Karakteristik Lingkungan Perairan Gugus Pulau Batudaka

144 Gambar 32 Hasil overlay wisata selam di Gugus Pulau Batudaka

5.1.2.2 Wisata Snorkeling

Hasil overlay untuk wisata snorkeling berdasarkan pengamatan pada empat titik waktu Gambar 33 yakni peralihan musim barat Oktober 2008, musim barat Desember 2008, peralihan musim timur Mei 2009 dan musim timur Agustus 2009 diperoleh luas wilayah perairan berdasarkan kesesuaian lokasi untuk Wisata tersebut, yaitu dari total luas sebesar 61 038 ha, maka 73-627 ha sekitar 0.42 digolongkan sangat sesuai, 983-1516 ha 2.22 sesuai, dan 59 384-59 479 ha 97.36 dikategorikan tidak sesuai Tabel 38. Rendahnya luasan kategori kelas sangat sesuai S1 karena adanya faktor pembatas yang tidak memenuhi sebagai kategori tersebut. Pembatas ini antara lain adalah faktor kondisi kedalaman yang memenuhi syarat wisata snorkeling, lebar hamparan datar dan kondisi terumbu karang, di perairan Gugus Pulau Batudaka. Tabel 38 Luasan perairan untuk kategori kesesuaian wisata snorkeling Bulan Luasan ha Sangat Sesuai Sesuai Tidak sesuai Oktober 627 983 59 427 Desember 180 1 448 59 409 Mei 74 1 485 59 479 Agustus 137 1 516 59 385 Sumber : Analisis Data 2010 Analisis temporal terhadap kegiatan wisata snorkeling menunjukkan bahwa luasan dengan kategori sesuai pada musim peralihan timur Bulan Mei paling rendah dibandingkan musim lainnya dan cenderung mulai musim barat sampai musim timur Nopember-Agustus luasannya lebih rendah dibanding musim peralihan barat September-Oktober. Rendahnya luasan kategori sesuai pada Bulan Mei, selain dipengaruhi oleh arus, yakni arus pada kedalaman 5 m pada bulan Mei Stasiun 6, 8 dan 10 sebesar 0.53-0.76 mdetik, ditunjang dengan curah hujan yang tinggi pada bulan April-Mei BPS 2009. Hal ini berarti perlu pengaturan jumlah wisatawan yang melakukan kegiatan snorkeling untuk kenyamanan dan keamanan dalam beraktivitas wisata tersebut, disamping alternatif lain yang dapat ditawarkan yakni menikmati atraksi-atraksi lain seperti rekreasi pantai, berjemur, olah raga pantai, berjalan ke hutan sambil melihat burung khas Sulawesi. 146 Gambar 33 Analisis temporal kesesuaian wisata snorkeling berdasarkan empat waktu Hasil analisis spasial diperoleh ruang yang sesuai untuk snorkeling, dicirikan dengan kecerahan cukup optimal yaitu lebih dari 10 m, tutupan komunitas karang di atas 75, life form lebih dari 12 jenis, ikan karang lebih dari 100 jenis, kecepatan arus cukup bagus yaitu berkisar antara 0-15 cmdtk, kedalaman cukup memadai yaitu berkisar antara 0-5 m dan lebar hamparan datar karang diatas 500 m. Luasan yang berbeda untuk kegiatan snorkeling kategori sesuai pada masing-masing musim sangat dipengaruhi oleh kecepatan arus yaitu pada musim timur sampai musim barat memiliki arus yang cukup kuat. Pola arus di perairan Gugus Pulau Batudaka selain dipengaruhi oleh pasut, juga dipengaruhi oleh arus utama di perairan Teluk Tomini. Pada musim timur, arus permukaan datang dari arah timurtenggara laut Seram mengalir ke arah barat bagian dalam teluk, sebaliknya pada musim barat, dari barat ke timur. Hasil pengukuran kecepatan arus permukaan pada stasiun biofisik di Gugus Pulau Batudaka sebesar 0-0.3 mdetik. Pola arah arus di Pulau Batudaka cenderung bergerak ke arah Barat Daya dengan kisaran sudut 85 o -350 o . Arus ini bergerak dengan kecepatan rata-rata 0.654 mdetik Bapedda Touna 2007. Menurut Wong 1991 parameter arus dalam kegiatan wisata bahari sangat penting karena pergerakan air laut secara kontinyu dapat membawa material dan membahayakan bagi penyelam dan perenang. Kecerahan perairan merupakan syarat utama yang harus dipenuhi dalam kegiatan wisata snorkeling. Perairan yang jernih mengundang rasa keingintahuan yang tinggi untuk melihat keindahan bawah laut sehingga semakin cerah suatu perairan maka keindahan yang dapat dinikmati wisatawan juga akan semakin tinggi. Persentase penutupan komunitas karang, jenis life form, jenis ikan karang, kedalaman dan lebar hamparan dasar karang juga menjadi hal penting karena merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Secara umum, kondisi karang, ikan laut hias di dasar laut sangat indah dan masih alami, hanya beberapa lokasi seperti di Sebelah Timur P. Taufan yang karangnya rusak akibat pengeboman oleh manusia. Kesesuaian kawasan untuk kegiatan snorkeling terdapat hampir di semua pesisir Pulau Batudaka Gambar 34 dan sebaran kondisi penutupan terumbu karang tertera pada Gambar 35. 148 Gambar 34 Hasil overlay wisata snorkeling di Gugus Pulau Batudaka