Ekosistem Terumbu Karang Batas Sistem Ekologi

sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar oleh koral dan cangkang moluska. 2 Konglomerat, batu pasir, batu lempung dan lensa batu gamping Tmpb yang terubah kuat dan lensa-lensa batu gamping. Geologi Pulau Batudaka mempunyai jenis litologi yang didapat berdasarkan hasil Grab Sample di sepanjang lokasi pengamatan Pulau Una Una adalah : pecahan karang dan sedikit pasir halus berwarna coklat muda berisi pecahan karang. Material yang ada diduga berasal dari hasil proses pelapukan serta erosi batuan yang ada di permukaan yang dipengaruhi oleh kondisi iklim, hempasan gelombang dan material-material yang tertransportasi oleh media air melalui sungai-sungai yang mengalir sampai ke laut. Struktur geologi yang berkembang pada daerah ini adalah struktur lipatan monoklin. Geomorfologinya terdiri dari 4 satuan geomorfologi dengan 5 subsatuan geomorfologi, dengan penjelasan sebagai berikut: 1 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Struktural S dengan subsatuan Geomorfologi Blok Pegunungan, lereng tidak teratur, pipih, runcing, pola memanjang S1. Subsatuan ini terdapat di bagian Timur dengan penyebaran berarah Barat laut-Tenggara. Lahan ini mempunyai morfologi, topografi pegunungan, dengan pinggir tajam dan banyak dilalui oleh sistem patahan atau kelurusan dan berkesan terkotak-kotak dengan lereng curam sampai terjal. Litologi yang mendominasi satuan ini adalah : konglomerat, batupasir, batu lempung dan lensa batu gamping yang terubah kuat dan lensa-lensa batu gamping. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 15 hingga 30 dengan beda tinggi antara 50 sampai dengan 150 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 25 hingga 100 m di atas permukaan laut. 2 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Kars K dengan Subsatuan Geomorfologi Perbukitan Kars, dengan puncak membulat K2. Subsatuan ini penyebarannya hampir diseluruh Pulau Batudaka, lahan ini mempunyai morfologi perbukitan hillock, dengan puncak membundar kubah, dengan topografi rendah, Litologi yang mendominasi satuan ini adalah: batugamping klastik, batugamping terumbu berwarna putih, bagian atas telah mengalami pelapukan, berukuran butir pasir sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar oleh koral dan cangkang moluska. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 0 hingga 2 dengan beda tinggi antara 25 sampai dengan 150 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 0 hingga 100 m di atas permukaan laut. 3 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Fluvial F dengan Subsatuan Geomorfologi Dataran Banjir F16 . Subsatuan ini terletak di bagian Utara penyebarannya setempat memanjang timur laut–Barat daya di sepanjang pesisir pantai. Bentuk lahan morfologi ini merupakan terbentuknya dataran banjir terdiri dari proses fluvial, yakni adanya luapan sungai pada musim penghujan dan menggenangi daerah sekitar yang lebih rendah dalam beberapa hal tergantung intensitas dan lamanya hari hujan. Litologi yang menempati satuan ini adalah: batu batu gamping terumbu koral dan klastik batu gamping terumbu ini berwarna putih, bagian atas telah mengalami pelapukan, berukuran butir pasir sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar oleh koral dan cangkang moluska. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 0 hingga 2 dengan beda tinggi antara 0 sampai dengan 10 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 0 hingga 4 m di atas permukaan laut. 4 Satuan Geomorfologi Bentuk Lahan Asal Marine M dengan 2 Sub satuan yaitu: Subsatuan Geomorfologi Terumbu karang M1. Subsatuan ini terdapat di bagian Selatan penyebarannya di sekitar pesisir pantai. Bentuk lahan seperti ini mempunyai ciri pengenal karang lunak, masih berada di bawah muka air laut, dengan berbagai macam tipe serta pola tumbuh. Litologi yang mendominasi satuan ini adalah : batugamping terumbu dan batugamping klastik. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 0 hingga 2 dengan beda tinggi antara 0 sampai dengan 1 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 0 hingga 5 m di atas permukaan laut. Subsatuan Geomorfologi Pulau Karang M3. Subsatuan ini terdapat di bagian Utara dan Selatan penyebarannya dekat dengan pantai dan membentuk pulau-pulau kecil. Bentuk lahan seperti ini merupakan pulau yang terbentuk karena munculnya karang ke atas permukaan akibat pengangkatan atau muka air laut turun setelah masa Meosin, sehingga mencapai keadaan seperti saat ini, akibat air yang turun maka karang menjadi mati dan lapuk sehingga menjadi pulau. Litologi yang mendominasi satuan ini adalah: batu gamping klastik, batugamping terumbu berwarna putih, bagian atas telah mengalami pelapukan, berukuran butir pasir sedang hingga kasar, tersusun sebagian besar oleh koral dan cangkang moluska. Subsatuan ini memiliki kelerengan berkisar antara 0-20 dengan beda tinggi antara 0-30 m. Ketinggian elevasi subsatuan ini berkisar antara 0-25 m di atas permukaan laut BKSDA 2006.

4.2.3 Kondisi Iklim

Gugus Pulau Batudaka Kepulauan Togean beriklim laut tropis dengan sifat iklim musiman dipengaruhi oleh dua musim yang tetap, yakni musim barat dan musim timur. Musim kemarau terjadi antara bulan Agustus dan November, sedangkan musim hujan terjadi sekitar Desember dan Juli. Daerah sekitar Teluk Tomini memiliki bulan basah selama 7-9 bulan dengan bulan kering berlangsung selama 3 bulan. Temperatur berkisar antara 17-32 o C, kelembaban udara antara 74-82 dan kecepatan angin berkisar 3-6 knot BRPL 2005. Gambar 27 Curah hujan dan hari hujan rata-rata Tahun 2002-2008 BPS Kab. Tojo Una-Una 2003-2009 Berdasarkan data Stasiun Pengamatan Gunung Colo di Wakai Tahun 2002-2008, hari hujan tertinggi di Kecamatan Una-Una terjadi pada bulan Maret yaitu selama 11 hari, sedangkan curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Maret- Agustus dan Desember-Januari. Curah hujan berkisar 52-398 mmbulan. Berdasarkan klasifikasi Koppen, kawasan Kepulauan Togean termasuk tipe iklim Cu ra h H uja n mm 7 6 11 10 10 8 7 8 6 3 6 9 100 200 300 400 500 2 4 6 8 10 12 Hari Hu jan Bulan Hari hujan curah hujan mm