan yang lebih luas. Mungkin juga mereka ingin mendirikan anak perusahaan dengan bidang usaha yang bermacam-macam. 3 Motif Sosial Manusia adalah makhluk ekonomi sekaligus makhluk sosial. Selain memperhatikan kepentingan diri, manusia juga harus memperdulikan sesamanya. Motif sosial muncul karena keinginan untuk menolong sesama manusia, terutama bagi mereka yang membutuhkan. Tindakan ekonomi yang didorong oleh motif sosial misalnya seorang pengusaha memberi bantuan kepada orang yang terkena musibah, menyantuni fakir miskin, dan membangun tempat ibadah. Sumber: Republika Gambar 3.11 Penghargaan bagi sebuah perusaha- an. 4 Motif Memperoleh Penghargaan Seorang manajer atau pengusaha tetap melakukan kegiatan ekonomi dengan kerja keras walaupun keuntungan dan kemakmuran sudah diraihnya. Hal ini dilakukan agar ia tampil sebagai manajer yang andal dan disegani. Prestasi ini tidak jarang membuahkan penghargaan dari pemerintah mau- pun kalangan pengusaha. Misalnya, manajer tersebut digolongkan ke dalam Top Manager versi sebuah majalah ekonomi dan perusahaan yang dipimpinnya menerima penghargaan dari pemerintah. Memperoleh penghargaan merupakan salah satu cara pemenuhan kebutuhan aktualisasi diri. Di unduh dari : Bukupaket.com 83 Ilmu Pengetahuan Sosial SMP Kelas VII

b. Motif Ekonomi Konsumen